Anda di halaman 1dari 45

TABLET

Amelia Febriani, M.Si., Apt.


ISTN- 2016
FARMAKOPE INDONESIA IV & V

Defe
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi.
FARMAKOPE INDONESIA III
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak

nisi
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
FORNAS EDISI III
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara
kempa cetak dalam bentuk umumnya tabung pipih yang
kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi
 Silinder, kubus, cakram,
bundar, batang,

Bentuk telur/peluru,
pipih/sirkuler, oval,
lonjong, bintang, boneka,

Tablet
cincin, segitiga,segi
empat,segi lima, banyak
segi, segiempat, panjang,
bentuk hati
Ukuran
Tebal
Tablet
• Diameter tablet • antara 50 mg – 2 g,
umumnya antara 3- umumnya antara
• Kecuali dinyatakan
13 mm 100-800 mg
• Diameter tablet lain, tidak lebih dari
3 kali & tidak
effervescent 20 mm
kurang dari 1 1/3
Diamete kali diameter tablet

r Bobot
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat
(merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan
dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh
(mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar

Keuntun dengan volume yang kecil;


4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat
aktif lebih stabil;
gan 5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut
dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang
Tablet rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling
mudah dan murah; tidak memerlukan langkah
pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan
pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda,
lepas lambat, lepas terkendali);
9. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif,
menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk
terapi lokal (salut enterik)

Keuntun
10. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat,
sehingga biaya produksinya lebih rendah;
11. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

gan 12. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki


sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik.
Tablet
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet
(dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak
padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau
rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat
melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan
sulit untuk diformulasi (harus diformulasi
sedemikian rupa);
Kerugia
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau
yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka
n Tablet
terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban
udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.
Berdasarkan metode
Penggolo pembuatan, distribusi obat
dalam tubuh, jenis bahan
ngan penyalut dan pemakaian,
Tablet sediaan tablet dapat
digolongkan sebagai berikut
• Dibuat dengan cara
menekan massa serbuk
Berdasarkan
lembab dengan tekanan
rendah pada lubang
Metode P
cetakan. Kepadatan tablet • Dibuat dengan cara
tergantung pada ikatan
kristal  yang terbentuk
pengempaan dengan
memberikan tekanan
embuatan
selama pengeringan, tinggi pada serbuk atau
tidak tergantung pada  granul menggunakan
kekuatan yang  diberikan punch atau cetakan baja

Tablet Cetak/ Tablet


Kempa Kempa
Langsung
Berdasark Beker • Tablet hisap, untuk pengobatan pada
rongga mulut
ja • Ovula atau tablet vaginal, untuk
an Dist Lokal pengobatan infeksi pada vagina

ribus obat
d alam • Short Acting (jangka pendek)  dalam

Tubuh Beker satu hari memerlukan beberapa kali


menelan obat
ja • Long acting (jangka panjang) dalam
satu hari cukup menelan satu tablet.
Siste • Terdiri dari:
• - Delayed Action Tablet
mik • - Repeat Action Tablet
Berdasarkan
Jenis Bah
an Penyal
ut
• Disalut dengan gula . • Disalut dengan hidroksipropil • Tablet yang disalut secara kempa
• Tujuannya untuk melindungi zat aktif metilselulosa, Na-CMC dan campuran cetak dengan massa granul yg tdd
terhadap  lingkungan  udara (O2, selulosa asetat ftalat dengan PEG yg laktosa, kalsium fosfat dan zat lain.
kelembaban), menutup rasa dan bau tdk mengandung air • Dibuat tablet inti, kemudian dicetak
tidak enak,   menaikkan penampilan kembali dgn granul lain sehingga
tablet. terbentuk tablet berlapis.
• Kelemahan: waktu penyalutan lama • Untuk pengobatan repeat action
dan perlu penyalut yg tahan air

TABLET SALUT TABLET SALUT


TABLET SALUT
BIASA/SALUT SELAPUT (FILM
KEMPA
GULA/ (DRAGEE) COATED)
Berdasarka
Jenis Ba
• Disebut tablet lepas tunda.
• Untuk zat aktif yang dapat mengiritasi
an
• Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga
Peny
ut
mukosa lambung. Tablet disalut dengan tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk
suatu zat yang tahan terhadap cairan efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau  konsentrasi
dalam usus halus zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu
• Bertujuan untuk menunda pelepasan tertentu   (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam,  dsb)
obat sampai tablet melewati lambung

TABLET SALUT
ENTERIK TABLET LEPAS
(ENTERIC LAMBAT(SUSTAI
COATED NED RELEASE)
TABLET)
1. Tablet biasa / tablet telan  tablet tanpa
Berdasark penyalut, per oral dan pecah dilambung
an Pe 2. Tablet kunyah (chewable tablet)  tablet
dikunyah dalam mulut kemudian ditelan,
makaian umumnya tdk pahit
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)
Tablet dihisap dalam mulut, utuk obat local
pada infeksi rongga mulut /tenggorokan..
Mengandung antiseptic, antibiotic,
andstringensia
4. Tablet larut (effervescent tablet) Tablet
mengandung campuran asam (asam sitrat,
asam tartrat) dan natrium bikarbonatjika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan buih
karbondioksida
Berdasark 5. Tablet Implantasi (Pelet)  tablet oval, putih,
steril dan berisi hormone steroid, dimasukan
an Pe kebawah kulit dengan cara merobek kulit
makaian sedikit kemudian tablet dimasukkan lalu kulit
dijahit kembali.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet) 
tablet steril dibuat dari bahan melarut
sempurna dalam air, dilarutkan terlebih dahulu
sblm digunakan.untuk injeksi
subcutan/hipodermik
7. Tablet bukal (buccal tablet) Tablet oval
yang ditempatkan diantara gusi dan pipi,
sehingga zat aktif diserap secara langsung
melalui mukosa mulut
Berdasark
8. Tablet sublingual  berbentuk pipih yang
an Pe diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.
makaian Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh
darah ke jantung (angina pectoris).
9. Tablet vagina (ovula)  Sediaan padat,
umumnya berbentuk ovula dan mudah
mellembek dan meleleh pada suhu tubuh.
Digunakan khusus untuk vagina
10. Tablet Rektal  Tablet mengandung zat aktif
yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik
Komponen Tablet terdiri dari:
KOMPO 1. Zat aktif
2. Bahan Tambahan/Excipien
NEN 3. Ajuvan
TABLET
Zat yang digunakan dalam

Zat Akti pengobatan umumnya


merupakan senyawa sintetis
kimia, selain itu dapat juga

f berasal dari hasil ekstraksi


alam (tumbuhan dan hewan)
• Zat ini cenderung • Zat ini cenderung
digunakan untuk digunakan untuk
memberikan efek memberikan efek
lokal pada saluran sistemik dengan
pencernaan (seperti terdisolusi dan
antasida dan terabsorpsi pada
Zatadsorben)
Aktif Tidak usus.
Zat Aktif Larut
Larut Air
Air (Suluble
(Insoluble
Drugs)
Drugs)
 Eksipien adalah zat yang
bersifat inert secara
Bahan T farmakologi yang digunakan
sebagai zat pembantu dalam

ambaha formulasi tablet untuk


memperbaiki sifat zat aktif,
membentuk tablet dan
n/ Ek mempermudah teknologi
pembuatan tablet

sipien  Pertimbangan pemilihan eksipien :


1. Ketercampuran dengan bahan aktif
bbrp eksipient memiliki gugus
fungsi yg dapat berinteraksi dg zat
aktif dan mempercepat degradasi.
2. Pengaruhnya thd efektivitas
eksipient dpt mengubah pola
pelepasan (ex. Binder yang kuat dpt
memperlambat hancurnya tablet.).
3. Biaya formulasi
 Eksipien terdiri dari :
Bahan Ta 1.Bahan pengisi
(diluent/filler)
mbahan/ 2.Bahan pengikat (binder)
3.Bahan penghancur
Eksipien (desintegrant)
4.Bahan pelincir
(lubricant)
5.Glidan
6.Bahan penyalut
(Coating agent)
 Diluent berfungsi untuk meningkatkan massa sediaan

Diluent
tablet yg mengandung zat aktif dgn kadar yg rendah,
shg mudah dikempa
 Diluent hrs menunjukkan sifat kompressi yg baik dan
murah harganya
 Contoh bahan diluent tablet :
A. Bahan pengisi yang larut
1. Laktosa anhidrat, monohidrat dan spray dried
( OTT dengan senyawa yang sangat basa, asam
askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat,
phenilephrine HCl)
2. Pati (dpt berfungsi sbg binder dan disintegran)
3. Mannitol (terutama utk tablet kunyah, krn rasanya
manis)
B. Bahan pengisi yang tidak larut
4. Mikrokristalin selulosa/Avicel (dpt sbg binder, dan
disintegrant)
5. Calcium sulfat, Calcium carbonat, Dibasic
 Binder memegang peranan yang sangat

Binder penting dalam pembuatan granul. Bahan ini


akan menen tukan :
1. Keseragaman ukuran granul
2. Kekerasan tablet
3. Waktu hancur
4. Dissolusi
5. Compressibility
6. Density granul
7. Kemungkinan terjadinya peristiwa
migrasi bahan obat
Binder  Pengikat bisa berupa gula dan
polimer.
1.Pengikat yang berupa polimer
alam: starch, gum (acacia,
tragacanth, gelatin)
2.Pengikat yg berupa polimer
sintetik: PVP, metilselulosa,
etilselulosa,
hidroksipropilselulosa
Bahan penghancur (disintegrants) merup
akan bahan atau campuran bahan yang d
Desinteg apat menyebabkan tablet hancur ketika ta
blet kontak dengan cairan saluran pencer
naan.
rant Dapat berfungsi menarik air ke dalam tabl
et, mengembang dan menyebabkan table
t pecah menjadi bagian-bagian

Persyaratan waktu hancur tablet sangat p


enting : untuk tablet konvensional hrs s
udah hancur dlm waktu 15 menit.
 Cara penambahan bahan penghancur :
- Sebelum granulasi (internal addition)
Desinteg - Setelah granulasi (eksternal addition)
- Kombinasi
Contoh desintegrant:
rant Pati dan pati selulosa yang dimodifikasi
secara kimia, asam alginate, selulosa mi
krokristal
 Bahan pelincir (lubricants) merupakan

Lubricant bahan atau campuran bahan yang berfungsi


untuk mengurangi gesekan selama
pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada
cetakan.
 Ditambahkan dan dihitung terakhir,
menjelang pengempaan

 Contoh : senyawa asam stearat dengan


logam  (contoh:Mstearat), asam stearat,
talk, minyak nabati terhidrogenasi.
 Glidant adalah bahan yang dapat meni
ngkatkan kemampuan mengalir serbu
Glidant k.
Umumnya digunakan dalam kempa lan
gsung tanpa proses granulasi.
Contoh : silika pirogenik koloidal.
Adjuvant adalah zat tambahan dalam
Adjuva formula sediaan obat yang ditambahkan
dalam jumlah kecil untuk maksud

nt
pemberian warna, penawar bau, dan rasa ,
Contohnya :
 Bahan Pewarna (colouring agent)
 Pemanis dan pemberi rasa (Sweetners
dan Flavor)
 Antioksidan, contoh vit C + Na meta
bisulfit untuk mencegah terjadi
oksidasi
 Adsorben, untuk menyerap cairan/uap
(antihihgroskopis. Contoh : Silika
Metode pembuatan tablet
Metode terdiri terdiri dari:
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
Pembua 3. Kempa langsung/cetak
 Granulasi Basah yaitu memproses
campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi.
 Prinsip dari metode granulasi basah
adalah membasahi masa tablet dengan
Granula larutan pengikat tertentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu
si Basah pula, kemudian masa
digranulasi.
basah tersebut
 Metode granulasi basah dilakukan jika:
1. Bahan mempunyai sifat granul yang
tidak baik
2. Bahan sukar dicampur menjadi granul
yang baik
3. Bahan tahan panas, kecuali jika dapat
dilakukan pengeringan dengan
dehumidifier
Granula 4. Bahan tahan cairan

si Basah
 Granulasi Basah yaitu memproses
campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi.
 Prinsip dari metode granulasi basah
adalah membasahi masa tablet dengan
Granula larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu
si Basah pula, kemudian masa
digranulasi.
basah tersebut
 Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama
proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Granula  Kerugian metode granulasi basah


1. 1Banyak tahap dalam proses produksi yang harus

si Basah
divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas
tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat
 Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu
memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis,
tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya.
 Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi. Granula
2. Zat aktif susah mengalir .
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan
lembab/cairan .
si
 Keuntungan cara granulasi kering adalah:
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan
larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu.
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas
dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat
oleh pengikat.
4. Memperbaiki homogenitas, karena tidak terjadi
peristiwa migrasi obat atau bahan pewarna

 Kekurangan cara granulasi kering adalah: Granula


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat
slug .
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
si
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga
 Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet
dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering .tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu.
 Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap
panas dan lembab.

