Anda di halaman 1dari 35

Proposal Penelitian

PENGETAHUAN TENTANG ARTRITIS GOUT PADA ANSIA


DI TOWUA 1 PALU KABUPATEN TATURA SELATAN
KACEMATAN PALU SELATAN

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Melakukan Penelitan

Oleh:
Melly Madonde Kapuy
NIM : 160087

AKADEMI KEPERAWATAN BALA KESELAMATAN PALU


TAHUN 2020

5
HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian Proposal

Pembimbing Proposal

(Sabarulin, SKM, M.Kes)

Mengetahui :

Ketua Panitia Ujian

(Denny Susanto S.Kep,Ns,M.Kep)

6
Kata pengantar belum ada

7
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan

Halaman Judul....................................................................................................... i

Halaman persetujuan............................................................................................ii

Kata Pengantar.....................................................................................................iii

Daftar Isi..............................................................................................................iv

Daftar table ...........................................................................................................v

Daftar gambar .....................................................................................................vi

Daftar lampiran...................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tentang Pengetahuan............................................................................. 5
B. Tinjauan Artritis Gout............................................................................ 10
C. Tinjauan Tentang Lansia........................................................................ 15

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep...................................................................................17
B. Definisi Operasional...............................................................................18

8
BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.....................................................................................19
B. Populasi Dan Sampel..............................................................................19
C. Pengumpulan Data..................................................................................21
D. Pengolahan Data......................................................................................21
E. Analisa Data............................................................................................22
F. Penyajian Data........................................................................................22
G. Etika Penelitian.......................................................................................23

BAB V Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Daftar Pustaka

Lampiran

9
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................... 17

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsul

Lampiran 2 Formulir Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan adanya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

yang semakin baik, maka menimbulkam pertambahan jumlah penduduk

khusunya pada lanjut usia mengalami peningkatan pada tiap tahun.

Menurut biro pusat statistic penduduk lanjut usia 60 tahun pada 2010

penduduk lanjut usia akan mencapi9,77%, dan pada tahun 2020 akan di

prediksikan penambahan jumlah penduduk usia menjadi 11,3%. Dengan

demikin jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun mengalami peningatan

amat besar (Kartikasari A,2012:23).

Perubahan yang wajar dalam usia lanjut dalam proses

berfikir,mengingat serta dalam proses menangkap maupun merespon

sesuatu sudah suda mengalamai penurunan secara berkala. Proses menua

secara individu mengakibatkan masalah baik masalah secara fisik,

biologis, sosial ekonomonya. Hak ini dapat dilihat terkait dengan masalah

kesehatan yang paling banyak dialami adalah penyakit tidak menular

salah satu di antaranya penyakit kronis, salah salah satu penyakit kronis

yang paling banyak menyerang pada lanjut usia adalah asam urat

( Karitikasari A, 2012:25).

Asam urat merupakan hasil dari sisa penghancuran purin ,di mana

di mana sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan dan hasil

12
metabolism DNA tubuh. Purin berasal dari makan merupakan hasil dari

pemecahan nucleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran

cerna. Sehingga meningkatkan kadar asam urat darah diakibatkan oleh

seseorang mengkonsumsi makanan Yang mengandung tinggi purin

(Sadhewa Bernandha, 2016:14).

Berdasarkan world Health Oganization (WHO) prevelensi asam

urar (gout) di Amerika Serikat sekitar 13,6 Kasis per 1000 laki-laki dan

6,4 kasus per 1000 perempuan. Prevelensi ini beberapa ditiap negara.

Berkisar antara 0,27% di Amerika Serikat hingga 10,3% di Selandia

Baru.Berdasarkan surveyWHO, Indonesia merupakan negara terbesar ke 4

didunia yang penduduknya menderita asam urat dan bedasarkan sumber

dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit Atritis gout 35% terjadi pada

pria dibawah usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar

3,3-7mg/dl dan pada perempuan 2,6-6mg/dl. Kadar asam urat di atas

normal disebut hiperurisemia. Prevlensi penderita gout berdasarkan

wawancara teriagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,6 persen. Prevlensia

tertinggi di Yogyakarta ( 1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawah Tengah, dan

