Anda di halaman 1dari 9

● Fisiologi Respirasi

1. PERTANYAAN:
Bagaimana respirasi internal, eksternal, dan seluler terjadi?

JAWABAN:
1. Respirasi eksternal adalah proses mengambil oksigen ke dalam dan
mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
2. Respirasi internal adalah proses memecah makanan dengan adanya
oksigen di tingkat sel untuk menghasilkan energi.
3. Respirasi selular adalah proses perombakan molekul organik
kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah
yang berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada tingkat seluler .
● Fisiologi Respirasi

2. PERTANYAAN
Bagaimana terjadinya proses ekspansi paru dan pengempisan paru
pada saat ventilasi?
JAWABAN:
Ketika sedang inspirasi paru akan terjadi ekspansi/pengembangan,
diafragma dan otot antar tulang rusuk akan berkontraksi dan meluaskan
rongga dada, sehingga paru-paru mengembang dan terisi udara.
Saat ekspirasi akan terjadi pengempisan paru dengan proses sebagai
berikut Karbondioksida masuk dari kapiler ke arah rongga paru-paru.
Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma
dan tulang rusuk kembali relaksasi dan rongga dada kembali seperti
semula.
Udara yang mengandung karbon dioksida terdorong dari paru-paru
menuju bronkiolus, bronkus, trakea dan keluar melalui hidung.
● Fisiologi Respirasi

3. PERTANYAAN:
Bagaimana tekanan pada tubuh karena efek menyelam di dasar laut?
Proses terjadinya penyakit dekompresi?

JAWABAN:
Pada dasarnya, tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan
tekanan, termasuk saat menyelam di dasar laut. Jika perubahan
tekanan terjadi terlalu cepat, nitrogen yang terkandung dalam darah
akan membentuk gelembung-gelembung yang bisa menyumbat
pembuluh darah dan jaringan organ. Lalu, pembuluh darah atau
jaringan organ yang tersumbat dapat menimbulkan rasa sakit dan gejala
lain. (bersambung →)
● Fisiologi Respirasi

JAWABAN:
Penyakit dekompresi merupakan dampak perubahan tekanan, baik air
atau udara, yang terjadi terlalu cepat. Misalnya ketika menyelam,
penyakit dekompresi akan muncul jika proses kembali menuju ke
permukaan tidak dilakukan secara bertahap, atau tanpa menerapkan
safety stop (berhenti beberapa menit di kedalaman tertentu) sesuai
aturan dasar keselamatan menyelam.

● Gejala Penyakit Dekompresi


Gejala penyakit dekompresi dapat berbeda pada tiap orang, tergantung
lokasi terjadinya penyumbatan. Gejala umum meliputi: Nyeri pada
sendi, pusing, tubuh terasa lemas, sesak napas, ruam, terdapat bagian
tubuh yang terasa kesemutan dan mati rasa.
● Fisiologi Respirasi
4. PERTANYAAN
Kenapa pada pendaki gunung yang berada di ketinggian dapat terjadi
hiperventilasi dan halusinasi ?

JAWABAN:
Saat berada di ketinggian kadar oksigen berkurang. Sehingga para
pendaki rentan mengalami hiperventilasi atau bernapas berlebihan.
Hiperventilasi adalah kondisi saat tubuh lebih banyak mengeluarkan
karbondioksida daripada menghirupnya. Karbondioksida dalam tubuh
yang berkurang dapat memicu penyempitan pembuluh darah yang
memasok darah ke otak.
Ketika hal itu terjadi, maka tubuh akan merasa ‘melayang’ dan
kesemutan pada jari. Bahkan kasus hiperventilasi yang parah dapat
menyebabkan kehilangan kesadaran, halusinasi, serta pingsan.
● Fisiologi Respirasi
5. PERTANYAAN
Mengapa interior pesawat udara perlu diberi tekanan, dimana
tekanan dipertahankan oleh tekanan atmosfer setinggi permukaan
laut meskipun tekanan atmosfer di sekitar pesawat jauh lebih rendah?

JAWABAN:
Pemberian tekanan pada interior pesawat udara bertujuan agar
penumpang bisa beradaptasi dengan ketinggian. Tubuh manusia sulit
beradaptasi dengan lingkungan dengan ketinggian lebih dari 3.000
meter. Misalnya saat pesawat ada di ketinggian 5.500 meter, tubuh akan
mengalami tekanan sebesar 3,3 kilogram per inci persegi dan bisa jatuh
pingsan dalam waktu 30 menit. Jika ketinggian kabin tidak
dipertahankan di bawah 3.000 meter, hal tersebut akan menimbulkan
berbagai efek, seperti munculnya gas di teliga tengah, sinus, saluran
pencernaan meluas yang berakibat pada pendarahan.
● Fisiologi Respirasi
6. PERTANYAAN
Apakah hiperkapnia akan menyertai hipoksia yang timbul pada tiap-
tiap situasi? (anemia berat dan chf) mengapa ya dan mengapa tidak?

JAWABAN:
Ya, hiperkapnia akan menyertai hipoksia karena pada keadaan anemia
berat kadar hemoglobin yang merupakan pengangkut oksigen di dalam
darah sangat rendah, sehingga yang terjadi adalah kelebihan
karbondioksida di dalam darah.

Ya ,karena gagalnya jantung untuk memompa darah, meyebabkan darah


menumpuk di paru2 sehingga penyebaran oksigen keseluruh tubuh
berkurang dan mengakibatkan kadar co2 meningkat di dalam darah.
● Fisiologi Respirasi
7. PERTANYAAN
Bedasarkan apa yang anda ketahui tentang kontrol respirasi, jelaskan
mengapa sengaja melakukan hiperventilasi untuk menurunkan PCO2
arteri sebelum menyelam adalah hal yang berbahaya?

JAWABAN:
Hiperventilasi mengakibatkan CO2 banyak keluar, sehingga CO2 tubuh
menurun. Akibatnya, darah menjadi terlalu bersifat basa (blood
alkalosis). Kondisi alkalosis berimplikasi terjadinya arteri vasokonstriksi
dan mengakibatkan aliran darah tertahan. Selanjutnya O2 tak terangkut
dengan baik ke jaringan atau organ. Oleh karena itu, pasokan O2 ke
otakpun menurun bahkan hingga 50%, serta terjadi penurunan aliran
darah ke otak yang mencapai 2% untuk setiap mmHg penurunan PCO2.
TERIMA KASIH

RABIAWATI
NIM: 2020243114

Anda mungkin juga menyukai