Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Habibul Ihsan Nim Kel : 2010730143 :6

Apa hubungan tekanan udara terhadap pernafasan?

Udara cenderung bergerak dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah, yaitu, menuruni gradient tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama proses bernapas dengan mengikuti penurunan gradient tekanan yang berubah selang-seling antara alveolus dan atmosfer akibat aktivasi siklik otot-otot pernafasan. Terdapat tiga tekanan berbeda yang penting pada ventilasi. (1) 1. Tekanan atmosfer (barometric) Tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap bendabenda di permukaan bumi, tekanan ini sama dengan 750 mmHg. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut. (1)

2. Tekanan intra-alveolus (tekanan intrapulmonalis)

Tekanan didalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran pernafasan, udara dengan cepat mengalir mengikuti penurunan gradient tekanan setiap kali terjadi perbedaan antara tekanan

intra-alveolus dan tekanan atmosfer; udara terus mengalir sampai tekanan keduanya seimbang. (1)

3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks)

Tekanan didalam kantung pleura. Yaitu tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga toraks.
(1)

Efek ketinggian pada tubuh

Tekanan atmosfer secara progresif berkurang seiring dengan peningkatan ketinggian. Di ketinggian 5.400 m di atas permukaan laut, tekanan atmosfer hanya 380 mmHg-separuh dari nilainya diatas permukaan laut. Karena proporsi O2 dan N2 dalam udara tidak berubah, PO2 udara inspirasi di ketinggia tersebut adalah 21% dari 380 mmHg, atau 80 mmHg, dengan PO2 alveolus lebih rendah, yaitu 45 mmHg. Pada setiap ketinggia diatas 3.000 meter, PO2 arteri turun dibawah rentang aman. Akibatnya, % saturasi Hb di darah arteri menurun tajam seiring dengan penambahan ketinggian.
(1)

Orang yang cepat naik ke ketinggia 3000 meter atau lebih akan mengalami gejala-gejala acute mountain sickness akibat hipoksia hipoksik dan alkalosis yang diinduksi oleh hipokapnia. Peningkatan dorongan ventilasi untuk memperoleh tambahan O2 menyebabkan alkalosis respiratorik karena CO2 pementukan asam lebih banyak yang dikeluarkan daripada diproduksi. Gejala penyakit gunung ini adalah rasa lelah, mual, nafsu makan hilang, bernafas terengah-engah, kecepatan denyut jantung meningkat dan disfngsi saraf yang ditandai oleh gangguan penilaian, pusing bergoyang, dan inkoordinasi.
(1)

Pada orang yang tinggal di tempat tinggi terjadi proses aklimatisasi. Adanya respon kompensasi tubuh dengan adanya peningkatan jumlah sel darah merah meningkat, dirangsang oleh eritropoietin sebagai respon terhadap

penurunan penyaluran O2 keginjal. Kadar bifosfogliserat (BPG) meningkat sehingga O2 lebih mudah dilepaskan dari Hb ke jaringan. Jumlah kapiler didalam jaringan meningkat, sehingga jarak tempuh O2 ke-sel memendek. Sel-sel dalamtubuh terjadi peningkatan mitokondria, sehingga penggunaan O2 menjadi efisien. Ginjal menahan asam untuk menyeimbangkan pH darah.
(1)

Efek Menyelam di Laut Dalam pada Tubuh Bila manusia turun kedalam laut, tekanan dari sekelilingnya akan meningkat dengan sangat hebat. Tekanan dengan sangat cepat meningkat sesuai kedalaman laut akibat berat air. Pada kedalaman 33 kaki dari permukaan laut menghasilkan tekanan yang sama besar dengan tekanan atmosfer diatas laut. Oleh karena itu, seseorang yang berada pada kedalaman 33 kaki di bawah permukaan laut, akan mendapatkan tekanan sebesar 2 atmosfer, disebabkan oleh berat udara di permukaan laut dan berat air itu sendiri.
(2)

Ingatlah bahwa (1) jumlah gas dalam larutan berbanding lurus dengan tekanan parsial gas tersebut (2) udara terdiri dari 79% N2. Nitrogen kurang larut dalam jaringan tubuh, tetapi PN2 yang tinggi yang terjadi selama menyelam dilaut dalam menyebabkan lebih banyak N2 yang larut kedalam jaringan tubuh. N2 yang larut diketinggian permukaan laut jumlahnya sedikit dan tidak menimbulkan efek, tetapi dengan semakin banyaknya N2 yang larut pada saat seseorang menyelam ke kedalaman laut, timbul narcosis (pembiusan) nitrogen atau raptures of the deep (rasa gembira di kedalamaan). Narcosis nitrogen diperkirakan terjadi karena penurunan eksitabilitas neuron akibat adanya N2 yang larut di membrane lemak sel tersebut. Gejalanya yaitu perasaan eforia dan mengantuk, serupa dengan efek setelah minum beberapa gelas cocktail.
(1)

Jika seorang penyelam yang sudah cukup lama berada di bawah permukaan laut, untuk sejumlah N2 yang secara bermakna terlarut dalam jaringan secara tibatiba naik dengan cepat kepermukaan, terjadi penurunan cepat PN2 yang menyebabkan N2 cepat keluar dari larutan dan membentuk gelembung-gelembung

gas N2 di tubuh. Akibatnya bergantung pada jumlah dan letak pembentukan gelembung tersebut. Keadaan ini disebut penyakit dekompresi atau the bends (pembengkokan).
(1)

Refernsi:
(1)

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta :

EGC
(2)

Guyton & hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai