Anda di halaman 1dari 43

Formulasi & Teknologi Sediaan Padat

- Sediaan Tablet -

Metha Anung Anindhita, M.Sc., Apt.

1
Tablet
• Tablet adalah bentuk sediaan padat yang
mengandung 1 unit dosis lazim, dengan 1 macam
bahan aktif atau lebih tergantung tujuan terapi yang
ingin dicapai.

• Cara penggunaan :
??
• Bentuk tablet:
– Bulat datar atau bikonvek

2
Keunggulan dari tablet
1. Tablet dapat diproduksi dalam skala besar dan dengan
kecepatan produksi yang sangat tinggi sehingga lebih
mudah
2. Memilih ketepatan dosis tiap tablet/tiap unit pemakaian
3. Lebih stabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena
dalam bentuk kering dengan kadar air yang rendah
4. Dapat dibuat produk untuk berbagai profil pelepasan
5. Tablet bukan produk steril (kecuali implant/hipodermik
tablet) sehingga penanganan selama produksi, distribusi
dan pemakaian lebih mudah.
6. Mudah dalam pengepakan (blister atau strip) dan
transportasi

3
Keunggulan dari tablet…
7. Pasien dapat membawa kemanapun dengan mudah
8. Bau, rasa dan warna yang tidak menyenangkan dapat
ditutupi dengan penyalutan
9. Produk dengan mudah dapat diidentifikasi, dengan
memberi tanda/logo di punch atau dengan printing
10. Tablet tersedia dalam berbagai tipe tablet: buccal,
effervescent, dispersible, dan lain-lain
11. Dapat dengan mudah digunakan sendiri oleh pasien
tanpa bantuan tenaga medis
12. Dibandingkan dengan kapsul, tablet lebih tamperproof
(sulit dipalsukan)

4
Kelemahan sediaan tablet
1. Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak
kompresibel sulit dibuat tablet karena tablet yang
dihasilkan akan besar sehingga tidak acceptable
2. Terdapat kendala dalam memformulasi zat aktif yang
sulit terbasahi dan tidak larut, serta disolusi rendah
3. Onsetnya lebih lambat dibandingkan sediaan parenteral,
larutan oral dan kapsul
4. Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat
dijerat/trap ke dalam tablet sangat kecil
5. Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah
dan pasien lanjut usia
6. Pasien yang menjalani radioterapi tidak dapat menelan
tablet
5
Tipe-tipe tablet dan cara pemakaiannya

Jenis Tablet Cara Pemakaian


Standard compressed tablets, multiple Tablet digunakan per-oral dan ditelan
compressed tablets, compression coated seluruhnya dengan bantuan sedikit air,
tablet, layered tablet, inlay tablet, pengecualiaan tablet kunyah (saat ini
modified release tablet, delayed action 90% tablet tersedia dalam bentuk
tablet, targeted tablet, floating tablet, seperti ini)
colon targeting tablet, chewable tablet,
dispersible tablet
Lozenges and troches, sublingual tablet, Tablet yang digunakan dalam rongga
buccal tablet, dental tablet, mouth mulut, melepaskan obatnya dalam
dissolved tablet rongga mulut atau untuk penggunaan
lokal di rongga mulut serta untuk
menghindari first-pass metabolism
Effervescent tablet, hypodermic tablet, Tablet yang sebelum pemakaian perlu
soluble tablet dilarutkan terlebih dahulu dengan air
Vaginal tablet, implants Tablet yang diberikan dengan rute yang
lain: yaitu dengan disisipkan per-vaginal
dan di bawah kulit.
6
Tablet kompresi standar
 Merupakan tablet tidak bersalut yang dibuat dengan salah satu
metode (kempa langsung, granulasi basah, granulasi kering,
fast-melt granulation, atau double compaction)
 Penggunaan : ditelan atau dikunyah unt terapi lokal atau
sistemik
 Peruntukan:
 Terapi lokal (antacid & adsorben) : diformulasikan dg bahan-bahan yg tidak
larut, waktu hancurnya lama (umumnya dikunyah) dan tidak di absorbs
 Aksi sistemik : diformulasikan agar segera hancur, dan dapat segera
melarutkan zat aktif dan diabsorbsi.
 Kelarutan berdasarkan Biopharmaceutical Clasification system
(BCS) – dapat diatasi dg formulasi (pemilihan eksipien/rekayasa
farmasetik)

