Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH

ADRIAN PRASETYO 201901124

KELAS : NR 7 C

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas 2

PROGRAM STUDI NERS

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN AJARAN 2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Berhasil tidaknya suatu
organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut. Di
samping itu faktor yang sangat berperan penting adalah faktor kepemimpinan. Peran utama
kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka.
Pengembangan organisasi merupakan suatu kegiatan mengadakan perubahan secara berencana
yang mencakup suatu diagnosa secara sistematis terhadap organisasi. Seorang pemim pin harus
ikut aktif dalam mengatur pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan
kegiatan usaha pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas
kepemimpinannya atau pengelola dan komitmen pimpinan pucuk organisasi. Kepemimpinan
merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin organisasi. Efektivitas seorang
pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.
tentunya pihak pimpinan harus mempunyai kemampuan dalam mengelola, mengarahkan,
mempengaruhi, memerintah dan memotivasi bawahannya untuk memperoleh tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan.Di dalam mengelola karyawan yang ada dalam perusahaan harus
diciptakan suatu komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan agar tercipta hubungan
kerja yang serasi dan selaras. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja para
karyawan tersebut diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi di bidang pekerjaan mereka
masing-masing sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan hasil yang memuaskan.

b. Tujuan
a. Apa saja teori kepemimpinan itu ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya1.
Banyak ahli mengemukakan pendapat dan teorinya tentang kepemimpinan. Teori
yang mereka kemukakan berneka ragam. Keragaman itu disebabkan antara lain oleh tiga hal.
Pertama, teori dirumuskan berdasarkan bukti empiris atau hasil penelitian. Kedua,
perbedaan sudut pandang para ahli mengenai manusia organisasi. Ketiga, hakikat dan
substansi tugas yang dilaukan dan kerangka praktek kepemimpinan itu. Berikut ini disajikan
beberapa pendapat tentang teori kepemimpinan2.

1. Teori Sifat (Traits Theory)


Pendekatan ini menekankan pada sifat pemimpin seperti kepribadian, motivasi,
nilai, dan keterampilan. Yang mendasari pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa
orang mempunyai bakat memimpin yang memiliki ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Teori kepemimpinan yang paling awal menyatakan bahwa kenerhasilan
manajerial disebabkan oleh kemampuan luar biasa seperti memiliki energi yang tidakk
kenal lelah, intuisi kepengelolaan, pandangan masa depan, dan kekuatan untuk
membujuk yang tidak dapat ditolak3.
Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang bervariasi karena
mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah melekat dalam dirinya. Teori
tentang analisis kepemimpinan berdasarkan ciri yang dalam bahasa inggris dikenal
dengan "traits theory" memberi petunjuk bahwa ciri-ciri ideal tersebut ialah:
a. Pengetahuan umum yang luas
b. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
c. Sifat inkuisitif

3
d. Kemampuan analitik
e. Daya ingat yang kuat
f. Kapasitas integratif
g. Keterampilan berkomunikasi secara efektif
h. Keterampilan mendidik
i. Rasionalitas
j. Objektivitas
k. Pragmatisme
l. Kemampuan menentukan skala prioritas
m. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting
n. Rasa tepat waktu
o. Rasa kohesi yang tinggi
p. Naluri relevansi
q. Keteladanan
r. Kesediaan menjadi pendengar yang baik
s. Adaptabilitas
t. Fleksibilitas
u. Ketegasan
v. Keberanian
w. Orientasi masa depan
x. Sikap yang antisipatif4.

Teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri ternyata tidak bebas dari kelemahan


tertentu, yang terpenting di antaranya ialah adanya asumsi bahwa jika seseorang
pemimpin memiliki ciri-ciri tersebut, ia dengan sendirinya akan menjadi pemimpin
yang efektif. Tidak demikian halnya dengan teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri
terlalu menekankan pandangan bahwa bakat yang dibawa sejak lahir merupakan
jaminan keberhasilan seseorang menyelenggarakan fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Kelemahan lain dari teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri ialah adanya
anggapan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan in toto dari satu

4
situasi organisasional ke situasi organisasional yang lain dengan tingkat keberhasilan
yang sama. Dengan kata lain, terdapat pandangan bahwa keberhasilan seseorang
memimpin satu organisasi sudah merupakan jaminan mutlak untuk keberhasilannya
memimpin organisasi yang lain, meski pun tujuan, misi, fungsi, sasaran, dan
kegiatannya berbeda5.

2. Teori Perilaku (Behaviors Theory)

Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku pemimpin.


Bila perilaku pemimpin ada perbedaan yang berarti jika dibandingkan dengan perilaku
yang dipimpin, maka kepemimpinan akan dapat diajarkan. Bila kepemimpinan bisa
diajarkan, maka pasokan pemimpin bisa diperbesar. Pendekatan ini menekankan bahwa
pemimpin dan manager secara nyata bekerja untuk pekerjaan dan hubungan keefektifan
managerial6.

