Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918

JURNAL MEMBACA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


Pertama kali menerbitkan jurnal volume 1 nomor 1 pada April 2016,
jurnal ini memuat tulisan-tulisan sekitar bahasa dan sastra Indonesia dengan tujuan
untuk mengembangkan studi ilmiah di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.

SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab:
Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd.

Redaktur: Dewan Penyunting:


Arip Senjaya, S.Pd., M.Phil. Dr. Dase Erwin Juansah, M.Pd.
Mitra Bestari: Dr. Ade Husnul Mawadah, M.Hum.
Dr. Yeyen Maryani, Hum. Dr. Hj. Tatu Hilaliyah, M.Pd.
Dr. Sumiyadi, M.Hum. Odien Rosidin, S.Pd., M.Hum.
Desain Grafis dan Fotografer: Sekretariat:
Farid Ibnu Wahid, M.Pd. Ahmad Supena, S.Pd., M.A.
Desma Yuliadi Saputra, S.Pd. Erwin Salpa Riansi, M.Pd.
Sirkulasi: Lela Nurfarida, M.Pd.
Mufti Lathfullah Syaukat Fasya Ilmi Solihat, M.Pd.

TEKNIK PENULISAN
Para kontributor hanya diperbolehkan menulis menggunakan bahasa nasional dan bahasa
internasional (khususnya bahasa Inggris). Jika tulisan dalam berbahasa Indonesia maka abstrak
dalam bahasa Inggris dan bila tulisan bahasa Inggris, maka abstrak menggunakan bahasa
Indonesia.

Alamat Redaksi:
Jalan Raya Ciwaru No. 25 Kampus FKIP Untirta Sempu, Ciwaru.
Telepon (0254) 280330 ext. 111
email: jmbsi@untirta.ac.id/fwahid77@yahoo.co.id

Jurnal Membaca Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918

PERSYARATAN PENULISAN JURNAL MEMBACA


Bahasa dan Sastra Indonesia

PEDOMAN PENULISAN:
1. Jenis Artikel: Artikel seyogianya merupakan tulisan yang didasarkan pada hasil penelitian
empirik (antara lain dengan menggunakan strategi penelitian ilmiah termasuk survei, studi
kasus, percobaan/eksperimen, analisis arsip, dan pendekatan sejarah), atau hasil kajian teoretis
yang ditujukan untuk memajukan teori yang ada atau mengadaptasi teori pada suatu keadaan
setempat, dan/atau hasil penelaahan teori dengan tujuan mengulas dan menyintesis teori-
teori yang ada. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.
2. Format Tulisan: Tulisan harus sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dengan extensi
file docx. (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut.
2.a Margin: Kiri & Atas (4 cm), Kanan & Bawah (3 cm)
2.b Ukuran Kertas: A4 (21 cm x 29,7 cm)
2.c Jenis huruf: Times New Roman
2.d Ukuran Font: 12 pt
2.e Spasi: 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)
2.f Penulisan judul menggunakan huruf kapital dan sub-judul dengan huruf besar-kecil.
2.g Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 15-20 halaman.
3. Struktur Artikel: Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:
3.a Judul idealnya tidak melebihi 12 kata yang menggunakan Bahasa Indonesia, 10 kata
yang menggunakan Bahasa Inggris, atau 90 ketuk pada papan kunci, sehingga sekali
baca dapat ditangkap maksudnya secara komprehensif
3.b Identitas penulis (baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi.
Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nomor HP. Untuk
penulis kedua dan seterusnya selain nama dicantumkan di footnote halaman pertama);
3.c Abstrak. Jika bagian isi dalam bahasa Indonesia, maka abastrak dibuat dalam bahasa
Inggris. Jika bagian isi dalam bahasa Inggris, maka abstrak dibuat dalam bahasa
Indonesia. Ditulis secara gamblang, utuh, dan lengkap menggambarkan esensi isi ke-
seluruhan tulisan dan dibuat dalam satu paragraf.
3.d Kata kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsep yang
dikandung artikel terkait untuk membantu peningkatan keteraksesan artikel yang
bersangkutan.
3.e Sistematika penulisan untuk penelitian empirik
i. Pendahuluan: Berisi latar belakang masalah penelitian, dasar pemikiran, tujuan,
manfaat.
ii. Kajian Pustaka: Bahan yang diacu dalam batas 10 tahun terakhir. Karya klasik yang
relevan dapat diacu sebagai sumber masalah tetapi tidak untuk pembandingan
pembahasan.

Jurnal Membaca Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
iii. Metode Penelitian: Menggunakan metode penelitian yang relevan.
iv. Analisis dan Hasil: Mengungkapkan analisis dan hasil penelitian, membahas temuan,
sesuai dengan teori dan metode yang digunakan
v. Penutup
vi. Daftar Pustaka: Nama belakang/keluarga, nama depan. Tahun. Judul
(tulis miring). Kota: Penerbit
3.f Sistematika penulisan untuk kajian teoretis
i) Judul (Tidak lebih dari 10 kata);
ii) Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/ jurusan/
instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan
nomor HP);
iii) Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris, maksimal 150 kata; disertai kata kunci
maksimal lima kata);
iv) Pendahuluan (Berisi latar belakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan);
v) Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke
dalam sub-bagian);
vi) Simpulan;
vii) Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun
terakhir).

