Anda di halaman 1dari 14

PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK

PENGANTAR
Perbedaan anatomi jalan napas pada bayi dan anak mempunyai
konsekuensi klinik yang penting. Pada bayi dan anak jalan napas subglotis lebih
sempit dan lebih tegang dengan tulang rawan yang kurang berkembang daripada
orang dewasa. Hal ini menyebabkan jalan napas mudah tersumbat oleh lendir,
darah, edema. Penyempitan jalan napas sedikit saja akan menyebabkan
peningkatan tahanan udara dan usaha pernapasan yang nyata. Demikian juga
tulang-tulang iga dan tulang rawan interkostal pada bayi sangat lentur sehingga
kurang menyokong paru. Akibatnya kapasitas fungsional residu sangat
berkurang bila usaha napas menghilang atau menurun. Selain itu, bila ada
sumbatan jalan napas inspirasi aktif, akan menyebabkan gerakan dada yang
paradoksal dengan retraksi sternal dan intercostal serta bukan pengembangan
dadaatau paru. Pasien bayi dan anak mempunyai kebutuhan oksigen
perkilogram berat badan yang lebih besar karena tingginya metabolisme pada
anak.
Bayi membutuhkan oksigen 6 – 8 ml/kg/menit sementara pada dewasa sekitar 3
– 4ml/kg/menit. Oleh karena itu, apneu atau ventilasi alveolar yang kurang
(hipoksemia) akan lebih cepat terjadi.
Pemberian Oksigen adalah tindakan memberi oksigen ke dalam paru
melalui saluran nafas dengan menggunakan alat bantu Oksigen. Pemberian
Oksigen pada pasien melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, masker dan nasal.
Menurut American Collage of Chest Physicians and National Heart
Lung and Blood Institute, rekomendasi pemberian terapi oksigen adalah pada
beberapa keadaan sebagai berikut :
a. Cardiac-respiratory arrest
b. Hipoksemia (PaO2 < 60 mmHg, SaO2 < 90%)
c. Hipotensi
d. Curah jantung rendah dan asidosis metabolic
e. Distress respirasi
Efek langsung pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih dari 21%
adalah peningkatan tekanan oksigen alveolar, pengurangan usaha napas untuk
mempertahankan tekanan oksigen alveolar dan penurunan kerja miokardium
untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri.
TUJUAN TERAPI OKSIGEN :
a. Mengatasi hipoksemia bila tekanan oksigen alveolar menurun terjadi
hipoksemia padadarah arteri, keadaan hipoksemia dapat diperbaiki dengan
meningkatkan fraksi oksigen udara yang dihisap pada inspirasi.
b. Menurunkan usaha napas (work of breathing)
c. Usaha napas yang meningkat biasanya merupakan respon terhadap keadaan
hipoksemia. Meningkatkan konsentrasi oksigen udara inspirasi
memungkinkan pertukaran gas alveolar normal untuk mempertahankan
tingkat oksigen alveolar. Hasilnya, kebutuhan ventilasi total akan menurun
sehingga usaha napas akan berkurang tanpa mempengaruhi tingkat
oksigenasi.
d. Mengurangi kerja miokardium. System kardiovaskular adalah mekanisme
kompensasi utamaterhadap keadaan hipoksia atau hipoksemia. Pemberian
oksigenakan mengurangi atau mencegah peningkatan kebutuhan kerja
miokardium.
PENGHENTIAN TERAPI OKSIGEN
Oksigen harus dihentikan bila oksigenasi arterial adekuat dan pasien
dapat bernafas dengan udara kamar (PaO2 > 8 kPa, SaO2 > 90%). Pada pasien
denganrisiko terjadinya hipoksia jaringan, oksigen dihentikan bila status asam-
basa dan penilaian klinis fungsi organ vital membaik.
KONTRAINDIKASI
a. Tidak terdapat kontraindikasi yang spesifik jika terdapat indikasi
pemberian oksigen.
b. Kanul oksigen dan kateter nasal tidak boleh diberikan pada pasien dengan
obstruksi nasal (misalnya polip nasal, choanal atresia, dll)
c. Kateter nasal tidak boleh diberikan pada pasien dengan trauma maksilo
fasial, pasien dengan atau dicurigai fraktur basis cranii, atau terdapat
gangguan koagulasi.
d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing: pada pasien PaCO2 tinggi
e. Menurut pendapat the clinical Practice Guideline Steering Committee,
f. Kateter nasal tidak cocok bila digunakan pada neontus