7
Tablet pengempaan berulang
(Multiple Compressed Tablets)

• Alasan pembuatan:
– Memisahkan secara fisik dari bahan yang ada dalam tablet
sehingga tidak terjadi inkompatibilitas fisika dan kimia.
– Untuk menghasilkan tablet untuk aksi berulang (repeat action) atau
lepas lambat (prolong action)
• Mesin pengempa dijalankan lebih lambat dibanding untuk
membuat tablet standar
• Ada 3 jenis
1. Layered tablets/multilayered tablet √
2. Compression coated tablet
3. Inlay tablet

8
1. Tablet berlapis (Layered tablets/Multilayered tablets)
• Ada 2 zat aktif yang inkompatibel  dibuat berlapis
• Terdiri dari 2 atau lebih lapisan
• Dikempa dari granul yg berbeda
• Diberi warna yang berbeda : identifikasi & estetika
• Kontrol : banyaknya granul tiap lapisan  menjamin
kandungan zat aktif tiap lapisan sama dg yg tertera di
kemasan
– Kontrol tidak hanya pada keseragaman bobot tablet secara
keseluruhan
• Contoh : kombinasi phenilefedrin HCl, vitamin C, dan
parasetamol
– Phenilefedrin inkom dg vit. C sehingga dibuat 2 lapis -> lapis
pertama campuran PCT dan fphenilefedrin, campuran kedua PCT
dan vit. C
– PCT ada pada kedua lapisan agar tebal tiap lapisan proporsional
9
2. Tablet salut kompresi (Compression coated tablets)
• Terdiri dari 2 bagian:
– Core (inti)
– Bagian luar yang menyelubungi tablet inti
• Tahapan pembuatan:
– Pengompresan tablet inti
– Penyalutan : dalam die dimasukkan sebagian material pentalut,
core dimasukkan ke tengah die dan selanjutnya ditambah material
penyalut lagi dibagian paling atas dan dilakukan pengempaan
• Tujuan penyalutan sama dg penyalutan yg lain:
– Menutupi rasa atau bau
– Melindungi tablet inti dari pengaruh luar
– Untuk salut enterik serta sustained release (pelepasan terkontrol)
• Bahan penyalut tergantung dari tujuan penyalutan.

10
3. Tablet berlapis sebagian (Inlay tablets)
• Hampir sama dg tablet salut kompresi, bedanya tidak
semua bagian core tersalut/terselubungi
• Mekanisme cara produksi sama dengan salut kompresi
• Keuntungan yang diberikan:
a. Jumlah material penyalut yang digunakan tidak banyak
b. Core terlihat jelas, sehingga jika terjadi tidak adanya core
dalam tablet dapat segera terdeteksi
c. Dapat menghindari terjadinya capping pada permukaan
tablet

