KOMUNITAS 2
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan
dan pimpinanNnya sehingga Makalah Keperawatan Komunitas 2 yang berjudul “Konsep
Asuhan keperawatan komuitas Pada Anak Remaja Dengan HIV/AIDS ”, dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami dalam penulisan makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini dan kami menerima dengan baik semua saran dan kritikan demi
perbaikan penulisan makalah ini.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................4
B. Tujuan ..............................................................................................5
BAB II LATAR BELAKANG
A. Pengkajian.........................................................................................22
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................26
C. Rencana Tindakan keperawatan.......................................................27
D. Implementasi.....................................................................................31
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................32
B. Saran ..............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunadeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired
Negara maju maupun di Negara berkembang. Penderita HIV/AIDS lebih dari 45 juta
orang dengan korban meninggal dunia lebih dari 25 juta jiwa sejak penyakit ini dilaporkan
pertama kali pada tahun 1981. Afrika Sub-Sahara, Asia Selatan dan Asia Tenggara
merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi virus HIV. Di Indonesia sampai maret 2008
terdapat 6130 penderita infeksi HIV dan 11868 penderita AIDS, dengan korban meninggal
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
HIV dan AIDS merupakan penyakit yang menjadi momok paling menakutkan di
kalangan remaja dewasa ini. Dengan terjangkitnya penyakit HIV maupun AIDS, masa
4
depan para remaja akan suram karena menyebabkan kematian. Salah satu penyebab dari
terjangkitnya atau penularan HIV dan AIDS adalah karena pergaulan bebas. Dalam
pergaulan bebas tentunya para remaja melakukan apa saja tanpa pengawasan dari orang
tua.
Maka dari itu, para remaja hendaknya diberikan bekal yang cukup dan mendalam
tentang akibat dari pergaulan bebas itu sendiri. Karena seringkali pergaulan bebas
memberikan dampak yang negatif bagi remaja baik dari segi jasmani maupun rohani.
Khusunya HIV dan AIDS yang akan saya bahas di makalah ini.
Penyebab HIV dan AIDS bisa dari terjangkit secara langsung mapun dari segi
penularan. Jika ditinjau dari sudut pergaulan bebas, maka banyak yang bisa ditelaah lebih
dalam lagi. Terutama di kalangan remaja. Remaja merupakan usia yang sangat rentan
menyangkut pergaulan bebas serta dampak atau akibat yang ditimbulkan dari pergaulan
B. Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Remaja
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja
sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa
dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia
belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia
dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan
6
a) Karakteristik Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang
khas jika dibanding dengan periodeperiode perkembangan lainnya. Menurut Aulia
(2006) rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Masa remaja adalah periode yang penting
langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain
itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik
dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang
cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa
Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan
tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat
7
dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas
dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat
yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang
dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan
minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak
laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu :
pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh
orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa
mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru,
tersebut.
penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian,
satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol
status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh
orang
lain.
8
f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan
remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk
menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru
inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada
aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri
namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan
semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka
9
Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui
sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersipakan sikap dan perilaku orang
dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :
1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis
kelamin
5. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
1. Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan
2. Berat badan
Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi
3. Proporsi tubuh
10
badan lebih lebar dan lebih kuat.
4. Organ seksual
Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada
periode remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa
tahun kemudian
Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan
dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini. Masa ini
disebut sebagai masa “storm and stres” dimana terjadi peningkatan ketegangan
Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak
usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah,
mudah gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun
Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan
seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi
mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini
remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.
11
c) Perubahan Sosial pada remaja
Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah
penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang
berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang
Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar
rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa dipahami apabila
Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap
dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai
Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat.
Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam
memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat
dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat
dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan
guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil
Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada
remaja yang sangat cepat dan drastis menuntut remaja tersebut untuk bisa
12
dengan perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tanda-tanda penyesuaian diri
2. Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atas dirinya.
4. Homesickness
3. Permasalahan Remaja
a. Remaja dan rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak
perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
13
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
ketergantungan
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur
(10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 –
menitsetelah diminum.
mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman
maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa
yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau
pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak
masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh
terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan
banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali
bidang seks.
