Anda di halaman 1dari 48

DIET PENYAKIT INFEKSI

DEBY NUR FAJNI S.GZ


PENYAKIT PARU
Yang menyebabkan pe Yang menyebabkan
rubahan fungsi paru perubahan fungsi paru
secara akut: pneumonia secara kronik: PPOK
(Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
meliputi emfisema,
bronkhitis dan asma
kronik.
BRONKHITIS
Bronchitis disebabkan oleh inflamasi dari saluran
udara.

Gejala sbb: infeksi saluran nafas atas, demam ringan,


batuk, punggung dan otot terasa sakit.
TUJUAN
Mencegah komplikasi seperti dehidrasi, dan
menghindari infeksi lebih lanjut.
Memberi istirahat sebelum dan setelah makan.
Menghilangkan ketidaknyamanan saat makan
REKOMENDASI DIET
Diet reguler atau tinggi kalori sesuai kebutuhan
pasien.
Pemberian susu skim toleransinya lebih baik dan
untuk memenuhi kebutuhan Calsium.
Vitamin C dan Kalium adekuat
Asupan cairan ditingkatkan bila tidak ada kontra
indikasi
Asupan asam lemak esensial menguntungkan
untuk menurunkan inflamasi
EFEK PENGGUNAAN OBAT
Bronchodilators dapat menyebabkan iritasi
lambung sebaiknya diminum dengan susu,
makanan atau antasid.
Theophylline dapat menyebabkan toksik jika
bersamaan dengan diet Tinggi Karbohidrat dan
Rendah Protein batasi minuman yang bersifat
stimultan seperti kopi, teh, coklat dan cola
Antibiotics (Penicillin) tidak diminum bersama
juice buah
EDUKASI
Jelaskan kepada pasien bahwa cairan yang adekuat
merupakan salah satu cara terbaik untuk
mengencerkan dahak.

Pelihara berat badan dalam batas normal untuk


menjaga kesehatan
TERAPI DIET PNEUMONIA
Pneumonia termasuk inflamasi akut dari ruang
alveolar paru-paru.
Tanda dan gejala: kesakitan bernafas, nafas pendek,
demam, delirium, anorexia,lemah, kejang abdomen,
tachycardia, rasa tidak nyaman dan batuk berdahak
umumnya sputum berwarna hijau/kuning yang
berlanjut menjadi pink, dan coklat.
AKIBAT ANOREKSIA

Balans nitrogen negatif, menyebabkan:


Penurunan kekuatan otot pernafasan
Penurunan kekuatan ventilasi
Penurunan fungsi imunitas
RESPON METABOLIK
Balans nitrogen negatif akibat katabolisme protein
Hiperglikemia akibat resistensi insulin relatif,
glukoneogenesis, peningkatan hormon glukagon,
epinefrin dan kortisol
Pada keadaan renjatan dan multi-system organ failure
(MSOF) oksidasi lemak berkurang sehingga terjadi
akumulasi lemak
TUJUAN
Memenuhi kebutuhan nutrisi akibat keadaan
hiperkatabolik untuk mencegah protein breakdown

Mencegah atau mengoreksi dehidrasi


Mencegah penurunan berat badan
Mencegah infeksi tambahan, sepsis dan sindrom tidak
berfungsinya beberapa organ
REKOMENDASI DIET
Jika tidak kontra indikasi, cairan diberikan 2,5-3 l
perhari untuk mengencerkan sputum dan membantu
menurunkan temperatur.
Jika dapat diterima berikan diet Tinggi Energi bentuk
makanan lunak. Jika overweight kalori diberikan
normal sesuai umur dan jenis kelamin
Makanan porsi kecil dan sering.
Suplemen multi vitamin dan mineral, khususnya
vitamin A dan vitamin C.
Jika memungkinkan, tambahkan serat untuk mencegah
konstipasi.
Asupan Kalium adekuat, berikan buah dan juice buah
EFEK OBAT

Antibiotics seperti clarithromycin/Biaxin menimbulkan


nausea, diare dan rasa sakit pada abdomen.
EDUKASI
Diskusikan dengan pasien cara pemenuhan kalori dan
cairan.
Pada hypostatis pneumonia (pada lansia) disarankan
untuk meningkatkan aktifitas
Juice buah-buahan dan sayuran dapat menambah
kalori, cairan dan serat serta dapat diterima oleh pasien
yang istirahat di tempat tidur
TERAPI DIET PADA TBC PARU
TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Menyebabkan pengurangan jaringan, batuk, demam
dan berdahak.
Basal metabolisme naik 20-30% pada suhu tubuh
102,2 F atau lebih
TUJUAN
Memelihara berat badan atau mencegah kehilangan
berat badan, membantu mengurangi demam.
Menormalkan kadar Calsium serum
Mengganti zat gizi yang hilang dari perdarahan paru-
paru, bila ada.
Meningkatkan selera makan
Mencegah dehidrasi
Mencegah komplikasi
Mencegah neuritis dari terapi INH
Membantu penyembuhan paru-paru
REKOMENDASI DIET
Diet tinggi energi dan tinggi protein.
Diet mengandung Calsium dan dijamin tidak
berlebihan, vitamin D diperlukan untuk mengontrol
jumlah Ca.
Diet dijamin mengandung zat besi dan vitamin C
untuk pembentukan hemoglobin dan penyembuhan.
Diet dijamin mengandung Vitamin B kompleks
terutama vitamin B6 untuk mengatasi efek terapi INH.
Gunakan suplemen vitamin A sebagai peng- ganti
carotene yang sedikit dikonversi.
Cairan adekuat 2 l/hari
EFEK OBAT
Isoniazid (INH) menyebabkan neuritis dengan
penurunan abs. vitamin B6, Niacin, dan vitamin
B12. Nausea, muntah dan mulut kering sering
terjadi.
Rifampin (Rifadin,Rimactane) menyebabkan
anorexia dan gangguan saluran cerna
Aminosalicylic menyebabkan nausea & muntah,
mengganggu absorpsi vitamin B12 dan asam folat
EDUKASI
Tambahkan susu skim untuk meningkatkan asupan
Calsium dan protein.
Rencanakan periode istirahat sebelum dan setelah
makan.
Diskusikan ketidaknyamanan yang berhubungan
dengan penurunan berat badan, berkeringat pada
malam hari, kehilangan kekuatan dan demam
Diskusikan cara mencegah penularan pd
komunitas
AIDS
Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Sekumpulan gejala penyakit yang muncul karena
sistem kekebalan tubuh menurun yang diperoleh bukan
bawaan dari lahir tetapi karena suatu hal sehingga HIV
(Human Immuno Virus) masuk kedalam sistem
peredaran darah manusia.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada penderita AIDS berat badan menurun 10% setiap
bulan tanpa penyebab yang jelas.
Kehilangan berat badan
Ringan: <5% dari berat badan biasanya
Sedang: 6-10%
Berat: >10%
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Status protein: albumin, transferin, imbang nitrogen
(UUN)
Status imun: hitung limfosit total, CD4
Fungsi saluran cerna: pemeriksaan feces untuk
menentukan jenis malabsorbsi
MALNUTRISI PADA HIV/AIDS
ASUPAN RENDAH DIARE DAN
Anoreksia MALABSORBSI
Gangg mulut dan Infeksi sal. Cerna
esofagus/disfagia Pertumbuhan bakteri
Mual & muntah Malabsorbsi
Neurologis Kaposis sarkoma
Cytokines PERUBAHAN
METABOLISME
PREVALENSI EFEK SAMPING TERAPI
Dari 4000 pasien HIV mengalami
Demam 51,1%
Diare 51%
Anoreksia 49,8%
Penurunan berat badan 37,1%
Gangguan mulut 24,1%
Kaposis sarcoma 4%
PENGELOLAAN MALNUTRISI
Terapi terhadap penyakit dasar
Terapi suportif untuk mengurangi rasa nyeri, mual dan
muntah
Pemberian appetitestimultan untuk mengurangi
anoreksia
Dukungan gizi dengan suplemen zat gizi berupa
makanan enteral atau parenteral
TUJUAN DUKUNGAN GIZI
Jangka panjang

Meningkatkan respon terhadap terapi


Mencegah komplikasi
Meningkatkan kualitas hidup
TUJUAN PEMBERIAN ENTERAL

Memelihara mukosa usus


Memelihara aktifitas enzim brush border
Mendukung fungsi imunitas usus
Memelihara keseimbangan mikroflora usus

Makanan enteral dapat diberikan melalui oral maupun


pipa
TERAPI DIET PADA DIARE PASIEN
HIV/AIDS
Karena AIDS enteropathy & pengobatan
 Rendah laktosa
 Rendah lemak jika ada steatorrhea, coba diberi
MCT yang mudah diserap
 Banyak cairan
 Porsi kecil dan sering
 Hindari kafein
Lanjutan terapi diet
Suplemen vitamin dan mineral
 Bila absorbsi terganggu, berikan elemental diet
 Bila mendapat antibiotik dalam jangka lama, berikan
lactobasillus
Suplemen bulking agent
KEBUTUHAN ZAT GIZI
ENERGI PROTEIN TINGGI
BEExf.stressxaktifitas Agar balans N positif
Cachexia status hipo- Pemeliharaan 1,0-1,4
metabolik, BEE berda g/kgBB/hari
sarkan BB aktual Anabolik 1,5-2 g
Faktor stress: Jika ada gangg fungsi hati
Pemeliharaan 1,3 & ginjal protein dibatasi
Anabolisme 1,5
Lanjutan kebutuhan
CAIRAN & ELEKTROLIT VITAMIN, MINERAL
Cairan 30-35ml/kgBB Asupan mikronutrien
Jika diare, muntah, de ditambah 100% dari RDA
mam Suplemen riboflavin &
Cairan ditambah thiamin 55% dari RDA
Natrium, kalium, chlor dapat meningkat
ditambah kan kualitas hidup
DHF
GEJALA KLINIS

Demam 2-7 hari, tinggi terus, timbul mendadak


Mual
Sakit kepala, nyeri otot, bintik-bintik merah pada kulit
Hepatomegali
Splenomegali
LABORATORIUM
Trombositopenia: < 100.000/ml

Hemokonsentrasi: dengan kenaikan Hematrocit >20%


KLASIFIKASI DHF
Derajat I: gejala klinis tanpa pendarahan spontan,
trombositopenia, hemokonsentrasi
Derajat II: sama dengan derajat I disertai
pendarahan kulit atau organ lain
Derajat III: ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu
nadi cepat dan lemah, hipotensi, gelisah, kulit
dingin dan lembaba.
Derajat IV: dengan renjatan berat (dengue syock
syndrome) nadi tak teraba, tekanan darah tak
terukur.
TATALAKSANA
Tirah baring
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
Bentuk mananan lunak
Cairan banyak 2 – 2,5 l/hari. Bila muntah-muntah
asupan cairan peroral kurang maka berikan infus
PANKREATITIS

Pankreatitis adalah keadaan inflamasi pada pankreas


terjadi karena aktifitas digesti enzim pankreas pada
kelenjar pankreas oleh adanya obstruksi duktus
pankreatikus.
Faktor risiko: alkoholik kronis, trauma pankreas,
penyakit-penyakit traktus biliaris, Kanker pankreas
dan hipertrigliseridemia.
PANKREATITIS
AKUT KRONIS:
Sakit di epigastrun Sesak nafas
Demam Demam
Mual dan muntah -
Obstipasi pada hari I Steatorhea
Amilase serum naik Amilase serum naik
Lipase serum naik Lipase serum naik
Glukosa darah naik
MOSF (MULTIPLE ORGAN SYSTEM
FAILURE)
Pada pankreatitis berat sering terjadi MOSF:
Stress ulcer, ileus
Gagal ginjal, gagal hati
Gangg. keseimbangan asam basa, cairan dan elektrolit
serta keseimbangan nitrogen
Resistensi jaringan terhadap insulin
TUJUAN DIET
Mengurangi aktifitas pankreas dan sekresi enzim-
enzim untuk menekan proses destruksi pada pankreas
Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit
Memperbaiki keseimbangan nitrogen
Menurunkankan morbiditas dg menghindari iritan
terhadap pankreas: alkohol & kafein
PRINSIP DAN SYARAT DIET
BILA YANG MENINGKAT HANYA AMILASE DAN
LIPASE
Lemak rendah, diberikan MCT
Protein cukup
Karbohidrat cukup
Energi sesuai kebutuhan
BILA GLUKOSA DARAH MULAI MENINGKAT:
Diet Diabetes Melitus
MANAJEMEN PEMBERIAN DIET
Pasien dengan kenaikan Lipase dan Amilase 5-10 kali
diatas normal (Amilase normal 9-125U/l, Lipase
normal <190U/l), sbb:
2-3 hari pertama diberi nutrisi parenteral
Ada tanda-tanda perbaikan diberi makanan cair tanpa
lemak.
K.U semakin baik diberi makanan padat rendah lemak.

Anda mungkin juga menyukai