Anda di halaman 1dari 18

MATERI 5

EJAAN BAHASA INDONESIA

Riyanto, M.Pd.
Hakikat Ejaan

Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan, ejaan adalah cara atau aturan

menuliskan kata-kata dengan huruf. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan

kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek,

yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan

penyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan

morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca (Badudu,

1984:7)

Riyanto, M.Pd.
Tujuan Ejaan

Tujuan adanya aturan kaidah ejaan ini adalah untuk memberi pemahaman pada

tulisan agar lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang

disampaikan secara tertulis.

Riyanto, M.Pd.
Fungsi Ejaan

1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa

2. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan

3. Sebagai alat penyaring dari masuknya unsur-unsur bahasa lain baik secara kosa

kata maupun istilah ke dalam Bahasa Indonesia.

Riyanto, M.Pd.
Sejarah Perkembangan Ejaan di Indonesia

1. Tahun 1901 Ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin sesuai rancangan Ch. A. van
Ophuijsen
2. Tahun 1938 Ejaan Indonesia lebih diinternasionalkan sesuai keputusan dalam
Konggres Bahasa Indonesia pertama
3. Tahun 1947 Ejaan Republik sesuai SK Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan
Kebudayaan tanggal 19 Maret nomor 264/Bhg.A
4. Tahun 1956 Rumusan patokan baru peraturan ejaan praktis sesuai SK Menteri
Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan tanggal 19 Juli 1956 nomor 4487/S

Riyanto, M.Pd.
Sejarah Perkembangan Ejaan di Indonesia

5. Tahun 1966 Konsep Ejaan yang Disempurnakan sesuai SK Menteri Pengajaran,


Pendidikan, dan Kebudayaan tanggal 19 September 1967 nomor 062/1967
6. Tahun 1972 Ejaan yang Disempurnakan (EYD) disahkan dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972 nomor 03/A.I/72 dan didukung
dengan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 Dilanjutkan dengan
pengesahan Pedoman umum Ejaan yang Disempurnakan dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972 nomor 156/P/1972

Riyanto, M.Pd.
Sejarah Perkembangan Ejaan di Indonesia

7. 1988 Pedoman Umum EYD edisi kedua sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987
8. Tahun 2009 Pedoman Umum EYD edisi ketiga sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 46 tahun 2009
9. Tahun 2015 Pedoman Umum EYD diganti dengan nama PUEBI sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 50 tahun 2015

Riyanto, M.Pd.
Bagian Pokok PEUBI

1. Pemakaian Huruf
a. Huruf Abjad
b. Huruf Vokal
c. Huruf Konsonan
d. Huruf Diftong
e. Gabungan Huruf Konsonan
f. Huruf Kapital
g. Huruf Miring
h. Huruf Tebal

Riyanto, M.Pd.
Bagian Pokok PEUBI

2. Penulisan Kata
a. Kata Dasar
b. Kata Berimbuhan
c. Bentuk Ulang
d. Gabungan Kata
e. Pemenggalan Kata
f. Kata Depan
g. Partikel
h. Singkatan dan Akronim
i. Angka dan Bilangan
j. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya
k. Kata Sandang si dan sang

Riyanto, M.Pd.
Bagian Pokok PEUBI

3. Penulisan Kata
a. Tanda Titik (.)
b. Tanda Koma (,)
c. Tanda Titik Koma (;)
d. Tanda Titik Dua (:)
e. Tanda Hubung (-)
f. Tanda Pisah (—)
g. Tanda Tanya (?)
h. Tanda Seru (!)
i. Tanda Elipsis (...)
j. Tanda Petik (“...”)
k. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
l. Tanda Kurung ((...))
m. Tanda Kurung Siku ([...])
n. Tanda Garis Miring (/)
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Riyanto, M.Pd.
Bagian Pokok PEUBI

4. Penulisan Unsur Serapan

a. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia

b. Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa

Indonesia

Riyanto, M.Pd.
MATERI 6

TEKS DESKRIPSI

Riyanto, M.Pd.
Pengertian Teks Deskripsi

Teks deskripsi adalah teks yang dimana ide utamanya merupakan penyampaian

dengan menggambarkan objek, tempat dan peristiwa tertentu dengan sangat rinci.

Dengan begitu, pembaca bisa seolah-olah merasakan baik secara fisik maupun emosi

secara langsung dengan apa yang dijelaskan di dalam teks.

Riyanto, M.Pd.
Ciri-ciri Teks Deskripsi

1. Teks deskripsi berisi tentang penjabaran atau penggambaran pada suatu objek
2. Teks deskripsi berisi tentang penjelasan yang melibatkan seluruh panca indera,
penglihatan, pendengaran, penciuman, sampai perabaan
3. Teks deskripsi berisi tentang pemaparan dari ciri-ciri fisik dan sifat suatu objek
dengan secara rinci dan jelas
4. Teks deskripsi membuat pembaca seolah-olah bisa merasakan bahkan mengalami
langsung kejadian yang digambarkan di dalam teks
5. Teks deskripsi juga bisa menggunakan frasa yang mengandung kata benda
6. Teks deskripsi bisa menggunakan kata kerja transitif dalam memberikan
informasi suatu subjek
Riyanto, M.Pd.
Struktur Teks Deskriptif

1. Judul: judul pada paragraf deskriptif setidaknya harus mengandung tiga aspek
yaitu relevan, provokatif atau menarik dan juga singkat
2. Identifikasi: penentuan identitas dari orang, objek dan benda lainnya
3. Klasifikasi: sebuah unsur penyusun dengan sistem dari suatu kelompok yang
sesuai kaidah dan standar yang sebelumnya sudah ditetapkan
4. Deskripsi: berisi gambaran-gambaran atau penjelasan tentang objek atau hal yang
dibahas di dalam teks
5. Kesimpulan: penegasan pada hal yang dianggap penting. Kesimpulan bisa
dicantumkan atau tidak.

Riyanto, M.Pd.
Jenis-jenis Teks Deskriptif

1. Deskripsi subjektif

2. Deskripsi Spatial

3. Deskripsi objektif

4. Deskripsi imajinatif

5. Deskripsi faktual

Riyanto, M.Pd.
Menulis Teks Deskripsi

1. Memilih topik yang ingin dijadikan sebagai dasar untuk penggambaran dalam teks
2. Mengamati objek yang ingin dideskripsikan
3. Mengumpulkan data-data seperti angka, grafik, ilustrasi atau statistik
4. Menetapkan pola pengembangan paragraf yang sesuai
5. Menyusun kerangka paragraf yang terdiri dari gagasan awal
6. Mengembangkan kerangka paragraf menjadi suatu paragraf yang utuh dengan
menggunakan kalimat yang padu dan juga logis.
7. Tahap yang terakhir adalah pemberian judul

Riyanto, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai