Anda di halaman 1dari 23

PENYEBARAN DAN

INFEKSI VIRUS
KELOMPOK III
NAMA
1. RIA NINGSIH (A201901098)
2. ANISA RAMADAN (A201901099)
3. RASDIANA (A2021020112)
4. WA ODE NURINTAN (A201901096)
5. ERCHI AFRIANI (A202102016)
6. RISKA (A2019011053)
7. ROSNANI S. YUSUP (A2019010974)
8. HERLINA (A2021020125)
9. MARWAH DM (A2021020136)
10. EKA IRIANI (A20210201)
11. MUH. DIMAS AL-MUHAJIR (A201901103)
12. KAHARUDIN (A202102025)
13. ULIS SAFITRI (A201901104)
14. NIKEN SASRA ARMAYANTI (A201901100)
15. IRFHANYA TRI SADEWI (A201901102)
What is a
virus?

Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran


antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya
bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA
saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri
dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah
glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten
terhadap antibiotik.
A. PENYEBARAN VIRUS
Melalui Kontak Langsung
Penyebaran virus dapat di bagi menjadi 2, yaitu:

01 Secara
kulit
mutlak antara lain berbagai jenis penyakit

Contoh:
 Pada penyakit kulit seperti Verruca vulgaris dan Moluscum
contagiosum, penularanterjadi karena pecahnya nodula kulit yang
berisi virus.
 Penyakit kelamin karena kohabitasi seperti Lymfogranuloma
Venereum.

02 Secara droplet infection, ada dua macam :


Droplet infection perinhalasi
Droplet infection peroral.
Contoh:
 penyakit influenza, parainfluenza, campak(morbilli), gondongan
(mumps), rubeola, cacar (variola) dan cacar air (varicella).
 penyakit polio, hepatitis infeksiosa, penyakit karena virus Echo,
Coxsackie dan mumps
Melalui Tidak Kontak Langsung
Cara-cara penularan melalui kontak tidak langsung
menggunakan perantaraan suatu media dan meliputi beberapa
macam diantaranya:

01 Melalui debu
Contoh
: variola,

 hepatitis infekeiosa,
 Q fever virus.

02 Makanan, minuman dan


alat-alatnya
Contoh
:
 Polio  Coxsackie,
 Echo  Hepatitis infeksiosa

Next
03
Gigitan hospes reservoir : Virus berada di dalam
air ludah hewan reservoar dan akan menyebabkan
penyakit pada mahluk yang digigitnya.
contohnya
 Rabies, dengan hospes reservoar anjing,
kucing,kera, kuda, sapi, domba, srigala.
 Pseudorabies, hospes reservoarnya terutama
babi.
 B virus, melalui gigitan kera dan dapat
menimbulkan radang otak.

04
Melalui hospes perantara : Secara epidemiologis ada dua
hospes perantara yaitu :
Vektor mekanis
Vektor sejati (obligat)

 lalat dapat menularkan  Dengue


penyakit polio  Chikungunya
 Urban yellow
fever
Arthopoda merupakan hospes perantara dan hospes
reservoar, vertebrata dan manusia merupakan hospes
insidental. Jadi sebenarnya virusnya adalah parasit dan
serangga. Pada serangga infeksi bisa secara turun
temurun melalui penularan transovarial. Jadi arthopoda
juga merupakan carrier. Contohnya adalah Colorado
tick fever dan Rocky mountain spotted fever yang disebar
oleh sengkenit Dermacentor andersonii.
 
Pada vertebrata, invasi sebagian besar virus membangkitkan
reaksi keras, biasanya pada durasi pendek. Hasilnya bersifat
menentukan. Inang bisa menyerah ataupun hidup dengan
memproduksi antibodi yang menetralisir virus. Tanpa melihat
keadaan ini, virus biasanya aktif dalam waktu yang pendek,
walaupun bisa terjadi infeksi persisten atau laten yang
berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun (hepatitis B,
herpes simpleks, cytomegalovirus, retrovirus). Pada vektor
arthropoda virus, hubungannya biasanya agak berbeda. Virus
biasanya tidak menimbulkan atau hanya sedikit menimbulkan
efek penyakit dan tetap aktif dalam arthropoda selama
hidupnya Dengan demikian, arthropoda, berbeda dengan
vertebrata, berperan sebagai inang permanen dan reservoar.
05 Melalui Aliran
1
Darah

Mekanisme penyebaran virus bervariasi, tetapi rute yang


paling umum terjadi melalui aliran darah atau limfe.
Adanya virus di dalam darah disebut viremia. Virion dapat
berada bebas di dalam plasma (mis, enterovirus, togavirus)
atau berhubungan dengan tipe sel tertentu (mis, virus
campak). Beberapa virus bahkan bermultiplikasi di dalam
sel tersebut.

