Anda di halaman 1dari 42

TABLET

FARMAKOPE INDONESIA IV & V


Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.

Definisi FARMAKOPE INDONESIA III


Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau ce
mbung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain
yang cocok.
FORNAS EDISI III
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam be
ntuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembu
ng, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi
Bentuk  Silinder, kubus, cakram, bundar, b
atang, telur/peluru, pipih/sirkuler,
oval, lonjong, bintang, boneka, cin

Tablet
cin, segitiga,segi empat,segi lima,
banyak segi, segiempat, panjang,
bentuk hati
Ukuran
Tablet
• Diameter tablet umumnya
Tebal • antara 50 mg – 2 g,
antara 3-13 mm umumnya antara 100-800
• Kecuali dinyatakan lain,
• Diameter tablet effervescent mg
tidak lebih dari 3 kali & tidak
20 mm kurang dari 1 1/3 kali
diameter tablet
Diameter Bobot
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk se
diaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan penge
masan, penyimpanan, dan pengangkutan
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat akt
if yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua be
ntuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan y
ang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang k
ecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
Keuntungan 5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;

Tablet
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah
; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan per
mukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas t
erkendali);
9. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau y
ang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik)
10. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya prod
uksinya lebih rendah;

Keuntungan 11. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;


12. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Tablet
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena si
fat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisny
a cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui s
aluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untu
k diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disen
angi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kele Kerugian
mbaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dala
m hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet. Tablet
Penggolongan Berdasarkan metode pembuatan, distrib
usi obat dalam tubuh, jenis bahan peny
Tablet alut dan pemakaian, sediaan tablet da
pat digolongkan sebagai berikut
• Dibuat dengan cara
Berdasarkan
menekan massa serbuk Metode
lembab dengan tekanan
rendah pada lubang
• Dibuat dengan cara
pengempaan dengan
Pembuatan
cetakan. Kepadatan tablet
memberikan tekanan
tergantung pada ikatan
tinggi pada serbuk
kristal yang terbentuk
atau granul
selama pengeringan,
menggunakan punch
tidak tergantung pada
atau cetakan baja
kekuatan yang diberikan

Tablet Cetak/ Tablet Kempa


Kempa Langsung
• Tablet hisap, untuk pengobatan pada
Berdasarkan Bekerja rongga mulut

Distribus obat Lokal • Ovula atau tablet vaginal, untuk


pengobatan infeksi pada vagina
dalam Tubuh
• Short Acting ( jangka pendek)  dalam
satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat

Bekerja • Long acting ( jangka panjang) dalam


satu hari cukup menelan satu tablet.
Sistemik Terdiri dari:
- Delayed Action Tablet
- Repeat Action Tablet
Berdasarkan Jenis
Bahan Penyalut

•Disalut dengan gula . •Disalut dengan hidroksipropil •Tablet yang disalut secara kempa
•Tujuannya untuk melindungi zat aktif metilselulosa, Na-CMC dan campuran cetak dengan massa granul yg tdd
terhadap lingkungan udara (O2, selulosa asetat ftalat dengan PEG yg laktosa, kalsium fosfat dan zat lain.
kelembaban), menutup rasa dan bau tdk mengandung air •Dibuat tablet inti, kemudian dicetak
tidak enak, menaikkan penampilan kembali dgn granul lain sehingga
tablet. terbentuk tablet berlapis.
•Kelemahan: waktu penyalutan lama •Untuk pengobatan repeat action
dan perlu penyalut yg tahan air

TABLET SALUT
TABLET SALUT SELAPUT
BIASA/SALUT GULA/ TABLET SALUT KEMPA
(FILM COATED)
(DRAGEE)
Berdasarkan Jenis
Bahan Penyalut
•Disebut tablet lepas tunda.
•Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga
•Untuk zat aktif yang dapat mengiritasi
tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk
mukosa lambung. Tablet disalut dengan
efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
suatu zat yang tahan terhadap cairan
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut
zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu
dalam usus halus
tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb)
•Bertujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai tablet melewati lambung

TABLET SALUT ENTERIK TABLET LEPAS


(ENTERIC COATED LAMBAT(SUSTAINED
TABLET) RELEASE)
Berdasarkan 1. Tablet biasa / tablet telan  tablet tanpa penyalut, per oral
dan pecah dilambung
Pemakaian 2. Tablet kunyah (chewable tablet)  tablet dikunyah dalam
mulut kemudian ditelan, umumnya tdk pahit
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) Tablet dihisap
dalam mulut, utuk obat local pada infeksi rongga mulut
/tenggorokan.. Mengandung antiseptic, antibiotic,
andstringensia
4. Tablet larut (effervescent tablet) Tablet mengandung
campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium
bikarbonatjika dilarutkan dalam air akan menghasilkan buih
karbondioksida
Berdasarkan 5. Tablet Implantasi (Pelet)  tablet oval, putih, steril dan
berisi hormone steroid, dimasukan kebawah kulit dengan
Pemakaian cara merobek kulit sedikit kemudian tablet dimasukkan lalu
kulit dijahit kembali.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)  tablet steril dibuat
dari bahan melarut sempurna dalam air, dilarutkan terlebih
dahulu sblm digunakan.untuk injeksi subcutan/hipodermik
7. Tablet bukal (buccal tablet) Tablet oval yang ditempatkan
diantara gusi dan pipi, sehingga zat aktif diserap secara
langsung melalui mukosa mulut
Berdasarkan
8. Tablet sublingual  berbentuk pipih yang diletakkan di
Pemakaian bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat
penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris).
9. Tablet vagina (ovula)  Sediaan padat, umumnya
berbentuk ovula dan mudah mellembek dan meleleh pada
suhu tubuh. Digunakan khusus untuk vagina
10. Tablet Rektal  Tablet mengandung zat aktif yang
digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja
lokal atau sistemik
KOMPONEN Komponen Tablet terdiri dari:
1. Zat aktif
TABLET 2. Bahan Tambahan/Excipien
3. Ajuvan
Zat yang digunakan dalam
Zat Aktif pengobatan umumnya merupakan
senyawa sintetis kimia, selain itu
dapat juga berasal dari hasil ekstraksi
alam (tumbuhan dan hewan)

• Zat ini cenderung • Zat ini cenderung


digunakan untuk digunakan untuk
memberikan efek lokal pada memberikan efek sistemik
saluran pencernaan (seperti dengan terdisolusi dan
antasida dan adsorben) terabsorpsi pada usus.

Zat Aktif Tidak Larut Zat Aktif Larut Air


Air (Insoluble Drugs) (Suluble Drugs)
 Eksipien adalah zat yang bersifat inert
Bahan secara farmakologi yang digunakan
sebagai zat pembantu dalam formulasi

Tambahan/ tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif,


membentuk tablet dan mempermudah
teknologi pembuatan tablet
Eksipien  Pertimbangan pemilihan eksipien :
1. Ketercampuran dengan bahan aktif
bbrp eksipient memiliki gugus fungsi yg
dapat berinteraksi dg zat aktif dan memp
ercepat degradasi.
2. Pengaruhnya thd efektivitas
eksipient dpt mengubah pola pelepasan
(ex. Binder yang kuat dpt memperlambat
hancurnya tablet.).
3. Biaya formulasi
Eksipien terdiri dari :
Bahan 1. Bahan pengisi (diluent/filler)
2. Bahan pengikat (binder)
Tambahan/ 3. Bahan penghancur (desintegran)
4. Bahan pelincir (lubricant)
Eksipien 5. Glidan
6. Bahan penyalut (Coating agent)
Diluent
 Diluent berfungsi untuk meningkatkan massa sediaan tablet yg
mengandung zat aktif dgn kadar yg rendah, shg mudah dikempa
 Diluent hrs menunjukkan sifat kompressi yg baik dan murah harganya
 Contoh bahan diluent tablet :
A. Bahan pengisi yang larut
1. Laktosa anhidrat, monohidrat dan spray dried ( OTT dengan
senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine ma
leat, phenilephrine HCl)
2. Pati (dpt berfungsi sbg binder dan disintegran)
3. Mannitol (terutama utk tablet kunyah, krn rasanya manis)
B. Bahan pengisi yang tidak larut
1. Mikrokristalin selulosa/Avicel (dpt sbg binder, dan disintegrant)
2. Calcium sulfat, Calcium carbonat, Dibasic calcium phosphat,
Tribasic calcium phosphat, Amylum,
 Binder memegang peranan yang sangat penting dalam