14
B. Tinjauan Tentang HIV/AIDS
1. Pengertian
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV. Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain :
penurunan sistem imun yang mendasar(sel T berjumlah 200 atau kurang) dan
b. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari
2. Etiologi
yang melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+ , yang juga ditemukan dalam
3. Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang
bekerja sebagai reseptor viral.Subset limfosit ini, yang mencakup limfosit penolong
15
pengurangan bertahap bersamaan dengan perkembangan penyakit.Mekanisme infeksi
HIV secara istimewa menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang
bekerja sebagai reseptor viral.Subset limfosit ini, yang mencakup linfosit penolong
HIV yang menyebabkan penurunan sel CD4 ini tidak pasti, meskipun kemungkinan
mencakup infeksi litik sel CD4 itu sendiri; induksi apoptosis melalui antigen viral,
yang dapat bekerja sebagai superantigen; penghancuran sel yang terinfeksi melalui
mekanisme imun antiviral penjamu dan kematian atau disfungsi precursor limfosit
atau sel asesorius pada timus dan kelenjar getah bening. HIV dapat menginfeksi jenis
sel selain limfosit. Infeksi HIV pada monosit, tidak seperti infeksi pada limfosit CD4,
tidak menyebabkan kematian sel. Monosit yang terinfeksi dapat berperang sebagai
reservoir virus laten tetapi tidak dapat diinduksi, dan dapat membawa virus ke organ,
nukleat viral pada sel-sel kromafin mukosa usus, epitel glomerular dan tubular dan
astroglia.Pada jaringan janin, pemulihan virus yang paling konsisten adalah dari otak,
hati, dan paru. Patologi terkait HIV melibatkan banyak organ, meskipun sering sulit
untuk mengetahui apakah kerusakan terutama disebabkan oleh infeksi virus local atau
Stadium tanda infeksi HIV pada orang dewasa adalah fase infeksi akut, sering
simtomatik, disertai viremia derajat tinggi, diikuti periode penahanan imun pada
replikasi viral, selama individu biasanya bebas gejala, dan priode akhir gangguan
imun sitomatik progresif, dengan peningkatan replikasi viral. Selama fase asitomatik
kedua-bertahap dan dan progresif, kelainan fungsi imun tampak pada saat tes, dan
16
beban viral lambat dan biasanya stabil. Fase akhir, dengan gangguan imun
simtomatik, gangguan fungsi dan organ, dan keganasan terkait HIV, dihubungkan
dengan peningkatan replikasi viral dan sering dengan perubahan pada jenis vital,
Infeksi HIV biasanya secara klinis tidak bergejala saat terakhir, meskipun “ priode
inkubasi “ atau interval sebelum muncul gejala infeksi HIV, secara umum lebih
singkat pada infeksi perinatal dibandingkan pada infeksi HIV dewasa. Selama fase ini,
gangguan regulasi imun sering tampak pada saat tes, terutama berkenaan dengan
universal diantara anak-anak yang terinfeksi HIV dari pada dewasa, sering meningkat
pada usia 3 sampai 6 bulan.Bayi dan anak-anak dengan infeksi HIV sering memiliki
jumlah limfosit yang normal, dan 15% pasien dengan AIDS periatrik mungkin
memiliki resiko limfosit CD4 terhadap CD8 yang normal. Panjamu yang berkembang
untuk beberapa alasan menderita imunopatologi yang berbeda dengan dewasa, dan
17
4. Pathway
HIV-1
Ibu
Jarum suntik Transfusi Hub sexual
Transplasental Perinatal
Kel. Limfe
Sel Host
Internalisasi
Limfadenopati Viremia Lim B
Enzim RT-ase
Destruksi sel Inf. Akut
Kel. Sel. B
Transkripsi terbalik
CD4
Laten
Mengubah RNA Pe Ab Pe Ig
menjadi DNA spesifik
Krisis total
Integritas DNA Hiper gamma
provirus ke Host globulinemia
Transkripsi / translasi
& propagasi virus Respon IgM
me
Inf. Oportunistik
Keganasan sekunder
AIDS
- Kematoksis
- Fagositosis
18
5. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada
penderitaan AIDS
b. Batuk-batuk
e. Diare,
f. Sesak napas,
h. Kesadaran menurun,
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat
merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya gejala
panas dapat disebabkan penyakit tifoid atau tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa
gejala bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku
yang mudah tertular AIDS, maka orang tersebut dianjurkan untuk tes darah HIV.