 
Telah dikenal setidaknya tiga pola penyebaran yang
berbeda pada virus yang ditularkan artropoda:

Siklus manusia-artropoda
3
Contoh:
demam kuning urban (urban Siklus artropoda-artropoda
yellow fever), demam yang terkadang menginfeksi
dengue. manusia dan vertebrata
derajat rendah
2 Contoh
Colorado tick fever,
Siklus vertebrata tingkat ensefalitis La
rendah-artropoda Crosse.
dengan infeksi
tangensial pada manusia
Contoh:
demam kuning hutan
(jungle yellow fever)
B. INFEKSI VIRUS
PENGERTIAN INFEKSI

Infeksi virus adalah masuknya virus kedalam tubuh inang


(manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan termasuk bakteri)
melalui siklus lisis dan lisogenik sampai timbul gejala
sakit. Virus dapat menginfeksi inangnya dan
menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. Ada yang
berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel
imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak
terlalu besar. Infeksi akut merupakan infeksi yang
berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat
juga berakibat fatal. Infeksi kronis merupakan infeksi
virus yang berkepanjangan sehingga ada risiko gejala
penyakit muncul kembali.
Prinsip-Prinsip Infeksi Virus
Proses dasar infeksi virus adalah sildus replikatif virus. Respons seluler terhadap infeksi tersebut dapat berkisar dari efek yang tidak
terlihat pada sitopatologi disertai kematian sel sampai dengan hiperplasia atau kanker. Prinsip-prinsip penting menyangkut infeksi virus
adalah sebagai berikut:
05
Keluaran pada kasus apapun
01 ditentukan oleh faktor virus,
pejamu, dan dipengaruhi oleh gen
Banyak infeksi virus bersifat
masing-masing.
subklinis

04
Infeksi yang diakibatkan tidak
berhubungan dengan morfologi
virus
02
Infeksi yang sama dapat
disebabkan oleh berbagai virus 03
Virus yang sama dapat
menyebabkan berbagai infeksi
PATOGENESIS PENYAKIT VIRUS

Untuk dapat menyebabkan penyakit, virus harus masuk ke dalam tubuh pejamu, berkontak dengan sel yang rentan,
bereplikasi, dan menyebabkan kerusakan sel.

1. Langkah-Langkah Patogenesis Virus

Langkah-langkah spesifik yang terlibat dalam patogenesis virus adalah sebagai berikut virus masuk ke dalam sel,
replikasi virus primer, penyebaran virus, kerusakan seluler, respons imun pejamu, pemusnahan virus atau
terjadinya infeksi persisten, dan pelepasan virus.
Presentation Presentation
Get a modern PowerPoint Get a modern PowerPoint Presentation
Presentation that is beautifully that is beautifully designed.
designed.

a. Proses masuk dan replikasi primer

Agar terjadi infeksi pada pejamu, virus pertama kali harus menempel dan masuk ke salah satu sel di permukaan
tubuh kulit, saluran pernapasan, saluran urogenital, atau konjungtiva. Sebagian besar virus masuk ke pejamunya
melalui mukosa saluran pernapasan atau gastrointestinal.
b. Kerusakan sel dan penyakit klinis
Saat ini virus masuk ke tubuh manusia, materi genetuk virus dapat merusak atau
mengubah sel. Ketika kekebalan tubuh kita tidak mampu melawan penyakit akibat virus bisa
fatal atau bahkan dapat menyebab kematian. Dapat di lihat pada gambar di bawah
c. Pemulihan dari infeksi
Pejamu dapat meninggal atau sembuh dari infeksi virus. Mekanisme pemulihan mencakup baik respons imun
alami maupun adaptif. Interferon (INF) dan sitokin lainnya, imunitas humoral dan yang diperantarai sel, dan
faktor pertahanan pejamu lainnya mungkin ikut terlibat. Kepentingan relatif masing-masing komponen berbeda
sesuai dengan virus dan penyakitnya.

d. Pelepasan Virus
Presentation Presentation
Tahap akhir dalam patogenesis adalah pelepasan virus yang infeksius ke lingkungan. Ini merupakan tahap penting
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
untuk menjaga infeksi virus berada dalam populasi pejamu. Pelepasan biasanya terjadi dari permukaan tubuh
designed.

yang terlibat dalam proses masuknya virus.

e. Respons imun pejamu


Akibat dari infeksi virus mencerminkan hubungan saling memengaruhi antara virus dan faktor pejamu.
Mekanisme pertahanan pejamu nonspesifik biasanya didapati sesaat setelah infeksi virus. Di antara respons imun
alami, yang paling dominan adalah induksi IFN(Interferon). Respons-respons tersebut membantu menghambat
pertumbuhan virus selama jangka waktu yang diperlukan untuk menginduksi imunitas humoral spesifik dan
imunitas seluler.
Perbandingan Patogenesis Penyakit Virus
1. Pada kulit dan sistem saraf pusat
Patogenesis mousepox, sebuah penyakit kulit, dan poliomielitis manusia,
sebuah penyakit sistem saraf pusat, diuraikan pada gambar di bawah ini.
2. Persistensi virus: infeksi virus kronik dan laten
Infeksi bersifat akut saat virus pertama kali menginfeksi pejamu yang rentan. Infeksi virus biasanya sembuh sendiri.
Namun, terkadang, virus menetap dalam jangka waktu lama di tubuh pejamu. Interaksi virus-pejamu dalam jangka
waktu panjang dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Infeksi kronik (juga disebut infeksi persisten) adalah infeksi
yang replikasi virusnya dapat dideteksi secara terus-menerus, biasanya dalam kadar rendah; dapat ringan atau tanpa
gejala klinis yang jelas.