CHECKLIST
KETERAMPILAN” PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK”
Nama: No. Mahasiswa:
N Nilai
Aspek yang dinilai
o 0 1
I PRA-INTERAKSI
1 Cek catatan klien/rekam medis
2 Pengkajian:
a. Kaji tanda hipoksia:
 Status Respirasi: RR dan suara nafas
 Status neurologi: kesadaran dan nafas
 Status kardiologi: HR dan TD
 Hasil lab: AGD, HB dan HT
b. Kaji riwayat kesehatan terkait gangguan
pernafasan
c. Kaji usia anak, perkembangan dan kemampuan
kooperatif anak
3 Cuci tangan
4 Persiapan alat dan bahan:
a. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan
humidifier
b. Kateter nasal, kanula atau masker
c. Vaselin/jel
d. Sarung tangan
e. Plester
f. Gunting

5 Cuci tangan
II ORIENTASI
1 Berikan salam, perkenalkan identitas diri dan sapa
klien serta sesuaikan dengan identitas rekam medis
2 Jelaskan tujuan, prosedur dan kontrak waktu
tindakan
III KERJA
1 Berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya/mengutarakan pendapat sebelum tindakan
2 Memberikan privacy
3 Gunakan sarung tangan
4 Cek tabung oksigen, flow meter dan humidifier
5 Aktifkan tabung oksigen
6 Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di
atas pangkuan, semi fowler atau setengah duduk
7 Beri oksigen melalui kanula atau masker/face mask sesuai
instruksi
8 Memfiksasi face mask dengan mengatur pita elastis
pada kepala atau kanula
dengan plester
9 Tenangkan anak dan pastikan tindakan benar-benar diperlukan
untuk membuat kondisi anak lebih baik
10 Puji anak atas kerja samanya
IV TERMINASI
1 Akhiri kegiatan
2 Evaluasi hasil yang dicapai (subjektif dan objektif)
3 Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan
tempat)
4 Merapikan alat
5 Lepas sarung tangan
6 Cuci Tangan
7 Dokumentasi Keperawatan
Keterangan:
0= Tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak sempurna 1=
Dilakukan dengan sempurna
Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 75 % dari nilai keseluruhan tindakan
PEMBERIAN NEBULIZER

Tindakan pemberian nebulizer untuk memobilisasi sekresi paru dengan


cara humidifikasi. Humidifikasi meningkatkan hidrasi membrane mukosa
melalui transudasi. Tindakan ini memberi penguapan pada saluran pernafasan
agar lendir menjadi encer sehingga mudah keluar. Tindakan ini dilakukan pada
anak yang sesak nafas akibat sekresi yang menumpuk dan tidak dapat
dikeluarkan secara fisiologis.
Alat nebulizer dapat mengubah obat berbentuk larutan menjadi aerosol
secara terus-menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan
atau gelombang ultrasonik. Aerosol merupakan suspensi berbentuk padat atau
cair dalam bentuk gas dengan tujuan untuk menghantarkan obat ke target organ
dengan efek samping minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Partikel aerosol yang dihasilkan nebulizer berukuran antara 2-5 μ, sehingga
dapat langsung dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece atau
masker.
Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan:
a. Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk
memecah larutan obat menjadi aerosol.
b. Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara
elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.
Keterangan gambar:
a. Nebulizer Jet
b. Nebulizer Ultrasonik
Keterangan gambar (a) :
1. Mouthpiece
2. Tombol (On/Off)
3. Konektor tabung udara (air tube connector)
4. Pompa penyaring
5. Jet Air Nebulizer (Nebulizer medication cup)
6. Aliran udara
7. Kabel
8. Klip nebulizer
9. Kompresor
Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk
menghindari pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi.
Sebaiknya alat nebulizer dicuci setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya
sekali sehari. Kelebihan terapi inhalasi menggunakan nebulizer adalah tidak
atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernapasan tidal
dan didalamnya terdapat campuran dari beberapa jenis obat (misalnya
Salbutamol dan Ipratropium bromida). Kekurangannya adalah alat ini cukup
besar sehingga kurang praktis, memerlukan sumber listrik, dan relatif mahal.
Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:
a. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan obat untuk penggunaan nebulizer
b. Membuka tutup tabung obat nebulizer, mengukur dosis obat dengan
benar
c. Memasukkan obat ke dalam tabung nebulizer
d. Menghubungkan selang dari masker uap atau mouthpiece pada kompresor
nebulizer
e. Mengenakan masker uap atau mouthpiece ke mulut, dikatupkan bibir
hingga rapat
f. Menekan tombol on
g. Benapaslah dengan perlahan ketika menghirup uap yang keluar dan uap
dihirup sampai obat habis
h. Menekan tombol off
Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari
generator aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri.
Masker dan mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat
disesuaikan untuk penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga
diharapkan jika menggunakan masker atau mouthpiece
dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang melalui nebulizer berubah menjadi
gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap dengan baik dan keberhasilan terapi
yang didapatkan juga dirasakan optimal.