Perbedaan yang paling mendasar antara teori karakter dan teori perilaku adalah
terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori karakter yang benar, maka pada
dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika teori perilaku yang benar,
maka kepemimpinan bisa diajarkan atau ditanamkan7.

3. Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory)

Salah satu model kepemimpinan yang paling banyak digunakan dewasa ini
adalah yang berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh paul harsey dan ken
blanchard. Teori ini terkadang disebut "teori kontijensi" kepemimpinan. Teori ini
sangat menarik untuk didalami karena paling sedikit tiga alasan, yaitu: penggunaannya
yang meluas, daya tariknya secara intuitif dan karena tampaknya didukung oleh
pengalaman didunia nyata.

7
Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang
mempengaruhi proses kepemimpinan8. Berbagai faktor situasional yang ditemukan
berpengaruh pada gaya kepemimpinan tertentu, antara lain ialah:

a. Kompleksitas tugas yang harus diselenggarakan,


b. Jenis pekerjaan, misalnya apakah bersifat rutin atau inovatif,
c. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan,
d. Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat pemimpin yang
menduduki hirarki jabatan yang lebih tinggi,
e. Norma-norma yang dianut oleh kelompok kerja yang berada di bawah pimpinan
yang bersangkutan,
f. Rentang kendali yang paling tepat untuk diterapkan,
g. Ancaman yang datang dari luar organisasi yang mesti dihadapi, misalnya dalam
bentuk persaingan bagi suatu organisasi niaga,
h. Tingkat stress yang mungkin timbul sebagai akibat beban tugas, tingkat tanggung
jawab, desakan waktu dan faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan
ketegangan,
i. Iklim yang terdapat dalam organisasi9.

Pada intinya teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang


tergantung pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk
menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para bawahan
yang dipimpin. Dua dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam teori ini ialah
perilaku seorang pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan
hubungan atasan-bawahan. Tergantung pada orientasi tugas kepemimpinan dan sifat
hubungan atasan dan bawahan yang digunakan, gaya kepemimpinan yang timbul apat
mengambil empat bentuk, yaitu:

a. Memberitahukan

Jika seorang pemimpin berperilaku memberitahukan, hal ini berarti bahwa


orientasi tugasnya dapat dikatakan tinggi dan digabung dengan hubungan atasan-
8

9
bawahan yang tidak dapat digolongkan sebagai akrab, meskipun tidak pula
digolongkan sebagai hubungan yang tidak bersahabat. Dengan kata lain, perilaku
pemimpin terwujud dalam gaya yang bersifat direktif.

b. "Menjual,"

Jika seorang pemimpin berperilaku "menjual" berarti bertitik tolak dari


orientasi perumusan tugasnya secara tegas digabung dengan hubungan atasan-
bawahan yang bersifat intensif.

c. Mengajak bawahan berperan serta

Perilaku pimpinan dalam hal demikian ialah orientasi tugas yang rendah
digabung dengan hubungan atasan-bawahan yang intensif. Artinya, pimpinan hanya
memainkan peranan selaku fasilitator untuk memperlancar tugas para bawahan yang
antara lain dilakukannya dengan menggunakan saluran komunikasi yang ada secara
efektif.

d. Melakukan pendelegasian.

Seorang pemimpin dalam menghadapi situasi tertentu dapat pula


menggunakan perilaku berdasarkan orientasi tugas yang rendah digabung dengan
intensitas hubungan atasan-bawahan yang rendah pula10.

4. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis


Kepemimpinan dalam teori ini didasarkan atas perintah-perintah, paksaan, dan
tindakan-tindakan yang abitter (sebagai wasit). Pemimpin selalu melakukan pengawasaa
pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan berlangsung secara efesien. Pemimpin
pada teori ini disebut otoktar keras karena mempunya sifat tepat, seksama,sesuai dengan
prinsip namun keras dan kaku. Pemimpin tersebut tidak akan mendelegasikan otoritas.

5. Teori Psikologis

10
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan
mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk merangsang kesediaan bekerja para
anak buahnya guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi
tujuan-tujuan pribadi. Pemimpin pada teori ini mementingkan aspek-aspek psikis
manusia seperti pengakuan, martabat, status sosial, kepastian emosional, dan lain-lain11.
Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made, pemimpin itu dapat
diciptakan atau dipersiapkan secara khusus, musalnya melalui pendidikan dan
pelatihan12.

6. Teori Sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha untuk melancarkan antar relasi dalam
organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara
para pengikutnya agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-
tujuan dengan menyertakan para pengikutnya dalam pengembilan keputusan terakhir.
Selanjutnya, pemimpinjuga mengidentifikasi tujuan, dan kerap kali memberikan
petunjuk yang diperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan yang
berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.

7. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja
dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya
melalui kebijakan tertentu. Teori suportif ini biasa dikenal dengan teori partisipatif atau
teori kepemimpinan demokratis.

8. Teori Laissez Faire


Pemimpin pada teori ini sebenarnya tidak mampu mengurus, dan menyerahkan
tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahannya. Pada teori ini, pemimpin adalah
seorang ketua yang bertindak sebagai simbol, dan biasanya tidakmemiliki ketarampilan
teknis.

11

12
9. Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau
pola kelakuan para pemimpinnya. Pemimpin dalam kategori ini harus mampu
mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk suatu masalah. Masalah sosial itu
tidak akan pernah identik sama didalamruntunan waktu yang berbeda.

10. Teori Sifat Orang-Orang Besar


Cikal bakal seorang pemimpin dapat diprediksi dan dilihat dengan melihat sifat,
karakter, dan perilaku orang-orang besar yang tersebut sudah sukses dalam menjalankan
kepemimpinannya. Dengan demikian, ada beberapaciri-ciri unggul sebagai predisposisi
yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu memiliki inteligensi,
memiliki daya persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan diri,
peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang tinggi dan lain-lain.

11. Teori Humanistik / Populistik


Fungsi kepemimpinan manurut teori ini yaitu merealisasi kebebasan manusia
dan memenuhi setiap kebutuhan insani yang dicapai melalui interaksi pemimpin dengan
rakyat. Untuk melakukan hal ini, perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin mau
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan rakyat. Organisasi tersebut berperan sebagai
sarana untuk melakukan kontrol sosial agar pemerintahan melakukan fungsinya dengan
baik, serta memerhatikan lemampuan dan potensi rakyat13.

12. Kepemimpinan Transaksional


Moos dan Huber (2007) menyatakan bahwa istilah “kepemimpinan
transaksional” telah dilaksanakan untuk konsep kepemimpinan alam semesta.
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan serta
ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya. Kepemimpinan transaksional
digambarkan sebagai mempertukarkan sesuatu yang berharga untuk yang lain antara
pemimpin dan karyawan (Contingen Riward), intervensi yang dilakukan oleh pemimpin
dalam proses organisasional dimaksudkan untuk mengendalikan dan memperbaiki

13
kesalahan yang melibatkan interaksi antara pemimpin dan kakitanganya bersifat pro
aktif.
Prinsip utama dari kepemimpinan transaksional adalah mengkaitkan kebutuhan
individu dengan yang diinginkan kemimpin untuk semua penghargaan yang diinginkan
dari bawahannya sehingga memungkinkan adanya peningkatan motivasi staf. Karena
itu, dapat disimpulkan bahwa pemimpin transaksi hakikatnya adalah menekankan
bahwa perlunya seseorang pemimpin menentukan apa yang harus dilakukan karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transaksional juga cenderung
memfokuskan diri pada solusi tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar staf
melakukan tanggung jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat tergantung
pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman pada bawahannya.

13. Kepemimpinan Transformasional


Proses begitu cepat dan luas menuntut perubahan bahwa “perubahan dan
perbaikan” dilakukan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan, sehingga konsep
kepemimpinan yang berbeda diperlukan. Kepemimpinan transformasional dianggap
menunjukkan jalan. Pemimpin transformasional tidak hanya mengelola struktur dan
tugas, tetapi berfokus pada orang-orang yang membawa mereka kerjasama dan
berkomitmen. Mereka mencoba untuk secara aktif mempengaruhi “budaya” dari sekolah
sehingga memungkinkan untuk lebih merangsang kerjasama, koherensi dalam belajar dan
bekerja lebih bebas.
Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa pemimpin transformasional merupakan
pemimpin yang kharismatik dan memiliki peran sentral dan strategis dalam membawa
organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional ini harus memiliki
kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan kakitanganya, serta
mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang
mereka butuhkan.
Bass dan Avolio, mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional
memiliki empat dimensi yang disebutnya sebagai “The Four Is”:
a. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati
sekaligus mempercayai (pengaruh ideal).
b. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu
mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi karyawan (motivasi-
inspirasi)
c. Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan
solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi staf (stimulasi
intelektual).
d. Pemimpin transformasional dilihat sebagai seorang pemimpin yang mau
mendengarkan dengan penuh perhatian masukkan-masukkan staf dan secara khusus
memperhatikan kebutuhan- kebutuhan staf akan pengembangan karir (konsederasi
individu).
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah kemampuan
seorang pemimpin untuk memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang
individukan dan yang memiliki kharisma14.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun teori kepimpinan itu diantaranya meliputi Teori Sifat (Traits Theory), Teori Perilaku
(Behaviors Theory), Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory), Teori Otokratis
14
Dan Pemimpin Otokratis, Teori Psikologis, teori sosiologis, Teori Suportif, Teori Laissez
Faire, teori kelakuan pribadi, Teori Sifat Orang-Orang Besar, Teori Humanistik / Populistik,
kepemimpinan transaksional, Kepemimpinan Transformasional

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai teori
kepemimpinan. Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
oleh karena itu diharapkan pembaca dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang
membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan

Pendokumentasian Pasien. EGC : Jakarta

Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G. 2002. Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah. Penerbit Buku

Kedokteran: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai