Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5

Anggota Kelompok:
1. Amanda Ade Fitriani (205061107111035)
2. Ilham Kurniawan (205061107111036)
3. Luthfia Tsaqifaisha A. (205061107111034)
4. Maulina Indira (205061107111033)
5. M. Farhan (205061107111037)
6. Najwa Azzah S. (205061107111032)
7. Ragil Sudar Sugiono (205061107111038)
8. Yuandina Putri Nurwanti (205061107111030)
9. Zhe Alzena Drianny (205061107111031)
Definisi Korupsi
Dari segi bahasa, Korupsi berasal dari kata latin, yaitu corruptio. Kata ini memiliki
kata kerja Corrumpere yang mempunyai makna rusak, busuk, menggoyahkan,
memutarbalikkan, atau menyogok. Sedangkan dari KBBI sendiri, korupsi
mempunyai arti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan,
dsb, untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Korupsi lahir akibat melemahnya implementasi nilai pancasila dan memudarnya


kesadaran orang-orang untuk menjadikan pancasila sebagai ideologi negara yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika Pancasila
Etika Pancasila merupakan salah satu cabang dari filsafat yang kemudian dijabarkan
melalui sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di Indonesia yang diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila:
1. Sila ke-1, sila ini mengajarkan etika untuk lebih dekat dengan sang Pencipta.
2. Sila ke-2, sila ini mengajarkan untuk menjadi manusia yang lebih manusiawi dalam
pergaulan antar bangsa.
3. Sila ke-3, sila ini mengajarkan tentang persatuan dan solidaritas yang tinggi untuk
memajukan bangsa.
4. Sila ke-4, sila ini mengajarkan etika saling menghargai pendapat orang lain.
5. Sila ke-5, sila ini mengajarkan etika untuk saling membantu dan peduli.
Korupsi Merusak Nilai Pancasila
1. Dalam sila pertama, para koruptor secara langsung telah berbohong dengan cara
mencuri uang yang bukan haknya, sehingga bertentangan dengan kejujuran yang
tersimpan dalam nilai agama.
2. Dalam sila kedua, perilaku koruptor tidak mencerminkan keadilan dalam
memperlakukan manusia karena telah mengambil hak milik orang lain.
3. Dalam sila ketiga, para koruptor hanya mementingkan hidupnya sendiri karena
melanggar nilai kebersamaan dan persatuan.
4. Dalam sila keempat, korupsi mengakibatkan hilangnya pemimpin yang bijaksana
sebagai wakil rakyat
5. Dalam sila kelima,  rusaknnya kepedulian dan keadila karema sikap koruptor yang
mengambil hak orang lain.
Upaya Pencegahan Korupsi
Komisi pemberantasan korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun.
Tujuan dibentuknya KPK untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Upaya pemerintah dan masyarakat untuk mencegah korupsi, antara lain:
1. Menegakkan undang-undang secara jelas dan tegas.
2. proyek atau pekerjaan harus bersifat terbuka untuk memudahkan pelaksanaan
pengawasan atas suatu proyek ataupun pekerjaan.
3. memperbaiki dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada diri setiap masing-
masing individu.
Contoh Kasus Korupsi
Pelanggaran etika pancasila berupa korupsi banyak terjadi dalam setahun
belakangan. Sebut saja kasus korupsi bansos corona yang melibatkan Menteri
Sosial periode 2019-2020, Juliari Batubara, baru-baru ini. Juliari Batubara
tertangkap oleh KPK pada 6 Desember 2020 disebabkan indikasi aliran dana ke
partai politiknya, PDI Perjuangan. Diperkirakan, negara mengalami kerugian
anggaran dana bansos senilai 17 miliar yang seharusnya disalurkan di wilayah
Jabodetabek. Jumlah tersebut diperoleh dari akumulasi Rp10.000 per paket
bansos. Dalam Kementerian Sosial sendiri, anggaran paket sembako dialokasikan
sebesar Rp5.900.000.000.000 dengan total 272 kontrak dalam dua periode.
Diprediksi, pemangkasan dana bansos Covid-29 ini sudah direncanakan sejak
awal untuk masuk ke kantong para pejabat.
Analisa Kasus

Seperti yang kita tahu, sila ke-4 menegaskan bahwa negara Indonesia memiliki
rakyat yang dipimpin oleh wakil rakyat yang bijaksana serta menjunjung
musyawarah. Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi.
Sebagai wakil rakyat, Juliari Batubara justri mengutamakan kesejahteraannya
sendiri dan mengabaikan penderitaan rakyat yang sudah cukup menderita di masa
pandemi.
Maka dari itu, Juliarus Barubara harus menghadapi konsekuensi atas
perbuatannya yang merugikan rakyat dengan hukuman mati sesuai UU Nomor 31
Pasal 2 ayat 2.

Anda mungkin juga menyukai