Topik 2 : Mulai dari Diri Mata Kuliah : Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum
1. Berdasarkan video tersebut apa saja model pengembangan kurikulum ?
Berdasarkan tayangan video tersebut tentang model pengembangan kurikulum, terdapat 3 model pengembangan kurikulum, yaitu : a. Model linier rasional Tyler (1949) b. Model pengembangan kurikulum Taba yang menggunakan pendekatan akar rumput “the grassroots approach” (1962) c. Model pengembangan kurikulum berbasis standar 2. Menurut anda model apa yang menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum di Indonesia? Menurut saya dalam pengembangan kurikulum di Indonesia cocok untuk menggunakan model Taba’s Grasroots Rational Model sebagai acuan. Model Taba berorientasi pada hasil yang akan dicapai yaitu dengan mendiagnosa kebutuha sehingga perencanaan pembelajran menjadi teratur. Guru diberi wewenang dalam mlakukan pengembangan kurikulum sehingga sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan. Taba juga berpendapat bahwa pengembangan kurikulum harus mengikuti proses yang berurutan dan logis sehingga menyarankan untuk memasukkan informasi lebih lanjut di fase pengembangan kurikulum yang diuraikan menjadi tujuh langkah yang harus dikembangkan, yaitu : diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan konten, pengorganisasian konten, pemilihan pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar, dan penentuan apa yang harus dievaluasi. 3. Jika anda menjadi penentu kebijakan pengembangan kurikulum, bagaimana sebaiknya mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia? Menurut pendapat saya, dalam pengembangan kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri. Langkah pertama dengan mendalami dan mengenali karakteristik bangsa Indonesia seperti identitas manusia Indonesia yang suka bergotong-royong, toleransi, berkebhinekaan, kekeluargaan dan cinta tanah air untuk membentuk nilai nilai tersebut dalam diri siswa. Kemudian dengan mempertimbangkan keanekaragaman dan budaya etnis Indonesia untuk memasukkan materi lokal dari berbagai daerah ke dalam konten pendidikan sehingga memberikan pengetahuan pada siswa tentang keunikan dan kekayaan bangsa mereka. Kurikulum juga harus mendukung pengembangan literasi dan kemampuan berpikir kritis siswa untuk lebih memahami dan menghubungkan pengetahuannya dengan kehidupan sehari-hari dan berpartisipasi dalam masyarakat. Pendidikan karakter juga diperlukan dalam pengembangan kurikulum untuk membentuk perilaku dan etikan pada siswa yang bisa berpengaruh dalam jangka panjang. 4. Bagaimana anda memaknai istilah Understanding by Design ? Understangding by Design (UbD) sebagai sebuah design dimaknai sebagai sebuah pemahaman secara mendalam dengan alur backward design atau desain mundur yang berorientasi dari menentukan tujuan belajar sehingga guru dapat menyusun dan merencanakan bentuk penilaian serta strategi proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5. Jelaskan perbedaan pengembangan kurikulum menggunakan UbD dengan pengembangan kurikulum dengan model lainnya? Pengembangan kurikulum UbD menitikberatkan pada tujuan akhir dari suatu pembelajaran. Tujuan akhir tersebut bisa dilihat dari hasil belajar dan cara berpikir peserta didik selama pembelajaran sehingga proses pembelajarannya lebih berpusat pada peserta didik. Guru juga perlu merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun kebutuhan belajarnya sehingga guru dapat mewujudkan tujuan tersebut. Pada pengembangan kurikulum model lainnya menempatkan peserta didik sebagai focus pembelajaran sehingga guru lebih memperhatikan kebutuhan subyek pembelajaran di kelas Perbedaan mencolok tampak pada penempatan peserta didik sebagai fokus pembelajaran. Dengan demikian, guru akan lebih memperhatikan kebutuhan subyek pembelajaran di kelas. Di samping itu, peserta didik juga bisa lebih memperoleh penilaian yang otentik daripada pengembangan kurikulum dengan model lainnya. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai apa belum. 6. Jika kurikulum UbD ini diterapkan di Indonesia, apa saja dampak positifnya bagi siswa, guru, dan lembaga? Dampak positif penerapan UbD di Indonesia : a. Bagi siswa : proses pembelajarannya lebih berorientasi pada siswa sehingga guru akan lebih memperhatikan kebutuhan subyek pembelajaran di kelas b. Bagi guru : memudahkan guru dalam perencanaan pembelajaran yang interaktif dan efektif sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa c. Bagi Lembaga : meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan yang sesuai dengan standar pendidikan nasional