4. Penyuntingan
4.a Artikel dikirim kepada timredaksi dengan alamat email:
jmbsi@untirta.ac.id (cc: Andezamsed@gmail.com dan fwahid77@yahoo.co.id)
jika menggunakan file dalam bentuk CD dikirim ke alamat redaksi.
4.b Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau mitra bebestari berhak untuk ditolak
atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting
akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan
rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk
melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.
4.c Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan
masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang
bersangkutan tidak akan dimuat. Tulisan yang dimuat dan ternyata merupakan hasil plagiasi,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
4.d Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan 1 eksemplar berkala sebagai tanda
bukti pemuatan, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim
berkala Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia sebesar Rp300.000 di luar ongkos
kirim. Untuk penulis intern (Untirta) Rp500.000 tanpa ongkos kirim.

Alamat Redaksi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untirta


Jl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan, Serang-Banten Telp. 0254 280330 ext. 111,
Email: jmbsi@untirta.ac.id

Narahubung:
Farid Ibnu Wahid, M.Pd. (08176961532)
Desma Yuliadi Saputra, S.Pd. (08998666141)

Jurnal Membaca Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918

Daftar Isi

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN


TEKNIK IDENTIFIKASI KATA KUNCI 1
Anwar Sanusi

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL TENG-


GELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA BUYA HAMKA DAN
PEMANFAATANNYA BAGI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
9
DI SMP
Ediwarman

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SUB


POKOK MEMBACA LANCAR MELALUI METODE STRUKTUR
ANALISIS SINTESIS (SAS) DI KELAS II SEKOLAH DASAR
17
Masmuah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE


INTEGRATIF PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 27
Masrupi dan Dedi Nurholis

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACH-


ING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PUISI SISWA KELAS V
35
Muhammad Nurjamaludin, Eko Fajar Suryaningrat,
dan Eneng Renie Marlina

ANALISIS AFIKSASI DALAM KATA-KATA MUTIARA PADA


CAPTION DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
45
Riska Herawati, Dase Erwin Juansah, dan Sundawati Tisnasari

Jurnal Membaca Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918

STRATEGI BERBAHASA CALON KEPALA DAERAH PADAWACANA


KAMPANYE PILKADA JAWA BARAT 2018
Sudaryanto dan Dedi Wijayanti
51
SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL AZAB DAN SENGSARA

59
KARYA MERARI SIREGAR
Verawati Fajrin

DUALITAS DAS VERSTEHEN DAN DAS LEBEN DALAM SAJAK


(Sebuah Catatan Hermeneutis Membaca Buku Kumpulan Puisi “Seperti Bukan
Cinta” Karya Arip Senjaya)
Hudjolly
67

Jurnal Membaca Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918

SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL AZAB DAN


SENGSARA KARYA MERARI SIREGAR

Verawati Fajrin
Universitas Islam Syekh Yusuf
verafajrin@yahoo. com

Abstrak
Novel Azab dan Sengsara merupakan karya terpenting Merari Siregar yang merupakan
novel pertama yang menggunakan Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada
tahun 1920-an, bertema perkawinan dalam hubungannya dengan harkat dan martabat keluarga.
Jadi, secara tematik, novel Azab Dan Sengsara belumlah secara tajam mempermasalahkan
perkawinan dalam hubungannya dengan adat, yang dapat dikaji menggunakan pendekatan
Sosiologi Sastra yaitu suatu pendekatan yang karya sastranya berkaitan dengan masyarakat.
Dalam Novel Azab dan Sengsara mengandung aspek-aspek kemasyarakatan yang pernah
terjadi pada 1920-an, kritik tak langsung terhadap berbagai adat dan kebiasaan buruk yang
tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman modern. Novel ini adalah novel pertama yang
mengupas masalah kawin paksa yang kemudian menjadi tema yang selalu menarik dikemukakan
dalam roman-roman Indonesia. adat dan kebiasaan yang kurang baik pada masyarakat Sipirok
daerah Tapanuli, Sumatera Utara. Selain karena penggunaan bahasa Melayu Tinggi, karya
Merari ini tak lagi berbentuk hikayat. Apabila ditinjau dari segi ceritanya, masih mengangkat
persoalan kehidupan sehari-hari seperti dalam hikayat. Namun, berbeda dengan hikayat yang
selalu mengungkapkan dunia istana, Azab dan Sengsara justru memaparkan dunia orang
biasa, serta menampilkan unsur-unsur kritik sosial yang tidak pernah ditampilkan dalam hikayat.

