Anda di halaman 1dari 21

Penyebaran Virus

Nurminha
Penyebaran Virus
Penyebaran virus terjadi melalui cara-cara berikut yaitu
(1) Penyebaran langsung dari orang ke orang melalui kontak. Cara
utama Penyebaran meliputi infeksi
a. Droplet atau aerosol (misalnya, influenza, campak, smallpox,
Covid-19);
b. Melalui kontak seksual (contohnya, papillomavirus, virus hepatitis
B, herpes simpleks tipe 2, dan human immunodeficiency virus);
c. Melalui kontak tangan-mulut, tangan-mata, atau mulut-mulut
(misalnya, virus herpes simpleks, rhinovirus, virus Epstein Barr), atau
d. Melalui darah ( cairan tubuh lain) yang terkontaminasi (misalnya,
virus hepatitis B, Human Immunodeficiency Virus).
1) Penyebaran tak langsung melalui jalur fekal oral (misalnya,
enterovirus, rotavirus, hepatitis A infeksius) atau melalui
muntahan (misalnya, virus Norwalk, rhinovirus).
2) Penyebaran dari hewan ke hewan, dengan manusia
sebagal pejamu aksidental. Penyebaran dapat terjadi
melalui gigitan (rabies) atau melalui infeksi droplet atau
aerosol dari daerah yang terkontaminasi hewan pengerat
(contohnya, arenavirus, hantavirus).
3) Penyebaran melalui vektor artropoda (misalnya, arbovirus,
sekarang terutama diklasifikasikan sebagai togavirus,
flavivirus, dan bunyavirus).(Depkes RI Pusdikes, 1996).
PENYEBARAN VIRUS
Melalui Kontak Langsung

Cara-cara penyebaran melalui kontak langsung ini ada dua cara, yaitu:
Secara mutlak antara lain berbagai jenis penyakit kulit, bila kulit yang
sakit dan mengandung banyak virus kemudian kontak atau
menyentuh kulit yang sehat maka virus tersebut akan menular.
Contohnya adalah
a.Pada penyakit kulit seperti Verruca vulgaris dan Moluscum
contagiosum, penularan terjadi karena pecahnya nodula kulit yang
berisi virus.
b.Penyakit kelamin karena kohabitasi seperti Lymfogranuloma
Venereum.
 
2. Secara droplet infection, ada dua macam:
a. Droplet infection perinhalasi, misalnya penyakit influenza,
parainfluenza, campak (morbilli), gondongan (mumps),
rubeola, cacar (variola) dan cacar air (varicella).
b. Droplet infection peroral. misalnya penyakit polio,
hepatitis infeksiosa, penyakit karena virus Echo, Coxsackie
dan mumps (Depkes RI Pusdikes, 1996).
Kontak tidak langsung
Cara-cara penularan melalui kontak tidak langsung
menggunakan perantaraan suatu media dan meliputi
beberapa macam diantaranya:
1. Melalui debu. Contoh: variola, hepatitis infekeiosa, Q
fever.
2. Makanan, minuman dan alat-alatnya. Contoh: Polio,
Echo. Coxsackie, Hepatitis infeksiosa
3. Gigitan hospes reservoir : Virus berada di dalam air
ludah hewan reservoar dan akan menyebabkan
penyakit pada mahluk yang digigitnya. Contoh :
a.Rabies, dengan hospes reservoar anjing, kucing,
kera, kuda, sapi, domba, srigala.
b.Pseudorabies,hospes
reservoarnya terutama babi.
c. B virus, melalui gigitan kera dan dapat
menimbulkan radang otak.
4. Melalui hospes perantara :
Secara epidemiologis ada dua hospes perantara yaitu :
a. Vektor mekanis:
Vektornya berupa serangga (Arthopoda). Di sini virus
tidak mengalami perkembangbiakan/perubahan bentuk
di dalam tubuh vektor, Jadi virus hanya menempel saja
pada moncong, kaki dan sayap. Serangganya biasanya
yang menghinggapi sampah, kotoran manusia, sekret
konjungtiva atau kulit yaitu lalat rumah, lipas dan
semut. Misalnya: lalat dapat menularkan penyakit polio.
Echo, Coxsackie dan Hepatitis infectiosa.
b.Vektor sejati (obligat)
• Biasanya serangga pengisap darah. Mikroorganisme
akan masuk ke dalam tubuh vektor dan
berkembangbiak dengan perubahan bentuk sebelum
ditularkan ke hospes lain. Dengan demikian
mikroorganisme dapat tumbuh dulu dalam tubuh
vektor dan disebut masa tunas ekstrinsik, yang
lamanya bisa berbeda-beda tergantung Jenis
mikroorganismenya.
• Arthopoda merupakan hospes perantara sedangkan
manusia hospes reservoar. Contohnya Dengue,
(hospes perantaranya Aedes aegypti, masa tunas
ekstrinsik 11 hari), Chikungunya (hospes perantaranya
Aedes aegypti, Culex fatigans dan Mansonia), Urban
yellow fever (hospes perantaranya Aedes aegypti)
• Arthopoda merupakan hospes perantara, vertebrata hospes
reservoar sedangkan manusia hospes insidental. Contohnya
adalah JBE/Japanese B. encephalitis(hospesreservoar: babi dan
burung yang hidup dekat air, Vektor: Culex tritaeniorhynchus), Jungle
yellow fever (hospes reservoar: kera. hospes perantara nyamuk
Haemagogus).
• Arthopoda merupakan hospes perantara dan hospes reservoar,
vertebrata danmanusia merupakan hospes insidental. Jadi
sebenarnya virusnya adalah parasit dan serangga. Pada serangga
infeksi bisa secara turun temurun melalui penularan
transovarial. Jadi arthopoda juga merupakan carrier. Contohnya
adalahColorado tick fever dan Rocky mountain spotted fever yang
disebar oleh sengkenit Dermacentor andersonii.
• Telah dikenal setidaknya tiga pola
penyebaran yang berbeda pada virus yang
ditularkan artropoda:
• 1. Siklus manusia-artropoda: Contoh:
demam kuning urban (urban yellow fever),
demam dengue.
• Siklus vertebrata tingkat rendah-
artropoda dengan infeksi tangensial
pada manusia: Contoh: demam kuning hutan
(jungle yellow fever), ensefalitis St. Louis.
Manusia yang terinfeksi merupakan pejamu
"buntu” metode ini merupakan mekanisme
transmisi yang lebih lazim dijumpai.
Infeksi Virus
• Virus adalah mikroba yang tidak bisa hidup tanpa
menempel pada inangnya. Virus baru bisa berkembang
biak bila menempel dengan makhluk hidup lain. Ukuran
virus juga jauh lebih kecil daripada bakteri. Setiap virus
memiliki material genetik, antara RNA atau DNA.
Biasanya, virus akan menempel di suatu sel dan
mengambil alih sel tersebut untuk mengembangbiakkan
virus-virus lain sampai akhirnya sel tersebut mati. Atau
pada kasus lain, virus mengubah sel normal menjadi sel
yang berbahaya untuk kesehatan.
• Sebagian besar virus bisa menyebabkan penyakit berbanding
terbalik dengan bakteri. Virus juga “pemilih”, alias menyerang
sel tertentu secara spesifik. Misalnya, virus-virus tertentu
menyerang sel pada pankreas, sistem pernapasan, dan darah.
• Pada kasus tertentu, virus juga menyerang bakteri. Durasi
tanda-tanda terinfeksi virus biasanya terjadi sebentar tetapi
akut, sedangkan tanda-tanda terinfeksi bakteri biasanya terjadi
selama 10-14 hari secara terus-menerus.
• Kalau memang diperlukan, dokter biasanya meminta untuk tes
darah atau tes urine untuk mengkonfimasi diagnosis, atau
melakukan tes kultur untuk mengidentifikasi tipe bakteri atau
virus yang menginfeksi Anda (Staf Pengajar FKUI, 1994).
• Pengertian Infeksi virus adalah masuknya virus kedalam tubuh
inang (manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan termasuk bakteri)
melalui siklus lisis dan lisogenik sampai timbul gejala sakit.
• Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai
akibat bagi inangnya. Ada yang berbahaya, namun juga ada
yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga
akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
• Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam
jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Infeksi
kronismerupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga
ada risiko gejala penyakit muncul kembali.
Prinsip-Prinsip Infeksi Virus

