Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN

TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UPT MPK
Kampus Inderalaya: Jln. Palembang-Prabumulih Km. 32 Inderalaya, Ogan ilir 30662
Tlp.

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata Uji : MPK Bahasa Indonesia


Waktu : 90 menit
Dosen Penguji: Drs. Nandang Heryana, M. Pd.

Soal.

1. Sebutkan dan jelaskan empat alasan mengapa pada tahun 1928 yang dijadikan bahasa Indonesia
adalah bahasa Melayu Riau?

2. Kapan bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional dan kapan sebagai bahasa negara?
Apa saja fungsinya?

3. Apa yang dimaksud dengan kutipan dan apa syarat-syarat mengutip secara langsung. Bagaimana
cara mengutip langsung lebih dari 4 baris dan bagaimana kalau kurang dari 40 kata (4 baris)?
Jelaskan!

4. Apa yang dimaksud dengan kerangka karangan dan apa keuntungan kerangka karangan bagi
penulis?

5. Susunlah daftar pustaka dari sumber rujukan berikut:


1) dari buku Sosio Linguistik: Perkenalan Awal karangan Abdul Chaer dan Leoni Agustina yang
diterbitkan di Jakarta oleh penerbit Rineka Cipta tahun 2004,
2) dari artikel yang berjudul “Berbahasa dan Berkarakter: Suatu Upaya Pendidikan” karya Dr. Agus
Saripudin yang dimuat dalam Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran Volume 1,
Nomor 2, November 2014, halaman 75 – 82,
3) dari internet dengan judul “Just Read Now” yang ditulis oleh Beacon pada tahun 1977 dan
diakses pada tanggal 30 Nopember 2019 dari alamat http://www.JustReadNow.Com/
Strategi/Webbing.html,
4) dari buku karya Rita L. Atkinson dan Richard yang diterjemahkan oleh Nurjannah Taufik dan
Agus Dharma dengan judul Pengantar Psikologi pada tahun 1996, diterbitkan di Jakarta
oleh penerbit Erlangga,
5) dari buku yang berjudul Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media
karya Werners J. Severin – James W. Tankard, Jr. yang dialihbahasakan oleh Sugeng
Hariyanto dengan judul Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media
Massa (Edisi kelima) yang diterbitkan oleh Prenada Media Jakarta pada tahun 2005.
Jawab:
1. Alasan mengapa Bahasa melayu dijadikan sebagai Bahasa Indonesia dikarenakan
berdasarkan waktu penggunaanya. Ragam Bahasa Indonesia lama dipakai sejak
zaman kerajaan sriwijaya. Sampai dengan saat dicetuskannya sumpah pemuda. Ciri
ragam Bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh Bahasa melayu. Bahasa melayu
inilah yang akhirnya menjadi Bahasa Indonesia. 4 alasan mengapa tahun 1928 yang
dijadikan Bahasa Indonesia adalah Bahasa melayu riau:
a. Lingua Franka yaitu bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. Bahasa yang
digunakan oleh para misionaris Hindu, Budha, Kristen, dan Islam dalam
penyebaran agama di seluruh kota pelabuhan di Indonesia.
b. Mudah karena sistem bahasa Melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam
bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus)
c. Memiliki aturan yang jelas
d. Keikhlasan suku lain ( Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-suku lainnya dengan
sukarela menerima bahasa Melayu menjadi awal bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional )
e. Bahas kebudayaan ( Bahasa melayu mempunyai potensi untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas )
2. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Fungsinya:
a. Pemersatu masyarakat Indonesia Artinya adalah Bahasa Indonesia digunakan
sebagai bahasa untuk berkomunikasi antar masyarakat Indonesia yang berasal dari
berbagai suku dan budaya.
b. Sebagai identitas nasional Bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari yang
digunakan serta menjadi ciri khas untuk negara Indonesia.