11
Modified Release Tablet
• Didesain untuk melepasakan zat aktifnya secara lambat untuk
waktu yang lama setelah pemakaian satu tablet.
• Sediaan lepas lambat : dirancang melepaskan obat ke dalam
tubuh secara perlahan-lahan sehingga akan memperpanjang
aksi obat.
• Tujuan utama:
– Mencapai efek terapi yg diperpanjang
– Memperkecil efek samping (fluktuasi kadar obat dalam
plasma)
• Long acting : durasi kerja obat yg relatif lama tanpa
menjelaskan durasi pelepasan bahan aktif dari bentuk sediaan
• Obat ideal : konsentrasi obat dalam darah dijaga agar berada
antara MEC dan MTC untuk jangka waktu tertentu  obat
berefek.
12
• PROLONGED-RELEASED
– dirancang untuk melepaskan obat secara lambat dan
memberi suatu cadangan obat secara terus menerus selama
waktu yg panjang, mencegah absorbs yg sangat cepat
• CONTROL-RELEASED
– Pelepasan bahan aktif secara terkendali ke organ atau sel
target dengan kecepatan pelepasan yang tetap selama
waktu tertentu sehingga konsentrasi bahan aktif di organ
atau sel target terkendali untuk mencapai efek terapi
maksimal dan efek samping minimal

13
• KEUNTUNGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT DIBANDINGKAN LEPAS
SEGERA:
1) Mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga
meningkatkan kepatuhan penggunaan obat
2) Menurunkan efek samping dan toksisitas karena
pengurangan dosis total atau penurunan konsentrasi tinggi
sesaat setelah pemberian obat
3) Mengurangi fluktuasi kadar bahan aktif di dalam darah
sehingga efek farmakologis lebih stabil
4) Pasien tidak harus bangun tengah malam untuk
mengkonsumsi obat

14
• KEKURANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT DIBANDINGKAN LEPAS
SEGERA:
1) Kemungkinan terjadinya kegagalan sistem lepas lambat
sehingga kandungan bahan aktif yang relatif tinggi dilepas
sekaligus (dose dumping)
2) Lebih sulit penanganan penderita apabila terjadi kasus
keracunan atau alergi obat, karena kandungan bahan aktif
yg lebih tinggi
3) Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya
pengembangan dan produksi yg relatif lebih tinggi
4) Kurangnya fleksibilitas dalam penggunaan dosis oleh
dokter
5) Dosis obat lebih besar ditambah dengan adanya matrik
sehingga pasien lebih sulit dalam menelan

15
16
• SIFAT FISIK DAN KIMIA YANG BERPENGARUH DALAM
PEMBUATAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT :
1) Dosis
2) Kelarutan
3) Koefisien partisi
4) Stabilitas obat
5) Ukuran partikel

• SIFAT FISIK BIOLOGIS YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


PEMBUATAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT :
1) Absorpsi
2) Volume distribusi
3) Durasi
4) Indeks terapetik

17
• DOSIS
– Untuk per-oral sulit jika dosis > 500 mg
– Kandungan bahan aktif biasanya 2x atau lebih dari sediaan
lepas segera
– Eksipien yang digunakan biasanya lebih banyak/besar

• KELARUTAN
– Tidak cocok untuk obat dg kelarutan dalam air yg terlalu
rendah atau terlalu tinggi
– Batas terendah untuk kelarutan 0,1 mg/ml
– Kelarutan yg tergantung pada pH fisiologis akan
menimbulkan masalah yg lain karena variasi pH pada
saluran cerna dapat mempengaruhi kecepatan disolusi

18
• KOEFISIEN PARTISI
– Obat yang mudah larut dalam air kemungkinan besar tidak
mampu menembus membrane biologis sehingga tidak
sampai ke tempat aksi
– Untuk obat yang lipofil akan terikat pada jaringan lemak
sehingga obat tidak mencapai sasaran.

• STABILITAS OBAT
– Bahan aktif yg tidak stabil terhadap lingkungan yg bervariasi
di sepanjang saluran cerna (enzim, variasi pH, flora usus)
tidak dapat diformulasi menjadi sediaan lepas lambat

• UKURAN PARTIKEL
– Molekul obat yg besar menunjukkan koefisien difusi yg kecil
dan kemungkinan sulit dibuat sediaan lepas lambat.
19
• ABSORPSI
– Obat yg lambat diabsorbsi atau memiliki kecepatan absorbsi
yg bervariasi sulit untuk dibuat sediaan lepas lambat.
– Batas terendah harga konstanta kecepatan absorbs untuk
sediaan oral sekitar 0,25/jam dengan asumsi waktu transit
gastrointestinal 10-12 jam

• VOLUME DISTRIBUSI
– Obat dengan volume distribusi yg benar-benar tinggi dapat
memperngaruhi kecepatan eliminasinya sehingga obat
tersebut tidak cocok untuk dibuat sediaan lepas lambat.

