Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang di

pindahkan oleh nyamuk Aedes aegypti serta Ae, albopictus, akibat virus itu

dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).cara penularan penularan

penyakit DBD yaitu virus masuk dalam tubuh dengan cara penularan vaktor

nyamuk betina yang menggigit manusia dan DBD tidak di tularkan dengan

kontak langsung antara manusia (Paeomey, V. C. 2019).

Negara di tiga wilayah WHO (world Health Organization) selalu melaporkan

kasus DBD pertahunnya, tercatat 2,2 juta pada tahun 2010 dan terjadi

pelonjakan di tahun 2016 yaitu 3,34 juta. Inisiasi kegiatan untuk mencatat semua

kasus dengue sebagian menjelaskan peningkatan drastis dalam jumlah kasus

yang dilaporkan dalam tahun terahir. Di tahun 2016 terjadi wabah demam

berdarah besar di seluruh dunia. Di Amerika terjadi lebih dari 2,38 juta kasus

pada tahun 2016, Brasil kurang dari 1,5 kasus, sekitar 3 kali lebih tinggi dari

tahun 2014. dan di laporkan di wilayah tersebut 1032 jiwa yang meninggal karna

DBD. Sedangkan wilayah pasifik barat melaporkan bahwa pada tahun 2016 ada

lebih dari 375.000 kasus yang di duga deman berdarah dengue, dimana Filifina

mencatat 176.411 dan Malaysia 100.028 kasus, hal itu sama dengan tahun

sebelumnya dari kedua Negara tersebut. Kepulauan Solomon menyampaikan

lebih dari 7000 tersangka terjangkit wabah ini. Di wilayah Afrika, Burkina faso

melaporkan wabah demam berdarah setempat ditafsir 1061 kasus. Berbeda

dengan Amerika Pada 2017, terjadi penurunan yang signifika dalam jumlah

kasus demam berdaraah yaitu dari 2.177.171 kasus pada 2016 menjadi
584.263 kasus pada 2017 sehingga terjadi penurunan 73%. Panama, Peru, dan

Aruba adalah satu-satunya Negara yang mencatat peningkatan kasus selama

2017. Demikian pula penurunan 53% dalam kasus demam berdarah juga di ctat

selama 2017 (Saragih, I. D. 2019).

Pada tahun 2017 jumlah kasus DBD di Indonesia yang di laporkan sebanyak

68.407 kasus, dengan jumlah kasus meninggal berjumlah 493 orang dan

Incidence Rate (IR) 26.12 per 100. 000 pendududk di bandingkan tahun 2016

dengan 204.171 kasus serta Incidence Rate (IR) 78,85 per 100.000 warga terjadi

penurunan kasus pada tahun 2017 (Paeomey, V. C. 2019).

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan memprediksi korban DBD

terhitung sampai 2.166 jiwa selama Januari hingga Mei 2020. 19 orang di

ketahui meninggal dunia. Kasus terbanyak di kabupaten Gowa yaitu 6 kasus,

kemudian 4 orang di Kabupaten Enrekang, Maros di catat 3 orang, Soppeng 3

orang, Jeneponto 2 orang dan Bone 1 orang.

Hingga saat ini, Dinkes Sulsel mencatat kabupaten Gowa terdaftar menjadi

urutan pertama jumlah penderita terbanyak dengan jumlah penderita 387 orang,

di urutan ke dua ada Kabupaten Maros 262 orang, lalu Kabupaten Enrekang 200

orang. Sedangkan kabupaten selayar dan toraja utara adalah daerah dengan

angka penderita DBD terendah ,dengan jumlah 2 orang penderita di kabupaten

selayar dan 2 orang di kabupaten toraja utara ( Dinkes Sulsel 2020).

Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu selama di tahun 2019 memang belum di

temukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ,tetapi Dinkes Luwu

menganjurkan kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan berbagai

macam penyakit di musim hujan utamanya DBD.


Puskesmas Suli Barat mempunyai 8 Desa sebagai binaan yaitu Desa Kaladi,

Poringang, Kaili, Salubua, Muhajirin ,lindajang, Tallang, Buntu barana. Di

laporkan mulai tahun 2018 sampai sekarang belum di temukan kasus DBD di

Suli Barat, namun pada tahun 2018 dari bulan April-Agustus ada 5 kasus yang

di curigai terjangkit DBD (Tersangka DBD) Dan pada tahun 2019 bulan Maret

ada 5 kasus tersangka DBD.

Berdasarkan uraian dan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan masyarakat terhadap

pencegahan Demam Berdarah Dengue di Desa Kaili, Kecamatan Suli barat,

Kabupaten Luwu tahun 2020.”


 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masala

dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan masyarakat

terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue di Desa Kaili, Kecamatan

Suli barat, Kabupaten Luwu tahun 2020 ?”

 Tujuan Penelitian

 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara

pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah dengue di

Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu tahun 2020.

 Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui hubungan menejemen lingkungan dengan pencegahan

demam berdarah dengue di Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat Kabupaten

Luwu tahun 2020.

 Untuk mengetahui hubungan Perlindungan diri dengan pencegahan

demam berdarah dengue di Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten

Luwu.

 Untuk mengetahui hubungan abatesasi dengan pencegahan demam

berdarah di Desa Kaili Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu tahun

2020.
 Untuk mengetahui hubungan Fogging Fokus dengan pencegahan demam

berdarah dengue di Desa Kaili, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu

tahun 2020.

 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa

pihak sebagai berikut :

 Manfaat Bagi Peneliti

 Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama

masa perkuliahan

 Hasil penelitian dapat dijadikan referensi peneliti lainnya yang akan

melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan masyarakat

terhadap pencegahan demam berdarah.

 Bagi Profesi

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang hubungan

pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah.

 Petugas Kesehatan di Puskesmas

Sebagai masukan dan penguatan informasi bagi petugas kesehatan di

puskesmas khususnya Puskesmas Suli Barat tentang hubungan

pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Desa Kaili,

Kecamatan Suli barat, Kabupaten Luwu tahun 2020.


 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka

tentang pencegahan demam berdarah dengue.

Anda mungkin juga menyukai