Anda di halaman 1dari 16

OBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER

(Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif)

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Satu
yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A.

DISUSUN OLEH :
PRIYANDA HADI PRATAMA (24020117140080)

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Obsessive-Compulsive Disorder”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan


untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Departemen Biologi
Universitas Diponegoro.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Bahasa Indonesia.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Obsessive-
Compulsive Disorder”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan


makalah ini baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 6 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………..…..........ii
DAFTAR ISI………………..………………………………….……........iii
BAB I PENDAHULUAN..……………………………….…....……….. 1
A. Latar Belakang……...……………………………….….…………1
B. Rumusan Masalah……..……………………………..……………2
C. Tujuan……………….……………………………….……………2
D. Manfaat……………………………………………………….….. 3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….…….... 4
A. Definisi dan Gejala Gangguan Obsesif-Kompulsif………..…....... 4
a. Definisi OCD……………………………….……….…..….4
b. Gejala OCD……………………………………..……..…...5
B. Penyebab Dari Gangguan Obsesif-Kompulsif.…………............... 6
C. Tipe-tipe dan Perilaku Gangguan Obsesif-Kompulsif……….…... 8
a. Tipe-tipe OCD……………………..…………….……..…..8
b. Perilaku OCD…………………..………...............................9
BAB III PENUTUP…………………………………………….……......10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kondisi yang sangat sempurna,

dengan adanya akal manusia sudah dapat dibedakan dengan makhluk yang

lainnya. Pola pikir manusia dinilai sangat kompleks dan sulit untuk diterka

sehingga dibutuhkan penelitian khusus yang memadai sehingga pola pikir

manusia dapat terpetakan dengan akurat. Pola pikir tersebut berkaitan erat dengan

kepribadian yang dimiliki oleh setiap manusia. Kita dapat mengenal orang lain

didasarkan pada kepribadian mereka yang umumnya kita lihat sebagai sikap atau

pola perilakunya. Kepribadian setiap orang bermacam-macam, beberapa

diantaranya ada yang sangat pemalu, mudah sekali marah, periang, bahkan

pemalas dan lain sebagainya.

Pada era milineal ini, banyak sekali ditemukan penyakit atau gangguan

yang jarang sekali terjadi pada manusia. Gangguan ini muncul akibat dari faktor

genetik maupun dari lingkungan sekitarnya yang mempengaruhi kondisi tubuh

seseorang tersebut. Beberapa tahun terakhir dikenal sebuah gangguan yang

menyerang pada kepribadian manusia yaitu obsessive-compulsive disorder (OCD)

atau bisa juga disebut sebagai gangguan obsesif kompulsif. Seseorang yang

menderita gangguan ini pada dasarnya memiliki pemikiran yang tidak logis, kaku,

prosedural, perfeksionis, dan ketertiban yang berlebihan. Namun, ternyata

1
gangguan ini memiliki gejala yang lebih luas dari pada itu, sehingga perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut.

Seseorang yang mengalami gangguan ini akan selalu merasa cemas saat

mengetahui apa yang ada di dalam pola pikirnya tidak berjalan dengan baik

dengan apa yang dilihat atau dirasakan. Hal ini akan membuat penderita tertekan

hingga depresi karena pemikiran ini sulit untuk dihilangkan. Sulit sekali untuk

mengetahui apakah orang tersebut merupakan pengidap gangguan ini kecuali

kerabat dekatnya yang mengetahui perilakunya sehari-hari sehingga setiap orang

dirasa perlu untuk mengkaji dan memahami lebih dalam megenai gangguan ini

agar pembaca dapat menangani seseorang pengidap gangguan ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan gejala gangguan obsesif-kompulsif?

2. Bagaimana penyebab dari seorang penderita gangguan obsesif-kompulsif?

3. Apa saja tipe-tipe dan perilaku para pengidap gangguan obsesif-

kompulsif.

C. Tujuan

1. Menjelaskan definisi dan gejala gangguan obsesif-kompulsif.

2. Menjelaskan penyebab seorang dapat menderita gangguan obsesif-

kompulsif.

3. Menjelaskan tipe-tipe dan perilaku gangguan para pengidap gangguan

obsesif-kompulsif.

2
D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan membuka wawasan

pembaca berdasarkan informasi yang telah dipaparkan.

2. Manfaat praktis

Dengan adanya makalah ini, pembaca pada akhirnya dapat

memahami bagaimana cara menangani seseorang pengidap gangguan

kepribadian obsesif-kompulsif ini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Gejala Gangguan Obsesif-kompulsif

1. Definisi OCD
Menurut Durand & Barlow (2005: 13), definisi dari obsesif dan

kompulsif adalah:

“Obsesif adalah pikiran-pikiran, bayangan-bayangan atau


dorongan-dorongan intrusive dan kebanyakan tidak masuk akal
yang dicoba ditolak atau dieliminasi oleh individu. Sedangkan
kompulsif adalah pikiran-pikiran atau tindakantindakan yang
digunakan untuk menekan obsesi dan membuat individu merasa
lega. Gangguan obsesif kompulsif ini dapat dianggap sebagai
gangguan yang menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesi
dapat meghabiskan waktu dan mengganggu rutinitas normal
sesorang, fungsi pekerjaan, aktivitas social yang biasanya, atau
hubungan dengan teman atau anggota keluarga.”

Sedangkan menurut Jenike, et all, (1996: 19) definisi obsesif dan

kompulsif adalah:

“Obsesi adalah hal yang mengganggu, berulang ide-ide


yang tidak diinginkan, pikiran, atau impuls yang sult untuk
dihentikan meskipun mengganggu alam sadar mereka. Kompulsi
merupakan perilaku yang dilakukan berulang, baik yang dapat
diamati ataupun secara mental, yang dilakukan unuk mengurangi
kecemasan yang diimbulkan oleh obsesi. Beberapa penelitian
menemukan bahwa obsesi yang tersering adalah pikiran tentang
kontaminasi, dan kompulsi tersering adalah tindakan “memeriksa”
sesuatu.”

Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder,

OCD) menurut Durand & Barlow (2005: 13) adalah kondisi dimana

individu tidak mampu mengontrol pikiran-pikirannya yang menjadi

4
obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa

kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pkirannya tersebut untuk

menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif

merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu

didominasi oleh repetitive pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti

dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan

kecemasannya.

2. Gejala OCD

Obsesi umum yang muncul bisa berupa kegelisahan mengenai

pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa

erdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan

maksud tertentu dan disengaja. Pederita bisa terobsesi oleh segala hal

dan ritual yangdilakukan tidak terlalu secara logis berhubungan dengan

rasa tidak nyaman yang akan berurang jika penderita menjalankan ritual

tersebut. Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa

tidak nyamanna akan berkurang jika di memasukkan tangannya ke

dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran

timbul, maka dia akan berulang0ulang memasukkan tangannya ke

dalam saku celananya. (Azizah, 2014: 12)

Menurut Azizah (2014, 13), Gejala OCD ditandai dengan

pengulangan pikiran atau tindakan sedikitnya 4 kali untuk satuu

kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 mminggu

selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsi harus memenuhi kriteria:

5
c. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya leh

individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individi

juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional namun tetap

dilkukan untuk mengurangi kecemasan.

d. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha

melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat

tenaga, namun tidak berhasil.

e. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa

puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir

secara berlebihan dan mengurangi stress yang dirasakannya.

f. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang

secara terus menerus dalam beberapa kali setiap harinya.

g. Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri

penderita dan menghabiskan banyak waktu (lebih dari satu jam

sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang

atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain

h. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan

berulang seperti mencuci tangan dan melakukan pengecekan dengan

maksud tertentu.

B. Penyebab dari Gangguan Obsesif-Kompulsif

Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitannya dengan bentuk

karakteristik kepribadian seseorang, apda individu yang memiliki

6
kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian,

kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan

obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan

perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila

perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya

karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka

berusaha untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Berikut adalah

penyebab gangguan obsesif-kompuslif menurut Oltmanns & Emery

(2012: 36-37):

1. Genetik (keturunan). Mereka yag mempunya anggota keluarga

yang mempunya sejarah penyakit ini kemungkinan berisiko

mengalami OCD.

2. Organik. MAsalah organic seperti terjadi masalah neurologi

dibagian-bagian tertentu otak juga merupakan satu factor bagi

OCD. Kelainan saraf seperti ini yang disebabkan oleh

meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab

OCD.

3. Kepribadian. Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif

lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka

yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan

mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh

pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah

mengalah,

7
4. Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu juga mudah

mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya

dengan menunjukka gejala OCD.

5. Gagguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau

riwayat kecemasan sebelumnya.

6. Konflik. Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya

menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup.

Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja,

keyakinn diri.

C. Tipe-tipe dan Perilaku Gangguan Obsesif-Kompulsif

1. Tipe-tipe OCD

Menurut Novedica (2010, 39), OCD dapat dikategorikan menjadi

lima tipe:

a. OCD checking. Checking adalah ketakutan irasional yang

membuat mereka terobsesi untuk memeriksa sehingga

penderita OCD checker mengantisipasi terjadinya kecelakaan

di bayangannya tersebut dengan memeriksa berualng-ulang.

Contohnya ketakutan kehilangan dompet sehingga mengecek

dompet berulang-ulang.

b. OCD contamination. Contamination adalah ketakutan terkena

penyakit dan orang yang dicintai. Contohnya ketakutan makan

di tempat umum karena menghindari kuma dan penyakit

8
hepatitis sehingga membersihkan berulang-ulang sendok,

garpu, dan piring sebelum digunakan.

c. OCD hoarding. Hoarding adalah OCD yang membuat

penderita mengumpulkan barang yang tidak berharga karena

takut terjadi hal-hal buruk jika barang tersebut dibuang.

d. OCD rumination. Rumination membuat penderita memikirkan

sesuatu yang tidak produktif secara berulangulang. Pikiran

tersebut berhubungan dengan filosofi, agama, metafisik, dan

sebagainya. Contohnya, “bagaimana kehidupan setelah

kematian”

e. OCD symmetry and Orderliness. Symmetry and Orderliness

membuat penderita terfokus untuk mengatur semua objek

sejajar. Berurutan, dan simetris. Contohnya mengatur barang

berdasarkan ukuran, warna, dan huruf. Merasa terganggu jika

urutan tersebut diganti.

3. Perilaku OCD

Menurut Novedica (2010, 27), beberapa perilaku umum yang

dilakukan seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif antara lain:

a. Membersihkan atau mencuci tangan setiap setelah memgang

sesuatu.

b. Berusaha untuk memeriksa atau mengecek kembali suatu barang

yang terlintas di pikirannya.

9
c. Selalu menyusun kembali barang yang terlihat berantakan

meskipun itu hanya tumpukan batu.

d. Mengoleksi atau menimmbun barang.

e. Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif).

f. Takut terkontaminasi penyakit/kuman, biasanya tidak mau

bersalaman atau memegang benda yang orang lain pegang.

g. Takut membahayakan orang lain.

h. Takut salah.

i. Takut dianggap tidak sopan.

j. Perlu ketepatan atau simetri.

k. Bingung dengan keraguan yang berlebihan.

l. Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada

urutan bilangan)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD)


adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol pikiran-pikirannya
yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pkirannya tersebut
untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif
merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu
didominasi oleh repetitive pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan
perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan
kecemasannya.
Gejala yang timbul dari gangguan ini adalah munculnya pikiran dan
perilaku yang muncul berulang-ulang yang disadari sepenuhnya oleh individu
atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu itu pun menyadari
bahwa perilakunya tidak rasional, hanya saja tetap dilakukan untuk
mengurangi kecemasannya. Gangguan obsesif kompulsif disebabkan oleh
beberapa factor, yaitu factor genetic, organic, kepribadian, pengalaman masa
lalu, depresi, dan konflik.
Beberapa tipe seorang pengidap OCD anttara lain OCD checking,
contamination, hoarding, rumination, dan symmetry and orderliness.
Berdasarkan kelima tipe tersebut ada beberapa perilaku yang biasanya muncul
dari para pengidap OCD ini, yakni sering mencuci tangan, selalu mengecek
ulang, suka menghitung hal yang sentimenti, memperlihatkan sesuatu dari segi
kebersihan, kerapihan, kesejajaran atau kesimetrian, dan merasa bingung yang
berlebihan.

11
B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis tentu tidak

sempurna dalam menyampaikan materi serta masih banyak yang harus kami

pelajari. Oleh karena itu, akan sangat membantu jika makalah ini dapat

dikritik atau ditambah/revisi apabila pembaca menemukan kecacatan dalam

makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nur. 2014. Psychological Dynamics of Obsessive Compulsif Disorder


(OCD) Patient. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Durand, V. M., Barlow, D.H. 2005. Abnormal Psychology: An Integrative Approach


(4th Edition). Belmont CA: Wadsworth Press

Jenike MA, Breiter HC, Baer L, Kennedy DN, Savage CR, Olivares MJ, et al. 1996.
Cerebral Structural Abnormalities in Obsessive-Compulsive Disorder.
Pubmed: Archieves of General Psychiatry

Novedica. 2010. Obsessive Compulsive Disorder. Available from:


http://noel4.student.umm.ac.id/2010/09/23/obsessive-compulsive-disorder-
ocd/ (diakses pada 6 Desember 2017)

Oltmanns, Thomas F., Emery, Robert E. 2012. Abnormal Psychology, 7th edition.
Pearson: University of Virginia

13

Anda mungkin juga menyukai