20
• DURASI
– Obat dengan t ½ pendek dan dosis besar tidak cocok untuk
dijadikan sediaan lepas lambat
– Obat dengan t ½ panjang = tidak perlu diformulasi lepas
lambat
– Bahan aktif t ½ biologis relatif pendek (misal 1 jam) akan
sulit diformulasikan menjadi sediaan lepas lambat karena
ukuran akan terlalu besar

• INDEKS TERAPETIK
– Obat dengan indeks terapi yg kecil memerlukan kontrol yg
teliti thd kadar obat yg dilepaskan dlm darah, karena itu
sediaan lepas lambat berperan dalam mengontrol pelepasan
obat agar tetap dalam indeks terapetiknya.

21
• Bentuk sediaan lepas lambat secara
per-oral dapat dibagi menjadi 3
kelompok besar:
1. Repeat-action tablets
2. Sustained-release dosage forms
3. Prolong-action preparation

22
• Repeat-action tablets
– Tablet lepas lambat yg terdiri atas 2 bagian :
• Bag. Pertama : melepaskan obatnya dg segera
• Bag. Kedua : melepaskan obatnya bbrp waktu kemudian
– Pelepasan diatur oleh time barrier atau enteric coating
– Akan mengurangi frekuensi penggunaan obat
– Tidak dimaksudkan unt memberikan dosis secara konstan
– Kegunaan utama : penambahan dosis yg diperoleh tanpa
pemberian obat lagi.
– Kadar obat dlm darah yg dihasilkan sama dengan pemakaian
obat biasa

23
• Sustained-release dosage forms
– Seperti repeat-action tablet (ada 2 bagian dosis):
• Initial therapeutic dosage
• Pelepasan secara lambat
– Tujuan : untuk mendapatkan konsentrasi obat dalam darah
pada rentang terapetik seperti dosis pertama dan
selanjutnya dipertahankan oleh dosis kedua dalam jangka
waktu tertentu
– Melepaskan bahan aktif dalam waktu relatif panjang (8 jam
atau lebih)

24
• Prolong-action preparation
– Seperti SR tetapi tidak punya loading dose (initial dose pasa
SR) untuk mendapatkan kadar terapi awal pemakaian obat.
– Pelepasan obat secara lambat dan memberikan cadangan
obat terus menerus dalam waktu tertentu.

25
Targeted tablet
1. Gastro retentive tablets, beberapa teknik gastroretentif
a. Floating system : effervescent & non-effervescent
b. Bio/mucoadhesive system
c. Swelling system

2. Colonic tablets

26
Gastro retentive tablets
• Merupakan salah satu tipe targeted tablet: akan
melepaskan zat aktifnya didalam lambung atau di bagian
atas dari usus halus.
• Contoh : diazepam, levodopa, benserazide
• Cocok untuk obat dengan kriteria:
– Digunakan untuk aksi lokal dilambung
– Obat yang bagus diabsorbsi di lambung
– Tidak stabil dalam lingkungan pH tinggi (usus halus)
– Mempunyai kelarutan yang rendah pada pH yang tinggi
– Terdegradasi dikolon

 Sistem yang memperpanjang waktu tinggal di lambung dapat


digunakan sebagai sediaan lepas lambat

27
• Hal-hal yang dapat meninkatkan waktu tinggal di
lambung:
– Sistem penghantaran bioadhesive yang melekat pada permukaan
mukosa lambung
– Sistem penghantaran yang dapat meningkatkan ukuran obat
sehingga tertahan karena tidak dapat melewati pylorus
– Sistem penghantaran dengan mengontrol densitas termasuk
floating sistem
• Bentuk sediaan dapat dipertahankan di dalam lambung
biasa disebut GATRORETENTIVE DRUG DELIVERY
SYSTEM (GRDDS)

28
• FLOATING SYSTEM
– Sistem yang mempunyai densitas yang kecil yg
memiliki kemampuan mengambang kemudian
mengapung dalam saluran cerna dan tinggal di
lambung untuk beberapa waktu
– Pada saat obat mengambang  obat dilepaskan
perlahan dg kecepatan yg dpt ditentukan, dimana hasil
yg diperoleh adalah peningkatan gatric residence time
(GRT) dan pengurangan fluktuasi konsentrasi obat
dalam plasma
– Pelepasan perlahan ini disebabkan oleh butiran partikel
yg memiliki densitas rendah atau FDDS (disebut juga
hydrodynamically balance system/HSB)

29
– Yang diperhatikan dalam floating system:
• Densitas
• Ukuran sediaan : sediaan dengan diameter 7,5 mm
memiliki daya mengapung lebih baik dibandingkan
sediaan yang memiliki diameter 9,9 mm
• Banyaknya zat aktif

30
– Effervescent System:
• Bahan tambahan : gel/selulosa
• Pencampuran yang merata antara obat dengan
hidrokoloid gel yg mengembang ketika kontak dengan
cairan lambung
• Struktur gel bertindak sebagai reservoir/pintu masuk
(kontrol difusi)

– Non-Effervescent System:
• Menggunakan polimer yg dapat mengapung (methocel,
chitosan, komponen effervescent atau matriks yg
mengandung ruang cairan yang sama dengan
temperatur tubuh
• Matriks dibuat ketika kontak dengan cairan lambung,
carbon dioksida dilepaskan disebabkan oleh keasaman
lambung dan masuk dalam gellyfiedhydrocolloid
• Meningkatkan pergerakan bentuk sediaan untuk
31
mempertahankan daya mengapung.
• BIO/MUCHOADHESIVE SYSTEM
– Sistem ini terikat pada permukaan sel epitel lambung
(mucin) dan memperpanjang waktu tinggal di lambung
dengan peningkatan durasi kontak antara bentuk
sediaan dengan membrane biologis
– Konsep dasar : mekanisme perlindungan
gastrointestinal

• SWELLING SYSTEM
– Ketika kontak dengan cairan lambung akan
mengembang dengan ukuran yang mencegah obat
melewati pylorus
– Hasilnya bentuk sediaan tetap berada di lambung
untuk beberapa waktu tertentu

32
Colonic tablets
• Menghantarkan obat di colon tanpa hancur atau terlarut di
gastrointestinal atau obat memiliki absorbs yang rendah
dilambung dan usus halus
• Pelepasan obat dikontrol oleh pH colon (sekitar 6,4-7,0)
dan juga dengan adanya flora microbial
• Penggunaan polimer yg sensitive terhadap pH
– Eudragit ® S100, Eudragit ® L1000, polimer biodegradable yg
sensitive terhadap mikroba colon, bioadehsive melekat di mukosa
colon dll

33
Tablet Kunyah/chewable tablets
• Dapat ditelan tanpa membutuhkan air
• Bahan pengisi yang digunakan biasanya adalah mannitol,
karena higroskopisitasnya rendah, dan memberikan rasa
manis dan dingin di mulut
• Contoh : antasida, tablet multivitamin dll

34
Tablet dispersibel
• Tablet akan terdisintegrasi secara cepat di dalam air,
menghasilkan dispersi yang stabil
• Atau dapat terdispersi segera dalam mulut dan dapat
ditelan tanpa membutuhkan air
• Keuntungan :
– Dengan mudah dapat ditelan
– Memberikan onset yg lebih cepat dari tablet standar
• Kontrol kualitas :
– Porositas, kekerasan, waktu disintegrasi, dan peningkatan
viskositas setelah terjadi dispersi
• Contoh : ?

35
Lozenges dan Troches
• Biasanya berbentuk datar dengan diameter sekitar 18 mm
• Cara penggunaan : dihisap dan larut di mulut
• Troches – dibuat dengan cara dikempa
• Lozenges – dibuat dengan cara peleburan
• Eksipien utama : pemanis dan pemberi rasa
• Contoh untuk aksi lokal dimulut : antiseptik, antibiotik,
demulcents, antitusiv, astringent
• Untuk sistemik : multivitamin

36
Tablet sublingual
• Cara pemakaian untuk mendapatkan efek sistemik yg
cepat dengan absorbsi melalui membrane mukosa mulut
• Zat aktif tidak akan melalui First Pass metabolisme
(mungkin dapat merubah senyawa aktif menjadi tidak
aktif)
• Tablet harus segera hancur, larut, dan dapat diabsorbsi
dengan mudah
• Eksipien yang dipilih adalah yg tidak merangsang
keluarnya saliva.

37
Dental Cones Tablets
• Didesain untuk dapat dipasak di bagian gigi yang
tersisa/berlubang
• Biasanya untuk mencegah perkembangbiakan bakteri
(antibakteri) di dalam bagian gigi.
• Tablet ini dapat terkikis dan melarut perlahan dalam
jumlah kecil serum atau cairan dalam jangka waktu 20-40
menit

38
Mouth Dissolved Tablet/Rapidly Dissolving Tablet

• FDA : orally disintegrating tablet


• Nama lain : mouth dissolving, fast-dissolving, rapid-melt,
porous orodispersible, quick dissolving
• Onset cepat
• Didesain untuk hancur kurang dari 1 menit (umumnya 10
detik) dalam cairan saliva
• Diletakkan diatas lidah, hancur dan pasien dapat menelan
tanpa memerlukan air

39
Tablet Hipodermik
• Mengandung bahan yang mudah larut
• Cara pemakaian : melarutkan tabletnya dalam air untuk
injeksi sehingga diperoleh larutan jernih, diberikan secara
parenteral
• Merupakan sediaan steril, seperti tablet implant
• Biasnya dibuat untuk zat aktif yg tidak stabil dalam air
sedangkan penggunaannya secara parenteral

40
Soluble Tablets
• Sama seperti tablet kompresi standar, beda dalam formula
• Soluble tablet : semua komponen yang digunakan harus
bersifat larut air termasuk bahan pengikat dan pelicin
• Tantangan formulasi besar, tidak banyak industri
menggunakan sistem ini

Tablet salut
• Tujuan
– Menutupi rasa, bau atau warna obat
– Memberi perlindungan fisik
– Mengendalikan pelepasan obat
– Meningkatkan penampilan tablet
– Membantu mempermudah identifikasi
– Mempermudah proses blistering 41
Tablet vaginal
• Memiliki kecepatan disolusi rendah
• Dilepaskan dalam vaginal cavity dari wanita
• Bentuk seperti buah pear untuk memudahkan
penggunaan
• Zat aktif yg biasa digunakan adalah antibakteri, antiseptik,
dan astringent untuk pengobatan infeksi vagina atau
steroid untuk absorbsi sistemik

42
Tablet implant
• Digunakan dengan cara disisipkan dibawah jaringan
subkutan dengan cara pembedahan, obat akan dilepaskan
secara perlahan dalam jangka bulanan atau 1 tahun
• Dapat pula digunakan alat injektor

Tablet Effervescent
• Dilarutkan dalam air dan akan melepaskan gas
• Gas yang terbentuk : reaksi asam-basa dalam tablet
• Keunggulan : mempercepat larutnya tablet dan
memberikan sensasi yang lebih segar

43

Anda mungkin juga menyukai