BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu: Drs. HM. Nur Fawzan Ahmad, M.A
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
A. LEMBAR TUGAS MAHASISWA
Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku. Silakan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu sehingga sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan! Kemukakan alasan Anda (Tuliskan bab, pasal, dan ayat halaman tempat kaidah
ejaan tersebut berada).
B. Kaidah Kebahasaan
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga
resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas,
seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
a) Republik Indonesia
b) Departemen Keuangan
c) Majelis Permusyawaratan Rakyat
d) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
e) Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
2. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya
Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Misalnya:
a) Perserikatan Bangsa-Bangsa
b) Undang-Undang Kepegawaian
c) Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
d) Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata
tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
a) Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
b) Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
c) Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
d) Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
a) Dr. doktor
b) S.E. sarjana ekonomi
c) M.A. master of arts
d) K.H. kiai haji
e) Tn. tuan
f) Ny. nyonya
g) Sdr. saudara
Catatan:
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan
atau pengacuan.
Misalnya:
7. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan.
Misalnya:
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
a. Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko.
c. Satu, dua, ...tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Contoh:
a. Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.
b. Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya.
c. Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi.
d. Semua mahasiswa harus hadir, kecuali yang tinggal di luar kota.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
a. Kalau ada undangan, saya akan datang.
b. Karena tidak congkak, dia mempunyai banyak teman.
c. Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
a. Saya akan datang kalau ada undangan.
b. Dia mempunyai banyak teman karena tidak congkak.
c. Kita harus membaca banyak buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun begitu.
Contoh:
a. Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memeperoleh beasiswa belajar di luar
negeri.
b. Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang
pelajar.
c. Meskipun begitu, dia tidka pernah berlaku sombong kepada siapapun.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan,
atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
a. O, begitu?
b. Wah, bukan main!
c. Hati-hati, ya, jalan licin.
d. Mas, kapan pulang?
e. mengapa kamu diam, Dik?
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
a. Kata ibu, "Saya gembira sekali."
b."Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena lulus ujian."
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat, jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Contoh:
a. "Di mana saudara tinggal?" tanya Pak Guru.
b. "Masuk ke kelas sekarang!" perintahnya
8. Tanda koma dipakai antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal,
serta nama tempat dan negara yang ditulis berurutan.
Contoh:
a. Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
b. Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
c. Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
d. Surabaya, 10 mei 1960
e. Tokyo, Jepang
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:
a. Gunawan, Ilham. 1994. Kamus Internasional. Jakarta: Restu Agung.
b. Halim, Amra (Ed.) 1979. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatn kaki atau catatan akhir.
Contoh:
S. Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Rakyat,
1950), hlm. 25.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
a. B. ratulangi, S.E.
b. Ny. Khamdiyah, M.A.
c. bambang Irawan, S.H.
12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal (persepuluhan) atau di antara rupiah dans en
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
a. 12,5 m
b. 27,3 kg
c. Rp 500,50
d. Rp 750,00
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh:
a. Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
b. Di daerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan sirih.
c. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah bacaan/salah pengertian di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
a. Dalam perkembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan
Nusantara ini.
b. Atas perhatian Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
a. Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru ….
b. Sebagaimana kata peribahasa, takada ga-
ding yang takretak.
Catatan:
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk
dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Untuk
contoh, lihat Penulisan Kata Dasar dan Turunan (EYD), bagian kata turunan catatan no
(5).
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran
dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Misalnya:
a. Kini ada cara yang baru untuk
meng-ukur panas.
b. Kukuran baru ini memudahkan kita me-ngukur kelapa.
c. Senjata ini merupakan sarana pertahan-an yang canggih.
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
a. anak-anak
b. Berulang-ulang
c. kemerah-merahan
4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam
kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
a. 22-12-2015
b. P-a-n-i-t-i-a
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
Misalnya:
a. ber-evolusi
b. dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
c. tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab sosial dan
kesetiakawanan sosial)
d. Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok.
Bandingkan dengan:
a. be-revolusi
b. dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)
c. tanggung jawab dan kesetiakawanan social
Misalnya:
a. se-Indonesia peringkat ke-2
b. tahun 1950-an hari-H
c. sinar-X
d. mem-PHK-kan
e. ciptaan-Nya
f. atas rahmat-Mu
g. Bandara Sukarno-Hatta
h. alat pandang-dengar
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
a. di-smash
b. di-mark-up
c. pen-tackle-an
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Misalnya:
a. Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan.
b. Keberhasilan itu─saya yakin─dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
a. Rangkaian temuan ini─evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom─telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
b. Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia─amanat Sumpah Pemuda─harus terus
ditingkatkan.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti 'sampai
dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
a. Tahun 1928─2008
b. Tanggal 5─10 April 2008
c. Jakarta─Bandung
Catatan:
(1) Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan tambahan pada
akhir kalimat.
Misalnya:
a. Kita memerlukan alat tulis─pena, pensil, dan kertas.
(2) Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.