Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBERIAN VAKSIN COVID-19 TERHADAP

IMUNITAS TUBUH PADA GURU DI


SMA NEGERI 9 MANADO

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
SHARON VERONICA TUKIMIN
NIM. 1814201076

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar
Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia,
Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS.
COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan
di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et, al., 2020).
Karena itu, coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019
yang disingkat menjadi COVID-19. COVID-19 sejak ditemukan menyebar
secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang berlangsung sampai
saat ini.
Gejala COVID-19 umumnya berupa demam 38 derajat celcius, batuk
kering, dan sesak nafas, serta dampak paling buruk untuk manusia ialah
kematian. Sampai tanggal 10 Juni 2021 pukul 14.00 WIB, kini tercatat sudah
ada 175.185.477 kasus Covid-19 di seluruh dunia. Total 159.007.091
diantaranya telah sembuh sedangkan 3.777.348 lainnya meninggal dunia.
Kasus aktif diseluruh dunia tercatat 12.401.038.
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 03
Mei 2021 adalah 1.677.274 orang dengan jumlah kematian 45.796 orang.
Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 2,7. Jika
dilihat dari persentase angka kematian yang dibagi menurut golongan usia,
maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki persentase angka kematian yang
lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.
Imunitas adalah cara tubuh manusia dalam melawan dan membunuh
benda asing seperti bakteri, virus dan organ transplantasi lainnya apabila di
transplantasikan ke dalam tubuh maka tubuh menganggap benda asing
tersebut bukan dari diri jaringan tubuh sehingga tubuh akan mengenali dan
menghancurkannya.
Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin terdiri dari banyak jenis dan
kandungan, masing-masing vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan
terhadapa berbagai penyakit yang berbahaya. Dimana vaksin ini mengandung
bakteri, racun, atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau
sudah dimatikan. Saat masuk ke dalam tubuh seseorang, vaksin akan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibody. Proses
pembentukan antibody inilah yang disebut imunitas.
Vaksinasi dinilai sebagai salah satu solusi dalam upaya
menanggulangi pandemi Covid-19. Berbagai institusi riset di berbagai negara
bergegas untuk mengembangkan varian vaksin dengan karakteristik dan
efikasi masing-masing. Indonesia sebagai negara yang terdampak pandemic
covid-19 merespon dinamika pandemi global dengan mengeluarkan kebijakan
vaksinasi warga negara yang bertujuan untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 di Indonesia, menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd
immunity) serta merestorasi kondisi perekonomian yang sempat terhenti
akibat pandemic. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan setidaknya telah
mengeluarkan tiga kebijakan public yang berkaitan dengan wacana vaksinasi
yang sudah mulai berjalan sejak Januari 2021 yang lalu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
mengungkapkan prioritas vaksinasi covid-19 untuk tenaga kependidikan
dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan sederajat
kemudian SMP, atau MTs sederajat dan SMA/SMK/MA sederajat, sehinga
guru pada tiga jenjang tersebut bisa segera disuntik vaksin. Setelah itu,
kegiatan Pembelajaran Tatap Muka bisa segera dilakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang pengaruh vaksin covid-19 terhadap imunitas
pada Guru di SMA Negeri 9 Manado.
B. Rumusan Masalah
Apakah pengaruh pemberian vaksin covid-19 terhadap imunitas tubuh
pada guru di SMA Negeri 9 Manado ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui pengaruh pemberian vaksin covid-19 terhadap imunitas
tubuh pada guru di SMA Negeri 9 Manado
2. Tujuan Khusus :
a) Mengidentifikasi Imunitas Tubuh Pada Guru Sebelum Diberikan
Vaksin Covid-19
b) Mengidentifikasi Imunitas Tubuh Pada Guru Setelah Diberikan
Vaksin Covid-19
c) Menganalisis pengaruh pemberian vaksin covid-19 terhadap imunitas
tubuh pada guru di SMA Negeri 9 Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Sebagai penambah informasi untuk mahasiswa jurusan keperawatan dalam
melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan pengaruh vaksinasi
covid-19 bagi tenaga pendidik (Guru)
2. Bagi Tenaga Pendidik
Sebagai bahan masukan terutama bagi tenaga pendidik / Guru untuk
menambah informasi tentang efek pemberian vaksinasi covid-19.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
Peneliti dapat memperluas wawasan serta menjadi pengalaman yang
sangat berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh
selama pendidikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Coronavirus dan Covid-19


1. CoronaVirus
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang menyebabkan
penyakita pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa
hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan
China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
2. COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi
sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan
mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan saki, hidung
tersumbat, sakit kepala, konjungtivitas, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami
biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang
menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.

B. Imunitas
Sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan
tubuh yang memiliki peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-
benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh kita. Sistem
imunitas kita ini tidak memiliki tempat khusus ditubuh kita dan tidak
dikontrol oleh otak. Sistem imunitas ini berbentuk sel-sel tertentu yang
berfungsi sebagai pasukan pertahanan tubuh kita dalam memerangi
pathogen, yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh kita. Saat
pathogen masuk ke dalam tubuh kita, antigen atau molekul yang terletak
pada dinding sel bakteri bakteri atau lapisan organisme, merangsang
sistem imunitas kita untuk menghasilkan antibody untuk melawan dan
melindungi tubuh kita.
Sistem imunitas tubuh manusia berlapis-lapis dan dibagi menjadi
dua jenis. Pertam sistem imunitas non-spesifik dan sistem imunitas
spesifik.
a) Sistem imunitas non-spesifik
Sistem imunitas non spesifik seringkali disebut juga sebagai
pertahanan tubuh bawaan. Disebut pertahanan tubuh bawaan karena
sistem imunitas nonspesifik ini merupakan garis utama tubuh yang
pertama dalam melawan semua pathogen yang masuk ke tubuh kita.
Sistem pertahanan tubuh bawaan ini berfungsi untuk mencegah
terjadinya peradangan setelah adanya luka atau infeksi pada tubuh
kita.
b) Sistem Imunitas Spesifik
Kalau patogennya ternyata kuat dan berhasil menembus
pertahanan kedua tubuh kita, pathogen ini harus melewati garis
pertahanan ketiga tubuh, yaitu sistem imunitas spesifik. Anggota
sistem imunitas spesifik ini terdiri dari sel limfosit B, limfosit T,
makrofag, dan juga antibodi. Mereka ini akan beredar di seluruh tubuh
kita untuk mengatasi pathogen-patogen yang berhasil masuk ke tubuh.

C. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin
(imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
penyebab penyakit-penyakit tertentu. Vaksin biasanya mengandung agen
yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering dibuat
dari mikroba yang dilemahkan atau mati, dari toksinnya, atau dari salah
satu protein permukaannya. Agen merasang sistem imun untuk mengenali
agen sebagai ancaman, menghancurkannya, dan untuk lebih mengenali
dan menghancurkan mikroorganisme yang terkait dengan agen yang
mungkin ditemui dimasa depan.
Tujuan penggunaan vaksin untuk merangsang tubuh menghasilkan
antibody melawan bakteri sehingga bila penyakit sebenarnya menyerang
sistem kekebelan tubuh maka sudah siap mempersiapkannya. Respon
antibodi terhadap vaksin yang diberikan merupakan contoh untuk
mengetahui bahwa respon imun terhadap infeksi.

D. Vaksin Covid-19
1. Pengembangan Vaksin Covid-19
WHO mendeklarasikan wabah COVID-19 di China sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia (Publik
Health Emergency of International Concern,PHEIC) ini menandakan
COVID-19 sebagai ancaman global dunia.
The emergency commitee telah menyatakan bahwa penyebaran
COVID-19 dapat dihentikan jika dilakukan proteksi, deteksi dini,
isolasi, dan perawatan yang cepat agar tercipta implementasi sistem
yang kuat untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Mengingat hal
ini, sebagai upaya proteksi terhadap COVID-19, berbagai negara dari
seluruh dunia telah berkomitmen bersama dengan melibatkan
pemerintah, perusahaan bioteknologi, ilmuwan, dan akademisi untuk
dapat menciptakan vaksin COVID-19. Sejauh ini telah banyak
kandidat vaksin yang diluncurkan untuk melawan virus SARS-CoV-2,
penyebab COVID-19.
2. Kebijakan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang terdampak Pandemi Covid-19
merespon dinamika pandemic global dengan mengeluarkan kebijakan
vaksinasi warga negara yang bertujuan untuk memutus mata rantai
penyebaran covid-19 di Indonesia, menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok di
masyarakat (herd immunity) serta merestorasi kondisi perekonomian
yang sempat terhenti akibat pandemi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan bahwa
rencana vaksinasi di Indonesia akan dilakukan dalam dua periode.
Pada periode yang pertama target yang akan mendapatkan vaksinasi
adalah tenaga kesehatan dengan jumlah 1,3 juta orang, petugas public
17,4 juta yaitu petugas yang sulit menjaga jarak secara efektif dan
penduduk lanjut usia di atas usia 60 tahun sebanyak 21,5 juta. Periode
kedua adalah periode April 2021-Maret 2022 dengan jumlah penerima
vaksin adalah 63,90 juta masyarakat dengan risiko penularan tinggi
yang dikategorikan menurut kategori tempat tinggal atau kelas
ekonomi dan social. Selanjutnya diikuti, sebanyak 77,4 juta
masyarakat umum dengan pendekatan cluster sesuai ketersediaan
vaksin.
3. Jenis-Jenis Vaksin Covid 19 dan Ke-efektivannya
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/MENKES/9860/2020 Tentang Penetapan Jenis Vaksin
Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 mengatur
enam jenis vaksin yang akan digunakan dalam skema vaksinasi di
Indonesia, keenam vaksin tersebut adalah Vaksin Sinovac, Bio Farma,
AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc dan BioNTech. Namun,
dari 6 vaksin tersebut kepastian dan komitmen baru didapatkan dari
Sinovac. Lima vaksin lainnya masih dalam tahap negosiasi. Hal ini di
sampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dr. Nadia Tarmizi.
Berikut ini 6 vaksin corona yang akan digunakan di Indonesia :
1) Vaksin Sinovac
Pada saat ini perlombaan untuk memproduksi vaksin
diawali oleh China dengan Sinovac dan Sinopharm. Perusahaan
biofarmasi yang berkedudukan di Beijing China tersebut
mendukung pemanfaatan CoronaVac yaitu vaksin yang tidak aktif.
Vaksin tersebut bekerja dengan menggunakan virus yang sudah
dimatikan guna merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap virus
tanpa risiko memberikan respon terhadap penyakit yang serius.
Adapun Indonesia sejak 13 Januari 2021 sudah dimulai
vaksinasi nasional yang dipelopori oleh Presiden Joko Widodo
sebagai orang pertama penerima vaksin. Presiden menerima
suntikkan vaksin yang diproduksi oleh CoronaVac buatan Sinovac
Life Science Co.Ltd yang bekerja sama dengan PT. Bio Farma
(Persero) dan telah melalui uji klinis melibatkan 1.620 relawan di
Bandung.
2) Vaksin Merah Putih (PT. Bio Farma)
PT. Bio Farma mengembangkan vaksin corona yang diberi
nama Vaksin Merah Putih. Targetnya, vaksin ini akan rampung
pada 2021 dan didistribusikan pada awal 2022, setelah vaksin
melalui seluruh tahap uji klinis fase I-III. Sejauh ini, Vaksin merah
putih dikembangkan oleh sejumlah universitas dan lembaga
penelitian terkemuka di Indonesia. Pemerintah juga terus
mengawal dan mendukung proses pengembangan vaksin. Adapun
bibit Vaksin Merah Putih diharapkan sudah dapat diserahkan
kepada PT. Bio Farma pada 2021, lalu uji klinis akan dilakukan.
3) Vaksin Sinopharm
Sinopharm adalah sebuah perusahaan milik China juga
mengembangkan vaksin Covid-19 yang serupa dengan Sinovac,
yaitu merupakan vaksin yang tidak aktif dengan cara kerja yang
serupa dengan Sinovac. Pada 30 Desember Sinopharm telah
mengumumkan bahwa uji coba fase ke tiga vaksin menunjukkan
nilai efektivitas sebesar 79%.
Di China sekitar satu juta orang sudah disuntik
menggunakan Vaksin Sinopharm di bawah izin penggunaan
darurat. Akan tetapi Uni Emirat Arab mengatakan menurut hasil
uji coba pada penelitian fase ke tiga menunjukkan angka
efektivitas sebesar 86%. Turki, Brasil, Chili, Uni Emirat dan
Bahrain telah menyetujui penggunaan vaksin Sinopharm.
4) Vaksin Moderna
Vaksin Moderna memiliki nama dagang adalah mRNA-
1273, yang dibuat oleh ModernaTX, Inc, dengan tipe vaksin
adalah mRNA. Food Drug and Administration (FDA) telah
mengizinkan penggunaan darurat Vaksin Covid-19 Moderna untuk
mencegah Covid-19 pada individu berusia 18 tahun ke atas di
bawah otoritas penggunaan darurat (Emergency Use
Authorization).
Di dalam uji klinis kira-kira sebanyak 15.400 individu
berusia 18 tahun ke atas telah menerima setidaknya 1 kali dosis
Moderna. Sebagian besar orang yang berpartisipasi dalam uji coba
(82%) dianggap memiliki risiko pejanan akibat pekerjaan dengan
25,4% diantaranya adalah petugas kesehatan.
5) Pfizer BioNTech
Nama vaksin Covid-19 dari Pfizer BionTech adalah
BNT162b2, diproduksi oleh Pfizer Inc, and BioNTech dan
termasuk golongan vaksin tipe mRNA. Di dalam uji klinis, yang
melibatkan sekitar 20.000 relawan berusia 16 tahun ke atas
setidaknya telah menerima satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Efek samping yang dilaporkan akibat pemakaian vaksin
Pfzier-BioNTech adalah nyeri di tempat bekas suntikan, merasa
kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, mengigil, demam, nyeri sendi,
pembengkakan ditempat suntikan, kemerahan di tempat suntikan,
mual, kurang enak badan, pembengkakan kelenjar getah bening
(limfadenopati).
6) AstraZeneca
AstraZeneca merupakan perusahaan farmasi dari Inggris
yang telah melakukan pengembangan vaksin Covid-19 bersama
Oxford University dan pemerintah Indonesia telah melakukan
kerjasama dalam rangka penyediaan vaksin yang disebut dengan
nama AZD1222.
Vaksin AstraZeneca dibuat dari versi lemah virus flu biasa
yang berasal dari simpanse yang telah dimodifikasi supaya tidak
tumbuh pada manusia dan hingga saat ini uji coba masih terus
berlangsung dengan melibatkan sebanyak sekitar 20.000
sukarelawan. Dikutip dari BBC, disebutkan bahwa vaksin
AstraZeneca memiliki keefektivan secara rata-rata adalah 70%.
Keunggulan lain dari vaksin tersebut adalah mudah untuk
didistribusikan di karenakan tidak memerlukan penyimpanan pada
temperature ruang yang sangat dingin (Femina, 2020).
E. Reaksi Sistem Imun Setelah disuntikkan vaksin Covid-19
Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem
kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung
dalam vaksin virus corona. Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada
tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respon
imun. Komponen vaksin lainnya, misalnya bahan pembantu, penstabil,
dan pengawet juga dapat memicu reaksi.
Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi
ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respons imun terbaik.
Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin.
Dalam Surat Keputusan yang ditetapkan Plt. Dirjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, Muhammad Budi Hidayat pada 2 Januari
2021 tersebut, diterangkan bahwa reaksi yang mungkin terjadi setelah
vaksinasi Covid-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa
gejala/ reaksi yang timbul setelah disuntik vaksin virus corona
diantaranya, yakni :
1. Reaksi Lokal
Reaksi lokal yang timbul pasca di suntik vaksin virus corona antara
lain nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal
lain yang berat, misalnya selulitis.
2. Reaksi Sistemik
Reaksi sistemik yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona berupa
- Demam
- Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia)
- Nyeri sendi (atralgia)
- Badan lemah
- Sakit kepala
3. Reaksi Lain
Reaksi lain yang timbul pasca disuntik vaksin virus corona diantaranya
:
- Reaksi alergi, misalnya urtikaria (biduran), edema
(pembengkakan).
- Reaksi anafilaksis Syncope (pingsan)
Untuk mengatasi reaksi ringan lokal pasca disuntik vaksin virus
corona seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan,
petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk :
- Melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut
- Meminum obat paracetamol sesuai dosis.

Sementara,untuk mengatasi reaksi ringan sistemik pasca disuntik


vaksin virus corona seperti demam dan malaise, petugas kesehatan
dapat menganjurkan penerima vaksin untuk :
- Minum air lebih banyak
- Menggunakan pakaian yang nyaman
- Kompres atau mandi air hangat
- Meminum obat paracetamol sesuai dosis.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variable Independen Variable Dependen

Pemberian Vaksin .
Covid-19 Imunitas Tubuh Pada Guru di
SMA N 9 Manado

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pemberian


Vaksin Covid-19 terhadap imunitas tubuh pada Guru di SMA
Negeri 9 Manado.
B. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian vaksin covid-19 terhadap imunitas
tubuh pada guru di SMA N 9 Manado
Ha : Ada pengaruh pemberian vaksin covid-19 terhadap imunitas tubuh pada
guru di SMA N 9 Manado
C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Ukur

Independen Semua anggota guru Lembar Rasio Tidak : jika


Pemberian yang ada di SMA N Observasi setelah
Vaksin 9 Manado yang telah mendapat
Covid-19 divaksin Covid-19 vaksinasi
tidak ada
reaksi ringan
siskemik
Ya : jika
setelah
mendapat
vaksin
terdapat
reaksi ringan
siskemik
Dependen Bagaimana imunitas Lembar Nominal Dikategorikan
Imunitas tubuh pada guru sample berdasarkan
tubuh Guru setelah mendapatkan darah dari nilai nominal
vaksin Covid-19 : guru yang menjadi :
Apakah imunitasnya setelah Imunitas
terhadap virus covid divaksin meningkat
meningkat atau tidak. dan nilai 1
belum Imunitas
divaksin tidak
yang meningkat
berjumlah nilai 2
50
sampel

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menguji teori serta membandingkan pengaruh pemberian vaksin covid-19
terhadap imunitas tubuh sebelum di suntikkan vaksin dan sesudah di
suntikkan vaksin dosis ke-2.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 9
Manado.
2. Waktu
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah semua Guru di
SMA N 9 Manado.
2. Sampel
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sesuai kriteria

DAFTAR PUSTAKA
- Amalia, Lia, and Febriani Hiola. "Analisis Gejala Klinis Dan
Peningkatan Kekebalan Tubuh Untuk Mencegah Penyakit Covid-
19." Jambura Journal of Health Sciences and Research  2.2 (2020):
71-76. (Latar belakang covid)
- As' adah, A. U. (2017). Pengaruh Pemberian Vaksin Aeromonas
Hydrophilaterhadap Aktivasi Sel T CD8+ CD62l+ Dan CD68
Pada Mencit (Mus Musculus) (Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya).
- Makmun, Armanto, and Siti Fadhilah Hazhiyah. "TINJAUAN
TERKAIT PENGEMBANGAN VAKSIN COVID 19."  Molucca
Medica (2020): 52-59. ( Pengembangan vaksin covid)
- KEMENKES, Ri. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada
Masa Pandemi COVID-19. 2020.
- MUNASIR, Zakiudin. Respons imun terhadap infeksi bakteri. Sari
Pediatri, 2016, 2.4: 193-7.
- Marzuki, I., Bachtiar, E., Zuhriyatun, F., Purba, A. M. V.,
Kurniasih, H., Purba, D. H., ... & Airlangga, E. (2021). COVID-
19: Seribu Satu Wajah. Yayasan Kita Menulis.
- RAHAYU, ROCHANI NANI. "VAKSIN COVID 19 DI
INDONESIA: ANALISIS BERITA HOAX." JURNAL
EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA 2.07 (2021): 39-49.
- VERONICA, NADYA FEBY, KARINA INDI RADHIAH, and
CUCU NADIYAH. "MENINJAU VAKSINASI COVID-19 DI
INDONESIA: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN
DALAM PERSPEKTIF PUBLIK DI KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA." ( Vaksin dinilai sebagai )

Anda mungkin juga menyukai