Anda di halaman 1dari 3

1.

3 Agen biologi

Agen biologi terdiri dari mikroorganisme (virus, bakteri dan jamur) dan organisme
uniselular dan multiselular lainnya seperti parasit beserta racun yang dihasilkannya. Agen biologi
mampu memengaruhi kondisi kesehatan manusia dalam berbagai cara, dari reaksi alergi yang
umumnya ringan sampai kepada kondisi medis yang serius bahkan kematian. Agen biologi dapat
ditemukan di air, tanah, tumbuhan dan hewan.

Agen memperoleh Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi ini dapat dikatakan


bahwa agen mendapat kemudahan untuk menimbulkan penyakit pada host. Agen memberatkan
keseimbangan sehingga batang pengungkit miring kearah agen. Contohnya ada mutasi virus
influenza sehingga muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1) atau Flu Babi (H1N1)
dimana masyarakat belum memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus tersebut. Kondisi
ketiga yaitu Host Peka Terhadap Agent pada kondisi ini Interaksi ketiga host lebih peka terhadap
agent. Host memberatkan keseimbangan sehingga pengungkit miring kea rah host. Contoh
apabila disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar, maka sebagian besar populasi rentan
terkena penyakit. Selanjutnya terjadi Pergeseran Lingkungan yang Menyebabkan Agen
Mendapat Kemudahan Menimbulkan Penyakit Interaksi ini terjadi pergeseran lingkungan,
sehingga memudahkan agen memasuki tubuh host dan menimbulkan penyakit. Contohnya ketika
banjir air kotor mengandung kuman (Agen) yang kontak dengan Masyarakat (Host), sehingga
agen lebih mudah menimbulkan penyakit dan yang kondisi yang terakhir adalah terjadinya
Pergeseran Lingkungan yang menyebabkan host peka terhadap penyakit Interaksi ini terjadi
karena adanya pergeseran kuliatas lingkungan sehingga host memberatkan keseimbangan.(host
peka terhadap agent). Contoh terjadi pencemaran udara dengan SO2 yang menyebabkan saluran
udara paru menyempit (agar tidak banyak racun), namun mengkibatkan sehingga paru-paru
kekurangan oksigen sehingga host jadi lemah dan timbul kelainan paru.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh tiga
faktor tersebut diatas, yakni faktor Agen atau penyebab penyakit Agen merupakan pemegang
peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit. Agen dapat
dikelompokkan menjadi Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya,
Golongan riketsia, misalnya typhus, Golongan bakteri, misalnya disentri, Golongan protozoa,
misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya. Faktor Host (Manusia) Sejauh mana
kemampuan host didalam menghadapi invasi mikroorganisme yang infektius itu, berbicara
tentang daya tahan. Misalnya Imunitas seseorang. Faktor Route of transmission (jalannya
penularan). Penularan penyakit dapat dilihat dari potensi infeksi yang ditularkan. Infeksi yang
ditularkan tersebut berpotensi wabah atau tidak

1.4 Keuntungan dan kerugian senjata biologi

Senjata biologis yaitu senjata yang mengandung bahan-bahan biologi atau mikroba
seperti virus, bakteri, jamur atau toksin dari makhluk hidup yang dapat menimbulkan penyakit
atau kematian pada manusia atau ternak. Beberapa jenis mikroba yang dapat digunakan
sebagai senjata biologis antara lain, Bacillus anthracis, Yersinia pestis, Clostridium botulinum,
Mycobacterium tuberculosis, virus variola, virus ebola , virus polio dll. Mikroba-mikroba ini
dapat masuk dan keluar tubuh manusia melalui berbagai organ tubuh, saluran pernapasan,
saluran pencernaan, saluran kemih, kulit atau melalui organ lainnya. Infeksi mikroba-mikroba ini
akan menimbulkan gejala-gejala klinik yang spesifik untuk setiap mikroba ( Jawetz,1996 ;
Joklik,1992).

a) Keuntungan

Penggunaan senjata biologi memiliki beberapa keuntungan dan keunggulan dibandingkan jenis
senjata militer lainnya. Beberapa keuntungan pemakaian senjata biologi adalah biaya
produksi relatif murah dibandingkan senjata penghancur lainnya, alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan agen biologi cukup sederhana, dan waktu yang diperlukan dalam
pembuatannya relatif lebih pendek. Secara ekonomis, pembuatan senjata biologi juga
menguntungkan karena dapat dibuat vaksin atau penawar dari senjata biologi yang telah
diciptakan dengan alat yang sama namun vaksin dapat diperdagangkan kembali dengan harga
tinggi. Penyerangan dengan senjata biologi disukai oleh banyak negara karena penyebarannya
tidak terdeteksi dan musuh tidak menyadari adanya penyerangan dengan senjata biologi. Selain
itu, agen biologi yang hidup di dalam tubuh manusia dapat berkembang biak dan menyebar dari
individu satu ke individu lain secara alami. Hal ini sangat mungkin terjadi karena agen biologi
(terutama virus) yang disebar tidak terlihat oleh mata telanjang, tidak berbau, dan tidak
berasa. Dibandingkan dengan senjata nuklir, senjata biologi lebih unggul karena penggunaannya
tidak merusak infrastruktur atau fasilitas yang ada dalam daerah yang diserang,
sehingga infrastruktur yang tertinggal dapat dimanfaatkan kembali.

b) Kerugian

Penggunaan senjata biologi juga memiliki kelemahan yang apabila tidak diperhitungkan secara
cermat dapat merugikan. Di antaranya adalah perlunya perhitungan cuaca atau kondisi yang tepat
untuk melakukan penyebaran senjata tersebut karena sedikit perubahan arah angin dapat
mengakibatkan agen biologi berbalik menyerang diri sendiri. Untuk agen biologi yang disebar
melalui udara, waktu tinggal atau ketahanan mereka di udara merupakan hal yang penting untuk
diketahui agar tidak terjadi infeksi sekunder pada pasukan penyerang ketika mereka memasuki
daerah yang telah berhasil dilumpuhkan/diinfeksi. Pasukan yang bertugas menyebarkan senjata
biologi juga harus dilengkapi dengan berbagai alat pelindung karena risiko terinfeksi agen
biologi yang digunakan sebagai senjata dapat dialami oleh mereka. Beberapa jenis senjata
biologi juga diketahui rentan terhadap radiasi matahari maupun perubahan cuaca sehingga agen
biologi dapat terinaktivasi dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Untuk beberapa jenis senjata
biologi seperti itu, biasanya dilakukan penyebaran pada larut malam atau
pagi subuh sehingga radiasi matahari tidak akan mengganggu dan agen biologi dapat menyebar
pada ketinggian yang rendah dan menyelimuti daerah yang diserang. Kerugian lain dari
penggunaan senjata biologi adalah adanya beberapa agen biologi yang dapat bertahan lama di
lingkungan (seperti spora Bacillus anthracis) sehingga daerah yang telah diinfeksi tidak dapat
dihuni/ditinggali dalam jangka waktu yang cukup lama.

Daftar pustaka

Jawetz, E., J.L. Melnick, and E.A. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20,Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 228-231

Anda mungkin juga menyukai