A
DENGAN PNEUMONIADIRUANG ICU/EDELWEIS
RSUD TAMIANG LAYANG
Oleh :
ADRIANUS DEDI, S.Kep
NIM : 113063J118001
A. PENGKAJIAN
1. IdentitasPasien
a. Nama :Ny. A.
b. Tempat Tanggal Lahir : Negara, 2 Juli 1969
c. Umur : 49 tahun
d. Jeniskelamin : Perempuan
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan :Swasta
g. Agama : Islam
h. Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
i. Alamat : Bangkuang
j. DiagnosaMedis : Pneumonia
2. RiwayatPenyakit
a. KeluhanUtama
Batuk , nyeri bernafas, badan lemah(Keluhan yg paling
dikeluhkan pasien?)
b. RiwayatPenyakitSekarang
Sudah sejak 2 minggu yang lalu (sekitar tgl 19 Oktober 2018)
pasien sakit batuk dan nafas sesak, badan lemah, nafsu makan
berkurang. Ada berobat di dokter praktek. Sempat juga diinfus
dengan perawatan di rumah. Karena belum ada perkembangan
berarti, kemudian tgl 1 November 2018, pasien dibawa ke
RSUD Tamiang Layang, masuk di UGD dengan keluhan batuk,
menggigil tiap malam, badan lemas dan muntah setiap kali
makan. BP 110/78 mmHg, HR 106 x/mnt, RR 24 x/mnt, T
36°C, SpO2 84%. Dapat terapi infus RL 20 tpm, Mecobalamin
injeksi 1 amp/8 jam, Ranitidine injeksi 1 amp/12 jam,
Ondancentron injeksi 1 amp/8 jam, Norages 1 amp/8 jam.
Masuk ruang perawatan di Rg. Anggrek pkl 14.15 WIB.
Kemudian besoknya tgl 2 November 2018 pkl 10.30 pasien
dipindahkan ke Rg. ICU.
c. RiwayatPenyakitDahulu
Tifoid dan Diabetes Mellitus
HT
DM
Keterangan
: pasien Ny. A
: Perempuan
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Cerai (mati)
: Tinggal serumah
e. RiwayatSosial
Di rumah pasientinggal bersama anak bungsu laki-laki yang
sudah berkeluarga. Sehari-hari pasien bekerja membuka warung
makan. Menurut keterangan anaknya, pasien lebih suka
memasak makanan dengan tungku kayu bakar, jarang pakai
kompor. Tidak ada kegiatan olahraga khusus dalam menjaga
kesehatan, hanya mengurus warung dan rumah tangga.
3. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos Mentis
GCS E4 V5 M6
b. Tanda-tanda Vital : TD 108/67mmHg, HR 106 x/mnt,
RR 24 x/mnt,T 36,5 ᴼC,
SpO2 93%
c. Pengukuran BB dan TB : BB 48 kg, TB 150 cm
c. Pola Eliminasi
SMRS : BAB 1 x/hari, BAK 6-7 x/hari
MRS : Setelah masuk ruang opname belum ada BAB lagi,
BAK 6 x/hari
Masalah : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hari/Tanggal JenisPemeriksaan Hasil Nilai Analisa
Normal
Radiologi Rontgen Thorak Perselubungan
Tgl 1/11/2018 suprahiler dextra
dd
1. Atelektasis
lobus
superior
(curiga massa
paru central)
2. Pleuro
pneumonia
dengan fusci
fibroelektrolit
suprahiler
kanan
3. Pneumonia
lobaris
4. aortasklerosis
Laboratorium Darah Lengkap:
Tgl 1/11/2018
Hb 10,1 g/dL L : 13,0 – Penurunan
18,0 hemoglobin
P : 12,0 – mengakibatkan
16,0 kurangnya
kadar oksigen
dalam darah
Segmen 37 – 73 %
92 %
Limfosit 15 – 45 %
4%
Monosit 0 – 10 %
4%
80 – 100
MCV 85 fl
28 – 34
MCH 27 pg
32 – 36
MCHC 31 g/dL
170.000 –
Trombosit 306.000/ mm² 380.000
L 40%-
Hematokrit 50%
31 P 25-35 %
Malaria Negatif
Negatif
Widal Negatif
O, H, AO, BO
negatif
GDS 110 – 115
110 mg/dL
Kol total < 200
156 mg/dL
Trigliceride < 200
173 mg/dL
Asam Urat 2,3 – 7,6
3,3 mg/dL
SGOT L: 15-40
23 u/L P: 13-35
SGPT L: 10-40
18 u/L P: 7-35
C. MEDIKASI
Ventolin 1 vial/6 Umumnya Jangan Obat ini bekerja Efek samping Pre :
jam digunakan untuk menggunakan dengan cara yang umum - Mengkaji riwayat
mengobati obat ini untuk merangsang adalah alergi.
Inhalasi/Nebulizer bronkospasme pasien yang secara selektif palpitasi - Menggunakan
(penyempitan memiliki riwayat reseptor beta-2 (denyut prinsip 12 benar
pada dinding hipersensitif pada adrenergik jantung tidak dalam pemberian
saluran salbutamol atau terutama pada otot teratur), nyeri obat.
pernafasan), obat agonis bronkus (saluran dada, denyut - Menjelaskan efek
misalnya : adrenoreseptor pernafasan). Hal jantung cepat, samping obat.
penyakit asma beta-2 lainnya. ini menyebabkan tremor
karena alergi terjadinya (gemetar) Post :
tertentu, asma bronkodilatasi terutama pada - Observasi efek
bronkial, bronkitis (pelebaran) tangan, kram samping obat.
asmatis, emfisema karena otot otot, sakit - Observasi efek
pulmonum, dan bronkus (saluran kepala dan terapi obat.
penyakit paru pernafasan) gugup. - Observasi tanda-
obstruktif kronik mengalami Efek samping tanda alergi.
(PPOK). relaksasi lain yang
Obat ini bisa (pengenduran sering terjadi
digunakan untuk syaraf). Karena diantaranya :
mengobati efeknya yang vasodilatasi
hiperkalemia akut selektif terhadap (pelebaran
(kelebihan kalium bronkus (saluran diameter
dalam darah) pernafasan), dan pembuluh
karena efeknya yang darah )
kemampuannya minimal pada perifer,
merangsang aliran sistem takikardi
kalium ke dalam kardiovaskular (detak jantung
sel sehingga (penyakit jantung di atas normal
konsentrasi akibat tekanan dalam kondisi
kalium dalam darah tinggi). beristirahat),
darah berkurang. aritmia
Untuk pengobatan (gangguan
kejang bronkus detak jantung
(saluran atau irama
pernafasan) pada jantung),
pasien yang ganguan tidur
memiliki penyakit dan gangguan
jantung atau tingkah laku.
tekanan darah Efek samping
tinggi, salbutamol yang lebih
lebih dipilih berat tetapi
karena bekerja kejadiannya
lebih lama dan jarang
lebih aman, misalnya
dibanding beta-2 bronkospasme
adrenergic paradoksikal
lainnya. (kecemasan
Bronkitis kronis : penyempitan
infeksi bronkus pada dinding
(saluran saluran
pernafasan) yang pernafasan), u
bertahan rtikaria
setidaknya tiga (kelainan kulit
bulan dalam satu karena alergi),
tahun dan angiodema
berulang pada (pembengkaka
tahun berikutnya. n di bawah
Emfisema : kulit), dan
penyakit paru- hipotensi
paru yang ditandai (tekanan
dengan gejala darah rendah).
utama berupa Seperti agonis
sesak napas yang adrenoseptor
hebat. beta-2
lainnya,
salbutamol
juga bisa
menyebabkan
hipokalemia
(kekurangan
kalium dalam
darah)
terutama jika
diberikan
pada dosis
tinggi.
Penggunaan
dosis tinggi
telah
dilaporkan
memperburuk
diabetes
mellitus dan
ketoasidosis
(salah satu
komplikasi
akut Diabetes
Melitus yang
terjadi
disebabkan
karena kadar
glukosa pada
darah sangat
tinggi).
D. ANALISA DATA
ketergantungan : 2
(bantuan sebagian)
Aktivitas apa saja yg
dibantu?
Skala aktivitas :
0=mandiri
1=alat
2=orang
3=alat dan orang
4=total
Skala otot : + ?
DiagnosaKeperawatan2:
Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi yang ditandai denganpasien
mengatakan batuk, sakit waktu menarik nafas, pasien berbaring posisi semifowler,
sesekali batuk, terdengar suara dahak, ronchi +/+, TD 108/67 mmHg, HR 106
x/mnt,RR 24 x/mnt,T 36,5 ᴼC,SpO2 93%
DiagnosaKeperawatan 3:
F. CATATAN PERKEMBANGAN
P : intervensi dirincikan(a – h)
I: implementasi dirincikan(a – h)
E:
S : “Batuk masih, nyeri bernafas
berkurang”
O : Pasien berbaring di tempat tidur
posisi semifowler, sesekali batuk,
dahak (+), Ronchi +/+, skala nyeri 1,
TD 129/77 mmHg, HR 101 x/mt,
RR34x/mt, T 36,2°C, SpO2 92%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi (a – l)
I : Melaksanakan implementasi (a –
l)
E:
S : “Batuk masih, nyeri bernafas
berkurang”
O : Pasien berbaring di tempat tidur
posisi semifowler, sesekali batuk,
dahak (+), Ronchi +/+, skala nyeri 1,
TD 129/77 mmHg, HR 101 x/mt,
RR34x/mt, T 36,2°C, SpO2 92%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi (a – f)
I : Melaksanakan implementasi (a –
f)
E:
S : “Badan masih lemah”
O : Pasien berbaring tempat tidur
posisi semi fowler, k.u tampak lemah
TD 129/77 mmHg, HR 101 x/mt,
RR34x/mt, T 36,2°C, SpO2 92%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi