Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SISTEM SARAF
KELOMPOK I
Pengertian Guillan Barre Syndrome (GBS)

Pengertian
Guillan Barre Syndrome atau Sindrom Guillan Barre (GBS atau
SGB) adalah proses peradangan akut dengan karakteristik
kelemahan motorik dan paralisis yang disebabkan karena demylin
pada sarat perifer. Sindrom penyakit ini berupa paralisis flaccid
asenden simetris yang berkembang secara cepat, biasanya
mengikuti infeksi virus.
Menurut Bosch, GBS merupakan suatu sindroma klinis yang
ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut
berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah
saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis.
Etiologi Guillan Barre Syndrome (GBS)

Secara pasti penyebab GBS tidak diketahui, namun diduga berkaitan


dengan beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada
hubungannya dengan terjadinya SGB, antara lain :
a. Penyakit akut, trauma, pembedahan dan imunisasi 1-4 minggu sebelum
tanda dan gejala GBS (15% dari kasus)
b. Di dahului Infeksi saluran pernapasan akut, penyakit gastrointestinal
(50% dari kasus)
c. Reaksi immunologi
d. Infeksi
e. Vaksinasi
f. Pembedahan
g. Penyakit sistematik
h. Kehamilan atau dalam masa nifas
Patogenesis Guillan Barre Syndrome (GBS)
Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi, trauma, atau faktor lain yang
mempresipitasi terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih belum
diketahui dengan pasti. Banyak ahli membuat kesimpulan bahwa
kerusakan saraf yang terjadi pada sindroma ini adalah melalui
mekanisme imunologi. Bukti-bukti bahwa imunopatogenesa merupakan
mekanisme yang menimbulkan jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah:
1.Didapatkannya antibody atau adanya respon kekebalan seluler (celi
mediated immunity) terhadap agen infeksious pada saraf tepi.
2.Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi
3.Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran
pada pembuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses
demyelinisasi saraf tepi.
Patologi Guillan Barre Syndrome (GBS)
Pada pemeriksaan makroskopis tidak tampak jelas gambaran
pembengkakan saraf tepi. Dengan mikroskop sinar tampak
perubahan pada saraf tepi. Perubahan pertama berupa edema yang
terjadi pada hari ke tiga atau ke empat, kemudian timbul
pembengkakan dan iregularitas selubung myelin pada hari ke lima,
terlihat beberapa limfosit pada hari ke sembilan dan makrofag pada
hari ke sebelas, poliferasi sel schwan pada hari ke tigabelas.
Perubahan pada myelin, akson, dan selubung schwan berjalan
secaraprogresif, sehingga pada hari ke-66, sebagian radiks dan saraf
tepi telah hancur.
Patofisiologi Guillan Barre Syndrome (GBS)
Kerusakan myelin diantara Node of Ranvier ditemukan pada
sebagian besar kasus GBS, sehinga konduksi impuls akan lambat dan
terganggu. Myelin berfungsi menghantarkan impuls yang pada
respon motorik berasal dari otak. Keadaan ini mengakibatkan
kelemahan/paralisi pada ekstermitas bawah kemudian berjalan ke
tubuh bagian atas. Bila terjadi kompresi dan demyelin pada saraf
bagian interkosta dan diafragma maka berpotensi terhadap
gangguan pernapasan.
Kerusakan myelin menurut beberapa teori disebabkan karena
infiltrasi virus ke spinal dan terkadang pada akar-akar saraf kranial,
yang kemudian menimbulkan respon peradangan. Pada tanda awal
terjadi edema, kompresi akar saraf sampai terjadi kerusakan myelin.
Teori lain mengatakan bahwa kerusakan myelin karena respon
autoimun dari tubuh yang disebabkan oleh toksin atau agen infeksi.
Lanjutan..
Fase Sindroma Guillain Barre, adalah sebagaiberikut :
1. Fase Progresif
Fase ini dimulai dari terjangkit penyakit. Selama fase ini kelumpuhan
bertambah berat sampai mencapai maksimal, belangsung beberapa
hari sampai 4 minggu, jarang yang melebihi 8 minggu.
2. Fase Plateau
Fase ini telah mencapai maksimal dan menetap. Fase ini biasanya hanya
2 hari samapi 3 minggu.
3. Fase Rekonvalesen (Perbaikan)
Fase ini ditandai dengan terjadi perbaikan kelumpuhan ekstremitas yang
berlangsung selama beberapa bulan. Seluruh perjalan penyakit Sindroma
Guillain Barre ini biasanya berlangsung dalam kurun 6 bulan.
Gambaran Klinis Guillan Barre Syndrome (GBS)
• Penyakit infeksi dan keadaan prodromal :
Pada 60-70% penderita gejala klinis SGB didahului oleh infeksi ringan saluran
nafas atau saluran pencernaan, 1 – 3 minggu sebelumnya. Sisanya oleh
keadaan seperti berikut : setelah suatu pembedahan, infeksi virus lain atau
eksantema pada kulit, infeksi bakteria, infeksi jamur, penyakit limfoma, dan
setelah vaksinasi influenza.
• Masa Laten
Waktu antara terjadi infeksi atau keadaan prodromal yang mendahuluinya
dan saat timbulnya gejala neurologis.Lamanya masa laten ini berkisar antara
1-28 hari, rata-rata 9 hari. Pada masa laten ini belum ada gejala klinis yang
timbul.
• Keluhan utama
Keluhan utama penderita adalah prestasi pada ujung-ujung ekstremitas,
kelumpuhan ekstremitas atau keduanya. Kelumpuhan bias pada kedua
ekstremitas bawah saja atau terjadi serentak pada keempat anggota gerak.
Manifestasi Klinis Guillan Barre Syndrome
(GBS)
1. Kelumpuhan
2. Gangguan sensibilitas
3. Saraf Kranialis
4. Gangguan fungsi otonom
5. Kegagalan pernafasan
6. Papiledema
7. Perjalanan penyakit
Pemeriksaan Diagnostik Guillan Barre
Syndrome (GBS)
1. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran laboratorium yang menonjol adalah peninggian
kadar protein dalam cairan otak : > 0,5 mg% tanpa diikuti oleh
peninggian jumlah sel dalam cairan otak, hal ini disebut
disosiasi sito-albuminik. Peninggian kadar protein dalam
cairan otak ini dimulai pada minggu 1-2 dari onset penyakit
dan mencapai puncaknya setelah 3-6 minggu .Jumlah sel
mononuklear < 10 sel/mm3. Walaupun demikian pada
sebagian kecil penderita tidak ditemukan peninggian kadar
protein dalam cairan otak. Imunoglobulin serum bisa
meningkat.Bisa timbul hiponatremia pada beberapa penderita
yang disebabkan oleh SIADH (Sindroma Inapproriate
Antidiuretik Hormone).
Lanjutan..
2. Pemeriksaan elektromyography (EMG)
Gambaran elektro diagnostik yang mendukung diagnosis SGB
adalah  :
• Kecepatan hantaran saraf motorik dan sensorik melambat
• Distal motor retensi memanjang
• Kecepatan hantaran gelombang-F melambat, menunjukkan
perlam-batan pada segmen proksimal dan radiks saraf.
• Di samping itu untuk mendukung diagnosis pemeriksaan
elektrofisiologis juga berguna untuk menentukan prognosis
penyakit : bila ditemukan potensial denervasi menunjukkan
bahwa penyem-buhan penyakit lebih lama dan tidak
sembuh sempurna
3. Test Fungsi Paru
Menurunnya kapasitas vital, perubahan nilai AGD (penurunan
PaO2, meningkatnya PaCO2 atau peningkatan pH).
Penatalaksanaan
Penatalaksaan yang dilakukan pada pasien dengan kasus guillan barre
syndrom, yaitu:
1. Terapi
GBS dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan pasien
diatasi diunitintensif care. Pasien yang mengalami masalah
pernafasan memer-lukan ventilator yang kadang-kadang dalam
waktu yang lama. Pada sebagian besar penderita dapat sembuh
sendiri. Pengobatan secara umum bersifat simtomik. Meskipun
dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri, perlu
dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan
(gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus
diberikan.Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya
penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui system
imunitas (imunoterapi).
Plasmaparesis
Plasmaparesis atau pertukaran plasma bertujuan untuk
mengeluarkan factor autoantibodi yang beredar. Pemakaian
plasmaparesis pada SGB memper-lihatkan hasil yang baik, berupa
perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang
leihsedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek. Pengobatan
dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14
hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset
gejala (minggu pertama).
Pengobatan imunosupresan :
– Immunoglobulin IV
– Obat sitotoksik
2. Perawatan
Perawatan umum ditujukan pada kandung seni (bladder),
traktus digestivus (bowel), pernafasan (breathing), badan dan
kulit (body and skin care), mata dan mulut, makanan
(nutrition and fluid balance). Bila ada tanda-tanda
kelumpuhan otot pernafasan harus secepatnya dirujuk atau di
konsultasikan kebagian anesthesia bila PO2 menurun dan
PCO2 meningkat atau vital kapasitas <15 1/menit. Apakah
memerlukan respirator untuk mengetahui dengan cepat
gangguan otot pernafasan, yang terdapat dua bentuk adalah
sentral dan perifer. Yang sentral tidak ada dyspnea, tetapi
kelainan ritme: cheyne-stroke.
Komplikasi
• Polinneuropatia terutama oleh karena defisiensi atau metabolik
• Tetraparese oleh karena penyebab lain
• Hipokalemia
• Miasternia gravis
• Adhoc commite of GBS
• Tick paralysis
• Kelumpuhan otot pernafasan
• Dekubitus

Anda mungkin juga menyukai