NIM : 8111421261 Rombel Jumat jam 07.00 WIB PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Identifikasi Solusi Permasalahan Berkaitan dengan IPOLEKSOSBUDHANKAMˮ
Identifikasi Permasalahan dan Solusinya
Ipoleksosbudhankam merupakan kepanjangan dari ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Permasalahan di bidang ipoleksosbudhankam mencakup beragam isu yang kompleks. Berikut adalah beberaoa permasalahan yang terjadi di masing-masing bidangnya dan solusinya. 1. Ideologi Adanya polaritas politik dan ideologis yang tinggi, konflik antara kelompok- kelompok dan pandangan politik yang berbeda. Menurut definisi, polaritas politik adalah fenomena ketika masyarakat terbelah dalam dua kutub yang berseberangan karena isu, kebijakan, atau ideologi. Polarisasi politik dapat menimbulkan konflik antara kelompok-kelompok dan pandangan politik yang berbeda. Polarisasi politik juga dapat merusak kepercayaan dan partisipasi politik di masyarakat. Polarisasi politik di Indonesia muncul sejak Pemilihan Presiden 2014 dan berlanjut hingga Pemilihan Presiden 2019. Polarisasi politik di Indonesia dipengaruhi oleh komitmen yang kuat terhadap suatu budaya, ideologi, atau kandidat. Solusi: Meningkatkan pendidikan politik dan kewarganegaraan yang objektif dan inklusif, mengedepankan dialog antar kelompok dengan tujuan memperkuat toleransi, pengertian, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat. 2. Politik Korupsi, nepotisme, politik uang, kurangnya transparansi dalam pengambilan kebijakan, dan rendahnya partisipasi publik dalam proses politik. Salah satu kasus korupsi yang menonjol di Indonesia adalah kasus suap yang melibatkan Bupati Kutai Timur, Ismunandar, dan istrinya yang merupakan Ketua DPRD Kutai Timur, Encek UR Firgasih. Keduanya diduga menerima suap sebesar Rp 6 miliar dari sejumlah rekanan terkait proyek pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Kasus suap Kutai Timur juga menjadi contoh nyata dari nepotisme yang menyebabkan korupsi. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa hubungan suami-istri antara Bupati dan Ketua DPRD memudahkan aliran suap dan menghilangkan kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah. Kasus politik uang yang cukup menghebohkan di Indonesia adalah kasus suap terkait Pilkada Serentak 2020 yang melibatkan sejumlah kepala daerah dan calon kepala daerah. KPK menetapkan 26 tersangka dalam kasus ini, termasuk Bupati Lampung Tengah Mustafa dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Salah satu contoh kurangnya transparansi dalam pengambilan kebijakan di Indonesia adalah kasus revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) pada tahun 2019. Revisi UU KPK ini dilakukan tanpa keterlibatan publik dan tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menolak revisi tersebut. Revisi UU KPK ini dinilai melemahkan kewenangan dan independensi KPK dalam memberantas korupsi. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 adalah 81,93 persen, lebih rendah dari target 77,5 persen. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih antara lain adalah kurangnya edukasi politik, kurangnya kepercayaan terhadap penyelenggara pemilu, kurangnya kualitas calon, serta adanya politik uang dan intimidasi. Solusi: Memperketat hukum anti-korupsi, meningkatkan transparansi dalam penggunaan anggaran publik, mengembangkan sistem pemilihan yang lebih adil, mendorong partisipasi publik melalui mekanisme konsultasi, pemantauan, dan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan politik. 3. Ekonomi Ketimpangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, kesenjangan pendapatan, pengangguran, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta kurangnya investasi di sektor-sektor kunci. Solusi: Mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dengan kebijakan yang memperhatikan pengembangan daerah pedesaan, memberikan pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, meningkatkan kualitas infrastruktur, dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. 4. Sosial Ketimpangan sosial, diskriminasi, pengangguran, kemiskinan, akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta rendahnya kesadaran akan hak asasi manusia. Solusi: Meningkatkan perlindungan hak asasi manusia, memperkuat program- program penanggulangan kemiskinan, menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan pendidikan, mengurangi kesenjangan sosial, dan menggalakkan inklusi sosial bagi kelompok marginal. 5. Budaya Perubahan budaya yang cepat, kerusakan lingkungan dan kekayaan budaya, serta hilangnya identitas budaya tradisional. Solusi: Melestarikan kekayaan budaya melalui program pelestarian dan pendidikan budaya, menggalakkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian, mengembangkan ekowisata berkelanjutan, dan mengedepankan pendidikan tentang nilai-nilai budaya dan sejarah. 6. Pertahanan dan Keamanan Ancaman terorisme, konflik etnis, kejahatan transnasional, dan perlunya meningkatkan kapabilitas pertahanan negara. Solusi: Meningkatkan kerja sama internasional dalam memerangi terorisme dan kejahatan transnasional, memperkuat intelijen dan penegakan hukum, membangun dialog antar etnis dan kelompok masyarakat, serta meningkatkan kapasitas pertahanan nasional.
Implementasi solusi-solusi ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat
sipil, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di berbagai bidang ipoleksosbudhankam.