• Proses dasar infeksi virus adalah siklus replikatif virus. Respons


seluler terhadap infeksi tersebut dapat berkisar dari efek yang tidak
terlihat pada sitopatologi disertai kematian sel sampai dengan
hiperplasia atau kanker.
• Penyakit virus adalah suatu abnormalitas berbahaya yang
disebabkan oleh infeksi virus pada organisme pejamu.

Penyakit klinis pada seorang pejamu terdiri dari tanda dan gejala yang
jelas. Sindrom terdiri dari sekelompok tanda dan gejala yang spesifik.
Infeksi virus yang tidak menyebabkan gejala apapun pada pejamu
disebut asimtomatik (subklinis). Pada kenyataannya, sebagian besar
 infeksi virus tidak menyebabkan penyakit (Gambar 5.1).
Konsep infeksi gunung es

Gambar 5.1 Konsep infeksi gunung es


• Prinsip-prinsip penting menyangkut infeksi virus adalah
sebagai berikut:
(1) banyak infeksi virus bersifat subklinis;
(2) infeksi yang sama dapat disebabkan oleh berbagai virus;
(3) virus yang sama dapat menyebabkan berbagai infeksi;
(4) infeksi yang diakibatkan tidak berhubungan dengan
morfologi virus; dan
(5) keluaran pada kasus apapun ditentukan oleh faktor virus,
pejamu, dan dipengaruhi oleh gen masing-masing.
• Patogenesis virus adalah proses yang terjadi
ketika virus menginfeksi pejamu. Patogenesis
penyakit adalah suatu bagian dari kejadian
selama infeksi yang menyebabkan manifestasi
penyakit pada pejamu. Sebuah virus
bersifat patogenik terhadap pejamu tertentu
jika dapat menginfeksi dan menyebabkan tanda-tanda
penyakit pada pejamu tersebut.
•  

Sebuah strain virus tertentu lebih virulen dibanding


strain lainnya jika ia secara umum menyebabkan
penyakit yang lebih berat pada pejamu yang peka.
Virulensi virus pada hewan yang tidak mengalami
luka (intak)sebaiknya tidak dikacaukan dengan
sitopatogenisitas untuk sel yang dikultur; virus sangat
sitosidal secara in vitro, mungkin tidak berbahaya
secara in vivo dan sebaliknya, virus nonsitosidal
mungkin menyebabkan penyakit berat.(Jawet
Gambaran penting dua kategori umum infeksi virus
akut (lokal dengan sistemik)

Uraian Infeksi Lokal Infeksi Sistemik


Contoh penyakit Pernafasan (Rhinovirus) Campak
Lokasi Pathologi Port d’ent ree Tempat yang jauh
Masa inkubasi Relatif singkat Relatif lama
Viremia Tidak ada Ada
Durasi Imunitas Bervariasi-mungkin singkat Biasanya seumur
Peran Antibodi sekretori
dalam resistensi Biasanya penting Biasanya tidak penting

Anda mungkin juga menyukai