Kata Kunci: Status Sosial, Adat Istiadat Sipirok, Budaya Batak Angkola, Sosiologi

PENDAHULUAN responsif sebab sangat peka terhadap fluk-


Jenis utama karya sastra yaitu puisi prosa, tuasi sosiohistoris. Menurut Nurgiyantoro
dan drama, genre prosalah, khususnya novel, (1995: 9) menjelaskan bahwa novel merupa-
yang diang gap paling dominan dalam kan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-
menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan
dapat dikemukakan, diantaranya novel me- disajikan dengan halus. Novel memiliki dua
nampilkan unsur-unsur cerita yang paling leng- unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
kap, memiliki media yang paling luas, menyaji- yang keduanya saling ber-hubungan karena
kan masalah-masalah kemasyarakatan yang sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah
juga paling luas, bahasa novel cenderung me- karya sastra.
rupakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa yang Menurut Hauser (1985:92) karya sastra
paling umum digunakan dalam masyarakat. lebih jelas dalam mewakili ciri-ciri zamannya,
Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel seperti zamannya novel Azab Dan Sengsara
merupakan genre yang paling sosiologis dan ini untuk menunjukan masa tertentu yang masih

Volume 4 Nomor 1 April 2019 59


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
didominasi oleh perkawinan secara paksa, masyarakat tersebut tidak sesuai dengan per-
perjodohan, perbedaan status sosial, harkat kembangan zaman modern.
martabat. Selain itu, masih kental dengan bu-
daya masyarakat Batak Angkola yaitu ke- TINJAUAN PUSTAKA
dudukan marga dan sistem pengaturannya, Sosiologi Sastra
Tradisi Martandang (berkunjung ke rumah Pendekatan yang penulis gunakan dalam
gadis) kepercayaan kepada dukun, pembagian menganalisis novel Azab Dan Sengsara ini
harta warisan. Azab dan Sengsara menge- adalah pendekatan sosiologi dimana mengait-
tengahkan kisah cinta antara Aminu’ddin dan kan karya sastra dengan masyarakat. Pendekat-
Mariamin yang di pisahkan karena perbedaan an ini sangat cocok untuk menganalisis novel
status sosial yang ternyata membawa petaka Azab Dan Sengsara ini. Masyarakat sangat ber-
yang memupus cinta Mariamin hingga ke peran penting untuk terbentuknya sebuah karya
lubang kematiannya. Pada zaman 1920 ter- sastra. Ada beberapa hal yang harus dipertim-
dapat kesesuaian adat istiadat yang berada di bangkan mengapa sastra memiliki kaitan erat
Sipirok Tapanuli Sumatera Utara. dengan masyarakat dan dengan demikian
Maka hal tersebut yang meyakinkan pe- harus diteliti dalam kaitannya dengan masya-
nulis untuk meneliti novel Azab Dan Sengsara rakat yaitu sebagai berikut (1) Karya sastra
Karya Merari Siregar untuk dianalisis dengan ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang
salah satu teori pendekatan dalam mengkaji cerit, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga
serta menganalisis suatu karya sastra dari ber- sub tersebut adalah anggoa masyarakat; (2)
bagai sudut pandang aspek-aspek kemasyara- Karya sastra hidup dalam masyarakat, menye-
katan yang dikisahkan dalam novel Azab Dan rap aspek-aspek Ehidupan yang terjadi dalam
Sengsara tersebut. Saya berharap penelitian masyarakat, yang pada gilirannya juga difung-
ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan sikan oleh masyarakat; (3) Medium karya
khususnya agar dapat memberikan wawasan sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam
dan pengenalan terhadap pembaca mengenai melalui kompetensi masyarakat, yang dengan
seluk beluk dan adat istiadat dalam suatu ke- sendirinya telah mengandung masalah-
hidupan masyarakat di Sipirok Tapanuli masalah kemasyarakatan; (4) Berbeda dengan
Sumatera Utara. Dalam isi sebuah novel yang ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan
dianalisis dengan suatu teori pendekatan yang tradisi yang lain, dalam karya sastra terkan-
dapat menghasilkan gambaran yang jelas dung estetika, etika, bahkan juga logika. Mas-
antara sebuah novel dengan tori pendekatan yarakat jelas sangat berkepentingan terhadap
yang dianalisisnya. ketiga aspek tersebut; (5) Sama dengan mas-
Sebuah karya sastra seperti novel dapat yarakat karya sastra adalah hakikat intersubjek-
dianalisis dengan menggunakan suatu teori tivitas, masyarakat menemukan citra dirinya
pendekatan. Menurut Abrams yang dimaksud dalam suatu karya. Selain pendekatan sosiologi
dengan teori pendekatan adalah metodologi saya juga memperpadukan dengan pendekat-
untuk menganalisis sebuah karya sastra. pen- an mimetik yang merupakan suatu pendekat-
dekatan sosiologis juga memiliki implikasi an yang mengkaitkan karya sastra pad ke-
metodologis berupa pemahaman mendasar nyataan di lingkungan masyarakat sehingga
mengenai kehidupan manusia dalam masya- karya sastra dianggap sebagai cerminan hidup
rakat. Dalam novel yang berjudul Azab Dan masyarakat.
Sengsara, dikisahkan mengenai kehidupan
masyarakat di Sipirok Tapanuli umatera Utara Karya Sastra dengan Masyarakat
yang masih lekat dengan nilai-nilai budaya Hubungan Karya Sastra dengan Masya-
yang berlaku. Namun kebiasaan-kebiasaan rakat, baik sebagai negasi dan inovasi, maupun

60 Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
afirmasi, jelas merupakan hubungan yang Zaidan, Rustapa, dan Hani’ah (2003:137)
hakiki. Karya sastra mempunyai tugas penting, mengatakan bahwa novel adalah jenis prosa
baik dalam usahanya untuk menjadi pelopor yang mengandung unsur tokoh, alur, rekaan
pembaharuan, maupun memberikan peng- yang menggelarkan kehidupan manusia atas
akuan terhadap suatu gejala kemasyarakatan. dasar sudut pandang pengarang dan mengan-
Fungsi bahasa sebagai bahasa sastra jelas dung nilai hidup, diolah dengan teknik lisan
membawa ciri-ciri tersendiri. Artinya, bahasa dan ragaan yang menjadi dasar konvensi ke-
sastra adalah adalah bahasa sehari-hari itu sen- hidupan. Namun Menurut Semi (Tanpa
diri, kata-katanya dengan sendirinya mengikuti tahun: 24) mengatakan bahwa novel dapat
perkembangan masyarakat pada umumnya. diartikan sebagai konsentrasi kehidupan yang
Diantara genre utama karya sastra, yaitu lebih tegas.
puisi, prosa, dan drama, genre prosalah, khu- Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
susnya novel yang dianggap paling dominan bahwa novel adalah suatu karya sastra yang
dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alas- berupa cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau
an yang dapat dikemukakan, diantaranya a) kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan
novel menampilkan unsur-unsur cerita yang ekstrinsik. Sebuah novel biasanya mencerita-
paling lengkap, memiliki media yang paling kan tentang kehidupan manusia dalam ber-
luas, menyajikan masalah-masalah kemasya- interaksi dengan lingkungan dan pengalaman-
rakatan yang juga paling luas. b) bahasa novel nya. Dalam sebuah novel si pengarang ber-
cenderung merupakan bahasa sehari-hari, usaha semaksimal mungkin untuk mengarah-
bahasa yang paling umum digunakan dalam kan pembaca kepada gambaran-gambaran
masyarakat. Oleh karena itulah, dikatakan realita kehidupan melalui cerita yan terkan-
bahwa novel merupakan genre yang paling dung dalam novel tersebut.
sosiologis dan responsif sebab sangat peka
terhadap fluktuasi sosiohistoris. Oleh karena METODOLOGI PENELITIAN
itu pula lah menurut Hauser (1985:2) karya Penelitian ini menggunakan penelitian
sastra lebih jelas dalam mewakili ciri-ciri zaman- kualitatif bersifat deskriptif. Metode deskrip-
nya, seperti zaman Siti Nurbaya untuk menun- tif kualitatif dalam penelitian ini digunakan
jukan masa tertentu yang masih di dominasi untuk mendeskripsikan kajian sosiologi sastra
oleh kawin paksa. dalam novel Azab dan Sengsara karya Merari
Siregar.
Novel Metode ini bertujuan untuk mendes-
Novel adalah salah satu bentuk dari suatu kripsikan, memaparkan, memerinci, dan
karya sastra. Abrams (Nurgiyantoro 2010:11) menafsirkan wujud kemasyarakatan yang
sebutan novel dalam bahasa Inggris (Inggris: terdapat di dalam novel Azab dan Sengsara.
Novel) inilah yang masuk ke Indonesia berasal Melalui metode penelitian deskriptif data di-
dari bahasa Italia Novella (yang dalam bahasa uraikan dalam bentuk kata-kata atau gambar-
Jerman: Novelle), secara harfiah novella berarti gambar, bukan dalam bentuk angka-angka.
sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian Data pada umumnya berupa pencatatan,
diartikan sebagai cerita pendek dalm bentuk foto-foto, rekaman, dokumen, dan catatan-
prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle catatan resmi lainnya.
mengandung artian yang sama dengan istilah Dalam penelitian ini, teknik analisis yang
Indonesia Novelet (Inggris: Novelette), yang ber- digunakan adalah content analysis atau kajian isi.
arti sebuah karya fiksi yang panjangnyaa Menurut Neuman (Prasetyo dan Jannah,
cukup, tidak terlalu panjang, namun juga tidak 2008:167) menyebutkan “Content analysis is a
terlalu pendek. technique for gathering and analyzing the content of

