Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


PENYAKIT CHIKUNGUNYA

KELOMPOK 11 :

AUGIE KIRYOMA 18-061-022

MARIZKA BATASINA 18-061-024

CARREN RENGKU 18-061-085

TESSA SUMENDAP 18-061-030

SWEETLY LILIR 17-061-005

OCELINA DIMBAU KP18-061-003

MATA KULIAH :
Penyakit Tropis

DOSEN MATA KULIAH :


Ns. Jetty Mongdong, S.Kep, M.Mkes

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
SULAWESI UTARA
TAHUN 2019

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas yang berjudul
Makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Chikungunya ini
meskipun dengan sangat sederhana.

Harapan kami semoga tugas yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.

Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya.Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima
Kasih.

Tomohon, 13 September 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I (PENDAHULUAN) 1
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN KHUSUS 2
BAB II (PEMBAHASAN) 3
2.1 DEFINISI 3
2.2 ETIOLOGI 3
2.3 MANIFESTASI KLINIS 4
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG 4
2.5 PATWAY CHIKUNGUNYA 5
2.6 PENATALAKSANAAN 6
2.7 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL 6
2.8 DISCHARGE PLANNING 6
BAB III (ASUHAN KEPERAWATAN) 7
BAB IV (PENUTUP) 13
4.1 KESIMPULAN 13
4.2 SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang
berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends
up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat
(arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor
Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki,
persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam
berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya,
jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung,
merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili
Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan gambaran virion yang
sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter 40-45 nm (nanometer)
dengan intibidiameter 25-30 nm. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun
virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex
tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal
terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya
dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah penyakit ini
pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952. Kemudian berjangkit di
Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-
wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003
mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang
berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La
Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember
2004.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada penyakit chikunguya
:
1. Pengertian

iii
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
4. Pemeriksaan penunjang
5. Phatwey Chikungunya
6. Penatalaksaan
7. Masalah yang lazim muncul
8. Discyharge planning
9. Asuhan keperawatan

1.3 TUJUAN KHUSUS


1) Dapat melakukan pengkajian pada klien penyakit Chikungunya
2) Dapat membuat diagnosa berdasarkan prioritas masalah pada klien penyakit
chikungunya.
3) Dapat membuat rencana keperawatan sesuai rencana keperawatan
4) Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan
5) Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan
6) Dapat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti terikat,yang dalam hal ini berkaitan
dengan kejang urat yang merupakan suatu tanda atralgia dan meerupakan penyakit infeksi
akut yang mirip seperti infeksi virus dengue seperti demam mendadak, atralgia, ruam
makulopapular dan leucopenia . Gejala demam mendadak pada penyakit ini dapat
mencapai 390 C, nyeri terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki
dan tangan serta tulang belakang yang di sertai ruam (kumpulan bintik-bintik
kemerahan)pada kulit. Terdapat juga sakit kepala,conjunctival injection dan sedikit fotofobia.
2.2 ETIOLOGI
Chikungunya disebabakan adanya infeksi virus chikungunya ( CHIKV ) yaitu jenis
Alphavirus yang termasuk dalam keluarga Togaviridae , dan di tularkan atau di sebabkan
lewat gigitan nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama yang menularkan penyakit demam
beradarh dengue.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Demam chikungunya memiliki gejala dan keluhan yang mirip dengan demam dengue namun
lebih ringan dan jarang menimbulkan pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam
chikungunya adalah :
 Demam yang timbul mendadak mencapai 390 C selama 1-6 hari , disertai dengan
sakit kepala,cojunctiva injection dimana pembuluh kongjungtiva mata akan
tampak nyata dan terjadi fotofobia ringan, mialgia dan atralgia yang melibatkan
berbagai sendi,serta dapat pula disertai anoreksia,gejala flu,mual dan muntah
 Nyeri pada persendian,terutama sendi lutut,pergelangan,jari kaki dan tangan
serta tulang belakang ( break-bone fever )
 Pada orang dewasa,gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
 Ruam kemerahan pada kulit ( setelah 3-5 )
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan ( shok ) maupun kematian
 Pada bayi : demam mendadak dengan diikuti kulitr merah, kejang demam dapat
terjadi setelah 3-5 hari demam, timbul ruam makulopapular minimal dan
limfadenopati, injeksi kongjutiva, pembengkakan kelopak mata, faringitis dan
gejala-gejala dari penyakit traktus respiratorius bagian atas umum terjadi tidak
ada enantema

v
`
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
1.Isolasi virus (paling akurat)
- 2-5 ml darah dalam minggu pertama perjalanan penyakit
- Virus CHIK (efek sitopatik) di konfirmasikan dengan antiserum CHIK spesifik
- Hasil didapat 1-2 minggu

2. Pemeriksaan serologi
- 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinikterjadi) dan pada fase
penyembahan (10-14 hari) setelahsampel I di ambil
- Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3hari
- Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasidan HIA
- Diagnosa (+)
- Peningkatan anti body empat kali pada fase akut dan fase penyembuhan
- Antibody IgM spesifik CHIKV (+)

3. Polymerase chain reaction (PCR)


- Melalui enzim reserve transcriptase=tesRT-PCR
- Specimen sama dengan untuk isolasi virus
- Hasil di dapat dalam 1-2 hari

vi
2.5 PATHWAY CHIKUNGUNYA

Gigitan nyamuk ( ades aegypty Masuk ketuba menuju Setelah masa inkubaso
reeticulum endoplasma dan virion matang di sel
sitoplasma dan mengalami endothell dilimfonadi
inkubasi

Virus dikeluarkan lewat


Kulit Beredar dalam darah sel membran

Mengaktivasi system Hati Tulang persendian


komplemen

Nyeri pada tulang


Mempengaruhi pusat Nekrosis sel hati
persendian
termoregulator
(poliarthralgia)
dihipotalamus
Mempengaruhi
metabolisme pada hati
Hipertemi Peradangan

Mempengaruhi
peningkatan bilirubin
Keluar bintik bintik
kemerahan dan gatal

Resiko gangguan fungsi


hati
Resiko kerusakan
integritas kulit

Susah bergerak dan


Nyeri resiko infeksi bengkak kemerahaman
pada sendi

Anastesi Hambatan mobilitas fisik

vii
2.6 PENATALAKSANAAN
Sehingga kini masih tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang
berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan pengobatanya hanya bersifat
simptomatis dan suportif seperti pemberian analgesik, anipiretik, serta antiinflamasi .
Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena
dikuatirkan efek aspirin terhadap platelet.pemberian chloroquine phosphate sangat efektif
untuk arthritis chikungunya kronis.
Penularan wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti
berminat mengembangkan agen antivirus baru, RNAi, yang bertindak mencegah infeksi
yang ditimbulkan virus dengan mengganggu post transcriptional expression mRNA.
2.7 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
 Hipertermia b.d proses infeksi viruss (Penyakit), ditandai dengan suhu tubuh
meningkat (>37,50C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas
 Nyeri akut b.d agen cedera biologis ditandai dengan : klien tampak meringis,
klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri,klien melaporkan nyeri secara
verbal
 Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot ditandai dengan
keterbatasan pergerakan sendi
 Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat,proses pemajanan terhadap pathogen
 Resiko keruskan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit ( kemerahan pada
kulit )
 Resiko gangguan fungsi hati b.d nekrosis sel hati ( penurunan fungsi hati,
limfadenopati )
 Ansietas b.d peerubahan dalam status kesehatan ditandai dengan pasien
gelisah, takut, khawatir.
2.8 DISCHARGE PLANNING
 Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali
 Menutup tempat penyimpanan air dan pemberian abate
 Mengubur sampah
 Menaburkan larvasida
 Memelihara ikan pemakan jentik
 Pengasapan
 Menggunakan pakaian,celana panjang dan mengoleskan repellant pada kulit
 Pemasangan kawat kasa dirumah
 Vaksinasi chikungunya

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1.Biodata

 Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status,agama,


suku,kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan,alamat, diagnosa medis,
no.Rekam medis
 Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jeniskelamin, agama, alamat, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan pasien.

2. Alasan masuk rumah sakit

 Alasan dirawat:Terjadi penurunan fungsi hati


 Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasienmembutuhkan perawatan medik, jika
klientidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisikuntuk mengetahui
penyebabsakitnya.

3 .Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini

2. Riwayat kesehatan sekarang:

 Waktu timbulnya penyakit


 Usaha yang dilakukan untuk mengurangikeluhan

3. Riwayat kesehatan keluarga

 Keluarga yang menderita penyakit yang sama.

4. Pemeriksaan fisik

1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambutdan kulit kepala,nyeri tekan.

2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera

3. Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidakadasekret.

4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidakterdapat pernapasan
cuping hidung.

5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atautidak,kebersihan mulut.

6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atautidak.

7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20kali/menit)

8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus

9. Ekstremitas :- Atas : keadaan baik atau lemah.- Bawah : keadaan baik atau lemah

7
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hipetermia berdasarkan proses infeksi virus (penyakit), ditandai dengan suhu tubuh
meningkat (>37,50C), kulit tampakkemerahan, kulit teraba panas
 Nyeri akut berdasarkan agen cidera biologis di tandaidengan: klien tampak meringis,
klien tanpak melindungi areatubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal.
 Resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit (kemerahan pada
kulit)

ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC
Hipertermia : Thermoregulation Fever Treatment
Definisi : Peningkatan suhu Kriteria hasil : - monitor suhu sesering mungkin
tubuh diatas kisaran normal.  Suhu tubuh dalam - monitor IWL
Batasan Karakteristik : rentang normal - monitor warna dan suhu kulit
 Konvusi  Nadi dan Respirasi - monitor Tekanan darah, Nadi,
 Kulit kemerahan dalam rentang normal Respirasi
 Peningkatan suhu tubuh  Tidak ada perubahan - monitor penurunan tingkat
diatas kisaran normal warna kulit dan tidak kesadaran
 Kejang ada pusing. - monitor WBC, Hb, dan Hct
 Takikardi - monitor intake dan output
 Takipnea - berikan antiperietik
 Kulit terasa hangat - berikan pengobatan untuk
Faktor – faktor yang mengatasi penyebab demam
berhubungan : - selimuti pasien
 Anastesia - lakukan tapid sponge
 Penurunan respirasi - kolaborasi pemberian cairan
intravena
 Dehidrasi
- kompres pasien pada lipat
 Pemajanan lingkungan yang
paha dan aksila
panas
Temperature regulation
 Penyakit
- monitor suhu minimal tiap 2
jam
- rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- monitor TD,nadi,dan RR
- monitor warna dan suhu
kulit
- monitor tanda-tanda
hipertemi dan hipotermi
- tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- selimut pasien untuk
mencegahhilangnya
kehangatan tubuh

8
- ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- berikan anti pinetik jika
perlu
Vital sign monitoring
- monitor TD, nadi,suhu,dan
RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk,atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi,RR,sebelum
selama dan setelah aktiviatas
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad(tekanan nadi yang
melebar,brakikardi,peningkatan
sistolik )
- Identifikasi penyebab dari
peruabhan vital sign

DIAGNOSA NOC NIC

9
Nyeri akut  Pain level Pain Management
Definisi :Pengalaman sensori dan  Pain control - Lakukan pengkajian nyeri
emosional yang tidak  Comfort level secara komprehensif
menyenangkan yang muncul Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
akibat kerusakan jaringan yang  Mampu mengontrol karakteristik
actual atau potensial atau nyeri (tahu penyebab durasi,frekuensi,kualitas
digambarkan dalam hal kerusakan nyeri, mampu dan faktor presipitasi
sedemikian rupa (International menggunakan teknik - Observasi reaksi non
Association for the study of Pain): nonfarmakologi untuk verbal dari
awitan yang tiba-tiba atau lambat mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
dari intensitas ringan hingga berat mencari bantuan) - Gunakan teknik
dengan akhir yang dapat  Melaporkan bahwa nyeri komunikasi terapeutik
diantisipasi atau diprediksi dan berkurang dengan untuk mengetahui
berlangsung <6 bulan. menggunakan pengalaman nyeri pasien
Batasan Karakteristik : manajemen nyeri - Kaji kultur yg
 Perubahan selera makan  Mampu mengenali nyeri mempengaruhi respon
 Perubahan tekanan darah (skala,intensitas, nyeri
 Perubahan Frekuensi jantung frekuensi, dan tanda - Control lingkungan yang
 Perubahan frekuensi nyeri) dapat mempengaruhi
pernapasan Menyatakan rasa nyaman nyeri seperti suhu
 Laporan isyarat setelah nyeri berkurang ruangan, pencahayaan
 Diaforesisi dan kebisingan
 Perilaku distraksi (mis, berjalan - Kaji tipe dan sumber nyeri
mondar-mandir mencari orang untuk menentukkan
lain dan atau aktivitas lain yang intervensi
berulang) - Berikan analgetik untuk
 Mengekspresikan perilaku (mis mengurangi nyeri
gelisah,merengek,menangis) - Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
 Sikap melindungi area nyeri
- Tentukkan lokasi,
 Focus menyempit (mis, g3
karakteris-tik, kualitas,dan
persepsi nyeri, hambatan
derajat nyeri sebelum
proses berfikir, penurunan
pemberian obat
interaksi dengan orang lain dan
- Cek riwayat alergi
lingkungan)
- Tentukkan pilihan
 Melaporkan nyeri secara verbal
analgesic tergantung tipe
 Gangguan tidur dan beratnya nyeri
Faktor yg berhubungan : - Pilih rute pemberian
Agen cedera (mis, biologis, zat secara IV, IM untuk
kimia, fisik, psikologis) pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali

DIAGNOSA NOC NIC


Definisi : mengalami peningkatan  immune status Infection control (kontrol infeksi)

10
resiko organisme patogenik  knowledge : - Bersihkan lingkungan setelah dipaka
Faktor-faktor resiko: infection control pasien lain
 Penyakit kronis  risk control - Batasi pengunjung bila perlu
- Diabetes melitus Kriteria Hasil - Instruksikan pada pengunjung untuk
- Obesitas  klien bebas dari mencuci tangan saat berkunjung
 Pengetahuan yang tidak tanda dan gejala meninggalakan pasien
cukup untuk menghindari infeksi - Gunakan sabun antimikrobs untuk cuc
pemanjanan patogen  mendeskripsikan tangan
 Pertahanan tubuh primer proses penularan - Cuci tangan setiap sebelum dan tindakan
yang adekuat penyakit,factor - Gunakan baju,sarung tangan sebagai ala
- Gangguan peritalsis yang pelindung
- Kerusakan integritas mempengaruhi - Pertahankan lingkungan aseptik selama
kulit( pemasangan penularan serta pemasangan alat
kateter penatalaksanany - Ganti letak IV perifer dan line central dan
intravena,prosedur a dressing sesuai dengan petunuk umum
invasif )  menunjukan - Gunakan kateter intermiten untuk
- Perubahan sekresi kemampuan menurunkan infeksi kandung kencing
Ph untuk mencegah - Tingkatkan intake nutrisi
- Penurunan kerja timbulnya infeksi - Berikan terapi antibiotik bila perlu infection
siliaris  menunjukan protection (proteksi terhadap infeksi)
- Pecah ketuban dini perilaku hidup - Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Pecah ketuban lama sehat - Batasi pengunjung
- Merokok  - Sering pengunjung terhadap penyaki
- Statis cairan tubuh menular
- Trauma jarinagn - Pertahankan teknik aspesis pada pasien
(mis,trauma yang beresiko
destruksi jaringan) - Pertahanan teknik aspesis pasien yang
 Ketidak adekuatan beresiko
pertahanan sekunder - Pertahankan teknik isolasi k/p
- Penurunan - Berikan perawatan kulit pada area epidema
hemoglobin - Inspeksi kulit dan membran mukosa
- Imunosupresi terhadap kemerahan,panas,drainase
( mis.,imunitas - Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
didapat tidak - Dorong masukan nutrsi yang cukup
adekuat , agen - Dorong masukan cairan
farmaseutikal - Dorong istirahat
termasuk - Instruksikan pasien untuk minumm antibiotik
imunosupresan,ste sesuai resep
roid,anitbodi - Ajarkan cara menghindari infeksi
monoklonal,imuno - Laporkan kecurigaan infeksi
mudulatror) - Laporkan kultur positif
- Supresi respon
inflamsi
 Vaksinansi tidak adekuat
 Pemajanan terhadap
patogen lingkungan
meningkat

11
- Wabah
 Prosedur invasif
 malnutrisi

B. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncakan

C. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telahdilakukan, apabila berhasil
maka tindakan dihentikan, apabilatindakan tidak berhasil maka dilakukan pengkajian
kembali.

BAB IV

12
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

KesimpulanChikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh viruschikungunya yang


disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk
Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamukAedes albopictus. Nama penyakit berasal dari
bahasa Swahili yang berarti

“yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang

membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4hari, merupakan
penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. Virus
chikungunya merupakan anggota genusAlphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia
merupakan genotypeyang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut
jugaArbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Masa inkubasi dari demamChikungunya 2-4
hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari
pada beberapa pasien.

4.2 SARAN

Kami sebagai penyusun makalah menyadari akan keterbatasankemampuan yang kami miliki
sehinga menyebabkan kekurang,kesempurnaan dalam menyusun makalah ini, baik dari segi
isi maupunmateri, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkankritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-perbaikanselanjutnya agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

13
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi danKlasifikasi 2009 – 2011.
Jakarta : EGC.
Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya.Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI-RSCM

14

Anda mungkin juga menyukai