Binder pembuatan granul. Bahan ini akan menen tukan :


1. Keseragaman ukuran granul
2. Kekerasan tablet
3. Waktu hancur
4. Dissolusi
5. Compressibility
6. Density granul
7. Kemungkinan terjadinya peristiwa migrasi bahan obat
Binder  Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
1. Pengikat yang berupa polimer alam:
starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
2. Pengikat yg berupa polimer sintetik: PVP,
metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropil
selulosa
Bahan penghancur (disintegrants) merupakan bahan atau camp

Desintegran uran bahan yang dapat menyebabkan tablet hancur ketika tablet
kontak dengan cairan saluran pencernaan.

Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan


menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian

Persyaratan waktu hancur tablet sangat penting : untuk tablet


konvensional hrs sudah hancur dlm waktu 15 menit.
 Cara penambahan bahan penghancur :

Desintegran - Sebelum granulasi (internal addition)


- Setelah granulasi (eksternal addition)
- Kombinasi
Contoh desintegrant:
Pati dan pati selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam
alginate, selulosa mikrokristal
Lubrikan  Bahan pelincir (lubricants) merupakan bahan atau
campuran bahan yang berfungsi untuk mengurangi gesek
an selama pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
 Ditambahkan dan dihitung terakhir, menjelang
pengempaan

 Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh:


Mg stearat, asam stearat, talk, minyak nabati terhidrogena
si)
 Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan

Glidan mengalir serbuk.


Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi.
Contoh : silika pirogenik koloidal.
Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula
sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil un
tuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa ,
Contohnya :
 Bahan Pewarna (colouring agent)
 Pemanis dan pemberi rasa (Sweetners dan Flavor)
 Antioksidan, contoh vit C + Na meta bisulfit untuk
mencegah terjadi oksidasi
 Adsorben, untuk menyerap cairan/uap (antihihgros
kopis. Contoh : Silika
Metode Metode pembuatan tablet terdiri terdiri
dari:
Pembuatan 1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
Tabet 3. Kempa langsung/cetak
 Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel
zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar
dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi.
 Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai

Granulasi mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian


masa basah tersebut digranulasi.

Basah
 Metode granulasi basah dilakukan jika:
1. Bahan mempunyai sifat granul yang tidak baik
2. Bahan sukar dicampur menjadi granul yang baik
3. Bahan tahan panas, kecuali jika dapat dilakukan pe
ngeringan dengan dehumidifier
4. Bahan tahan cairan

Granulasi
Basah
 Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Granulasi
 Kerugian metode granulasi basah
1. 1Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi

Basah 3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air.
 Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering
menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
 Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
2. Zat aktif susah mengalir .
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab/cairan . Granulasi
Kering
 Keuntungan cara granulasi kering adalah:
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
4. Memperbaiki homogenitas, karena tidak terjadi peristiwa migrasi
obat atau bahan pewarna

 Kekurangan cara granulasi kering adalah:


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
Granulasi
terjadinya kontaminasi silang .
Kering
 Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering .tanpa
melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
 Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap
panas dan lembab.

 Keuntungan metode kempa langsung yaitu :

Kempa
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan

Langsung tidak tahan lembab


4. Waktu hancur dan disolusinya lebih cepat
• Secara umum komponen dasar mesin pencetak
tablet adalah sebagai berikut :
 Hopper, tempat untuk menyimpan granul dan
yang mengalirkan granul untuk di kempa
 Die, tempat granul akan di cetak, menentukan
ukuran dan bentuk tablet
Mesin  Punch atas, alat untuk mengempa granul yang
telah berada di die
Pencetakan  Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet
yang telah di cetak.
Tablet
Waktu
Masukkan 6 tablet kedalam tabung
yang ada didalam alat uji waktu
hancur (disintegration tester), hidup

Hancur
kan mesin sampai semua tablet han
cur. catat waktu sejak mulai mesin
hidup sampai waktu semua tablet
sudah hancur.
Pencetak tablet dibagi dua, pencetak tunggal
(single punch) dan pencetak ganda berputar (
rotary multi punch)
Binding
• Keadaan dimana bahan yang ditablet sebagian
melekat pada die atau matriks, sehingga sukar
Binding
didorong keluar
• Dapat menimbulkan goresan garis pada sisi tablet

• Kurang lubricant atau lubricant kurang efektif


• Granul terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang
Penyebab
kering
• Die/matris sudah usang/perlu pemolesan

• Tambah lubricant atau ganti lubricant


• Kurangi ukuran granul dan cetak dalam
Cara Mengatasi
temperature rendah
• Bersihkan die
Sticking Sticking dan
Picking
• Keadaan di mana sebagian massa tablet
melekat pada dinding die (sticking) atau pada
permukaan punch (picking)

& • Granul terlalu basah (kurang kering) atau


pemanasan kurang sempurna

Picking Penyebab
• Tekanan pengempaan mesin tablet kurang
• Punch sudah usang/aus atau perlu
pemolesan
• RH ruangan pencetakan terlalu tinggi

Cara • Keringkan granul dengan sempurna


Mengatasi • Perbaiki lubrikasi
Capping Capping &
• Keadaan dimana lapisan atas atau bawah tablet terbelah
sebagian atau seluruhnya. (capping), dan pemisahan
tablet menjadi dua bagian atau lebih (laminating)

& Laminating
• Hal ini dapat terjadi SEGERA setelah keluar dari cetakan
atau setelah BEBERAPA WAKTU kemudian

Laminating • Adanya udara yang ikut terkempa sehingga setelah tablet


keluar dari cetakan, udara bereaksi mendesak keluar
• Terlalu banyak fines
Penyebab
• Pengeringan granul kurang sempurna atau granul terlalu
kering
• Lubricant terlalu banyak atau terlalu sedikit

• Perbaiki lubrikasi
Cara Mengatasi • Tambah fines
• Granulasi ulang tambahkan pengikat (binder)
Chipping Chipping &
• Keadaan dimana bagian bawah tablet
terpotong (chipping) dan keadaan

& Cracking dimana tablet pecah, lebih sering di


bagian atas- tengah (cracking)

Cracking Penyebab
• Tekanan punch terlalu kuat atau lemah
• Pengikat kurang

• Ganti punch, perbaiki tekanan


Cara • Granulasi ulang tambahkan pengikat
Mengatasi (binder)
• Keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan
Mottling
tablet tidak merata

Mottling
• Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang
berbeda dengan bahan tambahan dan tidak tercampur
homogen
• Terjadi migrasi warna selama proses pengeringan
Penyebab
granul
• Bahan tambahan yg berupa larutan berwarna tidak
terbagi merata, hal ini disebabkan karena larutan
panas dicampur dengan serbuk dingin

• Penambahan 5 – 10 % CMC
• Pemanasan granul pada temperatur rendah
Cara Mengatasi
• Pengadukan granul selama proses pengeringan

Anda mungkin juga menyukai