OLEH :
KELOMPOK 2
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan Program Studi Magister Keperawatan
Universitas Andalas.
Makalah berisikan tentang “Teori Etik dan Hukum Kesehatan” ini merupakan bentuk
pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan Dosen dalam mata kuliah Etik dan Hukum
Keperawatan, sekaligus salah satu syarat untuk memenuhi nilai kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Etik dan
Hukum Keperawatan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, kami
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih mempunyai kekurangan,oleh sebab itu
dengan dada lapang serta tangan dan hati terbuka kami mengharapkan saran dan kritiknya
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut K. Berten, kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni ethos
(bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat tinggal,
padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir. Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika
dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan.
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang
benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan
kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan
yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki
prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan
dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan
penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan
masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosia
dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan
penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.
Karena beberapa fenomena daitas sebagai seorang perawat yang profesional
wajib mengetahui fungsi dan perannya sebagai seorang perawat, dan juga mengenal
etika-etika dan konsep hukum yang berlaku dalam prosfesinya supaya dapat terhindar
dari tindakan-tindakan yang menyalahi etika profesinya yang akan berujung kepada
malpraktik atau kelalaian yang merugikan klien, perawat itu sendiri dan profesinya.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan.
2. Untuk memahami Teori Etik dan Hukum Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini
banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj.
Mimin Emi Suhaemi. 2002 : 7).
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang
benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan
kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan
yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki
prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
1. Teleologik
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’,
deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan
karena perbuatan kedua dilarang’.
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip- prinsip
tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi sumber- sumber, dan
euthanasia.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah
satu teori etika yang terpenting Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
(1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban
(2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak
tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik
(3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral
universal
Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat
(imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada
segala situasi dan tempat.
Perintah Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan kalau orang menghendaki
akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal yg diinginkan dan
dikehendaki oleh orang tsb.
Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa
syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan
apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atau tidak.
3. Etika keutamaan (virtue ethics)
Etika Keutamaan (Virtue ethics) adalah teori etika yang mengutamakan
pengembangan karakter moral pada setiap individu. Karakter-karakter moral yang
dimaksud adalah nilai dan keutamaan moral, seperti kesetiaan, kejujuran, ketulusan,
dan kasih sayang. Etika keutamaan menganggap orang bermoral atau berperilaku
baik berdasarkan pribadi moralnya, yang terbentuk oleh pembelajaran dari kenyataan
sepanjang hidupnya. Orang yang bermoral bukanlah orang yang bertindak secara
moral baik pada situasi saat itu saja, melainkan orang berkepribadian moral yang
utama atau menonjol, berprinsip, dan berintegritas yang tinggi (Keraf, 2002). Etika
keutamaan menekankan pada cerita-cerita masyarakat tertentu yang patut untuk
dicontoh perilaku baiknya secara moral. Perilaku baik secara moral tersebut
merupakan teladan yang baik, dan itulah perilaku yang benar menurut etika
keutamaan.
d. Natural Law
1. Etika.
2. Etik
3. Etiket
4. Kode etik
5. Moral
6. Profesional
7. Profesionalisme
8. Profesionalisasi
9. Hukum
1. Etika adalah peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,merupakan suatu
tanggung jawab moral.
2. Etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penentuan tingkah laku
yang baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
5. Kode etik adalah Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan
penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
4. Prinsip-prinsip Etik
a. Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan
nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
klien dalam membuat suatu pilihan.
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
4. Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki
informasi tersebut.
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian
disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersamaan dengan
klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar
dari satu klien, kelian yang lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan faktor - faktor dalam situasi tersebut, kemudian bertindak
berdasarkan pada prinsip keadilan.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain
berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik. Contoh :
seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah
bertentangan dengan keyakinannya, menaglami perdarahan hebat akibat penyakit
hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan
pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada
suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadilah perdarahan hebat,
dokter seharusnya menginstruksikan untuk memberikan transfuse darah. Dalam hal
ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip beneficience walaupun
sebenarnya pada saat berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab
individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
B. HUKUM KESEHATAN
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan,
dalam mengatur pergaulan hidup masyarakat. Pengertian Hukum Kesehatan menurut
berbagai sumber yaitu :
1. UU RI NO. 23/1992 tentang Kesehatan
Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan. Hal tersebut menyangkut
hak dan kewajiban menerima pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan
masyarakat) maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala
aspeknya, organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lain-lain.
3. Prof.H.J.J.Leenen
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapanya pada hukum
perdata, hukum administrasi dan hukum pidana. Arti peraturan disini tidak
hanya mencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan, hukum
yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan dan kepustakaan dapat juga merupakan
sumber hukum.
A. KESIMPULAN
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan
atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas
karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
DAFTAR PUSTAKA