Anda di halaman 1dari 41

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 1

Pengantar Keilmuan Dasar Kesehatan Lingkungan


● Definisi Sehat
- WHO, 1948
“A state of complete physical, mental, and social well-being and not merely the
absence of disease or infirmity.”
- UU RI No. 23 tahun 1992
“Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

● Definisi Lingkungan
“Semua yang bersifat eksternal bagi individu. Dapat dibagi menjadi fisik, biologis,
sosial, budaya, atau apa saja yang dapat mempengaruhi status kesehatan dalam
populasi.”

● Definisi Kesehatan Lingkungan


“Aspek kesehatan manusia, termasuk kualitas hidup yang ditentukan oleh faktor fisik,
biologis, sosial, dan psikososial di lingkungan.”
Ini juga merujuk pada teori dan praktik menilai, memperbaiki, mengendalikan, dan
mencegah faktor-faktor di lingkungan yang berpotensi mempengaruhi kesehatan
generasi sekarang dan mendatang. (WHO, 1993)

● Determinan Kesehatan :
Secara umum, determinan kesehatan terdiri dari:
- Genetik
- Lifestyle
- Lingkungan hidup
- Pendapatan
- Status sosial, dsb.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut dibutuhkan upaya terpadu di dalam dan luar
sektor kesehatan, termasuk sektor swasta, dan komitmen dari tingkat lokal ke tingkat
internasional.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 2


- Teori H.L, Blum

H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat;
1. Faktor lifestyle (gaya hidup)
2. Faktor environment (sosial, ekonomi, politik, dan budaya)
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya).

Diantara faktor tersebut, faktor gaya hidup manusia merupakan faktor determinan yang
paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.

- Teori Tarimo and Webster, 1994

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 3


- Teori Dahlgreen, 1991

● Epidemiological Health-Diseases

Host/Person : Organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat


terjadinya proses alamiah penyakit.
- Faktor biologis (jenis kelamin, usia, fisiologi).
- Strategi resistensi dalam menolak exposure.
Agent : Unsur atau elemen hidup maupun tidak hidup yang kehadirannya atau
ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif pada host menyebabkan
terjadinya proses penyakit.
- Biologis : Virus, bakteri, jamur, protozoa, dsb.
- Kimia : Pestisida, obat-obatan, dsb.
- Fisika : Suhu, radiasi, bising, getaran, dsb.
- Ergonomi
- Psikologis

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 4


Environment : Segala sesuatu yang mengelilingi host yang menyebabkan atau
memungkinkan penularan penyakit.
- Work station
- Factory environment (fisik, sosial, psikologis, kebijakan dan gaya manajemen)
- Akses terhadap pelayanan kesehatan
- Kebijakan-kebijakan nasional dan internasional

● Transmisi Hazard

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 5


● Dari masalah-masalah kesehatan lingkungan yang ada di tingkat lokal, nasional, dan
internasional/global mengakibatkan unsustainable development, sehingga muncullah
SDG’s yang memiliki 17 goals.

● Sustainable Development : Pembangunan berkelanjutan (sesuatu yang menjadi tidak


buruk kedepannya, minimal sama dengan yang sekarang).
● Fokus SDG’s yang termasuk ranah kesehatan lingkungan adalah:
- Goal 3 : Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi
semua untuk umat manusia.
- Goal 6 : Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan
dan sanitasi bagi semua.
- Goal 11 : Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
- Goal 13 : Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya.

Agen Infeksius di Lingkungan


● Agen infeksius dapat dipindahkan dari sumbernya ke manusia melalui media
lingkungan seperti makanan, air, tanah, udara, vektor, dan benda-benda di lingkungan
lainnya.
● Dampak kesehatan dari agen infeksius dapat dilihat melalui 2 cara:
- Early detection
Dapat berupa wawancara atau pengisian kuesioner, dan tes bio marker (test
darah).

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 6


- Klinik dengan pemeriksaan penunjang.
● Klasifikasi organisme dan penyakit infeksi:
1. Berdasarkan organisme penyebab : tujuan pengobatan
2. Berdasarkan pola transmisi : tujuan pencegahan dan pengendalian
3. Berdasarkan tanda dan gejala : tujuan diagnosis klinis

1. Organisme Penyebab Infeksi


● Dapat meliputi virus, bakteri, jamur, dan parasit.
● Diagnosis dapat dilakukan dengan cara:
- Identifikasi langsung (menemukan agen penyebabnya pada bahan-bahan dari
tubuh manusia).
- Tidak langsung (respon imunologi tubuh manusia).
2. Pola Transmisi
● Food-borne infection: infeksi yang terjadi akibat menelan organisme atau pun
toksin dari organisme yang mengkontaminasi makanan. Hal yang dapat
mengkontaminasi makanan adalah sebagai berikut:
- Suhu penyimpanan makanan yang tidak sesuai
- Proses pemasakan makanan yang tidak cukup waktu
- dan suhu pemanasannya
- Peralatan yang terkontaminasi
- Penjamah makanan yang terinfeksi
- Makanan yang berasal dari sumber yang tidak aman
- Contoh: Bakteri Salmonella sp dan Staphylococcus aureus, Virus Norwalk
dan Hepatitis A, Parasit Trichinella spiralis dan cacing pita.
● Water-borne infection: infeksi yang terjadi akibat meminum atau menggunakan
organisme ataupun toksin dari organisme yang mengkontaminasi air.
- Contoh: Parasit protozoa Giardia lamblia, Bakteri Salmonella, dan Virus
Poliomyelitis.
● Vector-borne infection: infeksi yang terjadi akibat organisme yang dimasukkan
ke dalam tubuh manusia melalui gigitan atau perantaraan serangga ataupun
binatang lainnya.
- Kelompok vektor dalam penularannya :
1. Vektor biologis: nyamuk, lalat tse-tse, tungau.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 7