c. Kebanggaan Bangsa Indonesia Artinya adalah Bahasa Indonesia dibuat oleh orang
Indonesia serta sebagai bahasa pemersatu.
d. Untuk berkomunikasi masyarakat Indonesia Secara garis besar, fungsi ini tidak
berbeda jauh dengan fungsi pemersatu atau bahasa pemersatu.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kutipan adalah pengambilalihan satu
kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh
argumen dalam tulisan sendiri. Berdasarkan pengertian kutipan di atas, penulis dapat
menulis ulang terhadap bahan bacaan atau pustaka yang telah dibaca. Bahan bacaan
atau pustaka yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam kegiatan
menulis ulang tersebut. Kegiatan menulis ulang dapat disebut juga sebagai kegiatan
atau proses reproduksi. Hasil dari kegiatan ini dapat berupa ringkasan dan ikhtisar.
Setelah kegiatan reproduksi, penulis akan mendapatkan gambaran terhadap bacaanya
dan dapat memilih bahan bacaan yang digunakan dalam karya ilmiahnya sebagai
rujukan. Pernyataan atau teori yang ditemukan dan diyakini oleh penulis dapat dikutip
untuk mendukung pendapat penulis dalam penyusunan karya ilmiah. Dengan
demikian definisi kutipan adalah suatu kegiatan menuliskan satu kalimat atau lebih
dari karya tulis lain yang dapat dipertanggung jawabkan untuk tujuan memberikan
ilustrasi atau memperkuat argumen penulis dalam penyusunan karya ilmiahnya.
Syarat-syarat mengutip secara langsung:
 Isi kutipan ditulis apa adanya.
 Isi kutipan harus dikaitkan dengan paparan dari penulis.
 Penulisan menggunakan jarak dua spasi.
 Memberikan tanda kutip pada kalimat kutipan (‘’…’’).
 Sumber kutipan disebut secara lengkap meliputi nama penulis, tahun terbit dan
halaman sumber.
 Jika kata atau kalimat yang dikutip berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah,
maka harus ditulis dengan miring atau italic.
 Jika di dalam kalimat yang dikutip terdapat bagian yang ingin dihilangkan, maka
ganti dengan mengetik tiga titik. Apabila bagian yang ingin dihilangkan tersebut
berada di bagian akhir kalimat, maka ganti dengan mengetik empat titik.
 Apabila terdapat kalimat yang ditambahkan atau komentar oleh penulis, maka kalimat
tersebut ditulis di dalam tanda kurung.
Cara mengutip langsung lebih dari empat baris:
1. Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
2. Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi dan tulisan boleh dimiringkan.
3. Boleh menggunakan tanda petik ataupun tidak.
4. Identitas penulis beserta tahun terbit dan halaman ditulis sebelum kutipan dengan
format, nama penulis dalam kurung tahun terbit titik dua halaman buku.
Cara mengutip langsung kurang dari empat baris (40 kata):
1. Kutipan diintegrasikan, ditulis dalam satu alinea dengan teks.
2. Untuk membedakan dengan teks, penulisan kutipan hendaknya diberi tanda petik
(“…..” ) supaya lebih jelas.
3. Identitas pengarang, penemu atau pembuat yang dijadikan kutipan, sertakan tahun
terbit dan halaman.
4. Kerangka karangan adalah rencana kerja yang membuat garis-garis besar suatu
karangan yang ketentuan-ketentuan bagaimana kita akan menyusun karangan-
karangan. Kerangka karangan dapat diartikan rancangan kerja yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan.
Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana tapi juga dapat
berbentuk mendetail dan digarap sangat cermat.
Keuntungan kerangka karangan bagi penulis:
a. Mempermudah elaborasi antar paragraf
Hal yang paling penting dari suatu karangan adalah elaborasi. Elaborasi merupakan
teknik untuk mengembangkan intisari dari suatu karangan, agar tulisan tersebut bisa
dipahami dan memiliki struktur kata yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf.
Manfaat kerangka karangan yang pertama adalah tentu saja membantu mempermudah
teknik elaborasi ini. Tanpa adanya kerangka karangan, maka elaborasi antar kalimat
akan sangat sulit untuk dilakukan, tulisan akan sangat mungkin terjadi karangan yang
kabur dan juga tidak jelas.
b. Mempermudah menentukan topik per paragraf
Topik karangan tidak hanya harus kita tentukan sebelum judul dibuat, namun juga
harus kita pikirkan setiap paragraf. Adanya topik perparagraf, maka pengembangan
tulisan pada suatu paragraf akan menjadi lebih mudah. Disinilah fungsi kerangka
karangan sangat berperan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk
menentukan topik apa saja yang akan dikembangkan setiap paragrafnya, sehingga
menjadi lebih mudah dalam melakukan pengembangan penulisan dalam satu paragraf.
c. Agar cerita tidak kabur dari inti cerita
Terkadang suatu penulisan karangan yang kabur dan tidak jelas temanya akan
menjadi suatu bentuk karangan yang buruk dan juga tidak akan dibaca oleh orang
lain. Karena itu, manfaat kerangka karangan lainnya adalah untuk membantu
mengarahkan penulisan suatu karangan agar nantinya tidak menjadi kabur dan ngawur
dalam pembuatannya. Selain itu, hal ini juga dapat mencegah munculnya
pengembangan karangan yang menjauh dari topik utama dari suatu karangan yang
akan dibuat.
d. Membantu penyusunan karangan menjadi lebih baik
Sebuah impian dari setiap penulis untuk dapat menghasilkan suatu karangan atau
karya tulis yang sempurna dan juga baik untuk dibaca oleh orang lain. Karena itu
kerangka karangan sangat berperan untuk membantu penulis menyusun kata-kata
sesuai dengan topik yang sudah ditentukan dalam kerangka karangan. Hal ini nantinya
bisa menghasilkan suatu karangan dan juga karya tulis yang sempurna, serta enak
untuk dibaca oleh banyak orang.
e. Menghindari tumpang tindih tema karangan
Terkadang antara tema satu dengan tema yang lain dalam paragraf yang berbeda akan
terjadi tumpang tindih. Hal ini tentu saja nantinya akan membingungkan pembaca.
Hal ini terjadi karena penulis tidak memperhatikan topik dan juga tema dari tiap
paragraf dalam kerangka karangan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya tumpang
tindih tema. Pada akhirnya manfaat kerangka karangan dapat menghindari terjadinya
hal ini, karena apabila setiap tema dalam suatu karangan mengalami tumpang tindih.
Pastinya hal ini akan sangat mengganggu dan menurunkan nilai dari karangan yang
sudah dibuat dengan susah payah.
f. Mempermudah penulisan karangan
Pada intinya, kerangka karangan yang paling penting adalah agar penulis bisa
menyusun suatu karangan dan juga karya tulis dengan baik dan juga sempurna. Karya
tulis serta karangan yang sudah dibuat dengan baik dan juga sempurna akan
memberikan nilai tambah dan juga kepuasan tersendiri bagi para penulis.
5. a. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
b. Saripudin, agus. 2014. “Barbahasa dan Berrkarakter: Suatu Upaya Pendidikan”
dalam Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran Volume 1. No 2 (hlm. 75-
82).
c. Beacon. 1977. “Just Read Now”, http://www.JustReadNow.Com/
Strategi/Webbing.html, diakses pada tanggal 30 Novembar 2019.
d. Rita L. Atkinson dan Richard. 1996. Pengantar Psikologi. Terjemahan: Nurjannah
Taufik dan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
e. Werners J. Severin – James W. Tankard, Jr. Communication Theories: Origins,
Methods, & Uses in the Mass Media. Dialihbahasakan: Sugeng Hariyanto. 2005.
Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Edisi
kelima. Jakarta: Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai