Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

ACARA VI
PEMBELAHAN SEL

Oleh :
Ami Nurhidayah
NIM A1F018037
Rombongan 1
PJ Asistensi :1. Nurbaitia Rahmi
2. Nur Laili Izzati

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan kumpulan dari banyak materi paling sederhana yang dapat hidup

dan sel juga dapat didefinisikan sebagai unit penyusun pada semua makhluk hidup.

Sering dijumpai makhluk hidup yang bersel tunggal yang biasa dikenal dengan

organisme uniseluler, misalnya pada bakteri dan amoeba. Sedangkan untuk

organisme multiselular atau organisme yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi

dengan fungsinya masing-masing contohnya seperti tumbuhan, manusia dan hewan.

Tubuh manusia misalnya, terdiri atas lebih dari 1013 sel. Pembelahan sel merupakan

suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Terdapat dua

macam pembelahan sel, yaitu pembelahan sel secara langsung atau amitosi dan

pembelahan sel secara tidak langsung atau dikenal dengan mitosis dan meiosis.

Mitosis merupakan proses pembagian sel dimana hasilnya adalah dua sel anak yang

identik sedangkan meiosis adalah pembagian sel yang menghasilkan empat gamet,

masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari sel induknya.

Siklus sel merupakan proses pembelahan sel-sel melalui serangkaian proses

yang terjadi berulang kali dari pertumbuhan ke pembelahan. Siklus sel terdiri dari

lima fase utama diantaranya adalah G1 atau Gap 1, sintesis (S), Mitosis dan

Sitokinesis. Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

130
melakukan pembelahannya, terdapat sel yang mampu melakukan pembelahan secara

cepat, ada juga yang pembelahannya secara lambat dan ada juga sel yang sama sekali

tidak melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya saja dalam sel germinatikum

kulit yang mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan

sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi terdapat sel yang ada pada organ hati

melakukan pembelahan dalam waktu bertahun-tahun atau sel-sel syaraf yang sama

sekali tidak melakukan pembelahan di usia tertentu, disamping itu terdapat beberapa

jenis bakteri yang mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam,

sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan

jutaan sel bakteri. Begitu juga dengan protozoa bersel tunggal yang mampu

melakukan pembelahan hanya dalam waktu yang singkat, misalkan amoeba,

paramecium, didinum, dan euglena.

B. Tujuan

Tujuan dalam praktikum pembelahan sel kali ini adalah supaya mahasiswa

dapat mengetahui pembelahan sel makhluk hidup baik secara mitosis maupun

meiosis.

131
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sel mampu memperbanyak diri dengan cara membelah. Pembelahan sel

merupakan proses memperbanyak diri, dimana sel yang membelah disebut sel induk

sedangkan hasil pembelahan disebut dengan sel anak (Rahayu, 2017). Pada dasarnya,

pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara langsung

dan secara tidak langsung. Pembelahan sel secara langsung terjadi apabila proses

pembelahan tidak diawali dengan pembentukan gelondong pembelahan dan

penampakan kromosom. Sedangkan pembelahan sel secara tidak langsung terjadi jika

proses pembelahan diawali dengan pembentukan gelondong pembelahan dan

penampakan kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis sedangkan

secara tak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis (Mulyani,

2006).

Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-

10% dari siklus sel. Presentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada

interfase. Interfase terdiri terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain

terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi

organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki

periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel

tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan

selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C).

132
selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki organisme pertumbuhan sel baru (G1)

(Yatim, 2003).

Pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel germinal atau gamet yang

menghasilkan empat anakan sel yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang

mungkin berbeda dengan sel induknya . pembelahan meiosis lebih kompleks

dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada

meiosis terjadi pemasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara

bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan reduksi. Meiosis

pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom n. Jumlah

kromosom direduksi saat pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua

disebut equation devision atau meiosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari

pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti haploid (suryo, 2004).

Proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik

yang dihasilkan oleh pembelahan sel disebut pembelahan mitosis. Mitosis umumnya

diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini

menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan

komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase

M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki

genetic yang sama dengan awal (Abidin, 2014).

133
Pada proses pembelahan sel secara mitosis, sel-sel tidak bisa langsung

melakukan proses pembelahan menjadi dua buah, melainkan harus melewati

beberapa fase-fase ataupun tahapan-tahapan, yakni melewati tahap profase, tahap

metaphase, tahap anafase, dan juga tahap telofase. Pada tahap yang pertama yaitu

profase. Pada tahap ini, bagian dari benang-benang kromatin akan terjadi suatu proses

memendek dan juga menebal dan akan membentuk sebuah kromosom. Kemudian,

pada setiap bagian kromosom akan melakukan proses membelah dan juga

memanjang menjadi dua bagian, yakni pada masing-masing anak dari kromosomyang

sering disebut dengan kromatid, dan pada bagian dinding inti akan mulai melakukan

proses melebur, Nukleolus akan menghilang.(Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010).

Membran inti yang menghilang akan diikuti dengan terbentuknya benang

gelendong yang berasal dari mikrotubula di sitoplasma. Benang spindel ini akan

membentang dari kutub-kutub pembelahan sel dan memegang sentromer dari setiap

kromosom (Foster, 2008).

Pada tahap yang kedua yaitu tahap metaphase, tahap metaphase letak

kromosom berada sejajar pada bidang ekuator. Bagian dari benang-benang yang

terdiri dari sepasang kromatid yang akan menuju ke bagian tengah dari sel dan akan

langsung menempatkan dirinya pada bagian bidang dari sel tersebut. Bagian

sentromer berikatan dengan kinekotor yang berhubungan dengan benang spindle.

Kromatid terletak di bidang ekuator, menggangtung pada benang spindle melalui

sentromer. Pada metaphase tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan profase 9

satu kromatid mengandung satu sel kromosom, yang sedang mengalami pembagian

134
menjadi dua, tiap-tiap sel anak akan mendapatkan satu kromatid. Sentromer juga

dapat disebut kinekotor. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga

jumlahnya mudah teridentifikasi. Metaphase adalah tahap yang memerlukan energy

terkecil dan waktu yang paling singkat (haryanti, 2009).

Tahapan yang ketiga yaitu tahap anaphase, pada tahap anafase ini setiap

kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang sama, masing-masing bergerak

menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan, jadi 2n kromosom bergerak ke

kutup yang satu, dan 2n kromosom bergerak kekutub yang lain. Setiap kromosom

homolog memisahkan diri dublikatnya kearah dua kutup berlawanan dengan gerakan

kontraksi dari daya tarik benang spindle. Mulai pada waktu tersebut pada bagian

kromatid akan berlaku sebagai kromosom yang baru. (Suryo, 2001).

Pada tahap telofase, pada setiap bagian dari kutub akan terbentuk kromosom-

kromosom yang memiliki sifat identik. Maka bagian dari dinding inti sel-sel akan

mengalami proses pembentukan kembali. Pada bagian dari plasma sel yang akan

terbagi menjadi dua bagian yang sama biasa disebut dengan tahap sitokinesis. Tahap

sitokinesis yang terjadi pada sel hewan, biasanya ditandai dengan proses melekuknya

bagian dari sel-sel ke dalam dan juga ditandai dengan proses terbentuknya bagian dari

membrane sel . sedangkan tahap sitokinesis yang terjadi pada sel tumbuhan, biasanya

ditandai dengan proses tebentuknya bagian dari dinding sel dan tentunya juga

ditandai dengan terbentuknya membrane sel yang baru di bagian tengah-tengah sel

(setjo, 2004).

135
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada praktikum acara 6 ini adalah mikroskop, gelas objek

dan penutup, cutter, cawan petri, gelas ukur, pipet dan tabung reaksi.

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara II ini adalah akar bawang merah

(Allium ascalonium), alkohol absolut, alkohol 70%, akuades, aceto carmine, asam

cuka glasial.

B. Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara 6 ini adalah :

1. Bahan yang akan diteliti direndam dalam larutan fiksatif (alkohol absolut 2,5 cc +

asam cuka glasial 2,5 cc) selama 15-30 menit.

2. Sebanyak 3-5 akar bawang merah dimasukan ke dalam aceto carmine. Bahan

dalam larutan pewarna harus dipanaskan hingga bahan bergerak ke bawah( jangan

sampai mendidih, selama 10-15 menit). Kemudian dituangkan ke dalam cawan

petri.

136
3. Akar bawang merah diambil kemudian diletakan pada gelas objek. Tudung akar

bawang dipotong 1 mm, tudung akar digunakan sebagai preparat.

4 . Preparat disiapkan dengan metode remasan, kemudian preparat ditutup dengan

cover glass dan dilewatkan diatas api bunsen sebanyak 3 kali.

5. Preparat yang sudah dibuat diamati di bawah mikroskop kemudian dicari tahapan

pembelahan pada sel dengan ciri-ciri:

a. profase : 1. Butir-butir kromatin telah berubah menjadi benang-benang

kromosom, setiap kromosom membelah menjadi. 2 kromatid dan sentromir

membelah. 2. Dinding ini dan anak ini menghilang. 3. Pasangan sentriol berpisah

(pada sel tumbuhan tidak mempunyai sentriol).

b. metafase : 1. Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid menuju tengah sel dan

berkumpul pada bidang equator. 2. Adanya benang-benang gelondong

c. anafase : 1. Sentromer membelah, masing-masing satu kromatid. 2. Tiap

kromatid berpisah dari pasangan nya, kemudian menuju kutub yang berlawanan.

d. telofase : 1. Kromosom berkumpul pada kutub. 2. Terbentuk membran inti dan

anak.

6. Fase yang ditentukan digambar dan diberi keterangan secara lengkap.

137
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Fase Gambar Foto Keterangan


Pembelahan
1 Profase a. Kromosom yang
mengandung 2
kromatid anak
b. Sentromer
pasangan
c. Pasangan sentriol
d. Benangan spindle

2 Metaphase a. Lempeng
metaphase
b. sentromer

3 Anafase a. kromosom anak


b. sentromer
c. pasangan sentriol

4 telofase a. Nukleus mulai


tampak
b. Bakal membrane
inti
c. Lekukan
pembelahan
Tabel 6.1 Fase-Fase Pembelahan Sel

138
B. Pembahasan

Dalam masa pertumbuhan, tubuh bertambah besar dan tinggi. Sel-sel penyusun

tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak.

Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi.

Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle),

kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang

membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi yang

identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial pembelahan sel ( Campbell, 2008).

Proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya disebut

pembelahan sel. Pada sel-sel jaringan tubuh (sel somatis), suatu sel induk akan

membelah menjadi dua sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik

dengan sel induk, peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai

mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel dimana berlangsung pembelahan dan

pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya. Mitosis terjadi pada

sel-sel somatic, menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom sama

dengan induknya (Suryo, 2001).

Sedangkan meiosis adalah proses pembelahan yang terjadi pada sel-sel kelamin

dari organisme yang mengadakan reproduksi secara generative atau seksual. Pada

dasarnya meiosis terdiri dari satu duplikasi kromosom (DNA) yang diikuti oleh dua

kali pembelahan (tanpa replikasi DNA), sehinggaa pada akhirnya dihasilkan sel-sel

haploid (Rosanti, 2013).

139
Proses mitosis dibagi dalam empat tahap secara berturut-turut yaitu profase,

metaphase, anaphase, dan telofase. Tahap profase adalah tahap awal dimulainya

pembelahan. Profase ditandai dengan mulai menghilangnya membran inti sel dan

benang kromatin mulai mengalami penebalan dan pemendekan membentuk

kromosom.Kromosom membentuk pasangan dari hasil duplikasinya membentuk

kromatid. Membran inti yang menghilang akan diikuti dengan terbentuknya benang

gelendong yang berasal dari mikrotubula di sitoplasma. Benang spindel ini akan

membentang dari kutub-kutub pembelahan sel dan memegang sentromer dari setiap

kromosom (Foster, 2008).

Tahap metafase merupakan tahap kedua dari mitosis. Kromosom terletak

berjajar pada bidang ekuator pada tahap metafase. Bagian sentromer kromosom

berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang spindel. Kromatid

terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel melalui sentromer.

Pada metafase tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan profase (satu

kromatid mengandung satu sel kromosom), yang sedang mengalami pembagian

menjadi dua, tiap-tiap sel anak akan mendapatkan satu kromatid. Sentromer juga

dapat disebut kinetokor. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga

jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi

terkecil dan waktu yang paling singkat.

Tahap anafase setiap kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang

sama, masing-masingbergerak menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan, jadi

2n kromosom bergerak ke kutub yang satu, dan 2n kromosom bergerak ke kutub yang

140
lain. Setiap kromosom homolog memisahkan diri dublikatnya kearah dua kutup

berlawanan dengan gerakan kontraksi dari daya tarik benang spindle.

Tahap telofase kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk

membran inti yang mengelilingi kelompok kromosom. Setiap kedua inti yang baru

terbentuk itu, muncul membran pemisah. Kemudian terbentuklah membran sel yang

memisahkan kedua sel anak tersebut. Maka lengkaplah sudah proses pembelahan

mitosis, dari satu sel menjadi dua sel anak. Setiap sel anak memiliki 2n kromosom.

Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.

Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan

pewarna histologi. Kromosom homolog dan kromosom dublikatnya saling menuju ke

kutub selnya masing-masing. Pada tahap telofase mulai terlihat membran inti sel dan

nucleolus, Dibagian tengah sel mulai terbentuk dan adanya sekat pemisah seta

terbentuknya dua sel anak (Raja et al., 2015).

Langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pengamatan

mikroskopis adalah membuat larutan fikssasi. Tujuan fiksasi adalah untuk

menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan,

mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologist, mengawetkan keadaan

sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek sehingga akan terjadi koagulasi

protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma, jaringan dapat diwarnai

sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah dikenali. Secara ringkas, fiksasi

terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan dan menetapkan (Cahyono, 2010).

141
Acetocarmin adalah pewarna yang fungsinya untuk memberi pigmen kepada

sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati dan kemudian di lanjutkan

dengan pembakaran hingga suhu yang ditentukan (60o C) (Nurgoho, 2010).

Acetocarmin adalah salah satu pewarna yang sering digunakan karena mudah didapat

dan penyerapan warna yang lebih cepat. Fungsinya adalah untuk memberi pigmen

warna pada kromosom dan sel-sel akar bawang agar mudah untuk diamati (Abdullah

et al, 2017).

Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa

pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut

dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan

teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun

tahan panas (Pratiwi, 2014). Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling

sederhana dengan cara merendam serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai

dan tanpa pemanasan (Zainal, A.A., 2014).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelahan sel yaitu 1.Penempalan (sel

bertumpu) yaitu sel membelah setelah sel bertumpu/ menempel, 2. Kerapatan sel

yaitu sel berhenti membelah setelah seluruh permukaan dilapisi satu lapis sel, 3.

Faktor pertumbuhan , walaupun seluruh permukaan telah penuh sel, bila ditambaih

faktor pertumbuhan sel maka pembelahan sel berlangsung mengakibatkan

penumpukan sel (Ernawiati, 2012).

142
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa waktu

aktif untuk sel melakukan pembelahan dalah pukul 08.00-10.00. Pada tahap profase

akan terlihat sentromer, kromosom, sentrosom, benang spindel mulai terbentuk dan

membran nukleus. Pada tahap metafase akan terlihat sentrosom pada salah satu

kutubnya, benang spindle, kromosom dan bidang equator untuk kromosom

berkumpul. Pada tahap anafase akan terlihat sentrosom, benang spindel dan kromatid.

Pada tahap telofase akan terlihat kromosom yang berkumpul di bidang equator,

sentrosom dan sel seolah-olah ada 2 berhimpitan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suratsih(2000) bahwa proses mitosis dibagi dalam empat stadium secara berturut-

turut yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase.

143
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam praktikum acara 6 adalah Proses pembelahan sel merupakan

bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat

pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya

sendiri menjadi dua sel. Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh sedangkan

pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet. Pembelahan mitosis melewati 4 tahap,

yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase.

B. Saran

Praktikan harus lebih teliti dan sabar dalam pengamatan praktikum ini, karena

unuk dapat menemukan tahapan pembelahan sel harus dilakukan dengan sangat teliti

dan membutuhkan banyak waktu.

144
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F.N., A.S. Jaya, dan Widayat. 2017. Penentuan waktu perendaman sel (fase

mitosis) akar bawang merah (Allium ascalonicum L.) menggunakan safranin

untuk mendukung praktikum biologi. Jurnal BIOLEUSER, 1(3):86-91.

Abidin, Achmad Zainal. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan

Media Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal bioedu, 3(3): 571-579.

Cahyono. 2010. Perbedaan fase mitosis tiga spesies (Genus Allium) berdasarkan

waktu pembelahan sel sebagai media pembelahan biologi. Jurnal Penelitian

Unesa. Vol. 2(1) : 3-15.

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga:

Jakarta.

Ernawiati. 2012. Efek mutagenic umbi kembang sunggang (Gloriosa superb lindl)

terhadap pembelahan sel akar umbi bawang bombay. Jurnal Sains. Vol 3(2):

11-20.

Foster, Bob. 2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Opertaion.

145
Haryanti, Sri. 2009. Correlation Belween Mitotic Delay and Aberation Burden and

The Role for The Analysis of Chromosom Damage. Internasional Jurnal

Biologi. Vol. 81(1) :23-34.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Rahayu, S. 2017. Kualitas preparat mitosis Allium cepa menggunakan pewarna

ekstrak kulit ubi jalar ungu da variasi pelarut dan lama pewarnaan. Jurnal

Penelitian Biologi. Vol. 4(1) : 18-27.

Raja, Petronela Deno.,Kriswiyanti, Eniek., Darsini. 2015. Indeks Mitosis Ujung Akar

Kecambah Cabe Besar (Capsium annuum L) Setelah Perlakuan Suspensi

Trichoderma sp. Jurnal Biologi, 19(2) : 80-83.

Rosanti,D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Setjo, S. 2004. Anatomi tumbuhan. Universitas Negri malang. Malang.

Suratsih. 2000. Petunjuk Praktikum genetika. Jurusan Pendidikan Biologi.

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Suryo. 2001. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

_____. 2004. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.

Yatim, W. 2003. Biologi Modern: Biologi Sel. Bandung : Tarsito.

Zainal,A.A. , 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang untuk pembuatan media


pembelajaran preparat mitosis. Zainal Broe Edu. 3 (3): 570-579.

146
LAMPIRAN

tahap profase tahap metafase

tahap anafase tahap telofase

147

Anda mungkin juga menyukai