(Anwar Hafis,2014)
6. Manifestasi Klinis
retroviral akut, demensia HIV), infeksi opurtunistik, atau kanker yang terkait
19
a. Infeksi retroviral akut
mialgia, rash seperti morbili,ulkus pada mukokutan, diare, leukopenia, dan limfosit
atipik, sindrom Gillian Barre, atau psikosis akut. Sindrom ini biasanya sembuh
b. Masa Asimtomatik
Pada masa ini pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat terjadi limfadenopati
umum. Penurunan jumlah CD4 terjadi bertahap, disebut juga masa jendela(window
Pada masa ini jumlah CD4 berkisar antar 100-300.Gejala yang timbul adalah akibat
ITP, dan tuberkulosis paru. Masa ini dulu disebut AIDS Related Complex(ARC).
(Anwar Hafis,2014)
Pada masa ini jumlah CD4, di bawah 200.Penurunan daya tahan ini menyebabkan
7. Komplikasi
a. Pneumonia pneumocystis(PCP)
b. Tuberculosis(TBC)
c. Esofagitis
d. Diare
e. Toksoplasmositis
20
f. Leukoensefalopati multifocal prigesif
g. Sarcoma kaposi
21
BAB III
HIV/ AIDS
A. Pengkajian
Pada pengkajian anak remaja HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal
i. masihkah bersekolah?
j. jenis kelamin?
22
2. Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
Gagal tumbuh
Anemia
Panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur
atau protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Mata
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditis toksoplasma
multiple
b. Pemeriksaan Mulut
Peridontitis
23
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian
c. Pemeriksaan Telinga
Adanya nyeri
Kehilangan pendengaran
d. Sistem pernafasan
Sesak nafas
Tachipnea
Hipoksia
Nyeri dada
Gagal nafas
Anoreksia
Kesulitan menelan
Faringitis
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis mulut
Hepatomegali
24
Mual dan muntah
Pembesaran limfa
Haemorargie
Herpes zoster
Aczematoid gingrenosum
Skabies
Annuria
Proteinuria
Limfadenopati
Somnolen
Sukar berkonsentrasi
Perubahan perilaku
25
Nyeri otot
Kejang-kejang
Encelopati
Gangguan psikomotor
Penururnan kesadaran
Delirium
Meningitis
Keterlambatan perkembangan
Nyeri persendian
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS antara
lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
26
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanya
Tujuan :
Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status nutrisi,
Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan indikator
terjadinya infeksi
Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor terjadinya
neutropenia
Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan secara
penularan
Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap sebelum
27
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Tujuan :
Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya infeksi
Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan keperawatan
28
Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan (kontak yang
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
5. Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa membran dampak
Tujuan :
Kriteria hasil
Rencana Tindakan Keperawatan
29
Kaji membran mukosa
pengobatan
Tujuan :
Kriteria hasil :
Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diri dan
dukungan sosial
Rencana tindakan keperawatan
Konseling keluarga
Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan kehilangan
Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme koping dengan
30
Monitor tingkah laku orang
7. Kurang pengetahuan
kompleks dirumah
Tujuan :
Kriteria hasil :
Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses penyakit
Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak dan
Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
D. Implementasi
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Remaja merupakan usia dimana informasi akan berbagai hal perlu untuk
diketahui. Terlebih di usia ini para remaja cenderung ingin mengetahui lebih banyak
tentang hal-hal baru. Banyak remaja yang ingin mencoba hal-hal baru tersebut tidak tahu
bahwa yang mereka lakukan adalah hal negatif dan dapat merugikan diri mereka. Salah
satunya adalah seks bebas yang dapat merugikan karena mempunyai resiko tinggi
tertular HIV/AIDS.
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok
retrovirus yang biasanya menyerang organ – organ vital system kekebalan tubuh
melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+ , yang juga ditemukan dalam jumlah
a. Pneumonia pneumocystis(PCP)
b. Tuberculosis(TBC)
c. Esofagitis
d. Diare
e. Toksoplasmositis
32
f. Leukoensefalopati multifocal prigesif
g. Sarcoma kaposi
B. Saran
2. Mencegah penyebaran HIV dengan pemeriksaan kesehatan anak Remaja secara rutin
3. Dan kita sebagai perawat terus memberikan asuhan keperawtan kepada penderita agar
33
DAFTAR PUSTAKA
Judith M. Wilkinson. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Rivisi ed.). Jakarta: EGC.
Komisi Penanggulangan AIDS . (2012). Strategi Nasional PEnanggulangan HIV AIDS 2010-
2012
34