Anda di halaman 1dari 58

Oleh:

I Gusti Ayu Made Aryasih,


SKM., M.Si

Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
Lingkungan hidup adalah :

Kesatuan ruang dengan segala benda, daya dan keadaan


mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahtraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

Kesehatan Lingkungan adalah :

Ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan sebagai


hubungan interaksi antara berbagai bahan, kekuatan,
kehidupan, zat yang memiliki potensi penyebab sakit yang
timbul akibat adanya perubahan lingkungan dengan
masyarakt serta menerapkan upaya pencegahan gangguan
kesehatan yang ditimbulkan.

8
c. Faktor Individu  Aspek Penggunaan APD
• Menggunakan topi;
• Menggunakan hood (tutup kepala, hanya ada
lobang pada mata);
• Menggunakan kaca mata rapat (gogles);
• Menggunakan masker mulut hingga hidung;
• Memakai Baju lengan panjang;
• Memakai celana panjang;
• Memakai sepatu boot.

10
Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola
pikir, atau model pembangunan bersifat holistik
dalam melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas
sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan
kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang
sakit atau pemulihan kesehatan.
Definisi secara makro, paradigma sehat berarti
pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan,
minimal pembangunan tersebut harus memberikan
kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat. Sedangkan definisi secara
mikro, paradigma sehat berarti pembangunan
kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan
preventif , bukan hanya penyembuhan orang sakit
atau pemulihan kesehatan.
Adapun komponen-komponen lingkungan
yang memiliki potensi bahaya penyakit
adalah sebagai berikut : komponen fisik
(kebisingan, radiasi, cuaca, panas, dll),
komponen kimia (pestisida dalam makanan,
asap rokok, limbah pabrik, pewarna
makanan, polutan udara, dll), komponen
biologi (spora, jamur, bakteri, cacing, dll),
serta komponen sosial (tetangga, atasan,
pesaing, dll).
Masalah kesehatan lingkungan dipengaruhi oleh :
Pertumbuhan dan persebaran penduduk. Masalah
kesehatan lingkungan cenderung timbul karena
daerah dengan kepadatan penduduk tinggi.
Kebijakan (policy) para pengambil keputusan.
Sebagai contoh, kebijakan penggunaan Tetra
Ethyl Level (TEL) untuk campuran bahan bakar
bensin mampu meningkatkan pencemaran
lingkungan.
Mentalitas dan perilaku penduduk. Sebagai
contoh, perilaku membuang sampah
sembarangan.
Kemampuan alam untuk mengendalikan
pencemaran
Resiko Kesehatan Lingkungan
Beberapa definisi mengenai resiko kesehatan
lingkungan adalah sebagai berikut (Gumilar, 2004)
Resiko kesehatan lingkungan merupakan resiko
terhadap kesehatan manusia yang disebabkan
oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, biologi, dan
sosial)
Resiko kesehatan lingkungan merupakan suatu
faktor atau proses dalam lingkungan yang
mempunyai probability tertentu untuk
menyebabkan konsekuensi yang merugikan
manusia dan lingkungannya
Resiko kesehatan lingkungan mengandung unsur yang
tidak pasti, probabilitas terjadinya dapat rendah atau tinggi,
dan tidak dapat dikatakan pasti akan terjadi
Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya resiko dapat
berasal dari beberapa hal, yaitu :
Kesalahan metodologi
Pengetahuan yang terbatas tentang sifat dan kelakuan
sistem yang diperkirakan
Probabilitas terjadinya yang rendah (flow probability event)
Kejadian yang tidak dapat diperkirakan
Berikut ini beberapa hal yang termasuk faktor
resiko lingkungan :
Faktor resiko lingkungan fisik : radiasi, kepadatan
lalu lintas, dll
Faktor resiko lingkungan kimia : pestisida, dll
Faktor resiko lingkungan biologi : jamur, spora, dll
Faktor resiko lingkungan sosial : life style,
hubungan sosial, dll
Faktor resiko lain : umur, sex, ras, etnis,
pekerjaan, dll
Proses Terjadinya Penyakit
Pada dasarnya penyakit terjadi karena adanya
interaksi antara berbagai elemen yang saling
mempengaruhi. Seorang dokter, John Gordon,
menggambarkan terjadinya penyakit pada
masyarakat dalam sebuah model yang pada
akhirnya dinamakan sesuai dengan nama
pencetusnya, yaitu Model Gordon. Menurutnya,
penyakit itu ditentukan oleh tiga faktor pengaruh,
yaitu (Fox,1970) :
A = Agent/penyebab penyakit
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar
penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa benda
hidup, tidak hidup, energi, dan lain sebagainya,
yang dalam jumlah berlebih atau kurang
merupakan sebab utama dalam terjadinya
penyakit. Agent hidup atau agent yang terdiri atas
benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa,
bakteri, rickettsia, dan virus menyebabkan
penyakit yang bersifat menular. Agent tak hidup
dapat berupa zat kimia, zat fisis, kekuatan
mekanis, faktor fisiologis, faktor psikologis, dan
faktor turunan.
H = Host/pejamu
Host adalah populasi atau organisme yang memiliki resiko
untuk sakit. Element host ini sangat penting dalam proses
terjadinya penyakit ataupun dalam pengendaliannya,
karena ia sangat bervariasi keadaannya bila dilihat dari
aspek sosial ekonomi budaya, keturunan, lokasi geografis,
dan lainnya. Host juga akan sangat menentukan kualitas
lingkungan yang ada dengan cara-cara perlakuan yang
berbeda-beda sesuai dengan taraf pengetahuan, sikap,
dan budaya hidupnya.
Faktor penentu pada host dapat berupa faktor-
faktor yang dibawa atau sudah ada sejak lahir
(usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan
natural) juga faktor-faktor yang didapat setelah
dilahirkan (status kesehatan umum, status
fisiologis, status gizi, pengalaman sakit,
stress/tekanan hidup, kekebalan, perilaku host,
dan perilaku lingkungan).
L = Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata
atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat interaksi semua elemen tersebut, termasuk
host yang lain. Lingkungan dapat diklasifikasikan
menjadi lingkungan udara (atmosfer), lingkungan
air (hidrosfer), lingkungan padat (litosfer),
lingkungan flora dan fauna (biosfer), dan
lingkungan sosial (sosiosfer).
Dalam Model Gordon, A, H, dan L dianggap
sebagai tiga elemen utama yang berperan dalam
interaksi yang menentukan keadaan sehat atau
sakit. Ia menggambarkan/memodelkan terjadinya
penyakit sebagai batang pengungkit yang
mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya.
Pencemaran lingkungan hidup
Adalah keadaan yang menyatakan bahwa masuknya
atau dimasukkannya suatu materi, energi atau
informasi ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia atau alami, baik langsung maupun tidak
langsung, telah mencapai tingkat tertentu yang
mengakibatkan terjadinya gangguan, kerusakan dan
penurunan mutu lingkungan hidup, sehingga tidak
berfungsi, baik dari segi kesehatan, kesejahtraan dan
keselamatan hayati
PERANAN LINGKUNGAN DALAM MENIMBULKAN
GANGGUAN KESEHATAN PADA AKTIVITAS PANTAI

1. Agens (penyebab penyakit)


contoh : mikroba, parasit, zat kimia, suara, suhu,
tekanan udara, radiasi, aliran listrik.
2. Reservoir : Manusia, hewan dan benda sebagai
tempat berkembang biak bibit penyakit.
contoh: air kotor, sampah.
3. Vektor : Hewan pemindah bibit penyakit sehingga
terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa.
4. Host : Manusia atau hewan yang ditumpangi suatu
parasit. Contoh: tikus, keong.
5. Medium transmisi : Benda sebagai perantara agens.
contoh: udara, air, makanan.
RISIKO GANGGUAN KESEHATAN YANG
DISEBABKAN PERANAN LINGKUNGAN

Water borne disease / Food boene disease: Bibit


penyakit berada dalam air atau makanan dan masuk
kedalam pencernaan makanan manusia. Contoh:
kolera, typhus, dysentri, hepatitis infectiosa, polio
meylitis.
Water washed disease: Air yang digunakan dalam
jumlah terbatas untuk mencuci dan mandi dan
mengandung mikroba penyebab penyakit. Contoh:
skinsepsis, conyunctivitis, trachoma.
Water based disease : Mikroba atau parasit dari
penyakit yang siklus hidupnya mempunyai intermediat
host yang hidup di air. Contoh: demam
keong/shistosomiasis.
Water related to insect Vektor/insect borne disease :
Penyakit ditularkan oleh serangga pembawa bibit
penyakit yang hidup di dalam air. Contoh: malaria,
filariasis, demam berdarah, encepalitis, yellow fever,
relapsing fever.
Food intoxication : Keracunan makanan oleh karena
toxin yang dikeluarkan oleh botulisme, staphylococcus
dan clostridium welchii.
Food poisoning : Keracunan makanan oleh logam, zat
organik, hewan dan tumbuhan beracun. Contoh ; Pb,
Hg, As, Mi, Cr, Cd, Se, pestisida, jenis kerang-
kerangan, jenis kacang dan cendawan liar.
Keracunan gas. Menghirup udara yang mengandung
gas. Contoh: HCN, CO, SO.
Cacingan. Diperoleh dari pengelola tanah, kompos
dan sayuran. Contoh : Ascariasis, Taeniasis,
Oxyuriasis, Trichinosis, Ankylostomiasis.
Penyakit kulit dan kelamin melalui tempat umum.
Kontak langsung maupun tidak langsung.
Air borne disease. Kuman penyakit masuk melalui
saluran pernafasan manusia melalui udara. Contoh:
TBC, Pertusis, Diptheri, Influenza.
Pneumokoniosis > Penimbunan debu dalam paru-
paru. Contoh: silicosis, asbestosis, berryliosis,
siderosis, stanosis, bysinosis.
Penyakit akibat kerja agens fisik. Contoh: tuli, kelainan
sel, heat stroke, heat cramps hyperpyrexia, Frosbite,
Caison disease, Cataract lensa mata, Conyunctivitis
photo electra.
Kecelakaan akibat kerja. Contoh: luka, jatuh,
tersengat listrik, kebakaran, tenggelam, terjepit.
Heat stroke, heat cramps Hyperpyrexia : dialami dlam
lingkungan yang suhunya tinggi dan mengakibatkan
bertambahnya keringat, sehingga hilang garam
natrium dari tubuh.
Frosbite adalah akibat suhu yang sangat rendah
dibawah titik beku.
Caisson disease: adalah penyakit yang disebabkan
akibat tekanan udara tinggi seperti; gas nitrogen yang
ada di dalam tubuh menutup pembuluh darah
sehingga terjadi kelumpuhan. Penyakit ini diderita oleh
pekerja yang bekerja di bawah permukaan air dan
pekerja tambang.
PRINSIP PENGAWASAN LINGKUNGAN DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI 5 (LIMA)
1. Isolation (isolasi) : usaha membuat jarak antara
manusia dengan faktor lingkungan berbahaya.
