Anda di halaman 1dari 10

KASUS KORUPSI MENTERI SOSIAL JULIARI ATAS BANTUAN SOSIAL (BANSOS)

COVID-19 DALAM TINJAUAN ETIKA POLITIK MACHIAVELLI

MAKALAH PENGGANTI UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Etika Politik


Dosen Pengampu : Drs. Syafiq Effendhy, M.Si.

Disusun Oleh :
Reza Rahmatullah
18/423588/FI/04446

FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi covid-19 yang terjadi diseluruh dunia saat ini bukan hanya masalah tentang kesehatan
tetapu juga mempengaruhi bidang lainnya seperti prekonomian, pendidikan dan kehidupan
sosial masyarakat. Untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini pemerintah memberlakukan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan pembatasan
aktivitas masyarakat, termasuk didalamnya kegiatan ekonomi, pendidikan dan banyak
kegiatan sosial lainnya. Demi menyukseskan kebijakan tersebut pemerintah memberikan
bantuan sosial (bansos) pada masyarakat yang tidak bisa melakukan kegiatan ekonominya
seperti biasa.
Dalam menjalankan kebijakan ini tentu perlu adanya sinergi dari segala macam unsur baik
pihak pemerintah ataupun masyarakat sendiri. Tetapi dalam kebijakan bantuan sosial ini
ditemukan masalah yaitu adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Sosial Juliardi
terhadap dana bantuasn sosial covid-19. Dimana kasus ini menyebabkan kerugian keuangan
negara dan memperburuk kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Sebab pemimpin
harusnya menjadikan kekuasaan sebagai jalan utuk membantu rakyat bukannya memeras
rakyat dan menguntungkan diri sendiri. Korupsi seringkali terjadi di dalam suatu negara dan
merupakan masalah yang tidak ada habisnya.
Dalam kehidupan bernegara sebenarnya telah ada yang mengatur kewenangan dan juga
kekuasaan terhadap hubungan anatar manusia yang ada didalamnya atau yang lebih kita kenal
dengan politik. Dimana dalam politik sendiri juga ada etika atau cara atau sikap seseorang
bertingkah laku. Etik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata ethos yang
berarti sikap, cara berfikir, dan dalam bentuk jamak “ta etha” yang artinya adat atau kebiasaan
(Bertens, 2007).
Etika politik sendiri ialah sikap yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan
kegitan-kegitan berpolitik. Untuk para pemimpin-pemimpin birokrat harusnya mereka
bertindak sesuai dengan etika politik agar birokrasi dalam negara bisa berjalan dengan baik.
Tetapi yang terjadi seringkali etika politik ini tidak digunkana oleh para pemimipin-pemimpin
negara sehingga banyak hal-hal yang tidak sesuai ataupun melanggar etika terjadi misalnya
seperti kasus korupsi ini.
Pada makalah ini penulis akan mencoba melihat kembali kasus korupsi yang telah dilakukan
oleh Mnetri Sosial Juliardi terhadap dana bantuan sosial Covid-19. Dimana kasus ini akan
dianlisi menggunkan pandangan etika politik Nicolo Machiavelli.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologis kasus korupsi bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan Juliari?
2. Siapa Machiavelli?
3. Bagaimana anlisis etika politik terhadap kasus bantuan sosial Covid-19 yang dilakukan
Menteri Sosial ini?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi penerapan etika politik dalam
pemerintahan kususnya dalam kasus korupsi bantuan sosial covid-19 yang dilakukan oleh
Menteri Sosial Juliardi.
PEMBAHASAN
A. Kronologi Kasus
Menurut sumber Kompas kasus korupsi Bantuan Sosial Covid-19 ini telah
ditetapkan tersangka oleh KPK pada tanggal 6 Desember 2020 yakni Menteri Sosial
Juliari Batubara. Penetapan tersangka Jukiari pada saat itu merupakan tindak lanjut
dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakuka psehari sebelumnya yakni tanggal
5 Desember 2020. Dalam kasus ini Juliari tidak sendiri terdapat beberapa nama
yang ikut didalamnya beberapa yang ditetapkan KPK yaitu Matheus Joko Santoso,
Adi Wahyono, Ardian I M dan Harry Sidabuke.
Menurut pihak KPK kasu ini bermula saat adanya program pengadaan bantuan
sosial penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah yang dijalankan oleh
Kementerian Sosial yakni berupa pengadaan sembako dengna nilai sekitar Rp 5,9
Triliun. Dalam pengadaan terebut setidaknya ada 272 kontrak yang akan
dilaksanakan dalam waktu dua periode. Dimana pada bulan mei hingga november
telah dibuat kontrak pekerjaan dengan beberapa suplier sebagai rekanan yang
diantaranya ada Ardian I M dan Harry Sidabuke serta PT RPI untuk penyaluran
setiap paketnya bantuan sosial akan mendapatkan fee Rp 10.000 perpaketnya dari
nilai Rp. 300.000 yang disetorkan pada Adi dan juga Matheus.
Pada penyaluran paket bantuan sosial periode pertama diterima fee sebesar Rp.12
Miliar yang dibagikan secara tunai oleh Matheus kepada Adi untuk diteruskan
kepada Juliari. Dugaan total suap yang diterima oleh Juliari pada penyaluran
bantuan sosial pertama ini ada skeitar Rp. 8,2 Miliar dan uang tersebut dikelola oleh
Eko dan Shelvy N sebagai orang kepercayaan dari Juliari. Uang tersebut digunakan
untuk membayar berbagai keperluan pribadi Juliari.
Pada penyaluran bantuan sosial yang kedua uang fee yang terkumpul dari bulan
Oktober hingga Desember setodaknya ada 8,8 Miliar. Menurut KPK jika
dijumlahkan total uang suap yang diterima oleh Juliari ada sebesar Rp. 17 Miliar
dan uang tersebut digunakan untuk keperluan pribadi Juliari.
Pada kasus ini Juliari dinyatakan melanggar Pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b
atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 yakni tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaiman telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001
Tentang perubahan ats UU Nomor 31 Tahun 1999 yaitu Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Dimana atas tersebut Juliari
stidaknya mendapat vonis 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp 500 juta oleh
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada hari Senin tanggal
23 Agustus 2021. Selain itu Juliari juga di tuntut untuk membayar uang pengganti
senilai Rp 14,59 Miliar.

B. Biorafi Machiavelli
Niccola Bernardo Machiavelli adalah nama lengakapnya, dia adalah toko filsafat
pada era ke -18. Ia lahir pada tanggal 3 Mei 1469 di Firenze, Italia. Orang tuanya
adalah Bernardo Machiavelli dan Bartolomea de’ Nerli (Dinar, 2017:35). Dia
terlahir dalam keluarga bangsawan di Florence walaupun bukan dala kelas
bangsawan yang kaya raya. Ayahnya adalah seorang ahli hukum yang membuatnya
mewarisi ketertarikan akan dunia intelektual.
Machiavelli muda mengenyam pendidikan di sekolah tata bahasa Tuscam pada
tahun 1476. Disini ia mendapatkan pengetahuan dasar seperti memabaca dan
menulis dan berhitung. Si sekolah inilah Machiavelli mendapatkan kemampuan
berbahasa latin. Pada usia ke 12 tahun Machiavelli mempelajari ilmu-ilmu
kemanusian yang diajar oleh Paulo Ponsiglione. Selanjutnya ia melanjutkan
pendidikan ke Universitas Florence dan dibimbing oleh Marcello Virgilio, disana
ia mempelajari manuskrip-manuskrip klasis dan menguasai karya-karya latin serta
Italia kuno. Tidak hanya itu di universitas ia juga mempelajari sejarah (Suhelmi,
2001: 126-127).
Kemapuan Machiavelli dalam menganalisis lingkungan sekitarnya baik itu sosial
ataupun politik membuatnya dikenal dengan sebutan bapak politik modern karena
ia mampu membuka belenggu politik yang terkungkung oleh Gereja pada masa itu.
Dalam karyanya Machiavelli banyak membahas mengenai masalah etika dalam
berpolitik. Karir politik Machiavelli bsia dibilang cemerlang bisa dilihat pada saat
puncak karirnya ia dipercayakan untuk melatih pasukan Florence untuk mengambil
kekuasaan Pisa pada tahun 1509. Namun karir politiknya tidak lama bertahan
setelah itu. Sekiatar tahun 1512 ia dibebastugaskan karena adanya pergantian
kekuasaan.
Pada tahun 1513 ia dicurigai ikut dalam kelompok yang ingin menjatuhkan
Kekuaaan raja yang berkuasa saat itu yakni Medici. Karena tuduhan tersebut ia
ditangkap dan dipenjara dan akhirnya diasingkan namun semua hal tersebut
tidakmembuat kecintaanya pada negaranya berkurang. Hal itu bisa dilihat pada
karya-karyanya yang diebri judul The Prince and the Discaurses (Mujahid, 2010)

C. Analisis kasus korupsi bantuan sosial menggunakan etika politik Machiavelli


Machiavelli berpendapat bahwa manusia itu selalu memiliki sifat ambius, egois,
tipu muslihat, dendam dan juga rsa tajut. Maka dari itu sudah menajdi tugas
pemimpin untuk mengendalikan hal tersebut, agar manusia yang ia kuasai tidak
saling menjatuhkan dalam memenuhi ambisinya. Semua hal ini bisa dilakukan
denga menngamalkan etika politik karena jika seseorang pemimpin memiliki
ketegasan dan strategi yang bagus sesuai dnegan kondisi dengaranya bisa
mnegendalikan negaranya tersebut (Ali, 2010:99).
Machiavelli juga mengatakan bahwa kebajikan (virtue) dimaknai dengan berbeda
pada setiap golongan masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan pada karyanya yang
berjudul The Prince and Discaureses. Pemaknaan tersebut misalnya pada warga
biasa kebijaksanaan itu di implikasikan sebagai aktivitas kewarganegaraan yang
baik yakni dlam menjaga hukum-hukum serta tujuan negara. Sedadangkan pada
kaum elit kebijaksanaan ini diartikan sebagai keberanian dalam mengambil
keputusan atau sikap yang tegas. Pada karyanya tersebut ia juga menjelaskan
beberapa watak-watak yang dimiliki oleh penguasa yang bijak, beberapa watak
tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan untuk menajdi baik sekaligus buruk, baik dicintai
ataupun ditakuti
2. Mempunyai watak yang tegas, kejam, mandiri, disiplin, serta kontrol diri
3. Memiliki reputasi yang berhubungan dengan kemurahan hati, pengampunan,
dapat dieprcaya, serta tulus.
4. Penguasa harus mampu menjalankan pemerintahan dengan cara atau watak
manusia dan juga binatang

Pada konteks politik, etika itu tidak hanya berhubungan dengan urusan moral,
kesantunan, dan juga kesopanan tetapi juga kesejahteraan serta kepentingan
bersama merupakan hal yanh lebih penting dalam hal ini. Seperti gagasan yang
disampaikan oleh Machaivelli bahwa masalah etika dalam politik itu tidak sama
dengan vara pandang pada masa Yunani kuno dahulu. Dimana pada etika politik
ada ketika rakyat mendapatkan kesajahteraan, kedamaian, keadilan dan penguasa
bisa mengendalikan negaranya dengan baik, yang bisa membuat negara tersebut
menjadi kuat. Teori yang disampaikan oleh Machiavelli juga berfokus pada pada
cara para penguasa mementingkan kehormatan dan kebahagian negaranya (Ali,
2010:75).

Pada kasus korupsi yang menjerat Menteri Sosial pada dana bantuan sosial ini dapat
dilihat bahwa ia telah melakukan pelanggaran terhadap etika politik yang
dikemukakan oleh Machiavelli ini. Hal tersebut karena pada kasus ini ia tidak
menggunakan haknya sebagai pemimpin dengan baik dimana ia dengan sadar telah
mengambil serta merenggut hak-hak rakyat kecil. Dimana bantuan yang harusnya
diberikan kepada masyarakat tetapi dengan sadar ia cemari dengan kegiatan suap
di dalamnya.

Dalam hal ini tentu mantan Menteri sosial Juliari telah melanggar etika yang
harusnya dimiliki oleh serang penguasa atau pemimpin. Hal ini juga melukai
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dimana rakyat yang sebelumnya
percaya pada pemerintah akan mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan
tersebut. Menurut pandangan Machiavelli inilah yang membuat sebuah negara bisa
hancur. Dalam karyanya Machiavelli pernah menuliskan :

“Yet it cannot be called talent to slay fellow citizens, to deceive friends, to be


without faith, without mercy, without religion; such methods may gain empire, but
not glory” (Namun itu tidak bisa disebut kemampuan jika membunuh warga sipil,
menipu teman, memiliki iman, tidak memiliki belas kasihan, tidak memiliki agama;
dengan cara itu tentu bisa mendapatkan kekuasaan, tapi tidak dengan kemuliaan”
(Machiavelli, 2005: 56-57).

Pada tulisannya ini Machiavelli menyampaikan bahwa pengusa bisa melakukan apa
saja untuk mendapatkan atau mempoleh serta mempertahankan kekuasannya
dengan berbagai cara bahkan dengan cara yang licik sekalipun. Tetapi jika mereka
melakukan cara yang kotor ini tentu mereka tidak akan memperoleh kemuliaan dari
perbuatannya. Hal tersebut dapat kita lihat pada kasus bantuan sosial ini dimana
Juliari selaku penguasa bisa menggunakan kekuasaanya untuk memenuhi
keuntungan pribadi namun dia tidak mendapatkan kemulian dari perbuatannya
tersebut bahkan kini masyarakat mengutuk dan membencinya atas perbuatannya
tersebut.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam etika politik telah diterangkan cara-cara atau sikap dalam bertindak serta
bersikap bagi seorang pemimpin atau politikus. Etika politik ini menajdi hal yang
sangat penting dalam menjalankan sebuah negara, untuk menghindari banyak hal
yang tidak diinginkan kelak. Kasus korupsi bantuan sosial yang dilakukan oleh
Juliari selaku Menteri Sosial ini merupakan salah satu contoh pemimpin yang tidak
mengindahkan etika politik seperti yang disampaikan oleh Machiavelli dalam
kepemimpinannya. Dimana ia tidak menggunakan kekuasaannya dengan baik
daripada melakukan tugasnya untuk menyejahterahkan rakyat ia malah memilih
untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri. Hal itu tentunya bukanlah perbuatan
yang terpuji dan mengakibatkan bukan hanya kerugian berupa uang tetapi juga
berupa hilangnya kepercyaan masyarakat pada pemerintah.

B. Saran

Pada kasus korupsi seharusnya pemerintah bisa menjatuhkan hukuman


yang lebih berat tehadap para pelaku kasus korupsi. Serta menjalankan proses
hukum yang seharusnya tidak peduli siapa yang dihukum, tidak memberlakukan
mereka para mantan pemimpin yang berlaku curang tersebut dengan perlakuan
khusu apapun alasannya. Hal tersebut dilakukan dengan harapan para pelaku
korupsi itu bisa jera dan tidak mengulanginya lagi dan menjaga para pelaku
pemerintahan yag lain agar tidak melakukan hal yang sama. Perlu adanya
transparasi terhadap kegiatan yang dillakukan oleh pemerintah agar masyarakat
bisa mengevaluasi serta megontrol apa yang dilakukan oleh pemerintah. Serta terus
mendukung KPK dalam mengusut kasus-kasus korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sahara Wahyuni. 2021. Awal Mula Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari hingga
Divonis 12 Tahun Penjara. Kompas. (diakses pada 12/12/2021)
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-
korupsi-bansos-covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis?page=all.

Muhammad Nashar Akbar, Hambali R Yuli Akhmad. 2021. KEJUJURAN DAN ETIKA DALAM
KONSEP POLITIK MACHIAVELLI. Jurnal Perspektif Vol. 5 No 1. Fakultas
Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Launa, Lusianawati Hayu. 2021. POTENSI KORUPSI DANA BANSOS DI MASA PANDEMI
COVID-19 POTENTIAL FOR CORRUPTION IN SOCIAL ASSISTANCE
FUNDS DURING THE COVID-19 PANDEMIC. ISSN: 2721-6306. Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Sahid: Jakarta.

Riyantie Yunie Risma. 2020. KONSEP POLITIK MACHIAVELLI DALAM PERSPEKTIF ETIKA
POLITIK ISLAM. Skripsi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG.

Anda mungkin juga menyukai