Volume 4 Nomor 1 April 2019 61


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
text” (kajian isi adalah teknik untuk mengum- dapat ditarik simpulan yang dilengkapi
pulkan dan menganalisis isi dari teks). Penger- dengan data pendukung.
tian isi dari teks ini bukan hanya tulisan atau Instrumen dalam penelitian kualitatif
gambar saja, melainkan juga ide, tema, pesan, adalah peneliti sendiri. Peneliti merupakan
arti, maupun simbol-simbol yang terdapat instrumen utama yang harus bertindak
dalam teks, baik dalam bentuk tulisan (seperti fleksibel, artinya peneliti pada waktu yang ber-
buku, majalah, surat kabar, iklan, surat resmi, samaan, bertindak sebagai instrumen dan
lirik lagu, puisi, dan sebagainya). sekaligus berfungsi sebagai pengumpul data.
Maka dalam penelitian ini, analisis isi Alasan ini didasarkan pada pertimbangan
digunakan untuk menganalisis data dari data- bahwa prinsip penelitian kualitatif lebih mene-
data yang sudah dikumpulkan berupa kata- kankan pada proses daripada sekadar hasil
kata yang tedapat dalam teks tertulis yaitu kata- akhir penelitian. Teknik pengumpulan data
kata yang menunjukkan nilai kemasyarakatan yang penulis gunakan untuk meneliti kajian
yang berlaku pada saat itu. Kemudian meng- sosiologi terhadap novel Azab dan Sengsara
identifikasi kata-kata tersebut dengan me- karya Merari Siregar yang merupakan bahasa
ngaitkan kajian sosiologi dengan karya sastra tertulis, yaitu teknik studi pustaka, dan teknik
tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai simak-catat.
instrumen utama yang harus bertindak
fleksibel. Peneliti harus menyimak, mencatat HASIL PENELITIAN
dengan teliti dan cermat data-data yang ber- DAN PEMBAHASAN
wujud kata-kata yang mengaitkan antara Adat Istiadat masyarakat di Sipirok
sosiologi dengan karya sastra. Subjek peneliti- Tapanuli Sumatera Utara (1920)
an ini berupa subjek penelitian tidak langsung. Menurut Hauser (1985:92) karya sastra
Subjek penelitian ini dilakukan pada kategori lebih jelas mewakili ciri-ciri zamannya, seperti
novel yang berjudul Azab dan Sengsara karya zaman siti nurbaya untuk menunjukkan masa
Merari Siregar kemudian dijadikan korpus tertentu yang masih di dominasi oleh kawin
penelitian. paksa. Begitu pun pada novel Azab dan
Data penelitian ini bersifat kualitatif, yang Sengsara pada tahun 1920-an masyarakatnya
berbentuk kalimat yang mengandung kaitan mendominasi budaya atau adat istiadat kuna
antara sosiologi dengan karya sastra. Sumber seperti kawin paksa, perjodohan, pernikahan
data penelitian ini adalah novel Azab dan Seng- berdasarkan hubungan kekerabatan.
sara karya Merari Siregar, cetakan ketigapuluh
tahun 2010, diterbitkan oleh Balai Pustaka Kawin Paksa
(Persero). Pada novel Azab dan Sengsara terdapat
Teknik analisis data yang digunakan Tradisi yang sesuai dan biasa di lakukan oleh
peneliti dalam penelitian ini yaitu seperti yang masyarakat Sipirok Tapanuli yaitu Kawin
diungkapkan Moleong (2013:281) pekerjaan Paksa, masyarakat pada zaman 1920-an
analisis data mempunyai pengertian mengatur, tepatnya di Tapanuli kawin Paksa merupakan
mengurutkan, mengelompokkan, memberi- Adat-istiadat masyarakat Batak Angkola yang
kan kode, dan mengkategorisasikan. Teknik ketat dalam mengatur sistem perkawinan
analisis data bertujuan untuk mengungkapkan dengan cara paksa yang harus berdasarkan
proses pengorganisasian dan pengurutan data kehendak orang tua, sebenarnya dapat
tentang kajian sosiologi terhadap karya sastra menjadikan perkawinan itu tidak bahagia dan
yang terdapat dalam wacana novel yang ber- berakibat buruk terhadap manusia. Selain itu,
judul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar bertentangan dengan nor ma-nor ma
ke dalam kategori dan satuan uraian sehingga kemanusiaan apalagi kaidah-kaidah agama

62 Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
khususnya agama Islam yang kebanyakan Sebenarkan perkawinan dengan cara
dalam masyarakat Batak Angkola, pemuda- paksa merupakan sesuatu tidak baik dalam
pemudi yang dikawinkan itu juga masih pandangan kemanusiaan dan prinsip-prinsip
tergolong muda yang belum matang dari segi keagamaan. Mengenai kawin paksa yang
pemikiran. Di lihat dari novel Azab dan masing-masing dialami Aminuddin dan
Sengsara yaitu seorang tokoh Mariamin yang Mariamin sudah lama menjadi kebiasaan
dipaksa kawin oleh seorang kerani di medan masyarakat Batak Angkola. Dalam Azab dan
yang bernama Kasibuan yaitu laki-laki yang Sengsara digambarkan juga bahwa orang tua
tidak di cintai oleh Mariamin. Dibuktikan Mariamin yaitu Nuria juga secara paksa
dalam kutipan berikut: dikawinkan dengan Sutan Baringin, orang
“Kebenaran dan pertimbangan yang yang sama sekali tidak dicintainya. (Azab dan
dituturkan ibunya itu, benar pula dalam Sengsara, hal 74) Jadi, tradisi tersebut sudah
pikiran Mariamin. Tetapi terasa dalam turun-temurun sejak dari Nenek, Ibu, dan
hatinya bahwa perkawinan itu, yang akan hingga kepada anak.
dilakukannya akan membawa dia ke jalan
kemelaratan. Akan tetapi ia merasa demi- Perjodohan
kian dalam hatinya, jadi tiadalah dapat di- Selain itu terdapat adat yang berlaku di
berinya keterangan. Itulah sebabnya ia ter- masyarakat Sipirok Tapanuli yaitu Perjodohan,
paksa juga akhir-akhirnya menurut kesuka- Seperti dalam novel Azab dan Sengsara antara
an ibunya itu” (Azab Dan Sengsara hal Aminuddin dengan Gadis lain yang ber-
162) marga Siregar atas dasar kehendak ayahnya,
dalam masyarakat Batak Angkola yang meng-
“Kesudahannya ia kawin dengan orang anut sistem, baik pemuda maupun pemudi
muda dari Padangsidempuan, orang tidak berhak mencari siapa yang menjadi
muda yang tiada dikenalnya orang muda pendamping hidupnya, dan tidak berhak pula
yang tiada dicintainya, jodoh yang tak menentukan siapa pasangan hidupnya.
disukainya” (Azab Dan Sengsara hal 162) Orang yang berhak dalam menentukan siapa
yang menjadi calon suami ataupun calon isteri
“Nyata sekarang betapa berbahayanya adalah orang tua. Hal ini dialami oleh
perkawinan yang dipaksakan itu, yang Aminuddin sebagai tokoh utama dalam Novel
tiada disertai kasih keduanya. Maka jadi Azab dan Sengsara, tidak dapat menentukan
kewajibanlah bagi tiap–tiap orang yang pilihannya namun harus menuruti kehendak
tahu akan membuangkan adat itu dan orang tua. Perasaannya terpaksa dijodohkan
kebiasaaan yang mendatangkan kecelaka- dengan orang yang tidak dicintainya.
an kepada manusia itu. Bukankah per- Dibuktikan dalam kutipan berikut:
kawinan yang lekas-lekas itu membi- “Benar perbuatan kami ini tiada sebagai
nasakan perempuan? Ia dikawinkan oleh permintaan Ananda, tetap janganlah anak-
orang tuanya dengan orang yang disukai- ku lupakan kesenangan dan keselamatan
nya” (Azab Dan Sengsara hal 67) anak itulah yang dipikirkan oleh kami
orang tuamu. Oleh sebab itu haruslah
Perlakuan kawin paksa yang dialami anak itu menurut kehendak orang tuanya
Aminuddin dengan orang yang tidak dicintai- kalau ia hendak selamat di dunia. Itu pun
nya juga disebabkan sikap ayahnya, Baginda harapan bapak dan ibumu serta sekalian
Di atas, sementara kawin paksa yang dialami kaum-kaum kita anakku akan menurut
Mariamin disebabkan tekanan ekonomi permintaan kami yakni ananda terimalah
keluarga. menantu Ayahanda yang kubawa ini!”

Volume 4 Nomor 1 April 2019 63


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
Sistem perkawinan yang ditentukan oleh jawaban terhadap perubahan-perubahan
orang tua digambarkan dalam Azab dan masyarakat karena karya–karya yang dicipta-
Sengsara bukan hanya dialami oleh Aminuddin kan akan terungkap dasar kebudayaan tra-
tetapi juga dialami Mariamin. Mariamin di- disional atau konflik nilai budaya dalam
jodohkan dengan seorang pemuda yang tidak penghayatan manusia pada masa modern
dicintai. (Teeuw, 1981: 12). Azab dan Sengsara berlatar
sosial–budaya Batak Angkola.
Perkawinan Kekerabatan
Adat yang berlaku dalam masyarakat Kedudukan Marga dan
Batak Angkola yaitu perkawinan kekerabatan, Sistem Pengaturannya
contohnya dalam novel Azab dan Sengsara Masyarakat Batak Angkola khususnya
hubungan Aminuddin dengan Mariamin me- orang Sipirok Marga adalah unsur penting
rupakan hubungan yang didasari oleh kede- dalam mengatur dan menjalankan adat-istiadat.
katan keluarga. Ayah Mariamin adalah kakak Marga ditentukan menurut garis ke-turunan
dari ibunda Aminuddin sehingga meski laki-laki (ayah). Artinya pihak laki-laki yang
Mariamin sepupu Aminuddin, tetapi marga sudah berkeluarga akan diturunkan kepada
mereka berbeda. Jadi mengacu pada adat yang anak, baik anak laki-laki maupun anak perem-
berlaku, orangtua Aminuddin tidak boleh puan. Kedudukan marga dan sistem pengatur-
menggagalkan hubungan anaknya dengan an ini dibuktikan dalam kutipan berikut.
Mariamin. Bahkan harus menikahi keduanya. “Untuk menjelaskan adat-istiadat Batak,
Pernikahan semacam ini disebut perkawinan lebih-lebih adat perkawinan, baiklah se-
menyonduti (kembali ke pangkal keluarga). kadar diterangkan, sekedar aturan-aturan
Tujuannya yaitu “Tali perkauman bertambah yang harus diturut orang dalam perkawin-
kuat. Namun, karena persoalan material an itu” (Azab dan Sengsara hal. 139).
Baginda Di atas tidak mengindahkan adat ter-
sebut, ia malah memilih gadis kaya dari keluarga “Adapun masing-masing orang Batak
Siregar. Dibuktikan dalam kutipan berikut: mempunyai suku (marga). Seorang anak
“Mariamin anak orang miskin akan yang baru lahir beroleh marga Bapaknya.
menjadi istri anak mereka itu? Tentu tak Marga itu ada bermacam-macam, misal-
mungkin, karena tak patut! Bukankah nya di Luhan Sipirok, Siregar dan Hara-
orang itu telah hina di mata orang, lagi hap yang terbanyak, marga-marga lain
pula tak berada, boleh dikatakan orang ada pula umpamanya: Pane. Pohan, Sibu-
yang semiskin-miskinnya di daerah an, (Hasibuan) dan lain-lain” (Azab dan
Sipirok? Orang yang begitukah yang akan Sengsara. hal. 139)
jadi tunangan Aminu’ddin? O, sekali-kali
tidak boleh; Aminu’ddin seorang anak Oleh karena marga sangat penting dan
muda, belum tahu ia membedakan kedudukannya dalam masyarakat Batak
bangsa haruskah didengar permintaannya Angkola, maka untuk mencari calon istri atau
itu? Betul anak gadis itu bagus rupanya, calon suami harus ditanyakan terlebih dulu
lagi masuk kaum mereka juga, akan tetapi apa marganya, boru apa dia. Kawin semarga
kaum tinggal kaum, perempuan yang elok dalam sistem masyarakat Batak Angkola tidak
dapat dicari” (Azab dan Sengsara, hal 135) dibenarkan dan atau dianggap melanggar
adat. Kedudukan marga dinyatakan dalam
Budaya Batak Angkola kutipan berikut:
Sastrawan juga sadar mengangkat nilai– “Apa marga nya? Siapa orang tuanya?
nilai atau amanat-amanat lokal. dapat menjadi Tanya istrinya. Marganya Siregar, dan

