Anda di halaman 1dari 34

Sindroma Virus

Nurminha
Sindrom GBS
 Guillain–Barré syndrome (GBS) merupakan sekumpulan gejala
dengan onset akut yang merupakan penyakit yang diperantarai oleh
sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf perifer.
Guillain–Barré syndrome dikemukakan pada tahun 1916 oleh
Guillain dan Barre yang menjelaskan mengenai karakteristik temuan
cairan serebrospinal (CSS) dimana ditemukan peningkatan
konsentrasi protein namun tanpa disertai dengan kenaikan jumlah
sel pada dua prajurit Perancis yang mengalami kelemahan.1
 Penyakit ini terdapat di seluruh dunia pada setiap musim
dan dapat menyerang semua umur. Angka kejadian tahunan
keseluruhan GBS di Amerika Serikat adalah 1,65-1,79 per
100.000 orang dengan rasio kejadian pada laki-laki- dan
wanita 3 : 2.

 Beberapa infeksi terlibat dalam perkembangan GBS. Sekitar


dua-pertiga dari pasien dengan infeksi saluran napas atau
gejala gastrointestinal telah dilaporkan dalam tiga minggu
sebelum timbulnya gejala GBS. Bukti yang paling kuat adalah
pada infeksi Campylobacter jejuni, namun GBS juga
dilaporkan pada infeksi berikut yaitu Mycoplasma
pneumoniae, Haemophilus influenzae, cytomegalovirus, dan
Epstein-Barr.1
 Guillain–Barré syndrome (GBS) adalah sekumpulan
gejala yang merupakan suatu kelainan sistem
kekebalan tubuh manusia yang menyerang bagian dari
susunan saraf tepi dirinya sendiri dengan karakterisasi
berupa kelemahan atau arefleksia dari saraf motorik
yang sifatnya progresif. Guillain-Barré syndrome
ini memiliki beberapa subtipe yaitu:
1. Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (AIDP) dengan
patologi klinis demielinisasi perifer multifaktoral yang dapat dipengaruhi baik
oleh mekanisme humoral ataupun imun seluler. Gejalanya bersifat progresif
dengan kelemahan tubuh yang simetris dan terdapat hiporefleksia atau arefleksia.
2. Acute motor axonal neuropathy (AMAN) disebabkan oleh adanya antibodi
yang terbentuk dalam tubuh yang melawan gangliosida GM1, GD1a, GalNAc-
GD1a, dan GD1b pada akson saraf motorik perifer tanpa disertai adanya proses
demielinisasi. Berhubungan dengan infeksi Campylobacter jejuni yang biasanya
terjadi pada musim panas pada pasien muda.
 3. Acute motor-sensory axonal neuropathy (AMSAN) memiliki
mekanisme yang sama dengan AMAN tetapi terdapat proses
degenerasi aksonal sensoris, sehingga pada kasus ini sering
ditemukan gangguan pada sensoris.
 4. Miller Fisher syndrome (MFS) terjadi proses demielinisasi,
dimana antibodi imunoglobulin G merusak gangliosida GQ1b,
GD3, dan GT1a. Miller Fisher syndrome merupakan kasus yang
jarang terjadi, yang memiliki gejala yang khas berupa oftalmoplegi
bilateral, ataksia dan arefleksia. Selain itu juga terdapat kelemahan
pada wajah, bulbar, badan, dan ekstremitas yang terjadi pada 50%
kasus.
 5. Acute autonomic neuropathy, mekanisme terjadinya belum
jelas dimana kasus ini sangat jarang terjadi. Gejalanya berupa
gejala otonom khususnya pada kardiovaskuler dan visual,
kehilangan sensoris juga terjadi pada kasus ini.
Manifestasi Klinis

