Anda di halaman 1dari 63

Critical Thinking, clinical

reasoning, & clinical


judgment
Ns. Reineldis Gerans, M. Kep., Sp. Kep. M. B.
Defenisi

Berfikir kritis adalah salah satu


kegiatan yang memerlukan ide ide
serta gagasan yang cepat dalam
melakukan penilaian dan analisa
rasional serta merumuskan kesimpulan
dan membuat keputusan (Potter,
Griffin,1997)
CLINICAL REASONING

 KEMAMPUAN PENALARAN KLINIS; KEMAMPUAN TENAGA


KLINIS UNTUK MENGINTEGRASIKAN PENGETAHUAN
TEORITIS DAN PENGETAHUAN KLINIS DALAM
MEREPRESENTASIKAN MASALAH ATAU KASUS PASIEN
SECARA ANALITIS SEHINGGA DAPAT MEMBERIKAN SOLUSI
TERHADAP PERMASALAHAN PASIEN
CLINICAL JUDGEMENT

 TINDAKAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENGGABUNGKAN


KEMAMPUAN ANALISIS, EVALUASI, PREDIKSI KLINIS DARI
MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI PASIEN TERMASUK
PENILAIAN KESESUAIAN PERAWATAN TERTENTU DAN
DERAJAT ATAU KEMUNGKINAN PEMULIHAN KLINIS
Defenisi CRITICAL THINKING
 kemampuan untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan
keterbukaan dan merefleksikan proses penalaran
 Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam
keperawatan dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan
baik buruknya dalam memberikan layanan kesehatan,…
 yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti
bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya
argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang
diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan dalam keperawatan
Critica thinking

 Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif


akan selalu melihat dan memecahkan masalah
dengan sudut pandang yang berbeda dan
mempertimbangkan dengan mendalam setiap
masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien
dan diri sendiri agar tidak terjadi kejadian yang
tidak diharapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Tujuan

 Berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk


menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah,
penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti
bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan
buruknya argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai
dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan
dalam keperawatan. (Deswani, 2009).
Cont’
 Perawat melakukan pengambilan keputusan dalam setiap tindakan,
merencanakan dan memberikan asuhan.
 Efektifitas dan ketepatan pengambilan keputusan membutuhkan
kemahiran dalam mengumpulkan data dan keterampilan berpikir
kritis.
 Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen yang
sangat penting dari akuntabilitas profesional dan salah satu
penentu kualitas asuhan keperawatan.
 Perawat yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan
menunjukkan sikap percaya diri, berpandangan konseptual,
kreatif, fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran terbuka, tekun dan
reflektif (Ingram, 2008 dala, jurnal bambang sudono,2017).
cont;’

 perawat diharapkan dapat berpikir kritis untuk memproses data yang


kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan
dan pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan
keputusan, problem solving dan clinical judgment, sedangkan
kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan individu,
dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan melalui
kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen yang
sangat penting dalam pengambilan keputusan keperawatan. (Carlos and
all,2014 dalam jurnal Tri ayunda 2018)
Cnt’

 Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil


keputusan dalam asuhan keperawatan.
 Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah dalam
penyelesaian masalah klien.
 Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi
intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir
kritis, yaitu kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan
evidence base dari setiap problem dan solusi yang teridentifikasi.
 Kemampuan berpikir kritis dapat membantu perawat dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk memberikan solusi bagi setiap
permasalahan pasien
Strategi meningkatkan kemampuan critical thinking

 Strategi dalam peningkatan berpikir kritis dalam keperawatan ini dapat dilakukan
dengan cara mengikuti pelatihan dalam masalah-masalah klinis sebagai
kompetensi , melalui pembelajaran, dan pengalaman,melaui hal tersebut perawat
diharapkan dapat lebih ketat untuk berpikir kritis dan mengevaluasi asuham

 keperawatan yang akan diberikan kepada pasien dengan banyak


mempertimbangkan baik buruknya.

 Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatn dapat digunakan


tiga model, yaitu feeling model, vision model, dan examine model.
(Deswani,2009)
 Tuan A, 68 thn, pasien dengan post operasi laparatomi /abdomen untuk
pengangkatan tumor di colon 1 hari yang lalu. Perawatnya Tonya menemukan pasien
tertidur supine diTT nya sambil memegang perutnya, ekspresi wajanya tampak
tegang, saat lukanya diperiksa ole Tonya Tuan A tampak meringis kesakitan. Tonya
menanyakan sejak kapan tuan A terakhir merubah poisis tidur dengan posisi
supine,,, Tuan A menyatakan bahwa sejak malam tadi. Ia juga mengeluh nyeri pada
luka operasi terutama saat bergerak/merubah posisi. Tonya mengkaji skala nyeri
tuan A yakni 7 pada rentang nyeri 0-10. Tonya memutuskan untuk tidak merubah
posisi tuan A karena nyeri dan memutuskan untuk melayani analgesic sesuai order
dokter, dan terus mengobservasinya sampai tuan A mulai menunjukkan rasa
nyaman.
Critical Thinking
So, back to Tonya
CONT’

 pertimbangkan yang penting


 membayangkan dan mengeksplorasi alternative MASALAH LAINNYA YANG
MUNGKIN TERJADI
 mempertimbangkan prinsip-prinsip etika DALAM MENENTUKAN INTERVENSI
YANG AKAN DILAKUKAN
 membuat keputusan berdasarkan informasi
Critical thinking and reflection
CONT’

 Refleksi adalah dengan sengaja memikirkan kembali atau


mengingat kembali suatu situasi untuk menemukan tujuan
atau maknanya
 dengan kata lain memainkan kembali situasi di pikiran
Anda dan meluangkan waktu untuk secara jujur meninjau
semua yang Anda ingat tentangnya
Back To Tonya
REFLEKSI PERAWAT TONYA

 sebelum tonya membuat kesimpulan tentang masalah A,


dia memikirkan tentang pasien bedah sebelumnya yang dia
rawat dan Bagaimana mereka menanggapi sayatan nyeri
pasien tersebut
 Dia juga mengingat seorang pasien yang mengalami emboli
paru yang serius dan bagaimana rasa sakit itu berbeda dari
rasa sakit sayatan.
 Terkait kasus Mr. A. skala nyerinya bberkurang menjadi 4 dengan skala -10 dan
Tonya membantunyauntuk turun dari tempat tidur kke kursi, namun pasien
menjadi kurang beristirahat, tidak nyaman dan napasnya menjadi pendek dan
cepat.
 Tonya merasa ada sesuatu yang lain dari luka insisi yang menyebabkan
ketidaknyamanan yang dirasakan Mr. A. Tonya duduk berhadapan dengan Mr. A
dan bertanya apakah nyeri yang anda rasakan sekarang berbeda dengan nyeri
sebelum saya memberikan analgesic? Pasien mengatakan bahwa nyeri yang
dirasakan lebi pada daerah dadanya.
 Tonya segera mengukur tanda-tanda vital pasien ternyata ada peningkatan
heart rate dari 88 x/mnt dan teratur pada satu jam sebelumnya menjadi 10 kali
permenit dan tidak teratur, Tonya segera menelpon dokter untuk melaporkan
perubahan kondisi Tuan A.
 Tonya berpikir bahhwa nyeri yang dialami oleh Tuan A. bukan sebagai lanjjutan
dari luka insisi operasi. Tonya kemudian mengumpulkan data-data dari Tuan A…
berdasarkan hasil pengkajian……
 Tonya lebih berpikir dan mengarah pada kemungkinan tuan A mengalami tanda-
tanda yang mengancam jiwa dimana adanya emboli pulmonal
Critical Thinking competences
kompetensi berpikir kritis
 Penalaran diagnostik; proses analitis untuk menentukan
masalah kesehatan pasien
 kesimpulan klinis; proses penarikan kesimpulan dari bukti-
bukti terkait dan pengalaman sebelumnya dengan bukti
tersebut
 pengambilan keputusan klinis;; membutuhkan penalaran
yang cermat untuk memilih opsi terbaik untuk hasil pasien
terbaik berdasarkan kondisi dan masalah pasien
 ini berasal dari mengetahui pasien Anda
Kasus Tonya
Komponen critical thinking
Cont’

 Antisipasi alat dan bahan yang diperlukan, berapa lama waktu


yang diperlukan untuk dilakukan tindakan, respon pasien setelah
tindakan

 Action; mengevaluasi respon pasien & bertindak sesuai prioritas


ulangan dan menyesuaikan dengan rencana harian

 Refleksi: apakah kamu membutuhkan waktu ekstra untuk pasien,


apaka tujuan tercapai, apakah kamu bekerja baik dalam tim, dan
apakah komunikasimu dengan tim dan pasien berjalan baik?
How do you develop critical thinking
skills?
Analisis pertanyaan kritis
 Analisis pertanyaan kritis merupakan rangkaian
bertanya sehingga diperoleh inti informasi atau ide
sehingga diperoleh informasi yang esensial untuk
selanjutnya menentukan sikap,
pandangan, dan langkah selanjutnya atau
penyelesaian.
 Pertanyaan kritis yang dapat
dikemukakan antara lain : apa yang sedang menjadi
issue nyata?, merupakan asumsi yang mendasar?,
apakah adanya bukti untuk menvalidasi keyakinan?,
kesimpulan yang dapat diterima?
Faktor yang mempengaruhi berfikir kritis
 Kondisi fisik, kondisi yang lemah tidak mampu bereaksi terhadap respons yang
ada.
1. Keyakinan diri/ motivasi,merupakan upaya untuk menimbulkan rangsangan,
dorongan, atau pun pembangkit tenaga seseorang agar mau berbuat atau
melaksanakan sesuatu / memperlihatkan prilaku tertentu yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Kecemasan,Dapat mengganggu kesehatan sehingga dapat membatasi
seseorang dalam berfikir.
3. Perkembangan intelektual,setiap orang berbeda sesuai dengan usia dan
tingkat
perkembangannya. Semakain cerdas seseorang akan semakin kritis (Ma’rifin,
2000).
Hubungan pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan kreatifitas

 Pemecahan masalah secara rasional untuk mengatasi segala sesuatu yang


dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan baik bagi
diri sendiri maupun orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
 Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangkaian
penyelesaian / pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil.
 Kreatifitas adalah merupakan kemampuan seseorang bergantung pada data/
informasi yang tersedia, menemukan kemungkinan jawaban terhadap suatu
masalah dengan kuantitas,ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
 Setiap permasalahan perlu penyelesaian dengan berfikir kritis yang
menciptakan ide atau kreatifitas. Oleh karena itu setiap pengambilan
keputusan dalam pemecahan masalah adalah keputusan yang tepat untuk
menyelesaikan setiap masalah yang timbul (Robbert, 2001
Berfikir kritis pada proses keperawatan:
 Tahapan proses keperawatan meliputi : Pengkajian, Penentuan
diagnose, Perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi.
 Pengumpulan data; Mengetahui tujuan /maksud dari pengumpulan
data, apa yang akan dilakukannya, manfaat yang didapat dari data
tersebut, alat yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data,
hal yang harus diperhatikan dalam wawancara, Tehnik yang digunakan
pada saat wawancara dan dalam fase apa yang sedang dijalani. Hal
yang harus diperhatikan pada saat
melakukan observasi/pengamatan, pemeriksaan fisik pasien.
 Mempelajari data yang ada sebelum memulai pengumpulan data, saat
kapan data diperoleh akan menjadi patokan adanya masalah
dan intervensinya
Berpikir kritis dala proses keperawatan

 Informasi yang didapatkan sesuai dan dibutuhkan serta bagaimana intepretasinya,


selain itu adanya masalah yang berasal informasi data dimana sudah teridentifikasi
terutama data yang penting atau informasi menunjukkan masalah lain yang harus
dipertimbangkan.

 Pada saat pengumpulan data hendaknya sudah mengumpulkan semua informasi yang
diperlukan dan ada yang harus dilaporkan segera, selain itu mungkin memerlukan
tambahan bantuan serta yang perlu di perhatikan pada pasien mempunyai factor
resiko , Komplikasi mana yang harus di awasi, faktor yang berhubungan dengan usia ,
bagaimana hubungan keluarga menghadapi situasi pasien, faktor budaya yang
mempengaruhi , hasil akhir yang diharapkan pada pasien ,tindakan pertama yang
sesuai dari situasi pasien , rencana tindakan yang dapat disusun dengan tepat
Pengelompokan/pengorganisasian data

 Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data


fisiologis / biologis

 Harusdisesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data


psikologis

 Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data


sosial

 Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data


spiritual
Cont’

 Penvalidasian data
Kebutuhkan saat validasi data (Pemeriksaan penunjang)

 Pendokumentasian data.
a. Pendokumentasian harus dilakukan dengan benar
b. Format pengkajian sesuai dengan kondisi pasien
Berfikir kritis pada Penentuan diagnosis
 Analisis pertanyaan kritis pada Tahap Penentuan diagnosa antara lain:

1. Analisis data.

Data yang ada dari hasil pengkajian dianalisis sehingga mampu mengidentifikasi data subyektif

dan obyektif yang mendukung masalah keperawatan, data normal sudah diketahui sehingga

mampu menganalisis data yang merupakan data fokus yang mendukung masalah keperawatan,

selanjutnya melakukan pengelompokan data yang ada dalam kelompok subyektif dan obyektif

2. Identifikasi masalah klien:

Berdasarkan data yang ada apakah merupakan masalah aktual,risiko atau promosi. Pada tahap

identifikasi masalah mendokumentasikan hanya sebatas masalah keperawatan bukan diagnosis

keperawatan dan Masalah keperawatan harus di identifikasi sesuai data subyektif dan obyektif

yang ada.
Cont’

 3. Membuat pernyataan diagnosis keperawatan: menentukan diagnosis


keperawatan
terdiri dari problem,etiologi dan tanda / data subyektif dan obyektif.
 4. Memprioritaskan diagnosis keperawatan: berdasarkan hirarki
Maslow dengan urutan : keadaan yang mengancam kehidupan,
kesehatan dan persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
 5.Mendokumentasikan diagnosis keperawatan: hendaknya sesuai
prioritas, tanggal ditemukannya diagnosa keperawatan. Melakukan
pencatatan sebagai pertanggung jawaban yang harus disertai nama
jelas dan paraf serta dokumentasi ditulis dengan tepat, lengkap dan
mudah dibaca serta dimengerti oleh Tim Kesehatan lain yang terkait
Berfikir kritis pada Perencanaan

 Analisis pertanyaan kritis pada Tahap Perencanaan antara lain:

 1. Meletakkan prioritas.

Perencanaan dibuat sesuai dengan prioritas diagnosis


keperawatan. Selanjutnya Menentukan tujuan dan kriteria hasil,
hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan dirumuskan
dalam istilah tujuan / kriteria hasil yang harus spesifik, dapat
diukur, dapat dicapai, yang sesuai dengan kenyataan dan ada
periode waktu pencapaian, dan kriteria hasil sudah sesuai dengan
standar/patokan normal (SMART)
Berfikir kritis pada Perencanaan
 2. Mengidentifikasi intervensi yang interdependen. Dalam
intervensi keperawatan kegiatan yang dilakukan untuk membantu
memenuhi kebutuhan dasar klien didasari oleh kode etik dan
standar praktek keperawatan profesional yang telah berlaku,
klien dan keluarga disertakan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
 Intervensi keperawatan harus spesifik sesuai dengan pencapaian
tujuan, didasarkan pada penyakit / masalah yang yang dialami
klien.
 Informasi yang dimasukkan ke dalam rencana keperawatan
dituliskan dengan cara yang ringkas, sistimatis sehingga
memudahkan penggunaannya oleh tenaga keperawatan lain dan
didalamnya memuat tindakan yang berbentuk kolaborasi dengan
tim kesehatan lain sesuai dengan wewenang.
Berfikir kritis pada Perencanaan

 Intervensi keperawatan hendaknya sudah diwujudkan melalui upaya promotif


yaitu membantu klien yang kurang mampu untuk meningkatkan
kemampuannya : upaya preventif,yaitu mencegah penyakit atau kecacatan,
upaya rehabilitatif yaitu pemberian asuhan selama sakit dan upaya
pemulihannya dan consolation of dring yaitu pendampingan
bagi klien yang menghadapi kematian agar tenang dan bermartabat.

