Anda di halaman 1dari 19

KELAINAN PADA SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

1. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika
terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup
asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Penyebab,
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam
paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan
mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan
dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan
dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes
juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
Plak pleura (klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.

Penyembuhan,
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari
paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat
semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup
muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang
dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak
bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

Pencegahan,
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih
sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah
terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan
dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber
penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci
pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke
rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja
membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

3. Bronkientasis

Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran
pernapasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan
merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara
langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin
menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran
sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan
parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar,
seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang
disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan
komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa)
dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran
pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:
sel penghasil lendir
sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan
lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan
organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang
rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan.
Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem
pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana
sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang
normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung
yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak,
yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan
kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan
bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus yang
berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.

Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan
batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat menyebabkan
rendahnya kadar oksigen dalam darah.

Penyebab,
Batuk menahun bisa disebabkan oleh:
Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri contohnya
Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur,
Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar
getah bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap,
gas atau partikel beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik,
Fibrosis kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-
antitripsin, Kelainan imunologik , Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah
putih, Kekurangan koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid
artritis, kolitis ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia
obstruktif), Sindroma Marfan.

Pengobatan,
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan
dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.Drainase
postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk
membuang dahak. Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase
postural dan batuk yang efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik,
bronkodilator Dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan
respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.

Pencegahan,
 Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan
angka kejadian bronkiektasis.
 Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia
pneumokok.
 Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya
penyakit.
 Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin
mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
 Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada
penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus
yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
 Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya
(seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya
penyakit.
 Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: -
memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari
kelebihan dosis obat dan alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala
neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti
regurgitasi atau batuk setelah makan).
 Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan
menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
 Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan
bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.

4.Penyakit Batuk rejan

Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris
Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta
kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit
ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara
berkembang.

Penyebab,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan
oleh B. Parapertussis.

Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di
dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan
batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen
diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk
menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan
akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan
sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri,
biasanya diberikan antibiotik eritromycin.

Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya
pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak
akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.

5.Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-
paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat seriusBronkitis berupa peradangan pada
selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu, pleuritis adalah peradangan pada pleura,
lapisan pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitis adalah pembengkakan di laring,
sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus atau rongga hidung. Peradangan-
peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh
mikroorganisme. Peradangan juga dapat terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau
benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala
peradangan tersebut secara umum adalah batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di
dada. Penyakit bronkitis dapat dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.

1. Batuk berdahak.
2. Sering sesak napas.
3. Flu yang berkepanjangan.
4. Mengi.
5. Tubuh mudah lelah.
6. Pembengkakan pada pergelangan kaki.
7. Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir.
8. Kepala terasa sakit.
9. Penglihatan tampak kabur.

Penyebab,
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan
saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
Sinusitis kronis, Bronkiektasis, Alergi,Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen
sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen
dioksida, Tembakau dan rokok lainnya.
Pengobatan,
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa
diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan
acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
6.Faringitis

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala
makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa
menolong.
Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
faringitis ada yang akut dan kronis,
Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.

9.Paru-paru hitam

Paru-paru hitam adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena


menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan
pneumokoniosis pekerja batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan
komplikata. Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat
fatal.

Penyebab,
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu
yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,
tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita
paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu
batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini
ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.

Pengobatan,
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya
(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka
diberikan bronkodilator dan ekspektoran.
Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.

Pencegahan,
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja.
Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga
penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja
tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk
menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.

10. Difteri

Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan
dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara
tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran
pernapasan.

Penyebab,
Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar
seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran
pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri
paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga
hingga empat hari.

Pengobatan,
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan
antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan
pengeluaran toksin.

Pencegahan,
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang
dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

14. Asma

Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti
debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba
internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada
selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-
paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang
kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek
yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-
benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-
paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir.
Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin,
udara kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis).

Hampir separuh jumlah penderita mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan
yang terlalu sensitif terhadap debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut
mempengaruhi timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.

Asma adalah penyakit sistem pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di
tahun 2010, penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari jumlah
seluruh penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga jika ada salah satu
anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak perlu panik.

Gejala penyakit Asma antara lain:

1. Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.


2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal.
3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.
4. Badan terlihat letih dan lesu serta kurang bersemangat.
5. Rasa sesak dan berat di dada.
6. Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
7. Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin.
8. Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu, atau jenis makanan tertentu.
9. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
10. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik.

Apabila gejala-gejala tersebut muncul, maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan
untuk melakukan pernapasan dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang
mengakibatkan penyempitan pada saluran pernapasan.

Saat serangan asma terjadi, biasanya penderita kronis diberikan obat semprot yang
mengandung epinefrine atau isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat terjadi
serangan asma. Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan, namun diinjeksikan
(disuntik) ke dalam tubuh penderita.

Jika tidak ada epinefrine, penderita dapat ditolong sementara dengan memberikan minuman
hangat atau menghirup uap air panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar
dari kipas angin untuk membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin tidak
dapat dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini dapat dikontrol agar
gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.

Cara mencegah penyakit Asma:

1. Jangan tinggal ditempat yang kotor yang sudah kotor karna polusi
2. Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
3. Selalu memakai baju hangat dan selendang leher saat cuaca sedang dingin
4. Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan napas panjang bila
napas tidak kuat.

Sekitar 50 % penderita asma melakukan terapi pengobatan alternatif, namun belum cukup
bukti yang memastikan bahwa terapi-terapi tersebut efektif mengobati asma.

15. Influenza (Flu)

Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain
pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan
suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit
otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak.
Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang sistem pernapasan pada
manusia di seluruh dunia. Flu diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae.
Gejala umum flu adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat,
disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh.

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun
ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat
keterbatasan fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara
bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat
berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan
lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus
influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut.
Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel
yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara terutama di ruangan tertutup.

Pengobatan terbaik flu adalah istirahat karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh karena kelelahan. Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu
meringankan gejala flu. Vitamin C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk membantu
tubuh meningkatkan kekebalan tubuh.

Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas.
Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan
gejala yang berat, menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara
atau wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan
penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan
saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah dengan
mempergunakan test secara genetik.

Obat analgesik dan asetaminofen bisa diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa
menyerang orang dewasa dan anak kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya. Hanya saja kini
ketakutan akan flu menjadi lebih tinggi, terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai
awal tahun 2000-an, dan ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu Spanyol
yang pernah menjadi epidemi di tahun 1980-an.

Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang
terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak
50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel
permukaan di rongga hidung dan saluran nafas.

Tanda-tanda gejala flu yang tidak biasa ini hampir sama dengan flu biasa, namun dengan
intensitas yang lebih tinggi. Pada kasus flu burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-
tiba. Badan bisa menggigil hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus ditangani
secepatnya oleh medis.

Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan
menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke
sel yang baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan
menyebar melalui udara.

Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat
didahului oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan
gambaran kemerahan pada tenggorokan.

Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh
memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem
pertahanan tubuh degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi
tubuh baik pula. Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh
membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga
akan terasa lemas dan lemah.

16. Emfisema

Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-
paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya
elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk
kronis dan sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:

1. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
2. Sesak dada
3. Batuk kronis
4. Kelelahan
5. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang
biasa digunakan penderita sesak napas.

Cara mencegah penyakit Emfisema:

1. Penderita adalah perokok aktif, berhenti merokok dapat membantu mencegah


penderita dari penyakit ini.
2. Jika emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah perkembangan penyakit.
Pengobatan didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau
berat.
3. Perlakuan termasuk menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan
kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti
merokok juga sangat penting.

17. Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus
paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya
kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit
sinusitis.

1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.


2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
3. Sering bersin.
4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan.
5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.

Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,
menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.

18. Tuberculosis (TBC)


TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah
paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru).
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil.
Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik
kecil pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan
paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan:

1. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara
paru-paru
2. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan
ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi
paru-paru

TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri
tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis.
Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang
manjadi active tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan
tubuh tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru.

Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam
dahak pernah didapati bercak darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan
sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat malam, dan
sesak nafas.

Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis, dan
hampir sepertiga orang yang terinfeksi berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan
8,8 juta kasus baru tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan
kematian.

Di Indonesia, kurang lebih ada 500.000 kasus baru TB setiap tahunnya. Sepertiganya
meninggal dunia. Besarnya jumlah kematian akibat TB membuat Indonesia menduduki
peringkat tiga jumlah dan kasus kematian penderita TB yang merupakan penyakti menular
ini.

TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG diberikan mulai dari
bayi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15
tahun, sehingga pada usia 12 – 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
2. Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
3. Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang
lebih 6 bulan tidak boleh putus.

Penularan TB paling banyak dan paling mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang
pertama kali diserang tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru.
Tuberkulosis dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup
luas di paru-paru.
Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh, mulai dari sistem saraf, sistem getah
bening, hingga tulang dan persendian. Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis
milier.Orang-orang yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna
narkotika, para petugas medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit.

Resiko penularan pada orang yang merokok lebih besar dua kali lipat daripada orang yang
tidak merokok. Demikian juga dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes
melitus, resiko penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.

Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh penderita TB banyak mengandung bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak dengan kekebalan tubuh belum sempurna sangat
rentan terhadap penularan TB, terlebih jika mereka berada dalam satu lingkungan penderita
TB. Untuk pencegahan penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang
wajib selain hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.

Pengobatan yang rutin dan berhasil minimal memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran
dan ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit
diberantas. Pengobatan yang umum digunakan melawan tuberkulosis adalah menggukan
antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin.

Orang dengan penyakit tuberkulosis aktif biasannya diberikan dua macam pengobatan
antibiotik, hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tinggkat
penularan penyakitsistem pernapasan manusia tuberkulosis sangat tinggi karena rendahnya
kualitas lingkungan.

Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kualitas udara yang buruk memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga
harus dijauhkan dari anak-anak.

19. Pneumonia

Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh
Diplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender
sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi
atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun
parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh
iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker
paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah
serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan
mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh
(Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-
kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap
tahun.

Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk
batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita
Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan
sputum.Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti,
namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit
Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :

1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para
penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi
mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat
golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya
memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran
pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak),
Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan
Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini
menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan
tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena
Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung
(perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke
rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani
apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa
memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang
akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga
menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi
terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan
riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan
gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain:

1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik.


Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya
gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya
bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama
dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan
pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu
pemulihan daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan
pemberian antijamur.

Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit
kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup
membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses
pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) di paru-paru.
20. Renitis

Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan
banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita
renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer).
Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.

21. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem
pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini
sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan
influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.

Perubahan suhu yang ekstrim terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh
menurun. Namun kadang virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200
jenis virus dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah
rinovirus. Selain itu masihada juga coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan
enterovirus.

Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari jenis Stafilokokus,
Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan
berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus),
dan demam (atau suhu badan terasa meningkat tidak seperti biasanya).

Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah,
pada kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan
mengeluarkan darah, dan pernafasan berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat, gejala-
gejalanya berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan pernafasan
berbunyi keras.

Bentuk-bentuk ISPA antara adalah rhinitis (radang pada lubang mukos hidung),
rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan faringitis (radang pada faring), epiglotitis (radang
pada laring atas), laringitis, laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan trakeaitis
(radang pada trakea).

Rhinitis, faringitis, dan laringitis kadang disebut sebagai flu biasa. Semua radang tersebut
terjadi di sistem pernapasan manusia bagian atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan
antibiotik walupun virus penyebab ISPA dapat hilang dengan sendirinya seiring perbaikan
kekebalan tubuh penderita.

Pemberian antibiotik adalah untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus
ISPA dimana ingus dan dahak sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan pada
penderita karena dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik
juga dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita ISPA.Infeksi
berlangsung kurang lebih 14 hari.

Setelah itu penderita secara umum akan normal kembali. Namun penderita dengan kelainan
maupun komplikasi akan mendapat ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita
memang harus memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA merupakan
penyakit ringan dan biasa, namun bagi anak apalagi bayi, penyakit ini merupakan ancaman
serius yang dapat menyebabkan kematian.

ISPA mudah menyerang anak-anak karena kekebalan tubuh yang belum sempurna. Sekitar 40
% - 60 % pasien anak ke Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang
dari dua bulan sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia
belum sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.

22. Kanker Paru-Paru

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru
terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh.
Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu
terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

Gejala-gejala umum penderita kanker paru-paru :

1. Pembekakan di wajah atau di leher


2. Napas sesak dan pendek-pendek
3. Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
4. Kelelahan kronis
5. Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin banyak
6. Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak jelas
7. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
8. Suara serak/parau

23. SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae. Virus ini menginfeksi saluran
pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah,
disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi
antara lain rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung.
Banyaknya lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena
alergi terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.

24. Rinitis

Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.
Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan
debu. Produksi lendir meningkat.

25. Laringitis

Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya
antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.

26. Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia.
Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.

27. Tonsilitis

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna
kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis
umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau
saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan
saluran pernapasan. Adapun gejala-gelaja tonsilitis adalah sebagai berikut.

1. Tenggorokan terasa sakit.


2. Terasa sakit saat menelan.
3. Tubuh mengalami demam tinggi.
4. Sering mengalami muntah
5. Mengalami kesulitan saat bernapas
6. Tidur mendengkur
7. Nafsu makan menurun
8. Timbul bau tidak sedap pada mulut
9. Timbul nyeri di sekitar otot

28. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan
oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya
alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem
sitokrom (enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:

1. Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi
akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya
kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi
perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat,
dan sukar. Nadi teraba cepat. Tekanan darah terukur meningkat.
2. Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu
kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut
jantung lambat, dan tekanan darah turun.
3. Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat kita amati berupa
adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang
dan relaksasi spingter.
4. Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut
jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati.

29. Hipoksia

Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat
menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat
menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan
menurunkan kapasitas kerja otot.
TUGAS BIOLOGI
KELAINAN DAN GANGGUAN PADA
SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
DAN CARA MENGATASINYA
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA:FUJI RAHAYU AMRI
KELAS:VIII.1

SMP NEGERI 18 PADANG


MOTIF UKIRAN RUMAH GADANG
1.

2.
3.

4.
5.

6.

Anda mungkin juga menyukai