Anda di halaman 1dari 3

3.

6 Diagnosis Rhinitis Allergica


1. Anamnesis : gejala, riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan polip hidung (pembengkakan yang tumbuh membesar di bagian
hidung atau sinus) : bisa disebabkan oleh inflamasi yang terjadi karena adanya
rhinitis alergi
 Rhinitis alergi biasanya dikonfirmasi ketika pemberian antihistamin, tubuh
merespon dengan baik maka hampir bisa dipastikan gejala yang didapat
disebabkan oleh rhinitis alergi.
2. Test alergi
a. Tes uji cukit kulit (a skin prick test) : lengan ditetesi alergen dan permukaan kulit
di tusuk dengan jarum untuk memasukkan alergen ke sistem kekebalan, jika alergi
akan muncul bintik kecil gatal

b. Test darah : untuk memeriksa IgE antibodi di darah, sistem imun akan
memproduksi IgE sebagai respon adanya kemungkinan alergen yang masuk.
3. Test lanjutan
Untuk beberapa kasus, tes lanjuan diperlukan untuk memeriksa komplikasi seperti
polip hidung dan sinusitis
a. Endoskopi nasal : tabung kecil dengan sumber cahaya dan kamera video diujung
(endoskop) dimasukkan ke hidung untuk melihat bagian dalam hidung
b. Test aliran pernapasan hidung : alat kecil dimasukkan ke mulut dan hidung untuk
mengukur aliran udara ketika bernapas melalui hidung
c. CT scan : menggunakan Xray dan komputer untuk melihat bagian dalam tubuh

Sumber: https://www.nhs.uk/conditions/allergic-rhinitis/diagnosis/
4.4 Patofisiologi Tungau debu

Sumber: AJ da Silva, M Moser, PHIL CDC, 2003.


a. Siklus hidup
Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit, tungau jantan akan mati, kadang-
kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau
betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2 hingga 50. Bentuk
betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya dalam
waktu 3 sampai 10 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini
dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
Seluruh siklus hidup mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-
12 hari.
b. Transmisi:
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) : berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan
seksual
2. Kontak tak langsung (melalui benda): pakaian, handuk, sprei, bantal, dll

Sumber: Boediardja, S.A, Handoko, R.P. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketujuh.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2019

Anda mungkin juga menyukai