 Intervensi keperawatan bisa mencantumkan rencana keperawatan tambahan


atau rencana keperawatan harus diulang kembali, serta perawat harus
mengetahui bahwa rencana keperawatan dapat berubah jika prioritas masalah
bergeser, jika masalah teratasi dan jika didapatkan informasi tambahan
tentang keadaan kesehatan pasien
Berfikir kritis pada Perencanaan

 3. Membuat rasional tindakan dan mendokumentasikan.


Untuk membuat rasional setiap tindakan yang dilakukan
diharapkan dengan benar serta pendokumentasian rencana
keperawatan sudah sesuai dengan format yang ada yang terdiri
dari diagnose keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, intervensi
keperawatan, dan rasional tindakan serta paraf diikuti nama
jelas. Dalam pendokumentasian kalimat yang dihasilkan dalam
rencana tindakan adalah kalimat perintah
Berfikir kritis pada Pelaksanaan

 Analisis pertanyaan kritis pada Tahap Pelaksanaan antara lain


1. Mengkaji ulang
Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan pengkajian
ulang untuk mengetahui apakah tindakan tersebut masih dibutuhkan
oleh pasien atau tidak.
2. Menentukan kebutuhan bantuan.
Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan pengkajian
apakah tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat seorang diri atau
membutuhkan bantuan
Berfikir kritis pada Pelaksanaan

 3. Melaksanakan tindakan keperawatan.

Saat mengimplentasikan asuhan keperawatan, perawat secara


berkesinambungan mengkaji respons klien terhadap pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan, dan semua rencana keperawatan
diimplementasikan dengan menerapkan sikap-sikap berfikir kritis
seperti integritas, kasih sayang, percaya diri dan keinginan untuk
menerima serta memahami respons pasien. Implementasi rencana
keperawatan dimodifikasi sesuai respon pasien.
Berfikir kritis pada Pelaksanaan
4. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan, perawat mendokumentasikannya
kedalam format catatan keperawatan dan menandatanginya.

 Pastikan pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas dan obyektif serta
memenuhi kriteria bahwa pencacatan yang dibuat menggambarkan intervensi
keperawatan dan respons pasien terhadap intervensi tersebut , pencacatan
yang dibuat semua data tambahan yang mencakup semua data yang relevan.

 Dalam melakukan pendokumentasian, catatan keperawatan menggunakan


kalimat aktif, Perawat harus memperhatkan respon pasien , baik respons yang
diungkapkan pasien maupun respon yang dilihat perawat
Berfikir kritis pada Evaluasi

 Analisis pertanyaan kritis pada Tahap Evaluasi antara lain:


1. Mengidentifikasi kriteria hasil sehingga perawat dapat mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan. kriteria hasil yang dibuat dalam
perencanaan sudah dapat mengukur
pencapaian tujuan bagi pasien
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pencapaian kriteria hasil.
Pengumpulkan data perkembangan yang berkaitan dengan pencapaian
kriteria hasil
Berpikir kritis pada tahap evaluasi

 3. Membandingkan data pasien dengan kriteria hasil dan menggambarkan


kesimpulan tentang masalah pasien. Kegiatan perawat melakukan perbandingan data
pasien dengan kriteria hasil, dengan membuat peryataan pada tujuan bahwa
masalah sudah tercapai/teratasi yang meliputi: masalah sudah sebagian tercapai
/teratasi sebagian, masalah tidak tercapai / tidak teratasi
4. Mengulang dan memodifikasi perencanaan.
Pada masalah yang teratasi sebagian, kegiatan perawat melakukan analisa bahwa
perencanaan dapat dilanjutkan atau dimodifikasi agar masalah tersebut dapat
teratasi. Sedangkan pada masalah yang telah teratasi, perawat menganalisis bahwa
perencanaan dihentikan atau akan dipertahankan sesuai dengan kondisi pasien. Jika
kemajuan tidak tercapai sesuai dengan tujuan, hendaknya perawat sudah mengkaji
ulang /memperbaiki rencana keperawatan
Berpikir kritis pada tahap evaluasi

5. Mendokumentasikan catatan perkembangan.


Perkembangan tindakan keperawatan didokumentasikan pada
dalam format perkembangan dan menandatanganinya, dan
format catatan perkembangan sudah terdapat nomor
diagnosis. Tanggal / waktu, Subyektif, Obyektif, analisis dan
perencanaan (SOAP) serta paraf dan nama (Maryam, Setiawati,
Ekasarai, 2008)
Kesimpulan
 Asuhan keperawatan diberikan atas dasar

ketidaktahuan,ketidakmampuan dan ketidakmauan pasien

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

 Perawat dalam memenuhi KDM pasien secara

komprehensif , menggunakan ketrampilan kritis dan

professional sehingga pelayanan keperaawtan yang

diberikan berkualitas bagi pasien maupun perawat sendiri.


Berpikir kritis dan pengambilan keputusan

 Berpikir kritis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat.

 Berpikir kritis penting dilakukan sebelum mengambil keputusan klinis karena


berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk menguji berbagai alasan secara
rasional.

 Untuk berpikir cerdas perawat harus mengembangkan cara berpikir kritis dalam
menghadapi setiap masalah dan pengalaman baru yang menyangkut pasien dengan
memiliki karakteristik percaya diri, berpikir mendalam, keadilan, tanggung jawab dan
akuntabilitas, mengambil resiko, disiplin, kegigihan, kreatif, rasa ingin tahu, mempunyai
daya intelektual dan integritas, dan rendah hati, mempunyai sifat fleksibel di mana
karakteristik tersebut dapat dilihat dari sikap dalam memberikan asuhan keperawatan
keterlibatan, kedewasaan untuk mengontrol emosi dan inovasi
Berpikir kritis dan pengambilan keputusan

 Berpikir kritis penting dilakukan sebelum mengambil keputusan dalam


asuhan keperawatan karena merupakan salah satu metode ilmiah dalam
menyelesaikan masalah klien dan suatu proses yang secara
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan
persepsi.

 Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi


intervensi yang akan dilakukan tepat dan tidak lepas dari kemampuan
perawat berpikir kritis untuk mengali berbagai alasan berdasarkan
evidencebase dari setiap problem dan solusi intervensi yang
teridentifikasi (Potter& Perry, 2010).
Berpikir kritis dan pengambilan keputusan

 Seorang Perawat yang menerapkan pemikiran kritis


dalam bekerja akan fokus terhadap penyelesaian
masalah dan membuat keputusan, serta tidak akan
membuat keputusan yang terburu-buru, ceroboh dan
merugikan klien.

 Perawat harus menerapkan pemikiran kritis tersebut


agar dalam mengambil keputusan tidak merugikan orang
lain.
 Pengambilan keputusan adalah suatu produk dari pemikiran kritis yang bertujuan untuk
memecahkan masalah.

 Sebagai contoh, pengambilan keputusan terjadi saat seseorang memilih penyedia layanan
kesehatan. Untuk membuat keputusan, seseorang harus mendefinisikan adanya masalah
atau situasi ( perlu pusat pelayanankesehatan dengan pelayanan tertentu), dan
menganalisis seluruh pilihan yang ada (mempertimbangkan pusat pelayanan kesehatan
yang telah direkomendasikan atau yang terdekat dari rumah). Orang tersebut harus
mencocokkan tiap pilihan dengan kriteria yang kita punya (pengalaman, keramahan, dan
reputasi), mencoba pilihan yang mungkin memeriksa pro dan kontra memilih satu pusat
kesehatan di antara yang lain), dan membuat keputusan akhir
 DAFTAR ACUAN
Avakian Robert W, dkk. 1996.
Scince Interaction
Course 4 Glencoe. Westerville USA: Mc
Graw-Hill
Hardywinoto. 1997.
Berfikir kreatif. Jakarta: FKM UI
Husin Ma’rifin. 2000.
Bahan kuliah Analisis Kritis.
Jakarta: UI
Porter Bobbi, Hernacki M., 2002.
Quantum Learning,
Bandung: Penerbit Kaifa.
Potter Griffing. 1997.
Fundamentals of
Nursig.Concept,Proces,and Practise . 4thed.
St Louis, Missouri: Mosby-Yes Book, Inc
Maryam Siti R, Setiawati Santun, Ekasarai Mia
Fatma. 2008.
Buku ajar Berfikir kritis dalam
proses keperawatan, cetakan 1. Jakarta:
EGC
Tim Dekes RI.1993.
Pedoman penerapan Proses
Keperawatan di RS. Jakarta: Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai