Definisi :
Sindroma Guillain-Barre (SGB) merupakan suatu sindroma yang disebabkan oleh proses
autoimun terhadap saraf perifer akut dengan progresifitas cepat dan didominasi oleh gejala
polineuropati motorik. Sindrom Guiilain Barre adalah penyakit dimana sistem kekebalan
tubuh seseorang menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot, apabila
parah dapat mengakibatkan kelumpuhan, bahkan otot-otot pernapasan.1,3
Epidemiologi1:
- Mengenai semua usia
- Insidens : 0,75 - 2 % per 100.000 penduduk
- Meningkat seiring bertambahnya usia, lebih jarang ditemukan pada anak-anak
- Lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 1,7 : 1 dengan perempuan
- Biasanya didahului oleh suatu infeksi (saluran nafas atau gastrointestinal), imunisasi,
kehamilan atau pembedahan.
Gejala klinis :
Rasa baal pada ujung jari kaki dan tangan (pola kaus kaki dan sarung tangan), yang segera
diikuti oleh kelemahan flaksid otot tungkai dan lengan yang terjadi secara asendens dan
relatif simetris. Gejala ini biasanya muncul 1-3 minggu setelah mengalami infeksi, imunisasi
ataupun pembedahan. Kelemahan maksimal dalam 1 minggu pada kira-kira 50% kasus dan
dalam 1 bulan pada lebih dari 90% kasus. Pada kasus yang berat, bisa terjadi tetraplegia dan
kesulitan untuk bernafas, menelan atau bicara (karena kelemahan otot orofaring dan
pernafasan). 10% - 20% pasien memerlukan alat bantu nafas. Selain gejala diatas, juga
ditemukan berkurangnya atau menghilangnya reflek tendon. Pada beberapa pasien ditemukan
disfungsi sistem otonom.1,2,3
Pemeriksaan Penunjang1 :
Adanya peninggian kadar protein pada cairan serebrospinal sementara kadar sel
normal (disosiasi sitoalbuminik).
Penurunan kecepatan hantaran saraf (dengan Elektromiografi)
Dasar Diagnosis1,2 :
Anamnesis :
Kelemahan ascenden dan simetris
Anggota gerak bawah dulu baru menjalar ke atas
Kelemahan akut dan progresif yang ditandai arefleksia
Puncak defisit 4 minggu
Pemulihan 2-4 minggu pasca onset
Gangguan sensorik pada umumnya ringan
Gangguan otonom dapat terjadi
Gangguan saraf kranial
Gangguan otot-otot nafas
Pemeriksaan fisik :
Kelemahan saraf kranial (III, IV, VI, VII, IX, X)
Kelemahan anggota gerak yang cenderung simetris dan asendens,
Hiporefleksia atau arefleksia
Tidak ada klonus atau refleks patologis.
Pemeriksaan penunjang :
Disosiasi sitoalbuminik pada cairan serebrospinal dan EMG terdapat penurunan kecepatan
hantaran saraf.
Tatalaksana2 :
Tidak ada drug of choice
Waspadai memburuknya perjalanan klinis dan gangguan pernafasan
Bila ada gangguan pernafasan rawat ICU
Roboransia saraf parenteral
Perlu NGT bila kesulitan mengunyah / menelan
Kortikosteroid masih kontroversial, bila terjadi paralisis otot berat maka perlu
kortikosteroid dosis tinggi
Plasmafaresis beberapa pasien memberi manfaat yang besar terutama kasus akut.
Plasmafaresis 200 – 250 ml / kgBB dalam 4 – 6 x pemberian selang waktu sehari,
diganti cairan kombinasi garam + 5 % albumin
Imunoglobulin intravena (konsensus ahli) : IVIG direkomendasikan untuk terapi
SGB. Dosis 0,4 g / kgBB / tiap hari untuk 5 hari berturut – turut ternyata sama
efektifnya dengan penggantian plasma. Konsensus ahli merekomendasi IVIG sebagai
pengobatan SGB
Prognosis2 : lebih dari 90% penyembuhannya sangat baik, tanpa meninggalkan defisit yang
bermakna, namun kira-kira 3 - 5 % berkembang menjadi kronik.
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Referensi :
1. Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI, Pedoman Tatalaksana
GBS, CIDP, MG, Imunoterapi edisi 1; 2018.
2. PERDOSSI, Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
Operasional Neurologi; 2008.
3. PERDOSSI, Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi; 2016.
Tugas :
1. Jelaskanlah beda secara klinis antara sindroma guillan barre dan polineuropati !
2. Sebutkanlah bentuk-bentuk “variant guillain barre” !
3. Terangkanlah mengenai plasmafaresis dan berapa dosis IVIG !