1. Abdullah Suriosubroto
3. Hendra Gunawan
SILSILAH HENDRA GUNAWAN
Hendra Gunawan adalah seorang pelukis yang lahir di kota Bandung, Jawa Barat
pada tanggal 11 Juni 1918 dan wafat pada tanggal 17 Juli 1983 di Denpasar, Bali.
Beliau adalah putra dari Raden Prawiranegara dan Raden Odah Tejaningsih.
Ketika Hendra Gunawan masih kecil, beliau sangat tekun belajar menggambar segala
macam yang ada di sekelilingnya seorang diri. Hingga ketika beliau duduk di bangku
kelas 7, beliau sanggup melukis sebuah pemandangan alam.
PENDIDIKAN YANG DITEMPUH HENDRA GUNAWAN
Setelah Hendra Gunawan berhasil menyelesaikan pendidikannya di SMP Pasundan,
Hendra Gunawan mulai serius mempelajari melukis. Pada awal mulanya, Hendra
Gunawan belajar kepada seorang pelukis pemandangan Wahdi Sumanata yaitu
Abdullah Suriosubroto yang merupakan ayah dari Basuki Abdullah.
4. Henk Ngantung
Biografi
Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau yang lebih dikenal dengan nama Henk
Ngantung adalah seorang pelukis Indonesia dan Gubernur Jakarta untuk periode
1964-1965. Henk merupakan seorang pelukis dan budayawan dari organisasi Lekra
yang pada saat itu berafiliasi ke PKI. Sebagai pengurus Lekra ia juga memprakarsai
berdirinya Sanggar Gotong Royong.
Sebelum menjadi Gubernur Jakarta, Henk dikenal sebagai pelukis. Bersama
Chairil Anwar dan Asrul Sani, ia ikut mendirikan "Gelanggang". Henk juga pernah
menjadi pengurus Lembaga Persahabatan Indonesia-Tiongkok 1955-1958. Henk di
angkat sebagai Gubernur Jakarta pada tahun 1964, ia dianggap memiliki bakat artistik
sehingga diharapkan mampu untuk menjadikan Jakarta sebagai kota budaya.
Setelah tidak menjabat, Henk mengalami krisis finansial yang cukup parah sehingga
ia harus menjual rumahnya di pusat kota dan kemudian pindah ke perkampungan.
Meski demikian, kesetiaan Henk melukis terus berlanjut meski dia digerogoti
penyakit jantung dan glaukoma yang membuat mata kanan buta dan mata kiri hanya
berfungsi 30 persen. Pada akhir 1980-an, dia melukis dengan wajah nyaris melekat di
kanvas dan harus dibantu kaca pembesar. Sebulan sebelum wafat, saat ia dalam
keadaan sakit-sakitan, pengusaha Ciputra memberanikan diri mensponsori pameran
pertama dan terakhir Henk.
Karya-karya Henk yang masih bisa dinikmati khalayak seperti Dia juga
pembuat sketsa Tugu Tani sebelum bangunan monumen di Jalan Ridwan Rais itu
berdiri. Karya terakhir Henk adalah sebuah lukisan berjudul Ibu dan Anak.
Karir
Wakil Sekjen Lekra,
Wakil Gubernur DKI Jakarta (1960-1964),
Gubernur DKI Jakarta (1964-1965)
Pelukis
Penghargaan
Lukisannya yang bejudul ‘Digiring Ke Kandang, mendapat Hadiah karya lukisan
terbaik dari Keimin Bunka Sidosho (1942)
Karya
5. Popo Iskandar