3 Agen biologi
Agen biologi terdiri dari mikroorganisme (virus, bakteri dan jamur) dan organisme
uniselular dan multiselular lainnya seperti parasit beserta racun yang dihasilkannya. Agen biologi
mampu memengaruhi kondisi kesehatan manusia dalam berbagai cara, dari reaksi alergi yang
umumnya ringan sampai kepada kondisi medis yang serius bahkan kematian. Agen biologi dapat
ditemukan di air, tanah, tumbuhan dan hewan.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh tiga
faktor tersebut diatas, yakni faktor Agen atau penyebab penyakit Agen merupakan pemegang
peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit. Agen dapat
dikelompokkan menjadi Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya,
Golongan riketsia, misalnya typhus, Golongan bakteri, misalnya disentri, Golongan protozoa,
misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya. Faktor Host (Manusia) Sejauh mana
kemampuan host didalam menghadapi invasi mikroorganisme yang infektius itu, berbicara
tentang daya tahan. Misalnya Imunitas seseorang. Faktor Route of transmission (jalannya
penularan). Penularan penyakit dapat dilihat dari potensi infeksi yang ditularkan. Infeksi yang
ditularkan tersebut berpotensi wabah atau tidak
Senjata biologis yaitu senjata yang mengandung bahan-bahan biologi atau mikroba
seperti virus, bakteri, jamur atau toksin dari makhluk hidup yang dapat menimbulkan penyakit
atau kematian pada manusia atau ternak. Beberapa jenis mikroba yang dapat digunakan
sebagai senjata biologis antara lain, Bacillus anthracis, Yersinia pestis, Clostridium botulinum,
Mycobacterium tuberculosis, virus variola, virus ebola , virus polio dll. Mikroba-mikroba ini
dapat masuk dan keluar tubuh manusia melalui berbagai organ tubuh, saluran pernapasan,
saluran pencernaan, saluran kemih, kulit atau melalui organ lainnya. Infeksi mikroba-mikroba ini
akan menimbulkan gejala-gejala klinik yang spesifik untuk setiap mikroba ( Jawetz,1996 ;
Joklik,1992).
a) Keuntungan
Penggunaan senjata biologi memiliki beberapa keuntungan dan keunggulan dibandingkan jenis
senjata militer lainnya. Beberapa keuntungan pemakaian senjata biologi adalah biaya
produksi relatif murah dibandingkan senjata penghancur lainnya, alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan agen biologi cukup sederhana, dan waktu yang diperlukan dalam
pembuatannya relatif lebih pendek. Secara ekonomis, pembuatan senjata biologi juga
menguntungkan karena dapat dibuat vaksin atau penawar dari senjata biologi yang telah
diciptakan dengan alat yang sama namun vaksin dapat diperdagangkan kembali dengan harga
tinggi. Penyerangan dengan senjata biologi disukai oleh banyak negara karena penyebarannya
tidak terdeteksi dan musuh tidak menyadari adanya penyerangan dengan senjata biologi. Selain
itu, agen biologi yang hidup di dalam tubuh manusia dapat berkembang biak dan menyebar dari
individu satu ke individu lain secara alami. Hal ini sangat mungkin terjadi karena agen biologi
(terutama virus) yang disebar tidak terlihat oleh mata telanjang, tidak berbau, dan tidak
berasa. Dibandingkan dengan senjata nuklir, senjata biologi lebih unggul karena penggunaannya
tidak merusak infrastruktur atau fasilitas yang ada dalam daerah yang diserang,
sehingga infrastruktur yang tertinggal dapat dimanfaatkan kembali.
b) Kerugian
Penggunaan senjata biologi juga memiliki kelemahan yang apabila tidak diperhitungkan secara
cermat dapat merugikan. Di antaranya adalah perlunya perhitungan cuaca atau kondisi yang tepat
untuk melakukan penyebaran senjata tersebut karena sedikit perubahan arah angin dapat
mengakibatkan agen biologi berbalik menyerang diri sendiri. Untuk agen biologi yang disebar
melalui udara, waktu tinggal atau ketahanan mereka di udara merupakan hal yang penting untuk
diketahui agar tidak terjadi infeksi sekunder pada pasukan penyerang ketika mereka memasuki
daerah yang telah berhasil dilumpuhkan/diinfeksi. Pasukan yang bertugas menyebarkan senjata
biologi juga harus dilengkapi dengan berbagai alat pelindung karena risiko terinfeksi agen
biologi yang digunakan sebagai senjata dapat dialami oleh mereka. Beberapa jenis senjata
biologi juga diketahui rentan terhadap radiasi matahari maupun perubahan cuaca sehingga agen
biologi dapat terinaktivasi dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Untuk beberapa jenis senjata
biologi seperti itu, biasanya dilakukan penyebaran pada larut malam atau
pagi subuh sehingga radiasi matahari tidak akan mengganggu dan agen biologi dapat menyebar
pada ketinggian yang rendah dan menyelimuti daerah yang diserang. Kerugian lain dari
penggunaan senjata biologi adalah adanya beberapa agen biologi yang dapat bertahan lama di
lingkungan (seperti spora Bacillus anthracis) sehingga daerah yang telah diinfeksi tidak dapat
dihuni/ditinggali dalam jangka waktu yang cukup lama.
Daftar pustaka
Jawetz, E., J.L. Melnick, and E.A. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20,Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 228-231