Materi 1
PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan lingkungan
merupakan suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dengan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia. (HAKLI)
2. Karakteristik Agen
Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dan
penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan penjamu.
Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu mikroorganisma untuk mampu menimbukan
infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah
jumlah minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. jumlah ini berbeda
antara berbagai spesies mikroba dan antara individu.
Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus
yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan
perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi, Hampir
semua orang yang terinfeksi dengan virus smallpox menderita penyakit (high
pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit
(low pathogenicity).
Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang
berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman
menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dan
substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan
penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah
memasuki jaringan
Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis dalam
penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas Iebih kuat dibanding yang
lain. Jika menyerang pada aliran darah (virus measles) akan lebih merangsang
immunoresponse dan yang hanya menyerang permukaan membrane (gonococcus).
3. Karakteristik Lingkungan
Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan manusia yang
mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi yang
berhubungan dengan kejadian penyakit.
Masalah2 kesehatan penyebab kesehatan lingkungan
A. MENJADI TRANSMISI ATAU MEDIA PENYEBARAN BERBAGAI PENYAKIT,
TERUTAMA ; KHOLERA, THYPUS ABDOMINALIS, DYSENTRI BASILLER
B. MENJADI MEDIA BERKEMBANGBIAKNYA MIKROORGANISME PATOGEN
C. MENJADI TEMPAT BERKEMBANGBIAKNYA NYAMUK ATAU TEMPAT HIDUP
LARVA NYAMUK
D. MENIMBULKAN BAU YANG TIDAK ENAK SERTA PANDANGAN YANG
TIDAK SEDAP
E. MERUPAKAN SUMBER PENCEMARAN AIR PERMUKAAN, TANAH, DAN
LINGKUNGAN HIDUP LAINNYA
F. MENGURANGI PRODUKTIFITAS MANUSIA, KARENA ORANG BEKERJA
DENGAN TIDAK NYAMAN, DSB
Dampak: ketidakseimbangan antara ruang yang dibutuhkan dan jumlah penduduk yang
meningkat.
Pertumbuhan penduduk kota, terutama dari arus pendatang tidak hanya menyebabkan
kota menjadi berkembang, tetapi menimbulkan permasalahan-permasalahan baru.
pencari kerja Bertumpuk di kota menimbulkan permasalahan yang cukup rumit (segi
fisik maupun non fisik) , serta dampak negatif terhadap perkembangan daerah
sekitarnya, dan merupakan salah satu sebab timbulnya kawasan-kawasan kumuh di
perkotaan.
Secara umum, permukiman kumuh (tidak layak huni berkaitan dengan kesehatan
masyarakat khususnya pada penyakit yang sering berjangkit selama di permukiman)
Cermin : daerah yang tidak terencana, tidak teratur, dan bersifat informal, kepadatan
permukiman yang tinggi serta kondisi lingkungan yang buruk.
Dalam era pembangunan dewasa ini, upaya perkembangan perumahan rakyat mendapat
perhatian yang besar dari berbagai pihak pemerintah sebagai upaya mewujudkan salah
satu kebutuhan dasar masyarakat yaitu papan. Dalam perencanaan perkembangan hingga
saat ini perkembangan ekonomi masih menonjol, sedangkan pertimbangan kesehatan,
khususnya kesehatan masyarakat tampaknya masih belum mendapat perhatian.
Penelitian ini memberikan gambaran tentang kondisi permukiman kumuh dalam
hubungannya terhadap kesehatan masyarakat dari segi lingkungan sosial, lingkungan
fisik, sanitasi lingkungan dan pola penyakit yang sering terjangk`it di lingkungan
permukiman kumuh.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah permukiman kumuh.
2. Hubungan variabel-variabel permukiman kumuh terhadap variabel kesehatan
masyarakat.
3. Berbagai upaya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di permukiman
kumuh.
air bersih:
air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan
efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama. Persyarakat
tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.meliputi :
persyaratan fisik:jernih, tidak berbau dan tidak berasa. suhu air bersih = suhu udara
atau kurang lebih 25°C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
adalah 25°C ± 30°C.
persyaratan kimia: pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca),
besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta
logam berat.
persyaratan biologis:tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dan
persyaratan radiologis: tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan
yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
Persyaratan kuantitatif ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah
dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke
konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.
Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang
relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. juga dapat diartikan
bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air
tersedia.
Catatan: kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di
Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan
dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.
Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam
aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.
Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk
kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
pada waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan
fasilitas energi yang siap setiap saat
Materi ke 3
LIMBAH RUMAH SAKIT
Karakteristik utama limbah rumah sakit adalah adanya limbah medis (karena selain
limbah medis, rumah sakit juga menghasilkan limbah domestik, bahkan limbah radio
aktif)
JENIS
Limbah non-medis adalah
limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis (berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman dan lainnya)
Limbah medis
Adalah limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan medis.
Berbagai jenis limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit dan unit pelayanan medis
lainnya dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada saat
pengumpulan, penampungan, penanganan, pengangkutan dan pembuangan serta
pemusnahan.
Menurut WHO, beberapa jenis limbah rumah sakit dapat membawa risiko yang lebih
besar terhadap kesehatan, yaitu
* limbah infeksius (15% s/d 25%) dari jumlah limbah rumah sakit---limbah benda tajam
(1%), limbah bagian tubuh (1%), limbah obat-obatan dan kimiawi (3%), limbah radioaktif
dan racun atau termometer rusak (< 1%).
Pada dasarnya limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.
Limbah rumah sakit dapat berbentuk padat, cair, dan gas yang dihasilkan dari kegiatan
diagnosis pasien, pencegahan penyakit, perawatan, penelitian, imunisasi terhadap
manusia dan laboratorium yang mana dapat dibedakan antara limbah medis maupun non
medis yang merupakan sumber bahaya bagi kesehatan manusia maupun penyebaran
penyakit di lingkungan masyarakat
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang
terdiri dari limbah medis dan non-medis.
Limbah medis adalah limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan limbah rumah sakit, khususnya
terhadap penurunan kualitas lingkungan dan terhadap kesehatan antara lain, terhadap
gangguan kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan karena warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, bau feses, urin dan muntahan yang tidak ditempatkan
dengan baik dan rasa dari bahan kimia organik.
Penampilan rumah sakit dapat memberikan efek psikologis bagi pemakai jasa, karena
adanya kesan kurang baik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.
Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan kerusakan harta benda.
Dapat disebabkan oleh garam-garam terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dapat
menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit. Selain itu limbah rumah sakit
menyebabkan gangguan atau kerusakan tanaman dan binatang. Hal ini terutama karena
senyawa nitrat (asam, basa dan garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam nutrient
tertentu dan fosfor.
Terhadap gangguan kesehatan manusia, limbah medis rumah sakit terutama karena
berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, desinfektan, serta logam seperti
Hg, Pb, Chrom dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
Gangguan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi gangguan langsung adalah efek yang
disebabkan karena kontak langsung dengan limbah tersebut, misalnya limbah klinis
beracun, limbah yang dapat melukai tubuh dan limbah yang mengandung kuman
pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit dan gangguan tidak langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat, baik yang tinggal di sekitar rumah sakit maupun masyarakat
yang sering melewati sumber limbah medis diakibatkan oleh proses pembusukan,
pembakaran dan pembuangan limbah tersebut
Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan gangguan genetik dan reproduksi.
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan system
reproduksi manusia, misalnya pestisida (untuk pemberantasan lalat, nyamuk, kecoa, tikus
dan serangga atau binatang pengganggu lain) dan bahan radioaktif.
Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan infeksi silang. Limbah medis dapat
menjadi wahana penyebaran mikroorganisme pembawa penyakit melalui proses infeksi
silang baik dari pasien ke pasien, dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien.
Pada lingkungan, adanya kemungkinan terlepasnya limbah ke lapisan air tanah, air
permukaan dan adanya pencemaran udara, menyebabkan pencemaran lingkungan karena
limbah rumah sakit.
Secara ekonomis, dari beberapa kerugian di atas pada akhirnya menuju kerugian
ekonomis, baik terhadap pembiayaan operasional dan pemeliharaan, adanya penurunan
cakupan pasien dan juga kebutuhan biaya kompensasi pencemaran lingkungan. Orang
yang kesehatannya terganggu karena pencemaran l ingkungan apalagi sampai cacat atau
meninggal, memerlukan biaya pengobatan dan petugas kesehatan yang berarti beban
sosial ekonomi penderitanya, keluarganya dan masyarakat.
Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit bertujuan untuk mewujudkan lingkungan rumah
sakit baik in door ataupun out door yang aman, nyaman, dan sehat bagi para pasien,
pekerja, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit, kejadian pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh rumah sakit dapat ditekan
sekecil mungkin atau bila mungkin dihilangkan.
Pengelolaan limbah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan terhadap
limbah mulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan
serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan.
Tindakan pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pengelolaan limbah dari
tindakan preventif dalam bentuk pengurangan volume atau bahaya dari limbah yang
dikeluarkan ke lingkungan. Atau minimasi limbah. Beberapa usaha minimasi meliputi
beberapa tindakan seperti usaha reduksi pada sumbernya, pemanfaatan limbah,daur ulang,
pengolahan limbah, serta pembuangan limbah sisa pengolahan.
Sedangkan tata lakana penanganan limbah medis sesuai permenkes meliputi kegiatan
Minimisasi dan Pemilahan Limbah dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Usaha Minimisasi Limbah
Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas
kesehatan dan kebersihan.
Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.
Pemilahan Limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah
kunci pembuangan yang baik.