contoh : pengadaan tempat sampah, membuat
septick tank, drainage, ruang khusus untuk listrik,
pompa, generator dan obat
2. Substitution (substitusi) : mengganti berbagai zat,
energi, alat atau komponen lain dianggap sumber
bahaya. Contoh : mengganti knalpot mobil,
mengganti kabel yang tua, mengganti lantai yang
retak, mengganti dinding kaca yang rusak,
mengganti ion atau senyawa kimia yang
menimbulkan polusi.
3. Shielding : menggunakan alat pelindung bahan untuk
menghadapi faktor lingkungan berbahaya.
Contoh : pakaian kerja, masker, sarung
tangan, kaca mata, helm, sepatu boot,
sumbat telinga.
4. Treatment : proses pengolahan
lingkungan yang meliputi :
a. Removal (pengurangan) : usaha
menghilangkan atau mengurangi
polutan fisika dan kimia pada
lingkungan yang sangat dibutuhkan
manusia.
b. Destruction (destruksi) : usaha merusak
atau membunuh faktor lingkungan
biologis, seperti mikroba patogen dan
vektor. Usaha ini sering disebut sebagai
usaha desinfeksi dan sterilisasi.
Destruksi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.Destruksi Animate, ditujukan kepada anggota badan


antara lain tangan dan rambut dengan jalan mencuci
tangan dengan zat anti septik, seperti sabun atau
desinfektan lodhoper, chlorhexi, dine gluconat atau
hexa chlorophen.

2.Destruksi inanimate, ditujukan kepada


benda/peralatan. Semua peralatan untuk pelayanan
kesehatan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan Autoclave, air mendidih atau
desinfectan.
Untuk mengembalikan kualitas sumber alam yang baik
dan tidak membahayakan manusia maka dilakukan
usaha sebagai berikut :
a. Terhadap air : koagulasi, sedimentasi, filtrasi,
aerasi dan demineralisasi.
b. Terhadap udara : Cyclone, Wet scrubber, Electro
static presipitator dan bag filter.
c. Inhibition (inhibisi) : merubah kebiasaan
lingkungan hidup bakteri. Contoh : menambah
kadar garam dan kadar gula pada makanan,
merubah suhu pada makanan sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri misalnya
penyimpanan makanan di dalam lemari pendingin.
d. Convertion (Konversi) : perubahan substitusi
yang bersifat mengganggu menjadi kurang
mengganggu. Contoh : asam kuat dicampur
dengan basa kuat sehingga menjadi larutan yang
netral.

5. Prevention (Prevensi)
Adalah suatu upaya untuk mencegah supaya
individu terhindar dari infeksi penyakit atau
gangguan kesehatan. Contoh : Imunisasi, propilaksi
untuk menghindarkan infeksi.
MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Environmental Engineering
intervensi manusia terhadap lingkungan dalam
bentuk rekayasa lingkungan.
2. Pengendalian lingkungan
intervensi yang dilakukan manusia terhadap
lingkungan berupa peraturan per-undang –
undangan yang menyangkut faktor lingkungan fisik,
biologik maupun kimia, studi AMDAL pada pendirian
industri/perumahan dsb.
3. Surveillance/monitoring
Komponen ini diperlukan dalam hubungannya dengan
kegiatan Environmental Engineering maupun
pengendalian lingkungan, sehingga diperoleh suatu
kualitas lingkungan yang diharapkan.
RISIKO PENULARAN
PENYAKOT
Risiko kecelakaan
Tugas :
Identifikasi risiko K3 pada kawasan wisata
Pantai dan penanggulangan faktor risiko

Tugas dibuat dalam bentuk esay,


dikumpulkan sebelum UTS.

Anda mungkin juga menyukai