Gambar Infeksi laten oleh herpesvirus


Gambaran Umum Infeksi Virus Pernapasan Akut

Banyak virus masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan,


terutama dalam bentuk droplet aerosol atau saliva. Ini adalah cara yang
paling sering yang digunakan virus untuk masuk ke tubuh pejamu.
Infeksi dapat tetap terjadi walaupun mekanisme protektif pejamu
berfungsi normal, mencakup mukus yang melapisi sebagian besar
permukaan, kerja silia, kumpulan sel limfoid, makrofag alveolus, dan IgA
sekretori. Banyak infeksi tetap terlokalisasi pada saluran pernapasan,
walaupun beberapa virus menimbulkan gejala penyakit khasnya
setelah penyebaran sistemik (misalnya cacar air, campak, rubella).

Beratnya infeksi pernapasan dapat berkisar dari tidak bergejala sampai


dengan berat. Penyakit yang paling berat biasanya ditemui pada
bayi yang terinfeksi dengan paramiksovirus tertentu dan pada orang
tua atau dewasa yang terinfeksi oleh virus influenza secara kronik.
Gambaran Umum
Infeksi Virus Saluran
Pencernaan

Banyak virus memulai infeksi melalui saluran pencernaan.


Beberapa agen, seperti herpesvirus simpleks dan virus
Epstein-Barr, mungkin menginfeksi sel-sel di mulut. Virus
terpajan dari saluran pencernaan sampai elemen keras
yang terlibat dalam pencernaan makanan asam, garam
empedu (deterjen), dan enzim proteolitik. Oleh sebab itu,
virus yang dapat menginfeksi melalui jalur ini adalah semua
yang resisten terhadap asam dan garam empedu. Karena itu
juga terdapat IgA sekretori spesifik-virus dan inhibitor
nonspesifik replikasi virus untuk mengatasinya.
Gambaran Umum Infeksi Virus Kulit

Kulit merupakan sawar yang kuat dan impermeable terhadap


masuknya virus. Namun, beberapa virus dapat menerobos barier ini dan
memulai infeksi pada pejamu. Beberapa virus mendapatkan jalan masuk
melalui abrasi kecil pada kulit (poxvirus, papilomavirus, herpesvirus
simpleks), yang lainnya masuk melalui gigitan vektor artropoda (arbovirus)
atau pejamu vertebrata terinfeksi (virus rabies, herpesvirus B), dan yang
lainnya lagi masuk melalui transfusi darah atau manipulasi lainnya
termasuk jarum yang terkontaminasi, seperti akupunktur dan tato (virus
hepatitis B, HIV).
Gambaran Umum Infeksi
Virus Sistem Saraf Pusat

Invasi sistem saraf pusat oleh virus selalu merupakan hal


yang serius. Virus dapat memperoleh akses ke otak melalui
dua rute: melalui aliran darah (penyebaran hematogen) dan
melalui serabut saraf perifer (penyebaran neuronal). Akses dari
darah dapat terjadi dengan pertumbuhan melalui endotel
pembuluh darah serebral kecil, melalui transpor pasif melintasi
endotel vaskuler, melintas pleksus khoroideus ke cairan
serebrospinal, atau melalui transpor di dalam monosit,
leukosit, atau limfosit yang terinfeksi.
Gambaran umum infeksi virus kongenital

Beberapa virus menyebabkan penyakit pada janin


manusia. Sebagian besar infeksi virus maternal tidak
menyebabkan viremia dan keterlibatan janin. Akan
tetapi, jika virus menembus plasenta dan terjadi infeksi
intrauteri, kerusakan yang serius dapat terjadi pada
janin. Tiga prinsip yang terlibat dalam terjadinya
kelainan kongenital adalah (1) kemampuan virus
menginfeksi wanita hamil dan ditularkan ke janin;
(2) usia kehamilan saat terjadi infeksi; dan (3)
kemampuan virus menyebabkan kerusakan pada janin
secara langsung, melalui infeksi pada janin, atau
secara tidak langsung, melalui infeksi pada ibu yang
menyebabkan gangguan pada lingkungan bayi (mis,
demam).
Efek Usia Pejamu

Usia pejamu adalah sebuah faktor dalam


patogenisitas virus penyakit yang lebih berat sering
terjadi pada neonatus. Selain pematangan respons
imun sesuai usia, juga tampak perubahan terkait
usia dalam kerentanan jenis sel tertentu terhadap
infeksi virus.
THANK YOU
STAY HAPPY, STAY HEALTHY, STAY POSITIVE

Anda mungkin juga menyukai