Kempa  Keuntungan metode kempa langsung yaitu :


1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih
sedikit
2. Lebih singkat prosesnya
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan
panas dan tidak tahan lembab
• Secara umum komponen dasar mesin
pencetak tablet adalah sebagai
berikut :
 Hopper, tempat untuk menyimpan
granul dan yang mengalirkan granul
untuk di kempa
Mesin  Die, tempat granul akan di cetak,
menentukan ukuran dan bentuk tablet
Pencetak  Punch atas, alat untuk mengempa
granul yang telah berada di die

an Tablet  Punch bawah, alat untuk


mengeluarkan tablet yang tlah di
cetak.
Masukkan 6 tablet
Wakt kedalam tabung yang ada
didalam alat uji waktu
hancur ( disintegration
u tester), hidupkan mesin
sampai semua tablet
hancur. catat waktu sejak
Hanc mulai mesin hidup sampai
waktu semua tablet sudah
hancur.
ur
Pencetak tablet dibagi dua, pencetak tunggal
(single punch) dan pencetak ganda berputar
(rotary multi punch)
• Keadaan dimana bahan yang ditablet
sebagian melekat pada die atau

Binding Binding
matriks, sehingga sukar didorong
keluar
• Dapat menimbulkan goresan garis pada
• sisi tablet
Kurang lubricant atau lubricant kurang
efektif
• Granul terlalu dingin atau terlalu panas
Penyebab
atau kurang kering
• Die/matris sudah usang/perlu
pemolesan
• Tambah lubricant atau ganti lubricant
Cara • Kurangi ukuran granul dan cetak dalam
Mengatasi temperature rendah
• Bersihkan die
• Keadaan di mana sebagian massa
Sticking
tablet melekat pada dinding die
dan
(sticking) atau pada permukaan
Picking
punch (picking)

Stickin
• Granul terlalu basah (kurang
kering) atau pemanasan kurang
sempurna

g & Pic
• Tekanan pengempaan mesin tablet
Penyebab kurang
• Punch sudah usang/aus atau perlu

king pemolesan
• RH ruangan pencetakan terlalu
tinggi
• Keringkan granul dengan
Cara sempurna
Mengatasi • Perbaiki lubrikasi
• Keadaan dimana lapisan atas atau bawah
tablet terbelah sebagian atau seluruhnya.
(capping), dan pemisahan tablet menjadi
Capping & dua bagian atau lebih (laminating)
Laminating • Hal ini dapat terjadi SEGERA setelah

Cappin keluar dari cetakan atau setelah


BEBERAPA WAKTU kemudian
• Adanya udara yang ikut terkempa sehingga

g & La
setelah tablet keluar dari cetakan, udara
bereaksi mendesak keluar
Penyebab • Terlalu banyak fines
• Pengeringan granul kurang sempurna atau

minatin
granul terlalu kering
• Lubricant terlalu banyak atau terlalu sedikit
• Perbaiki lubrikasi

g Cara • Tambah fines


Mengatasi • Granulasi ulang tambahkan pengikat
(binder)
• Keadaan dimana bagian
bawah tablet terpotong
Chipping
(chipping) dan keadaan
&
dimana tablet pecah, lebih
Cracking
Chippi sering di bagian atas- tengah
(cracking)
• Tekanan punch terlalu kuat
Penyeba
ng & Cr b
atau lemah
• Pengikat kurang

acking Cara
Mengata
• Ganti punch, perbaiki tekanan
• Granulasi ulang tambahkan
pengikat (binder)
si
• Keadaan dimana distribusi zat warna
Mottling
pada permukaan tablet tidak merata

• Obat atau hasil uraiannya mempunyai


warna yang berbeda dengan bahan

Mottlin Penyebab
tambahan dan tidak tercampur homogen
• Terjadi migrasi warna selama proses
pengeringan granul

g
• Bahan tambahan yg berupa larutan
berwarna tidak terbagi merata, hal ini
disebabkan karena larutan panas
dicampur dengan serbuk dingin
• Penambahan 5 – 10 % CMC
• Pemanasan granul pada temperatur
Cara rendah
Mengatasi • Pengadukan granul selama proses
pengeringan
Tablet yang bekualitas tablet harus memenuhi
parameter sebagai berikut:
Tugas 1. Penampilan umum (organoleptis)
2. Keseragaman kadar zat aktif (content
uniformity)
3. Keragaman bobot (weight variation)
4. Kekerasan (hardness)
5. Kerapuhan (friability)
6. Waktu hancur (disintegration time)
7. Kecepatan Pelarutan (dissolution)
Jelaskan
8. Persyaratannya menurut FI
9. Cara pemeriksaan
10. Alat yang digunakan (Jika pakai alat, gambar
alat tersebut)
11. Perhitungan
Tugas Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya
jika tablet yang dihasilkan:
1. Berat tabet tidak sesuai
2. Kadar bahan aktif tidak seragam
3. Tablet rapuh
4. Tablet keras
5. Tablet lama hancur
6. Tablet lama melarut

Anda mungkin juga menyukai