Keterangan gambar:
a. Alat bantu inhalasi nebulizer
b. Mouth piece
CHECKLIST
KETERAMPILAN” PEMBERIAN NEBULIZER PADA ANAK”
Nama: No. Mahasiswa:
Nilai
No Aspek yang dinilai 0 1

I PRA-INTERAKSI
1 Cek catatan klien/rekam medis
2 Cuci tangan
3 Persiapan alat dan bahan:
a. NaCl 0,9%
b. Set Nebulizer
c. Obat bronchodilator
d. Sarung tangan

4 Cuci Tangan
II ORIENTASI
1 Berikan salam, perkenalkan identitas diri dan sapa
klien serta sesuaikan dengan identitas rekam medis
2 Jelaskan tujuan, prosedur dan kontrak waktu
tindakan

|
III KERJA
1 Berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya/mengutarakan pendapat sebelum
tindakan
2 Memberikan privacy
4 Gunakan sarung tangan
5 Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas
pangkuan, posisi semi fowler atau setengah duduk atau
tidurkan

6 Pastikan alat berfungsi dengan baik


7 Tuangkan NaCl dan obat ke dalam nebulizer set
8 Lakukan penguapan selama 10-15 menit dimulai dengan
menghidupkan set nebulizer yang diarahkan ke saluran
pernafasan, mulai dari mulut atau hidung

9 Tenangkan anak dan pastikan tindakan ini benar- benar


diperlukan untuk membuat kondisi anak lebih baik

10 Puji anak atas kerja samanya


IV TERMINASI
1 Akhiri kegiatan
2 Evaluasi hasil yang dicapai (subjektif dan objektif)
3 Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan
tempat)
4 Merapikan alat
5 Lepas sarung tangan
6 Cuci Tangan
7 Dokumentasi Keperawatan
Keterangan:
0= Tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak sempurna 1=
Dilakukan dengan sempurna
Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 75 % dari nilai keseluruhan tindakan
SUCTION PADA ANAK

Pengisapan lendir (Suction) adalah tindakan untuk membersihkan


saluran pernafasan bagian dalam dengan menggunakan alat pengisa lendir melalui
hidung, mulut maupun trachea agas saluran nafas bebas dari sumbatan lendir.
Suction merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu mengeluarkan secret atau lender secara mandiri dengan menggunakan alat
penghisap. Tujuan pengisapan lendir adalah untuk membersihkan jalan nafas dan
memenuhi kebutuhan oksigenasi.
CHECKLIST
KETERAMPILAN” SUCTION/PENGISAPAN LENDIR PADA ANAK”
Nama: No. Mahasiswa:

No Aspek yang dinilai 0 Nilai 1

I PRA-INTERAKSI
1 Cek catatan klien/rekam medis
2 Cuci tangan
3 Persiapan alat dan bahan:
a. Mesin pengisap lender (slym zuigar) dengan botol
berisi larutan desinfektan
b. Kateter pengisap lendir dengan ukuran
1) Neonatus-usia 6 bulan : 7-8 fr
2) 6 bulan – 1 tahun : 8-10 fr
3) 1-2 tahun : 10 fr
4) 2-4 tahun : 10-12 fr
5) 4-7 tahun : 12 fr
6) 7-10 tahun : 12-14 fr
7) 10-12 tahun : 14 fr
8) Dewasa : 12-16 fr
c. Air steril dan NaCl sebagai pembilas
d. Pinset anatomi steril
e. Spatel yang dibungkus kain kasa steril
f. Sarung tangan steril dan sarung tangan bersih
g. Tisu
h. Kom
4 Cuci Tangan
II ORIENTASI
1 Berikan salam, perkenalkan identitas diri dan sapa
klien serta sesuaikan dengan identitas rekam medis
2 Jelaskan tujuan, prosedur dan kontrak waktu
tindakan
III KERJA
1 Berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya/mengutarakan pendapat sebelum tindakan
2 Memberikan privacy
3 Gunakan sarung tangan bersih
4 Tuangkan NaCl 0.9% atau aquades ke dalam kom
5 Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas
pangkuan, posisi semi fowler dengan kepala miring ke salah
satu sisi untuk pengisapan oral dan miringkan ke posisi fowler
dengan leher ekstensi untuk pengisapan nasal

6 Buka bungkus kateter, pertahankan bagian dalam


tetap steril.
7 Ganti Sarung Tangan Bersih dengan Sarung Tangan
Steril
8 Tarik kateter dalam bungkusnya dengan tangan
kanan tetap steril
9 Sambungkan kateter pengisap dengan selang alat
pengisap dan nyalakan dengan tangan kiri
10 Gunakan alat penghisap dengan tekanan 95-110
mmHg untuk anak-anak dan 50-95 mmHg untuk bayi

11 Basahi ujung kateter penghisap dengan NaCl 0.9 % atau


aquades untuk mempertahankan kesterilan (asepsis)
12 Lakukan pengisapan:
a. Orofaring: dengan perlahan masukkan kateter ke
satu sisi mulut dan arahkan ke orofaring, jangan melakukan
pengisapan selama pemasangan
b.Nasofaring: dengan perlahan masukkan kateter ke
salah satu lubang hidung, arahkan kateter ke medial
sepanjang dasar rongga hidung dan jangan lakukan
pengisapan selama pemasangan, dan jika lubang
satu tidak paten alihkan ke lubang yang lain
13 Lakukan pengisapan perlahan dengan merotasi
kateter saat ditarik dan satu periode pengisapan tidak boleh
lebih dari 5 detik
14 Bilas kateter dengan larutan steril (aquades atau NaCl 0.9
%)dengan meletakkannya ke dalam larutan dan lakukan
pengisapan

15 Lakukan beberapa kali pengisapan sampai bersih, pengisapan


antara satu dengan yang kedua atau seterusnya diberi jeda
istirahat 20-30 detik

16 Gendong dan beri anak rasa nyaman


17 Tenangkan anak dan pastikan tindakan ini benar-
benar diperlukan untuk membuat kondisi anak lebih baik

18 Puji anak atas kerjasamanya


19 Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya
(jumlah, konsistensi, dan warnanya).
IV TERMINASI
1 Akhiri kegiatan
2 Evaluasi hasil yang dicapai (subjektif dan objektif)
3 Kontrak pertemuan selajutnya (kegiatan, waktu dan
tempat)
4 Merapikan alat
5 Lepas sarung tangan
6 Cuci Tangan
7 Dokumentasi Keperawatan
a. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
tindakan.
b. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur.
c. Mencatat hasil observasi klien selama dan
setelah tindakan.
d. 4. Mencatat sputum / sekret dan
karakteristiknya (jumlah, konsistensi, dan
warnanya).

Keterangan:
0= Tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak sempurna 1=
Dilakukan dengan sempurna
Mahasiswa dinyatakan lulus bila nilai ≥ 75 % dari nilai keseluruhan tindakan

Anda mungkin juga menyukai