64 Volume 4 Nomor 1 April 2019


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
Bapaknya kepala kampung. Maka barang seseorang mengalami masalah, sebelum me-
siapa yang hendak kawin, tidaklah boleh laksanakan suatu pekerjaan, mendirikan
mengambil perempuan marga Siregar, rumah atau lain–lain terlebih dahulu men-
meskipun mereka itu sudah jauh antaranya, datangi (dukun). Hal ini bertujuan untuk
artinya hanya nenek-nenek moyang meminta nasehat atau petunjuk agar pekerjaan
mereka itu, yang beratus tahun dahulu, yang akan dilakukan bisa berjalan dengan
yang bersaudara. Mereka itu tiada boleh aman. Hal seperti yang dilakukan oleh orang
ambil-mengambil dalam pekawinan tua Aminuddin ketika mereka berbeda pen-
karena dilarang keras oleh adat. Akan dapat mengenai Mariamin, jika dijadikan me-
tetapi anak muda marga Siregar boleh nantu. Dibuktikan dalam kutipan berikut:
mengambil seorang perempuan marga “Pada keesokan harinya pergilah kedua
Harahap, meskipun perkaumannya anak laki-istri itu membawa nasi bungkus ke
itu masih dekat, umpama senenek dengan rumah Datu itu. Setelah habis makan,
ia. Artinya, nenek si laki dari pihak ibu mereka itu pun menceritakan maksud
nenek si perempuan dari pihak bapak” kedatangan mereka, Datu itu pun ber-
(Azab dan Sengsara hal 139-140) tanya nama yang laki-laki dan orang tua-
nya, nama anak gadis itu serta orang tua-
Tradisi Martandang nya pula. Kemenyan pun di bakarlah, se-
Martandang adalah kunjungan pemuda ke hingga rumah itu penuh dengan asap dan
rumah (tempat di mana saja) pemudi baik bau kemenyan. Beberapa lamanya dukun
sebagai teman biasa maupun sudah menjadi itu mengangguk-anggukan kepalanya
kekasih baginya. Dalam pergaulan pemuda- perlahan-lahan serta berbisik-bisik mem-
pemudi, Martandang ini sudah menjadi baca doa dan mantera. Kemudian ia
kebiasaan bagi masyarakat Batak Angkola membuka buku yang terletak di bawah
baik dulu dan juga sekarang. Kebiasaan seperti pedupaan itu, lalu dibacanya ayat yang
ini mengisyaratkan bagi pemuda-pemudi agar tertulis dalamnya” (Azab dan Sengsara hal
dapat berkenalan dengan baik dan dapat pula 136-137)
memilih calon teman hidup masing–masing.
Dibuktikan dalam kutipan berikut ketika Pembagian Harta Warisan
Aminuddin sedang mendatangi Mariamin. Masyarakat Batak Angkola mempunyai
“Ah rupanya hari sudah malam. Dari tadi struktur kekeluargaan ditentukan menurut
saya menunggu-nunggu Angkang, sahut garis ayah. Oleh karena itu masalah harta, ter-
gadis itu seraya berdiri dari batu besar itu. utama tanah yang menjadi harta penting bagi
yang biasa tempat dia duduk pada waktu keluarga, diturunkan kepada anak laki–laki
petang. Marilah kita naik Angkang!” (Azab yang lahir dari perkawinan. Dalam Azab Dan
dan Sengsara hal 4). Sengsara digambarkan sistem pembagian
harta warisan pada Baginda Diatas dan Sutan
“Kedua orang itu berhadap-hadapan di Baringin. Dibuktikan dalam kutipan berikut:
tempat sunyi itu. Seorang pun tiada yang “Baginda Diatas (Ayah Aminuddin) dapat
bercakap masing–masing terpekur dikatakan seorang yang kaya di Sipirok.
memikirkan nasib persahabatan mereka Harta-hartanya amat banyak. Adapun
itu. (Azab dan Sengsara hal 6). kekayaan diperoleh dari peninggalan or-
ang tua” (Azab dan Sengsara hal 18)
Kepercayaan terhadap Dukun
Dalam kebiasaan masyarakat Batak “Sutan Baringin yang juga dikenal kaya
Angkola, ada suatu kepercayaan apabila di Sipirok, hartanya diperoleh dari

Volume 4 Nomor 1 April 2019 65


Jurnal Membaca e-ISSN 2580-4766
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca p-ISSN 2443-3918
warisan mendiang Neneknya (dalam Azab Dan Sengsara mengemukakan
masyarakat BA harta Nenek diturunkan fakta-fakta tentang sistem perkawinan dengan
ke anak, dan dari anak ke cucu dan cara paksa, perjodohan, peranan dan keduduk-
seterusnya) oleh karena itu Sutan Baringin an marga, pengaturan harta warisan, adat-istia-
bersaudara dua orang (sama laki–laki), dat, dan tradisi-tradisi lainnya yang ter-dapat
maka dalam pembagian pun di bagi dalam masyarakat Batak Angkola, khususnya
dua”(Azab Dan Sengsara hal 94) daerah Sipirok Tapanuli Sumatera Utara.
Saya menganalisis novel ini mengguna-
Novel Azab dan Sengsara menggambar- kan pendekatan sosiologi yaitu mengaistkan
kan bahwa kekayaan tokoh Baginda Diatas karya sastra dengan masyarakat. Kehidupan
diperoleh dari peninggalan orang tua. Sutan masyarakat yang berada di Sipirok Tapanuli
Baringin yang juga sebagai orang kaya di yang menganut sistem adat yang berlaku.
Sipirok, hartanya diperoleh dari warisan Selain pendekatan sosiologi, cerita dalam
Neneknya. Tradisi masyarakat Batak Angkola novel ini bisa menggunakan pendekatan
dalam pembagian harta ini biasanya harta mimetik yaitu mengaitkan karya sastra dengan
Nenek diturunkan ke anak, dari anak ke cucu kenyataan-kenyataan yang berada pada
dan seterusnya. masyarakat Sipirok Tapanuli tersebut.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Novel Azab Dan Sengsara ini merupa- Prasetyo, Bambang dan Lina M. Jannah.
kan karya terpenting Merari Siregar yang 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
menggunakan bahasa indonesia pertama yang Raja Grafindo Persada.
diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun Lexy J, Moleong. 2013. Metodologi Penelitian
1920. Di dalamnya mengandung asek-aspek Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
kemasyarakatan yang pernah, sedang, dan Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode,
terjadi sampai saat ini. Budaya Batak Angkola dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
begitu kental terkandung pada novel Azab Pustaka Pelajar.
Dan Sengsara tersebut dimana mengisahkan Siregar, Merari. 2010. Azab Dan Sengsara.
kebiasaan yang kurang baik dan sempurna di Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).
tengah-tengah bangsa seorang pengarang yaitu Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar
Merari Siregar. Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

66 Volume 4 Nomor 1 April 2019

Anda mungkin juga menyukai