Manifetasi klinis GBS tergantung pada lokasi


dan keparahan inflamasi yang terjadi. GBS
dapat menimbulkan gejala-gejala di daerah
multifokal dari infiltrasi sel monuklear pada
saraf perifer.
Pada subtipe AIDP (Acute inflammatory
demyelinating polyradiculopathy), mielin lebih
dominan mengalami kerusakan, sedangkan
pada AMAN (Acute motor axonal neuropathy),
nodus ranvier merupakan target inflamasi.
Laboratorium

 Pada pemeriksaan laboratorium,


 ditemukan laju endap darah (LED) hasil umumnya
normal atau sedikit meningkat, leukosit umumnya dalam
batas normal, haemoglobin dalam batas normal, pada
darah tepi didapati leukositosis polimorfonuklear sedang
dengan pergeseran ke bentuk yang imatur, limfosit
cenderung rendah selama fase awal dan fase aktif
penyakit. Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis;
eosinofilia jarang ditemui. Dapat dijumpai respon
hipersensitivitas antibodi tipe lambat, dengan peningkatan
immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM, akibat demielinasi saraf
pada kultur jaringan.
Pemeriksaan cairan serebrospinal

 khas ditemukan adanya kenaikan kadar protein (1-1,5 g/dl)


tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. Keadaan ini oleh Guillain, 1961,
disebut sebagai disosiasi sitoalbumik. Disosiasi sitoalbuminik,
yakni meningkatnya jumlah protein tanpa disertai adanya
pleositosis. Pada kebanyakan kasus, pada hari pertama jumlah total
protein CSS normal; setelah beberapa hari, jumlah protein mulai
naik, bahkan lebih lanjut saat gejala klinis mulai stabil, jumlah
protein CSS tetap naik dan menjadi sangat tinggi. Puncaknya pada
4-6 minggu setelah mulainya gejala klinis. Derajat penyakit tidak
berhubungan dengan naiknya protein dalam CSS. Hitung jenis
umumnya di bawah 10 leukosit mononuklear/mm.8

 
Magnetic Resonance Imaging (MRI) 

 Pemeriksaan MRI akan memberikan hasil yang


bermakna jika dilakukan pada hari ke 13
setelah timbulnya gejala. MRI lumbosacral akan
memperlihatkan penebalan pada radiks
kauda equina dengan peningkatan pada
gadolinium.
 Adanya penebalan radiks kauda equina
mengindikasikan kerusakan pada barier darah-
saraf. Hal ini dapat terlihat pada 95% kasus GBS
dan hasil sensitif sampai 83% untuk GBS akut
Sindroma Reye
Sindroma Reye adalah suatu
penyakit yang berhubungan dengan ensefalopati
noninflamasi akut dan gagal hati. Pada tahun 1963, R.
D. K. Reye pertama kali menemukan sindroma ini di
Australia, dan beberapa bulan sesudahnya, G. M. Johnson
menemukan sindroma ini di Amerika.
 Sindroma ini sering terjadi setelah infeksi virus,
umumnya infeksi saluran nafas atas, influenza, varisela,
atau gastroenteritis, dan berhubungan dengan penggunaan
aspirin selama sakit
Gejala dari sindroma Reye kadang tidak khas,
tetapi dapat dilihat juga dari kondisi lain dan juga
tidak ada tes yang secara spesifik untuk sindroma
Reye, sehingga diagnosis sindroma ini biasanya
adalah apabila diagnosis banding lain telah
disingkirkan. Kecurigaan yang tinggi sangat
penting dalam diagnosis sindroma Reye. Diagnosis
ini harus dipikirkan pada anak yang
mengalami muntah dan terjadi perubahan status
mental
 Pada Sindroma Reye, terdapat juga infiltrasi lemak
pada mikrovesikular hepatik panlobular. Saat ini
diketahui bahwa Sindroma Reye bukanlah hanya satu
jenis, tetapi mencakup juga kelainan yang dapat
dibagi dua, yaitu:
 a. Sindroma Reye “Klasik” atau “idiopatik”
atau “tipe Amerika utara”, yang secara khas
(walaupun tidak eksklusif) muncul pada anak umur 5
tahun atau lebih dan pada usia remaja. Sindroma ini
sering kali berhubungan dengan influenza atau
penyakit cacar dan penggunaan aspirin pada dosis
terapeutik.
The “Reye-like” inherited metabolic
disorder (IMD), kategori utama berhubungan dengan kelainan
oksidasi lemak, gangguan siklus urea dan gangguan met
asam amino.
 
Tipe ini tidak ditemukan pada anak-anak dengan sindroma
Reye “klasik” dan sering muncul pada bayi dan anak-anak
umur kurang dari 5 tahun.
Manifestasi Klinis Sindroma Reye

Tanda-tanda dan gejala dari


sindroma Reye biasanya berupa muntah yang terus
menerus, dengan atau tanpa dehidrasi yang
signifikan secara klinis, ensefalopati pada pasien yang
tidak demam dengan sedikit atau tanpa jaundice, dan
hepatomegali pada 50% pasien. Beberapa ahli
berpendapat bahwa penggunaan obat antiemetik
dapat menyamarkan gejala awal dan beberapa ahli
juga berpendapat obat antiemetik sendiri dapat
menyebabkan terjadinya sindroma Reye. 2
Pemeriksaan laboratorium

1. Pada tes fungsi hati, yang tersering adalah peningkatan


kadar ammonia 1,5 x diatas normal (sampai 1200 mcg/dl) 24-
48 jam setelah terjadinya perubahan tingkat kesadaran.
2. Kadar ammonia mungkin kembali pada level normal stadium 4
dan 5. Level transaminase, ALT dan AST meningkat 3x normal tapi
dapat kembali normal pada stadium 4 dan 5.
3. Kadar bilirubin >2mg/dl , biasanya <3 mg/dl) pada
10-15% pasien.
4. Jika bilirubin direk meningkat lebih dari 15% bilirubin total, atau
jika bilirubin total >3 mg/dl, pikirkan diagnosis lain.
5. Prothrombin time (PT) dan activated Partial
Thromboplastin Time (aPTT) memanjang >1,5 x pada >50%
pasien.
6. Kadar amilase dan lipase meningkat
laboratorium

1. Serum bikarbonat menurun setelah muntah.


2. BUN dan kadar kreatinin meningkat.
3. Terjadi hipoglikemia, biasanya pada anak-anak
berumur < 1 tahun. Pemeriksaan glukosa serum
diindikasikan pada anak- anak dengan perubahan
tingkat kesadaran.
4. Laktat dehidrogenase (LDH) mungkin dapat naik
atau turun. Terdapat perbedaan anion pada tes untuk
asidosis metabolik.
5. BJ urine meningkat; 80% pasien terjadi ketonuria
Nurminha
AIDS
 AIDS
Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS
menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan
tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV,
Human Immunodeficiency Virus.
 Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi

tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah


berkembang menjadi AIDS.
 Sebelum lebih jauh mengupas penularan HIV, perlu

dipahami dulu pengertian HIV sehingga dapat lebih


memahami serta membedakan dari AIDS.
TTingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya
berbagai infeksi tertentu merupakan indikator
bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi
AIDS. Sebelum lebih jauh mengupas penularan
HIV, perlu dipahami dulu pengertian HIV
sehingga dapat lebih memahami serta
membedakan dari AIDS. 
Apakah HIV itu?

 HIV merupakan retrovirusyang menjangkiti sel-sel


sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan
atau mengganggu fungsinya. Terjangkiti virus HIV
(biasanya disebut sebagai positif HIV) tidaklah sama
dengan mengidap AIDS.
 Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit

selama bertahun- tahun. Infeksi virus inilah yang


kemudian berakibat pada menurunnya sistem
kekebalan.Seiring dengan berkembangnya HIV dalam
tubuh, virus tersebut secara perlahan menggerogoti
sistem kekebalan tubuh.
Sebagai akibat lanjutannya, virus, parasit,
jamur dan bakteria yang umumnya tidak
menyebabkan penyakit justru dapat membuat
seseorang yang positif HIV menjadi sakit.
Hal inilah yang disebut defisiensi kekebalan
tubuh, di mana sistem tersebut tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan
 

penyakit-penyakit.
 Apakah gejala-gejala HIV?
 Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya

karena tidak ada gejala yang tampak setelah terjadi infeksi.


 Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar dengan efek

seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi,


dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi antara
enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
 Kendati infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang

terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut


kepada orang lain. Satu- satunya cara untuk menentukan
apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes
HIV.
  
 Kapankah seorang terkena AIDS?
 Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap infeksi

HIV yang paling lanjut. Sebagian besar


orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat
pengobatan akan menunjukkan tanda-tanda
AIDS dalam waktu 8-10 tahun.
 AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa
infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization) sebagai berikut:
 Tahap I penyakit HIV tidak
menunjukkan gejala apapun dan tidak
dikategorikan sebagai AIDS.
 Tahap II meliputi infeksi-infeksi saluran
pernafasan bagian atas yang tak kunjung
sembuh.
 Tahap III meliputi diare kronis yang
 tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih
dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan
TBC paru-paru, atau
 · Tahap IV meliputi penyakit parasit
 pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur
kandida pada saluran tenggorokan (kandidiasis),
saluran pernafasan (trachea), batang saluran
paru-paru (bronchi) atau paru-paru.
  
 Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
 Lamanya dapat bervariasi dari
 satu individu dengan individu yang lain. Dengan

gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan


menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara
10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama.
 Terapi antiretroviral dapat memperlambat

perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah


virus dalam tubuh yang terinfeksi.
 PENULARAN
  
 Di manakah HIV ditemukan?
 HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh

seperti darah, cairan semen, cairan vagina


dan air susu ibu.
Bagaimanakah HIV ditularkan?

HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara, yaitu:


Penularan secara seksual: HIV dapat
ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi.
Penularan melalui pemakaian jarum

◦suntik secara bergantian


·Penularan dari ibu ke anak: HIV dapat ditularkan ke anak selama masa
kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya,
terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah
kelahiran.
·Penularan melalui transfusi darah:

kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produk-


produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari
90%). Kendati demikian, penerapan
standarkeamanan darah menjamin penyediaan darah dan produk- produk
darah yang aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang
memerlukan transfusi.
 “Wanita sebagai benteng terdepan dalam
perang melawan AIDS, hidup dan
bertindaklah dengan penuh bertanggung
jawab. Cermati dan katakan tidak pada
pergaulan yang membahayakan dirimu.”
 Teguh Wardoyo, Konsul Jenderal RI
Ingat, AIDS tidak dapat disembuhkan. Perilaku
sehat Anda adalah cara terbaik untuk
mencegahpenularannya!
PENCEGAHAN

 
 Bagaimana infeksi HIV dapat dicegah?
 

Penularan HIV dapat dicegah dengan:

Berpantang seks, menghindari perilaku seks bebas dan tetap setia pada

pasangan/tidak berganti-ganti pasangan, atau melakukan seks secara “aman”.

Apabila kita akan menjalani transfusi darah, pastikan bahwa darah

dan alat-alatnya steril dan telah melalui tes HIV dan standar keamanan darah.

Katakan TIDAK pada narkoba, apapun bentuknya.


 
PERAWATAN

 Adakah obat untuk HIV?


 TIDAK. Tidak ada obat yang dapat

sepenuhnya dapat menyembuhkan HIV/AIDS.


Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun
tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral
dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan
oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.
Apa yang harus dilakukan bila Anda menduga
telah terekspos HIV?

Bila anda menduga bahwa anda telah


terpapar HIV, sebaiknya Anda segera
menghubungi dokter/rumah sakit
untuk melakukan pemeriksaan HIV
untuk memastikan apakah benar Anda
telah terinfeksi HIV.

Anda mungkin juga menyukai