Dosen Pengampuh
Dr. Suharizal, S.H, M.H
Oleh
AULIANA TESA
2221312009
Kasus ini bermula pada saat penemuan sampah medis di TPA Muaro Batuk
Kabupaten sijunjung beberapa waktu lalu, membuat masyarakat sekitar Muaro Batuk
merasa khawatir. Bukan hanya itu saja, pembuangan sampah medis juga dapat merusak
ekosistem alam dan lingkungan terlebih pada saat pandemi Covid – 19 melanda
Indonesia. Untuk menyelidiki temuan yang beredar terkait limbah medis tersebut,
dibawah komando AKBP Andry Kurniawan langsung turun ke tempat pembuangan akhir
(TPA) Muaro Batuk. Ditemukan beberapa barang bukti dari limbah medis tersebut.
Ketika hal tersebut dikonfirmasi melalui AKP Abdul Kadir Jaelani, S.IK
menuturkan “Sejauh ini permasalahan yang diduga sampah medis ini masih dalam
penyelidikan kita pihak Polres Sijunjung, limbah B3 RSUD ada pihak ke tiga yang
mengambil dan masih ada kontraknya, kemarin sudah dibawa kontraknya ke kantor oleh
pihak RSUD dan sebelum diambil limbah B3 nya oleh pihak ketiga disimpan ditempat
penyimpanan B3 di RSUD.”
Pembuangan sampah medis pada sembarang tempat juga dapat dipidana dan itu
diatur oleh Undang Undang, salah satunya undang – undang nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) dan Pasal 40 ayat
(1) UU Pengelolaan Sampah.
B. PEMBAHASAN
Sampah Medis adalah Alat dan obat medis yang dibuang karena tidak terpakai ini
disebut sebagai sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat.Namun, sampah ini harus dikelola dengan baik agar tidak
tercemar dan mengancam bahaya bagi masyarakat sekitar. Pada dasarnya, sampah yang
berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Rumah Sakit dikategorikan sebagai sampah sejenis sampah rumah tangga.
Sampah sejenis sampah rumah tangga tidak berasal dari rumah tangga. Melainkan
dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya.Yang dimaksud dengan “fasilitas lainnya” ini antara lain
rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, klinik, Puskesmas, kawasan
pendidikan, kawasan pariwisata, kawasan berikat, dan pusat kegiatan olah raga.
Jika yang dibuang oleh rumah sakit tersebut adalah obat-obatan kadaluarsa dan
kemasan obat-obatan yang merupakan limbah berbahaya, maka bisa terkena pidana
sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”).