Laju suatu reaksi atau proses kimia diartikan sebagai kecepatan terjadinya
suatu reaksi kimia. Untuk reaksi kimia berikut :
Obat A Obat B
Bila jumlah obat A berkurang dengan bertambahnya waktu reaksi (reaksi
berjalan searah dengan tanda ), maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai:
𝒅𝑨
-
𝒅𝒕
Dengan demikian , apabila jumlah obat B bertambah dengan bertambahnya
waktu, maka laju reaksi dapat pula dinyatakan sebagai:
𝒅𝑨
+
𝒅𝒕
Pada umum nya hanya obat induk (obat yg aktif farmakologik) yang ditentukan
dalam percobaan. Sedangkan metabolit obat atau hasil urai obat tidak dapat
atau sangat sukar ditentukan secara kuantitatif. Oleh karena itu, laju reaksi
ditentukan melalui percobaan dengan cara mengukur obat A dalam jarak waktu
yang di tetapkan.
Contoh:
Seorang farmasis menimbang tepat 10 g obat dan dilarutkan dalam 100 ml air. Larutan
disimpan pada suhu kamar dan diambil cuplikan larutan itu secara berkala untuk
ditentukan kadarnya. Farmasis tersebut memperoleh data berikut:
Konsentrasi obat (mg/ml) Waktu (jam)
100 0
95 2
90 4
85 6
80 8
75 10
70 12
Dari data tersebut dibuat grafik hubungan konsentrasi obat terhadap waktu, dan
diperoleh suatu garis lurus. Dengan demikian, laju penurunan konsentrasi obat adalah
mengikuti reaksi orde nol.
Tetapan laju reaksi orde nol, Ko dapat diperoleh dari slop garis atau dengan cara substitusi yang
tepat ke dalam Persamaan 2.2.
Bila, A0 (cpo)= 100 mg/ml pada t = 0 dan A (cp) = 90 mg/ml pada t = 4 jam
Maka, cp = -ko.t + cpo
90 = - Ko (4) + 100
Ko (4) = 100 – 90
Ko (4) = 10
Ko = 10/4
Ko = 2,5 mg/ml.jam
Pemeriksaan lebih lanjut terhadap data menunjukkan bahwa konsentrasi obat menurun 5mg/ml setiap
jarak waktu 2 jam. Oleh karena itu, tetapan laju reaksi orde nol ini dapat pula diperoleh dengan cara
membagi 5mg/ml dengan 2 jam:
5mg/ml
Ko = = 2,5 mg/ml jam
2 jam
REAKSI ORDE KESATU
Bila jumlah obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat A tersisa,
maka laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai:
(2.3)
K adalah tetapan laju reaksi order kesatu dan dinyatakan dalam satuan waktu -1 (misal:
Jam-1). Integrasi persamaan 2.3 menghasilkan persamaan berikut
ln A (cp) = -Kt + ln A0 (cpo) (2.4)
persamaan 2.4 dapat pula dinyatakan sebagai:
A (cp) = A0 e-kt (2.5)
Bila ln = 2,3 log, persamaan 2.4 menjadi
(2.6)
Menurut persamaan ini grafik hubungan log A terhadap t menghasilkan garis lurus
(Gambar 2.2). intersep y adalah sama dengan log A0, dan slop garis sama dengan
=K/2,3.
WAKTU PARUH
Waktu paruh (t1/2) menyatakan waktu yang diperlukan oleh sejumlah obat
atau konsentrasi obat untuk berkurang menjadi separuh nya .
𝐾 log 𝑦2 − log 𝑦1
(a) Slop = - =
2,3 𝑥2 − 𝑥1
2,3 (log 50 −log 100)
-K=
4−0
−1
- K = 0,173 𝑗𝑎𝑚
0,693
(b) – K=
𝑡 1/2
0,693
K= 0,173 𝑗𝑎𝑚−1
4
SOAL-SOAL
1. Gambarkan data berikut pada kertas grafik semilog dan koordinat rectangular
Waktu Obat A
(menit) (mg)
10 96
20 89
40 73
60 57
90 34
120 10
130 2,5
(a) Apakah penurunan jumlah obat A mengikuti reaksi orde nol atau orde kesatu?
(b) Berapakah tetapan laju reaksi (K) tersebut?
(c) Berapakah waktu paruh (t1/2) ?
(d) Apakah jumlah obat A dapat mencapai nol pada sumbu x ?
(e) Bagaimanakah persamaan garis yang diperoleh pada grafik tersebut ?
2. Gambarkan data berikut pada kertas grafik semilog dan koordinat rectangular
a) Apakah peruraian antibiotika ini mengikuti reaksi order kesatu atau reaksi order nol?
c) Berapa miligramkah antibiotika di dalam larutan yang dipakai oleh farmasis tersebut ?
5. Berapa kali harga t ½ untuk obat terurai menjadi 99,9% dari kadar awal ? Anggaplah kinetika obat
mengikuti reaksi order kesatu.
6. Bila waktu paruh peruraian suatu obat sama dengan 12 jam, berapa lamakah yang diperlukan
bagi obat sejumlah 125 mg agar terurai 30% Anggaplah kinetika obat mengikuti reaksi order
kesatu dalam suhu konstan.
7. Sejumlah 300 mg obat yang ditimbang tepat dilarutkan ke dalam air suling yang tidak diketahui
volumenya. Sesudah obat terlarut sempurna, 1,0 ml cuplikan diambil dan ditentukan kadarnya.
Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Waktu (jam) Konsentrasi (mg/ml)
0,5 0,45
2,0 0,3
Dengan menganggap peruraian obat mengikuti reaksi order nol, berapakah volume air yang
dipergunakan untuk melarutkan obat ?
8. Pada umumnya obat, laju eliminasinya sebanding dengan jumlah obat yang tersisa di dalam
tubuh. Apakah yang dapat dinyatakan tentang order kinetika eliminasi obat tersebut.