Sulewesi Tenggah masing-masing sebesar 0,8 persen. Sumatra utara

sendiri memilki prevlensi penyakit gout sebesar 0,3 persen. Penyakitvgout

di indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013

sebesar 11,9% berdasarkan tenaga kesehatan dan 24,7% berdasarkan

doagnosis atau gejala (Infodatin, 2013:43).Di Sulawesi Tengah, pada

tahun 2011 pasien yang berobat di puskesmas atau rumah sakit menurut

13
data 30% adalah penyakit Atritisgout,sehingga banyak generasi sekarang

yang mengeluh sakit persendian. Sedangkan data dari dinas kesehatan

Provinsi Sulewesi Tengah mencatat jumalah kasus pada system otot dan

jaringan pengikat ( penyakit tulang belulang, radang sendi termasuk

reumatik dan asam urat) yang terbanyak di Sulawesi Tengah sebanyak

11.594 dengan presentase 8,04% (Riskesdas 2012-2011:30).

Berdasarkan surfei awal diPalu RT 002 RW 001 Kabupaten Tatura

Selatan Kec.Palu Selatan pada tanggal 18 Desember 2019, jumlah lansia

sebanyak 94 orang. Dari beberapa lansia di temui mengeluh nyeri.Pada

persendian dan mengatakan tidak mengatahui pola makannya.

Hasil pemeriksaan sederhana tentang asam urat ada beberapa lansia

menunjukan asam urat tinggi (Data Primer, Akper Bk 2019). Oleh sebab

itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan

tentang artritis gout pada lansia di Towua 1 Palu Kabupaten Tatura Selatan

Kecematan Palu Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana Pengetahuan Lansia tentang artritis gout di Towua 1 Palu

Kabupaten Tatura Selatan Kecematan Palu Selatan.

14
C. Tujuan Penelitian

Diketahuinya Pengetahuan Lansia tentang artritis gout di Towua 1

Palu Kabupaten Tatura Selatan Kecematan Palu Selatan.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi pemerintah/petugas kesehatan.

Sebagai bahan masukan berupa data mengenai pengetahuan lansia

tentang penyakit Atritis gout sehingga dapat digunakan sebagi

pertimbangan dan pedoman dalam merencanakan prongram

penyeluhan penyakit Atritis Gout di Palu RT 002 RW 011

Kabupaten Tatura Selatan Kecamatan Palu Selatan

b. Manfaat bagi penelitian lainnya.

Diharap dapat menambah khasnah ilmu pengetahuan dan

merupanan salah satu bahan bagi peneliti lainnya.

c. Bagi peneli sendiri.

Merupakan pengelaman yang sangat berharga untuk menambah

wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan teori riset

keperawatan yang telah didapat dibangku kuliah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Palu RT 002 RW 001 Kelurahan Tatura

Selatan Kecamatan Palu Selatan.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil atau dari manusiau atas

penggabungan atau kerja sama antara suatu subjek yang mengetahui dan

objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek

tertentu ( Suriasumantri dalam Nurroh, 2017).

Menurut (Notoemodjo dalam Yuliana, 2017), pengetahuan adalah

hasial penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimiliki (Mata, Hidung, Telinga, dan sebagainya).

Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh

seseorang melalui panca indera.

Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif

sesuai dengan proses pengalaman manusia yang di alami. Menurut

Brunner proses pengetahua tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu aspek

mendapatkan informasi, proses transformasi, dan evaluasi. Informasi yang

baru didapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah di peroleh

sebelumnya, atau merupakan penyempurnaan informasi. Proses

transformasi adalah proses mamanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan

16
tugas-tugas baru. Proses evaluasi dilakukan dengan memeriksa kembali

apakah cara mengelolah informasi telah memadai (Mutabarak, 2011).

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

mengingat kembali kejadian yang pernah di alami baik secara sengaja

maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Prilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasri

oleh pengetahuan (misalnya perilaku karna paksaan atau adanya prilaku

wajib) (Mutabarak,2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Ada Enam tingkat pengetahuan yaitu ( Sulaiman, 2015)

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut

untuk mengetahui fakta tampa dapat menggunakannnya.

b. Mamahami (comprehension)

Mamahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

17
c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang

diketahui pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat suatu objek.

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukabn

penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu

kriteria atau norma-norma yang berlaku deimasayarakat.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu

(Fitriani dalam Yuliana, 2017).

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut

menerima sebuah informasi.

18
b. Media Massa/informarmasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek sehingga

menghabiskan perubahan dan meningkatkan pengetahuan.

c. Sosial Budaya dan Ekonomian

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanmpa melalui

penalaraan apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

akan menentukan ketersediaan faqsilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segalah sesuatu yang Ada disekitar individu

baik lingkungan fisik, biologis, aupun sosial. Hal tersebut

terjadinya adanya interaksi timbal balik yang akan di respon

sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat di peroleh dari pengalaman pribadi ataupun dari

orang lain. Pengalaman ini dapat suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

19
f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambanya usia akan semakin merkembang pola pikir dan daya

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan

semakin banyak.

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut (Arikunto dan Devianti, 2010), bahwa pengukuran

dengan pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

dapat menanyakan isi matari yang ingin diukur dengan subjek peneliti atau

responden menurut (Nursalam, 2010) memberikan jenjang dalam

penelitian biasanya ditulis dalam presentasai sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik skor atau nilai 76-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%

c. Tingkat pengetahuan bila skor atau nilai <56%

5. Jenis-jenia pengetahuan

` Pada umunya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

a. Pengetahuan Langsung

Pengetahuan adalah pengetahuan langsung yang hadir didalam jiwa

tanpa melalui proses penapsiran dan pikiran. Umumnya dibayangkan

bahwa kita mengetahui sesuatu sebagai mana adanya, kuhsusnya

perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas dikenal sebelumnya

20
seperti pohon, rumah, bintang, dan beberapa induvidu manusia.Namun

apakan pertasaan ini juga berlaku pada realits-realitas yang sama sekali

belum perna dikenal dimana sekali melihat langtsung mengenalnya.

b. Pengetahuan tak langsung

Pengetahuan media adalah hasil dari pengaruh interprentasi dan

proses berfikir dan penglaman-pengelaman yang lalu.

c. Pengetahuan Indrawi

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih

melalui indera ( seperti mata, telinga, dan lain-lain)

d. Pengetahuan Konseptuaol

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisa dari pengetahuan

indrawi pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk

suatu konsepsi-konsepsi tentang objek dan perkara-perkara

eksternal nampa hubungan dengan alam eksternal

(Abdullah,2010).

B. Tinjauan Tentang Artritis gout

Teori tentang Artritis gout

1. Pengertian
2. Penyebab/etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Pencegahan
6. Penatalaksanaan

21
1. Pengertian AtrhritisGout.

Atrhritisgoutmerupakan salah satu penyakit metabolik yang terkait

dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol. Penimbulan

kristal monosodium urat (MSU) pada asendi dan jaringan lunak

merupakan pemicu utama terjadinya karadangan atau inflamasi pada gout

arthritis. (Sudoyo, 2010 :12). Atritis gout adalah jenis artritis terbanyak

ketika setelah osteoartritis dan kelompok rematik luar sendi, ganngguan

pada komponen dan penujang sendi, peradangan, penggu dal darah

merupakan faktor utama terjadinya arthritis gout.(Oktavina j,2015:154).

Sendi yang terserang tampak merah, bengkak, kulit diatasnya terasa panas

di sertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit digerakan.Biasanya

serangan akut gout berkaitan dengan konsumen makanan yang

mengandung purin tinggi. Apabilah penyakit telah menahun/kronis dapat

timbul yaitu benjolan-benjolan yang berisi cairan purin yang mengandung

kristalAtritis gout.

Kadar normal Atritis gout dalam darah untuk laki-laki 3,4-7 mg/dl.

Kadar normal Atritisgout dalam darah untuk wanita 2,4-6 mg/dl.

Seseorang di katakan menderita Atritis gout tinggi bilapemeriksaan

menunjukkan kadarAtritis gout di atas 7 mg/dl untuk priadan lebih dari 6

mg/dl untuk wanita. Kadar Atritis gout dalam darah di harapkan stabil

dalam sekitar 5 mg/dl.

Peningkatan Atritis gout dalam darah salah satunya disebabkan

tingginya asupan makanan yang mengandung purin. Semakin tinggi

22
pemasukkan zat purin makin produksi Atritis gout juga semakin

meningkat. Oleh karena itu, penderita penyakit asam urat dianjurkan untuk

diet rendah purin untuk mengurqangi pembentukan gout.Kadar purin

dalam normal selama sehari bisa mencapi 600-1000 mg sedangkan diet

renda purin dibatasi hanya mengandung 120-150 mg purin.

a. Jenis makanan mengandung purin tinggi

Menurut Junaidin2012 berikut jenis makanan dengan kandungan

purin tinggi yang dapat meningkatkan kadarAtritis gout darah:

1) Jeroan, Seperti hati, usus, limpa, babat, paru, jantung, dsn otak.

2) Ektrak daging/kaldu, daging bebek, angsa, burung.

3) Udang, kerang, kepeting, dan cumi-cumi.

4) Melinjo dan olahan seperti emping.

5) Kacang-kacangan yang dikeringkan beserta olahannya seperti

kacang tanah, kedelai, kadang hijau, kadang merah kering. Taoge,

tahu, oncom, tauco, dan susu kedelai.

6) Sayuran dan buahan tertentu, seperti bayam, kangkung, daun

singkong, asparagus, bucis,kembal kol,daun jambu mete, nenas,

durian, alpukat dan air kelapa.

7) Minuman beralkohol, seperti air, wiski, minuman anggur, tuak,

ragi, dan minuman hasil fermentasi lainnya.

Selain menghindari makanan yang mengandung purin

tinggi,penderita juga harus menghindari makanan yang berlemak karena

cenderung menghambat pengeluaran Atritis gout. Penderita penyakit

23
Atritis gout disaranakan banyak minum air putih, sebaiknya minum air

putih sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari dan cairan jus buah. Karena

Atritis gout arus tetap memenuhi cukup kalori, protein, mineral, dan

vitamin.

Sumber protein hewani kecuali yang mengandung purin tinggi air

tawar seperti gurame, mujaer dan ikan mas semua boleh dikonsumsi, ikan

laut kecuali yang mengandung purin tinggi,dagingatau ayam dan telur

boleh di konsumsi tapi dibatasi hanya 50 gr perhari.

Protein nabati seperti tempedan tahu mengandung purin cukup

tinggi, sebainya pengkonsumsiannya dibatasi sekitar 25-50 gr saja

perhari.Sayuran : Pare, seledri, dan takokak merupakan sayuran yang

sangat baik untuk Atritistermasuk Atritis gout. Sayuran lain seperti wortel,

sawi, labu, selada, ketimun yang mengandung purin tinggi.Buah :Hampir

semua buah-buahan baik dikonsumsi oleh penderita Atritis gout terutama

yang mengandung air tinggi seperti semangka karena mempuyai efek

diurtik yang dapat membantu pengeluaran Atritis goutmelalui urin. Buah-

buahan yang lain juga dapat dikonsumsi kecuali durian, nenas, alpukat dan

air kelapa karena buah-buahan tersebut di dalam usus dapat

difermentasikan menjadi alkohol.

2. Penelitian Konsumen Makanan

Asupan makanan merupakan faktor utama yang berperan terhadap

status gizi seseorang.Untuk menilai status gizi dapat dilakukan melalaui

24
mengetahi kebiasaan makanan dan menghitung jumlah makanan yang di

manakan baik dalam jangkapanjang maupun jangka pendek.

Untuk mendapatkan informasi tentang kebiasaan makan dan jumlah

makanan yang dikonsumsi, dapat di lakukan pengukuran melalui

berberapa metode,antara lain :

a. Metode ingatan 24 jam (24 hours food recall)

Metode ini digunakan untuk jumalah makan yang dikonsumsi selama

24 jam yang lalu sebelumnya. Dengan ini akan diketahui besarnya

porsi makanan berdasarkan ukuraan rumah tangga (URT) yang

kemudian dikonversi ukuran metrik (garam) (Khomsan,2014-

143).Metode ingatan 24 jam.jika dilakukan satu hari tidak dapat

menggambarkan informasirata-tata konsumsi. Oleh karena

itu,sebaiknya dilakuakan 2x24 dengn selang waktu 2 hari

selamasepuluh hari.

b. Metode (food records)

Pada metode ini, responden dimintai untuk mencatat semua makanan

dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu.Pencatatan dilakukan

responden dengan menggunakan ukuran rumah tangga (URT) atau

atau menimbang langsung berat badan makanan yang dikonsumsi

(dalam ukuran garam) (Khomsan, 2014:140-143).

c. Metode Penimbangan Makanan (food weighing)

Metode penibangan adalah adalah metode yang paling akurat dalam

memperkirakan asupan kebiasaan dan/atau asupan zat gizi

25
individu.Pada metode ini, responden diminta untuk menimbang dan

mencatat seluruh makan yang dikonsumsi selama periode waktu

tertentu.Lebih jelasnya, responden diminta untuk menimbang kuatitatif

pangan yang sisa (Siagian, 2014).

d. Metode Diestari History

Metode ini dikenal juga sebagai metode riwayat pangan..Tujuan

metode ini adalah untuk menemukan pola inti pangan sehari-hari pada

jangka waktu serta untuk melihat kaitan antarainti pangan dan kejadian

penyakit tertentu (Khomsan, 2014:140-143).

e. Metode Ferkuensi Makan (Food Frequency)

Metode ferkuensi makanan adalah untuk memperoleh informasi pola

konsumen makanan seseorang.Untuk itu, diperlukan kuesioner yang

terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis makanandan ferkuensi

konsumsi makanan (Khomsan, 2014:140).

C. Tinjauan Tentang Lansia

1. Pengertian Tentang Lansia

Pengertian Lansia Menurut World Health Organisation (WHO),

lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan

akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini

akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

26
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan

tahapantahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai

dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit

yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler

dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain

sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga

terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem

organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran

kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada

activity of daily living (Fatmah, 2010).

2.Batasan-batasan usia lanjut

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut

World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)

pengelompokkan lansia menjadi :

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

27
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki

masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

(usia >65 tahun)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPRASONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model pendahuluan dari sebuah masalah

penelitiandan meupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang

diteliti.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptip dimana ingin mengetahi

pengetahuan atritis gout pada lansia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gabar dibawah ini.

Artritis gout
Pengetahuan - Pengertian
- Penyebab
- Tanda dan gejala
- Komplikasi
- Pencegahan
- Penatalaksanaa

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

28
B. Definisi Operasional

Pengetahuan tentang Atrhritis gout

Definisi : Hal-hal yang diketahui oleh lansia tentang Atritis gout yang meliputi

pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, pencegahan dan

penatakasanaannya

Alat ukur : Kuesoner

Cara ukur : Angket

Hasil ukur : 0 = Baik ( bila ≥ median)

1= Kurang Baik (bila < median)

Skala ukur: Ordinal

29
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Wiratma Sujarweni (2014). Populasi adalah keseluruhan jumlah

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat usia dewasa

yang berusia dari 55-74 tahun dengan jumlah 94 orang di Palu RT 002 RW 001

Kabupaten Tatura Selatan Kecamatan Palu Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Wiratma Sujarweni, 2014). Pada

penelitian ini sampel diambil dari sebagian masyarakat usia dewasa yang berusia

dari 55-74 tahun dengan jumlah 94 orang di Palu RT 002 RW 001 Kabupaten

Tatura Selatan Kecamatan Palu Selatan.

3. Besar sampel

Jumlah sampel dari warga di Palu RT 002 RW 001 Kabupaten Tatura

Selatan Kecamatan Palu Selatan.

Sesuai dengan rumus sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 1.000

(Nursalam, 2013). Jumlah sampel sebagai berikut :

30
N
n= 2
1+ N (d )

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi = 94

d = Nilai presisi 90% atau signifikan 10% = 0,1

Didapatkan perhitungan sebagai berikut :

N
n=
1+ N (d 2)

94
n= 2
1+ 94( 0.1 )

94
n=
1+ 94( 0,01)

94
n=
1+ 0,94

94
n=
1,94

n=48

jadi jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 48 lansia..

4. Cara pengambilan sampel

31
Pengambilan sampel dilakukan secara Nonprobability sampling dengan

cara purposive sampling. Pengambilan sampel dengan cara memilih

dengan cara door to door.

B. Pengumpulan Data

Jenis data yang di kumpulkan adalah :

a. Data Primer

Data primer dari data penilitian ini ialah data yang di

peroleh/dikumpulkan oleh peneliti sendiri secara langsung melalui

kuesioner yang di berikan pada masyarakat.

b. Data Sekunder

Data sekunder dari data penelitian ini ialah data yang di peroleh

/dikumpulkan dari pihak Puskesmas di Palu RT 002 RW 001

Kabupaten Tatura Selatan Kecamatan Palu Selatan.

c. Cara Pengukuran

Dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang berisi 10

pertannyaan dengan jawaban semua benar. Setiap jawaban diberi nilai 1

sehingga total nilai 10.

C. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan uraian rencana yang akan dilakukan

untuk mengelolah dan menganalisa data. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pengolahan data dengan cara (Notoatmojo, 2014: 88)

b) Editing

32
Editing yaitu wawancara atau angket yang diperoleh atau

dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih

dahulu.Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak

lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka

kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out) (Notoatmojo, 2014).

c) Coding (Lembar Code)

Coding adalah instrument beberapa kolom untuk merekam data

secara manual. Lembar atau kartu kode berisi nomor reponden dan

nomor-nomor pertanyaan (Notoatmojo, 2014).

d) Tabulating (Tabulasi)

Tabulasi adalah membuat tabel-tabael data, sesuai dengan tujuan

penelitain atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmojo, 2014).

e) Cleaning (Pembersihan Data)

Yaitu pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau kebenaran

(Notoatmojo, 2014).

D. Analisa Data

Adapun analis data yang digunakan adalah sebagai berikut Analisa

univariat. Dilakukan untuk mengatahui distribusi, ferkuensi dan

proporsi.

E. Penyajian Data

33
Bentuk penyajian data yang akan di gunakan penelitian yaitu dalam

bentuk tabel beserta penjelasan-penjelasan dalam bentuk narasi.

F. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada desa Towua 1 untuk mendapat persetujuan dan kemudian

kuesioner dijalankan ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada

masalah etika yang meliputi : (Hidayat, 2011).

a) Informed concent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

b) Anonimity/ Tanpa nama

34
Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c) Confidentiality/ Kerahasiaan

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

35
DAFTAR PUSTAKA
isinya hanya yang ada dibab1 – 4….. edit lagi

A, Aziz, Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis


Data, Jakarta: Salemba Medika.
Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Aspiani, R. Y. (2014). “Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi


Nanda, Nic Dan Noc”. Edisi 1; Jakarta: EGC

Fatmah.2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : ErlanggaGava Media

Hariyani, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Helmi, Noor Zairin. 2013. Trigger Finger. Buku Ajar Gangguan.Muskuloskeletal.


Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Junaidi.(2010). Pengenalan, Pencegahan, Dan Pengobatan Hipertensi. Jakarta: Pt


Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Junaidin. 2012. Penuntun Diet. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama

La Ode, Sarif. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Li Khomsan. (2014).Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan.Jakarta: Pt Rajagrafindo


Persada
Notoatmojo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: EGC.
Notoatmojo. 2014.Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: EGC.
Price, S.A., Wilson, L.M. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Edisi Vi. Jakarta: EGC
Sadhewa, Bernandha Ardhan (2016) Karakteristik Penderita Hipertensi Di
Wilayah Puskesmas

36
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner &Suddarth, Edisi 8.Jakarta : Egc.

Sudoyo Aw, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.

Suhardjo. 2012. Sosio Budaya Gizi. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor.

Sulastri. 2012. Gambaran Pola Makan Penderita Gas-Tritis Di Wilayah Kerja


Puskesmas

Kampar Kirihulu Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupatenk Ampar Ri Au. Skr I
Psi. Suma Ter A: Fa Kul Ta Skesehatan Masyarakat Usu

Wiratna Sujarweni, V. 2014.Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:

37
Kuesioner pengetahuan lansia tentang Gout Artritis mana

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Pengaruh PengatahuanTentang Pola Makan Terhadap

Penyakit Atritis Gout Pada Lansia di Palu RT 002 RW

001 Kabupaten Tatura Selatan Kec.Palu Selatan.

Nama PenelitI : Melly Madonde Kapuy

Nim : 160087

Status : Mahasiswa AKPER BK PALU

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Akademi Keperawatan Bala

Keselamatan Palu, saya akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh

PengatahuanTentang Pola Makan Terhadap Penyakit Atritis Gout Pada Lansia di

Palu RT03 RW 06 Kabupaten Tatura Utara Kec.Palu Selatan ujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengetahuan lansia sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan tentang penyakit Atritis Gout Selanjutnya kami mohon kesediaan

Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden kami, dengan memberi jawaban

secara jujur apa adanya.

38
Tanda tangan berikut menunjukan persetujuan dari Bapak/Ibu telah mendapat

penjelasan dan memahami maksud peneliti ini sebagai responden tanpa paksaan

dari pihak manapun.

Peneliti Towua 1, Mei 2020

Melly Madonde Kapuy Responden

39

Anda mungkin juga menyukai