2. Vektor mekanis: lalat rumah, kecoa.
● Soil-borne infection: biasanya disebabkan oleh parasit, misalnya Ascaris
lumbricoides dan cacing tambang, mereka menghasilkan telur yang harus
diinkubasi di dalam tanah sebelum menjadi infektif.
- Contoh: Ascaris lumbricoides, Strongyloides.
● Air-borne infection: biasanya berhubungan dengan kondisi bangunan dengan
ventilasi udara yang kurang baik.
- Udara menjadi media transmisi penyakit yang disebabkan oleh agen yang
masuk dan dikeluarkan saluran pernapasan. Agen tersebut tersebar di udara
dari berbagai sumber, seperti manusia, binatang, tumbuhan.
- Contoh: virus, bakteri, jamur.
- Penyakit: SARS, Avian diseases, ISPA, pneumonia, TBC.
3. Tanda dan Gejala Penyakit
● Virus dan bakteri yang ditransmisikan melalui air dan makanan biasanya
menyebabkan gastroenteritis akut dengan gejala muntah, diare, ataupun
keduanya.
● Virus Hepatitis A juga ditransmisi melalui air dan makanan, tetapi dampaknya
berupa kerusakan hati akut.
● Bakteri Clostridium sp juga ditransmisi melalui makanan, tetapi dampaknya
berupa gangguan saraf (botulism).
● Virus, bakteri, dan parasit yang ditransmisikan melalui vektor (organisme tersebut
dimasukkan ke dalam aliran darah melalui gigitan vektor), menyebabkan
kerusakan yang dapat tampak pada suatu organ ataupun pada beberapa organ
tubuh, sehingga gejala klinis yang tampak dapat bervariasi.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 8


● Dari transmisi agen dapat diketahui mana yang primary barrier dan secondary
berrier seperti gambar diatas.
● Berikut contoh-contoh penyakit akibat dari agen infeksius:

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 9


Pengenalan Air Bersih dan Limbah cair
● PP Nomor 7 Tahun 2004
Pengelolaan SDA ialah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya
rusak sumber daya air.

● Pendekatan Pengelolaan Sumber Daya Air


Teknis → diterapkannya berbagai bidang keilmuan secara terintegrasi dalam
melakukan kegiatan pengelolaan:
1. Konservasi
2. Rehabilitasi
3. Teknologi

Non-Teknis:
1. UU No. 7 Tahun 2004: Sumber Daya Air
2. PP No. 16 Tahun 2005: Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Wacana: PES (Payment Environmental Services)

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 10


● Konsep Hulu-Hilir

● Permasalahan dan Kebutuhan Program

● Hidrologi
Siklus hidrologi memiliki makna yang sama dengan siklus air karena kata hidrologi
artinya sama dengan air, hanya perbedaan kosakata saja. Siklus air adalah suatu siklus
yang terjadi di lingkungan perairan dan hal ini tidak akan berhenti atau terus berjalan.
Siklus hidrologi diartikan sebagai proses air dari atmosfer ke bumi, lalu air akan
kembali lagi ke atmosfer dan begitu seterusnya.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 11


Penjelasan:
Secara garis besar, proses siklus hidrologi yaitu yang pertama seluruh air yang ada di
bagian bumi mana pun akan menguap. Seluruh air akan menguap ke atmosfer atau lebih
tepatnya ke angkasa lalu air ini akan berubah menjadi awan di langit. Setelah itu, air
yang telah berubah menjadi akan berubah lagi menjadi bintik air. Bintik air tersebut
selanjutnya akan turun ke bumi dalam bentuk hujan dapat pula dalam bentuk es dan
dapat pula salju. Setelah hujan turun, air akan masuk ke dalam celah atau pori tanah
dengan arah gerak vertikal atau pun arah horizontal. Air tersebut selanjutnya akan
kembali ke aliran permukaan air yang mana akan terus mengalir hingga kembali ke
danau atau sungai.

● Distribusi Air

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 12


● Air Hujan atau Air Permukaan
Didefinisikan sebagai air yang berada di atas permukaan tanah (uap sampai butiran air).
Contoh: Awan, uap air di udara, sungai, waduk, laut, dll.

● Presipitasi
Proses pengembunan uap air menjadi segala bentuk (salju, hujan, dll) di atmosfer yang
kemudian jatuh ke atas vegetasi, batuan, permukaan tanah, permukaan air, dan saluran-
saluran atau sungai.

● Curah Hujan (mm/jam)


❖ Intensitas → intensitas curah hujan yang tinggi dapat melewati ambang batas
kemampuan serap tanah sehingga menyebabkan aliran air permukaan.
❖ Durasi → intensitas curah hujan yang rendah tetapi dalam jangka waktu lama juga
menghasilkan kejenuhan tanah sehingga menimbulkan aliran permukaan.
❖ Aliran air permukaan dapat mengerosi butiran tanah.
❖ Data curah hujan berguna untuk:
1. Perkiraan kehilangan tanah
2. Merancang fasilitas pengendali erosi dan sedimentasi

● Air Tanah/Bawah Tanah


Didefinisikan sebagai semua air (uap dan butiran) yang berada di bawah permukaan
tanah atau batuan. Contoh: uap air dalam tanah pucuk, air sumur gali, mata air, air tanah
dangkal/dalam, dll.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 13


● Hidro-geologi
Merupakan cabang dari hidrologi yang mempelajari air bawah tanah dan interaksinya
dengan bahan dan aspek geologi (umur, tekanan, kualitas, genesa, dll).

● Perlokasi
Proses masuknya air dari zona air tidak jenuh ke zona air tanah jenuh.

● Air Tanah
❖ Air yang berada di bawah permukaan tanah yang terdapat pada zona jenuh air
(saturated zone).
❖ Air tanah dan mata air ini secara kuantitas dan kualitas sangat dipengaruhi oleh
iklim (curah hujan) dimana di musim hujan debitnya menjadi besar dan di musim
kemarau debitnya akan menyusut.
❖ Contoh: air sumur gali yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum dan
apabila tertutup oleh permukaan tanah/topografi maka akan menjadi mata air yang
menjadi sumber air bagi sungai.

● Air Bawah Tanah


❖ Semua air yang terdapat dalam lapisan batuan di bawah permukaan tanah baik
dalam zona jenuh (saturated zone) maupun pada zona tidak jenuh (unsaturated
zone).
❖ Sumber air ini secara kuantitas dan kualitas sangat dipengaruhi oleh iklim (curah
hujan) dimana di musim hujan debitnya menjadi besar dan agak mengeruh, di
musim kemarau debitnya menyusut dan lebih jernih.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 14


● Muka Air Tanah (Water Table)
❖ Permukaan bagian atas dari zona jenuh, dimana level pada zona jenuh tekanannya
sama dengan tekanan atmosfer.
❖ Muka air tanah fluktuatif tergantung musim dan pengambilan.

● Mata Air
❖ Merupakan bagian peralihan dari air tanah menjadi air permukaan.
❖ Terjadi karena muka air tanah yang terpotong oleh permukaan tanah.
❖ Kuantitas debit dapat bertambah atau berkurang.
❖ Kualitas hampir sama dengan air tanah.
❖ Perlu langkah perlindungan.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 15


● Daerah Resapan/Imbuhan (Recharge Area)
Didefinisikan sebagai suatu wilayah tempat meresapnya air hujan, sesuai dengan
kondisi geologi, morfologi tertentu, yang biasanya daerah pegunungan atau perbukitan.

● Penguapan/Transpirasi
Didefinisikan sebagai proses menguapnya air dari daratan, lautan, sungai, dan danau ke
udara (atmosfer).
❖ Siklus air sangat dipengaruhi oleh energi matahari dan gravitasi.
❖ Presentasi uap air di atmosfer:
84% dari lautan.
16% dari darat.

● Perbedaan Air Bersih dan Air Minum


❖ Air Bersih → air yang digunakan untuk kepentingan manusia baik kepentingan
industri atau kepentingan lainnya.
❖ Air Minum → air yang digunakan untuk kepentingan manusia yang langsung
dapat diminum.

● Hubungan Air dengan Penyakit


Selain merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, air juga dapat menjadi sarana
penyebar penyakit ataupun keracunan, oleh karena itu air minum/air bersih harus
bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.

● Syarat Kualitas Air Minum


Kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan Permenkes No. 97 Tahun 2002:
❖ Syarat Fisik → jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan temperatur
tidak melebihi suhu udara.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 16


❖ Syarat Kimia → tidak mengandung bahan kimia yang beracun dan zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
❖ Syarat Bakteriologi → tidak mengandung kuman parasit, kuman patogen dan
bakteri E. coli.
Notes:
Pada lampiran 1 Permenkes No. 97 Tahun 2002 bahwa persyaratan kualitas air minum
baik air yang akan diminum, air yang masuk sistem distribusi, dan air pada sistem
distribusi harus mengandung 0% bakteri apapun.

● Kewajiban Pengusaha Air Minum


Pengawasan Kualitas Air Minum terutama untuk pengusaha air minum diatur pada
Permenkes No. 97 Tahun 2002 Pasal 9, yaitu:
❖ Harus menjamin air minum yang diproduksi memenuhi syarat kesehatan dengan
melaksanakan pemeriksaan secara berkala setiap 2 kali dalam satu tahun
dengan pemeriksaan kimia dan bakteriologi.
❖ Pengawasan kualitas air minum meliputi:
1. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta yang didistribusikan dengan kemasan atau isi ulang.
2. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta yang didistribusikan kepada masyarakat dengan sistem perpipaan.

● Jenis-Jenis Air Minum


1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
3. Air dalam kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan
kepada masyarakat.

● Prinsip Dasar Air


❖ Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan
produktif.
❖ Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan melalui:

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 17


1. Pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Pengembangan sistem penyediaan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat
1 menjadi tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
3. Koperasi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Usaha Swasta, dan Masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum.

● Strategi Penyediaan Air Minum 2005 - 2015


1. Menyelenggarakan reformasi kelembagaan → dengan memperkuat peran
konsumen dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan air minum.
2. Memperluas layanan → melalui optimalisasi pelayanan sistem terpasang PDAM,
pembangunan sistem baru, peningkatan partisipasi masyarakat, dan peningkatan
efektivitas PPP.
3. Menjaga ketersediaan air baku → melalui peningkatan efisiensi penggunaan air,
perlindungan dan peningkatan kualitas air baku dan peningkatan kualitas
lingkungan.
4. Meningkatkan keadilan layanan → melalui penetapan dan fasilitasi pemberian
layanan minimal kepada seluruh lapisan masyarakat.
5. Memobilisasi alternatif pembiayaan.

Ekologi dan Ekosistem


● Ekologi
Didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 18


● Ekosistem
Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dan
saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas
lingkungan hidup.

❖ Dilihat dari sifat dan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu ekosistem alam dan
ekosistem buatan.

● Prinsip-prinsip Ekosistem
❖ Keanekaan
❖ Keterkaitan
❖ Ketergantungan
❖ Keharmonisan
❖ Keberlanjutan

● Interaksi dalam Ekosistem


❖ Mutualisme → sama-sama diuntungkan.
Misal burung dan kerbau.
❖ Komensalisme → satu untung, satu tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Misal ikan besar dan ikan kecil.
❖ Amensalisme → satu rugi, satu tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Misal rumput di bawah beringin.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 19


❖ Parasitisme → satu untung, satu rugi tapi tidak menyebabkan kematian.
Misal benalu di tanaman.
❖ Predasi → satu untung, satu rugi dan menyebabkan kematian
Misal elang dan ayam.
❖ Kompetisi → sama-sama rugi.
Misal perebutan makanan.

● Menurut ODUM (1983) rantai makanan ada dua golongan


❖ Rantai makanan pemangsa (Grazing food chain) → rantai makanan yang diawali
dari tumbuhan pada trofik awalnya. Contohnya: rumput - belalang - tikus - ular.
❖ Rantai makanan detritus (Detritus food chain) → rantai makanan yang tidak
dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor. Contohnya: serpihan daun -
cacing tanah - ayam - manusia.

● Sistem Transformasi Energi dalam Kehidupan Organisme

● Keseimbangan Ekosistem
❖ Homeostatis → kemampuan suatu sistem untuk menahan berbagai perubahan
dalam sistem secara keseluruhan.
❖ Hukum Minimum Liebig → keberhasilan suatu sistem ditentukan oleh faktor-
faktor yang dalam kondisi minimum.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 20


● Hukum Toleransi Shelford
Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada lengkapnya
kompleksitas keadaan. Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan
oleh kekurangan atau kelebihan secara kualitatif atau kuantitatif dari salah satu faktor
yang mungkin mendekati batas-batas toleransi organisme tersebut. Misalnya = faktor
panas, dll.

● Energi dalam Ekosistem


❖ Hukum Termodinamika I
- Semua energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau, ekosistem
dapat dianggap energi.
- Energi tidak hilang tetapi berubah bentuk.
❖ Hukum Termodinamika II
- Di dalam ekosistem tidak ada sistem pengubahan energi yang efisien.
- Konsentrasi energi cenderung terdegradasi dengan cara didispersikan dalam
ruangan dan/atau diubah menjadi panas terdispersi.
- Energi terdegradasi oleh adanya dispersi konsentrasi (dispersi atau
penyusutan).

● Perkembangan Manusia
1. Jumlahnya selalu bertambah
2. Kualitasnya bertambah
3. Teknologinya berkembang
4. Keinginannya meningkat
5. Dampak lingkungan bertambah
6. Kesehatan lingkungan semakin menurun

● Pembagian Ekologi
1. Menurut Bidang Kajiannya
❖ Autekologi → Ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau
organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh:

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 21


1. Mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan
adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan
antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk
autekologi.
2. Mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di
padang alang-alang, dan lain sebagainya.
❖ Sinekologi → Ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung
dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Contoh:
Mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan
gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan
alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain
sebagainya.
2. Menurut Habitat
❖ Ekologi Bahari/Kelautan → salah satu ekologi bahari adalah ekologi laut
tropis, contohnya interaksi antara ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan
ekosistem terumbu karang. Karakteristik:
- Keanekaragaman organisme tinggi.
- Suhu relatif hangat.
- Sumber makanan, mineral dan hasil laut lain tinggi.
❖ Ekologi Estuaria → bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air
tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuaria
merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat dipengaruhi oleh pasang
surut, tetapi terlindung dari pengaruh gelombang laut.
❖ Padang Rumput → daerah yang ditumbuhi tumbuhan yang berjenis rumput,
seperti alang-alang.
3. Menurut Taksonomi
❖ Ekologi tumbuhan → sangat erat dengan faktor-faktor berikut yaitu faktor
cahaya, faktor suhu, dan faktor air.
❖ Ekologi hewan → cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi antara
hewan dengan lingkungannya yang menentukan sebaran (distribusi) dan
kemelimpahan hewan-hewan tersebut.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 22


❖ Ekologi mikroba → Mikroba ada dimana-mana seperti : udara, air, makanan,
tanah, manusia (usus, kulit, hidung), permukaan suatu benda atau bahan
pangan. Dengan pembelahan yang cepat mikroorganisme berkembang biak
dengan cepat dan kadang-kadang menghasilkan toksin. Dengan ukuran dan
massa yang kecil mikroorganisme dapat berpindah dengan mudah.
❖ Ekologi manusia → mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam
sebuah populasi manusia.

● Kajian Ekologi dalam AMDAL


1. Ekologi perkotaan
2. Ekologi sungai
3. Ekologi laut
4. Ekologi pertanian
5. Ekologi hutan, dll.

● Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup

● Organisme dan Populasi


❖ Organisme → suatu individu dari suatu jenis misalnya seekor rusa, seekor gajah,
seorang manusia.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 23


❖ Populasi → kumpulan dari individu sejenis, misalnya populasi rusa di Kebun Raya
Bogor, populasi gajah di Sumatera.
Note: Dalam AMDAL, organisme dan populasi sering sekali dikaji.

● Populasi, Suksesi, Biomassa dan Produktivitas


➔ Populasi
❖ Musim Berkembangbiak
- Musiman secara teratur misal manusia.
- Tidak mengenal musim misal tikus.
❖ Umur Hidup
- Panjang → harimau
- Pendek → nyamuk
➔ Suksesi
❖ Suksesi Primer
Suksesi primer adalah kolonialisasi tempat baru oleh komunitas organisme.
Hal ini sering terjadi setelah suatu peristiwa dahsyat telah menyapu habis
organisme yang hidup di suatu daerah, atau dengan penciptaan habitat baru.
❖ Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder adalah jenis suksesi yang terjadi setelah sesuatu yang
menghancurkan habitat, seperti banjir atau bencana alam lainnya.
➔ Biomassa dan Produktivitas
❖ Biomassa tinggi misalnya hutan --Prod. Rendah
❖ Biomassa rendah misalnya plankton --Prod. Tinggi

● Siklus Biogeokimia
➔ Tipe Dasar dan Pola Siklus Biokimia
a. Tipe berbentuk gas → pada atmosfer dan biosfer
b. Tipe sedimen pada kulit bumi
➔ Definisi Biokimia
❖ Pertukaran atau perubahan secara terus menerus dari bahan-bahan antara
komponen biosfer yang hidup dan yang tidak hidup. (Hutchinson, 1994).

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 24


❖ Pemindahan yang berulang-ulang atau terurai dan terbentuk secara terus
menerus antara komponen biotik dan abiotik (Hasan Basri, 1989).
❖ Siklus gas yang berada dalam atmosfir
❖ Siklus Biologis dari berbagai proses sintesa proses dekomposisi, sekresi dan
respirasi oleh unsur biotis lingkungan fisik
❖ Siklus geologis segala proses berkaitan dengan yang ada di tanah atau air.
❖ Siklus Biokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan
balik yang dapat mengatur sendiri sehingga terjadi keseimbangan.

Nature of Environmental Hazard


● Hazards, risks and toxicity
● Biological Hazards
● Chemical Hazards
● Physical Hazards
● Mechanical Hazards
● Psychosocial Hazards

➔ Driving Forces, Pressures, State, Exposures, Effect and Action (DPSEEA)


Framework dalam pengembangan Indikator Kesehatan Lingkungan

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 25


● Action kebijakan ekonomi dan sosial, teknologi bersih lingkungan mempengaruhi
pertumbuhan populasi, ekonomi (driving force).
● Manajemen bahaya mempengaruhi produksi, konsumsi, dan pembuangan limbah
(pressure).
● Perlindungan lingkungan: monitoring dan pengendalian mempengaruhi hazard
alami, tingkat polusi, dan ketersediaan sumber daya (state).
● Pendidikan : peningkatan pemahaman mempengaruhi pemajanan eksternal, dosis
yang diserap, dan target organ (exposure)
● Treatment : rehabilitasi mempengaruhi morbiditas dan mortalitas (effect).

➔ Pendekatan HEADLAMP Sebagai Model dalam Pengambilan Keputusan di


Bidang Kesehatan Lingkungan.
Poin intervensi terhadap lingkungan dan kesehatan:

Sumber Kontrol bahan dan


Aktivitas proses produksi

Kontrol emisi
Emisi
Batas emisi

Konsentrasi Standar kualitas


Lingkungan

Pendidikan
Pemajanan
Public warning

Efek Kesehatan Treatment

● Kontrol bahan dan proses produksi mendorong sumber aktivitas


● Kontrol dan batas emisi akan mempengaruhi emisi
● Standar kualitas mempengaruhi konsenstrasi lingkungan
● Pendidikan public warning mempengaruhi pemajanan
● Treatment akan mempengaruhi efek kesehatan.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 26


➔ Sumber dan Efek Kontaminan

Traditional hazards: Modern hazards:


Human activities, natural phenomena Development activities

Emissions:
Factory, transportation, agriculture, housing, public sectors, etc

Air Water Food Soil

Exposure:
External exposure, absorbed dose, target organ

Health effects:
Subclinical effects, morbidity,
mortality

Sumber efek kontaminan terdiri dari bahaya tradisional (aktifitas manusia, fenomena
alam) dan bahaya modern (aktifitas pengembangan). Keduanya mengeluarkan proses
emisi dari pabrik, tranposrtasi, pertanian, sektor publik dan lain-lain. Yang
mempengaruhi udara, air, makanan dan tanah.

Pajanan yang meliputi pajanan eksternal, dosis terabsorsi, dan target organ akan
mengakibatkan efek kesehatan yang meliputi morbiditas, mortalitas dan efek
subklinikal.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 27


➔ Conceptual of Toxicokinetics – Toxicodynamics

External Dose/
Toxicokinetics
Exposure

External External Cellular/S


dose/ dose/ ucelluler
Exposure Exposure Dose

Adverse Cellular/S
Late Early
Effects/ responses Responses ucelluler
Pathology Interaction
s
Toxicodynamics

Dosis eskternal akan mempengaruhi toxikinetics yang mengakibatkan efek yang


merupikan (toksikodinamik).

➔ Bahaya dari Lingkungan

Environmental Health Hazards

Natural sources Anthropogenic

Biological hazards
Chemical hazards
Physical hazards
Mechanical hazards
Psychosocial hazards

• Bahaya Kesehatan berasal sumber alam dan athropogenic yang sama-sama


mempunyai beberapa bahaya yakni : bahaya biologi, kimia, fisik, mekanikal, dan
psikososial.
• Beberapa zat beracun:

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 28


- Obat: Thalidomide
- Makanan adiktif: Sacharine
- Kimia industry: Cd, Hg, Asbestos
- Polutan lingkungan: Udara, Air, Tanah
- Toxin alami: Morphine, Canabis, Nikotin
- Racun rumah tangga: Cairan pembersih, cat

• Pengelolaan Limbah Industri dalam Cakrawala K3 dan Lingkungan


- Beberapa sektor industry:
1. Pengolahan makanan dan pertanian
2. Ekstraksi logam
3. Industri kertas dan bubur kertas
4. Penyulingan minyak
5. Industri kimia
6. Industri otomotif

- Bahaya di tempat kerja:


1. Polusi udara
2. Polusi air
3. Bahaya dan kontaminan kimia (pelarut, logam, plastik, perekat, dll).

• Routes of Entry

Natural geological processes/


wastes

Air, land, water, food

Inhalation, ingestion, absroption

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 29


• Routes of Exposure
- Udara: NOx , SOx , SPM<CO, O3, dll
- Air: logam, nitrat, sianida, senyawa organik, pestisida, F, I, Se, dll
- Tanah
- Makanan: Pb, PCBs, pestisida, Cd, Hg, dll.

• Pengetahuan untuk Mengidentifikasi dan Mengkategorikan Bahaya Kimia


- Sifat fisik dan kimia
- Rute masuk
- Distribusi dan metabolisme
- Efek pada sistem tubuh

Klasifikasi kimia:
- Bahan kimia anorganik
- Bahan kimia organik

➔ Klasifikasi Agen Toxic:


• Target organ
• Penggunaan
• Sumbernya
• Efeknya
• Keadaan fisiknya
• Persyaratan pelabelan
• Bahan kimianya
• Potensi keracunan

➔ Spektrum Efek yang Tidak Diinginkan:


• Reaksi alergi
• Reaksi idiosinkratik
• Toksisitas langsung dan tidak langsung
• Efek toksik reversible dan irreversible
• Toksisitas lokal dan sistemik

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 30


➔ Zat Anorganik
• Halogen: F, Cl, Br, I At
- Suhu standar: gas (F, Cl), cair (Br) dan padat (I)
- Dalam air, menghasilkan asam yang mengiritasi jaringan.
- Iritasi saluran pernapasan
- Dampak hidrokarbon terhalogenasi pada lapisan ozon
• Bahan korosif: Alkaline, Asam, O3, NOx
- Iritasi korosif local
- Mengiritasi semua selaput lendir (O3)
- Pemicu serangan asma
• Logam: Cd, Cr, Cu, Pb, Mg, Hg, Ni,
- Persisten terhadap lingkungan
- Cr, Mg, Cu: logam esensial
- Organisme hidup mampu mengubah bentuk dan risiko

➔ Zat Organik
• Hidrokarbon:
- Aliphatic hydrocarbon:
➢ Metana, etana: gas, relatif tidak dapat bereaksi jika berhubungan
dengan zat biologi
➢ Propana, butana: depresan sistem saraf pusat, mudah terbakar
➢ Pentana sampai oktana: iritasi selaput lender
➢ Olefins, etilen, propylene, 1,3 butadiene, isoprene, dll.
- Alicyclic hydrocarbon: Cyclohexana, methylcyclohexane, turpentine
- Aromatik hydrocarbon
➢ Benzene dan turunan alifatik dan alisikliknya.
➢ Polyphenyl
➢ Polycyclic ring
➢ Contoh: benzene, toluena, stirena, naphtalen
➢ Efek: iritasi pada selaput lendir dan depresan CNS, karsinogenik, toksik
pada hematopoietic, leukimia
- Aktivitas seperti estrogen: DDT, Diethylstilbestrol, PCBs, Dioxin, dll.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 31


- Hidrokarbon terhalogenasi:
➢ Klorometana, diklorometana, Kloroform, CCl4, PVC, dll.
➢ Environmentally persist (Persistent Organic Pollutants)
➢ Berisiko tinggi untuk bayi melalui susu manusia dan hewan
➢ Tanda-tanda toksik: CNS, keterlambatan perkembangan pada anak-
anak, sistem kekebalan tubuh, ruam kulit (chloracne)
- Alkohol: Metanol, etanol, propanol
➢ Toksik pada beberapa organ, CNS, fetal alcohol syndrom, kebutaan
- Glikol dan turunannya: etilena glikol, eter, keton, aldehida, dll
- Pelarut organik: benzena, trichloroethylene, toluene

➔ Zat yang Dikenal Sebagai Karsinogen:


• Arsenik
• Asbestos
• Benzene
• Phenacetin
• Aflatoxins
• Methyl ether
• Kromium
• Estrogen konjugasi
• Vinyl klorida

➔ Substansi yang Diantisipasi Sebagai Karsinogen:


• Acetaldehyde
• Acrylamide
• Ceramic fiber
• CCl4
• Cadmium
• Kloroform
• Berilium
• DDT
• Nikel

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 32


• Saccharin

➔ The Indoor Environment


Representative Source of Organic Substances in Indoor Air
Substances Class Typical Sources

Alcohol Adhesives, cleaners, lacquers, paints,


microbials
Aldehydes Adhesives, fabrics, particle board/
plywood
Alkanes Adhesives, cleaners, paints, waxes
Amines Adhesives, floor coverings,
humidifier water
Aromatics (termasuk benzene dan turunannya) Adhesives, paints,
electrophotographic processes
Esters Adhesives, floor coverings, lacquers,
paints
Glikol esthers Cleaners, epoxies, lacquers, paints,
polishes
Haloalkanes Cleaners, degreasers
Haloaromatics Cleaners, pesticides
Ketones Lacquers, paints, particle
board/plywood, microbial
PAH (termasuk benzene dan turunannya) Fuel combustion
Phthalates Polyvinyl plastics

➔ The Outdoor Environment

Pollutant Ambient Air Quality Standard

CO 9,0 ppm (8hr); 35 ppm (1hr)

NO3 0,053 ppm (annual average)

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 33


O3 0,08 ppm (8hr); 0,12 ppm (1hr)

Pb 1,5 ⲙg/m3 (quarterly average)

Partikulat matter 50 ⲙg/m3 (annual average)


< 10 ⲙm diameter 150 ⲙg/m3 (24hr)
(PM10) 15 ⲙg/m3 (

Partikulat Matter 65 ⲙg/mg


<2,5 ⲙm diameter ( PM 2,5 )

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 34


➔ Polusi Suara
• Recommended PNC Criteria for Indoor Background Noise
Environments PNC Curve
Sleeping quarters 25-40
Living quarters 30-40
Office or classroom 30-40
Recording studio 10-20
Retail store or restaurant 35-45
Laboratory 40-50
Computer room 45-55

• Permissible Airborne Upper Sonic and Ultrasonic Accoustic Radiation


Exposure Levels
1/3 Octave Centre Frequency (kHz) 1/3 Octave-Band Level (dB)

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 35


10 80
12.5 80
16 80
20 105
25 110
31.5 115
40 115
50 115

• Komponen Esensial dari Program Konservasi Pendengaran


- Pemantauan paparan kebisingan
- Kontrol teknik dan administrasi
- Alat Pelindung Pendengaran
- Evaluasi Audiometri
- Penyimpanan catatan
- Evaluasi program

• Ionazing Radiation
Whole body dose limits as recommended by the international commision on
radiological protection
Tahun Allowable Dose

Occupational General Public

1951- 0,5 rad/week 0,5 rad/year


1954

1955- 0,3 rem/week 0,5 rem/year


1959 200 rem/lifetime
Averaging 5 rem/year

1959- 5 (age 18) rem/year or 3 rem/13 weeks 0,5 rem/year


1977

1977- 50 mSv (5 rem)/year 1,7 mSv (0,17 rem)/year


1989

1990- 20 mSv/year averaged over 5 years not 1 mSv/year in special circumtances 1


to exceed 50 mSv in any 1 year mSv averaged over 5 years

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 36


• Nonionizing Radiation
➢ Non Ionizing Radiation Characteristic

Type of Radiation Energy Range Frequency Range Wavelength Range

Ionizing > 12,4 eV > 3000 THz < 100 nm

Ultravioley 6,2 - 3,1 eV 1500 - 750 THz 200 - 400 nm

Visible 3,1 - 1,8 eV 750 - 429 THz 400 - 700 nm

Violet - - 400 - 424 nm

Blue - - 424 - 491 nm

Green - - 491 - 575 nm

Yellow - - 575 - 585 nm

Orange - - 585 - 647 nm

Red - - 647 - 700 nm

Infrared 1,8 eV - 1,2 meV 429 THz - 300 GHz 700 nm - 1 mm

Microwave 1,2 meV - 1,2 µeV 300 GHz - 300 MHz 1 mm - 1 m

Radio Frequency 1,2 µeV - 1,2 neV 300 MHz – 300 KHz 1 m - 1 km
Mobile phone : digital 1800 MHz
Mobile phone : analog 900 MHz

➢ Microwaves Penetration into Tissues


Band Wavelength Penetration
Super-high frequency <0.03 m Epidermis
Super-high frequency and ultra-high frequency 0.03 – 0.1m Subcutaneous
Ultra-high frequency and very high frequency 0.25 – 2 m Through body

➢ Common Uses of Typical Mircrowave Frequencies

Uses Wavelength Frequency Band

Televions 10 - 1 m 30 - 300 MHz Very high frequency

Microwave ovens 1 - 0,1 m 0,3 - 3 GHz Ultra high frequency

Communications 10 - 0,01 m 3 - 30 GHz Super high frequency

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 37


Weather radar 0,01 - 0,001 m 30 - 300 GHz Extra high frequency

➢ Efek Fisiologis Hewan dan Manusia dari Radiasi Microwave


- Perilaku
- Kardiovaskular
- Katarak (manusia)
- Sistem saraf pusat
- Ritme sirkadian
- Perkembangan
- Lingkungan
- Genotoksik
- Hematologi
- Metabolit

➢ Infrared Wavelengths
Radiation form Wavelengths
Infrared (IR) 700 nm – 1 mm
IRA (nearest to the visible spectrum) 1.4 mm - 760 nm
IRB 3 – 1.4 mm
IRC 1 – 3 mm
Ultraviolet (UV) 200 – 400 nm
UVA 315 – 400 nm
UVB 280 – 315 nm
UVC < 280 nm

➢ Health Risk of Lasers by Class


- Class 1 : Tidak dapat memancarkan radiasi laser pada tingkat bahaya yang
diketahui, biasanya 0,4 μW pada panjang gelombang yang terlihat.
- Class 2 : Laser terlihat berdaya rendah yang memancarkan di atas level
kelas I tetapi pada daya radiasi tidak di atas 1 mW; konsepnya adalah
bahwa reaksi penolakan manusia terhadap cahaya terang akan melindungi
seseorang di atas level itu.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 38


- Class 3a : Laser terlihat berdaya rendah yang memancarkan di atas tingkat
kelas I tetapi pada daya radiasi tidak di atas 1 mW; Konsepnya adalah
reaksi terhadap manusia yang terang akan melindungi seseorang di atas
level itu.
- Class 3b : Laser berdaya sedang (5 - 500 mW, berdenyut 10K / cm2 atau
batas refleksi difus, mana yang lebih rendah).
- Class 4 : Laser berdaya tinggi (500 mW) berbahaya untuk dilihat dalam
kondisi apa pun.

• Chemical Carsinogenic
Environmental Protection Agency Carcinogen Designations
- Grup A : Karsinogen bagi manusia, bukti yang cukup dari studi epidemiologi
untuk mendukung hubungan sebab akibat antara paparan dan kanker
- Grup B : Kemungkinan karsinogen bagi manusia: berat bukti karsinogenisitas
manusia berdasarkan studi epiemiologis terbatas; agen yang berat bukti
karsinogenisitas berdasarkan studi pada hewan sudah cukup. Dua kelompok:
B1: Bukti terbatas karsinogenisitas dari studi epidemiologi. B2: Bukti yang
cukup dari penelitian pada hewan; bukti karsinogenisitas manusia dan hewan
yang tidak memadai.
- Grup C : Kemungkinan karsinogen bagi manusia; bukti terbatas tentang
karsinogenisitas pada hewan tanpa adanya data manusia.
- Grup D : Tidak dapat di klasifikasikan sebagai penyebab kanker manusia;
bukti karsinogenisitas manusia dan hewan yang tidak memadai, atau tidak ada
data yang tersedia.
- Grup E : Bukti nonkarsinogenisitas untuk manusia; tidak ada bukti untuk
karsinogenisitas pada setidaknya dua uji hewan yang memadai pada spesies
yang berbeda atau dalam studi epidemiologi dan hewan yang memadai.

➔ International Agency for Research on Cancer Carcinogen Designations


● Karsinogenik pada manusia: cukup bukti karsinogenisitas.
● A. Mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia: bukti manusia terbatas, bukti
yang cukup pada hewan percobaan.

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 39


● B. Kemungkinan bersifat karsinogenik bagi manusia: bukti terbatas pada manusia
tanpa adanya bukti yang cukup pada hewan percobaan.
● Tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyebab karsinogenik pada manusia
● Mungkin tidak bersifat karsinogenik bagi manusia

➔ National Toxicology Program’s Carcinogen Designation Scheme


● Dikenal sebagai karsinogen. Bukti karsinogenisitas yang cukup dari penelitian
pada manusia menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara agen dan kanker
manusia.
● Diperkirakan secara wajar menjadi karsinogen A: Bukti terbatas mengenai
karsinogenisitas dari penelitian pada manusia untuk menunjukkan bahwa
hubungan sebab akibat dapat dipercaya. B: Bukti karsinogenisitas yang cukup dari
penelitian pada hewan percobaan.

➔ Common Cancers That Have Been Associated with certain Occupations

Industry of Material Carcinogen Site of associated Cancer

Asbestos Asbestos Lung


Brewing Alcohol Liver
Commercial fishing Ultraviolet light Skin
Demolition Asbestos Lung
Furniture manufacturing Wood Dust Nasal
Glue factories Benzene Leukimia
Insulation Asbestosis Lung
Ion-exchange resin production Bos (chlromethyl) Lung
Isopropyl alcohol manufacturing isopropil alkohol Lung
Mineral oil Polycyclic hydrocarbon Lung
Nickel refining Nickel Respiratory
Ore manufacturing Chromium Lung
Outdoor occupations Ultraviolet light Skin
Pesticides– arsenic Arsenic Lung,Skin
Petroleum production Polycyclic hydrocarbon Lung

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 40


Pigment manufacturing Chromium Lung
Rubber manufacturing Aromatic amines Bladder
Shipyards Asbestos Lung
Smelters Arsenic Lung,skin
Uranium mining Ionizing radiation Lung, others
Varnish Benzene Leukimia
Vinyl chloride Vynil chloride Liver

➔ Lung Carcinogens
● Asbestos
● Arsenic
● Chloromethyl ethers
● Chromium
● Mustard gas
● Nickel
● Polyaromatic hydrocarbons
● Raddon Acrylonitrile
● Beryllium
● Cadmium
● Vinyl chloride
● Formaldehyde
● Man-made mineral fiber
● Silica
● Wood dust
● Wood smoke
● Cutting oils

TENTIR K3 2017: DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 41

Anda mungkin juga menyukai