Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RISIKO JATUH

OLEH :

KELOMPOK 6

1. NAFIATUL AMRAH
2. NILA NURLAILI
3. TITIN FITRIANI
4. NURZEN APRIANTI
5. RIRIN KURNIA
6. TUTIK
7. MARISA AINUN
8. MIA ANJALIA PUTRY
9. MELISA DEWI UTAMA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PRODI S. 1 KEPERAWATAN
TAHUN 2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “ Risiko Jatuh ” dengan baik tanpa halangan
apapun.

Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna,karena manusia pasti


mempunyai kekurangan. Penulis juga tidak lepas dari sifat kekurangan itu,sehingga apa
yang tertulis dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis
usahakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun demi menjadi lebih sempurna.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa, kebaikan-kebaikan, serta
bantuannya yang telah diberikan kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Mataram, 29 September 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................


B. Rumusan Masalah............................ ....................................................................
C. Tujuan................................................... ...............................................................
D. Manfaat.......................................... ......................................................................

BAB II PEMBAHASAN…………………. .....................................................................

A. Pengertian Jatuh dan Risiko Jatuh.........................................................................


B. Komplikasi..............................................................………………………............
C. Faktor Penyebab Risiko Jatuh.................. ............................................................
D. Meminimalkan Risiko Jatuh .......... ......................................................................
E. Pengkajian Pasien Risiko Jatuh....... ......................................................................
F. Klasifikasi Tindakan Sesuai Skor Keparahan.........................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

A. Kesimpulan.. ..............................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2003, lebih dari 1,8 jt lansia berusia 65 tahun keatas ditangan di unit
darurat karena menderita cedera yang terkait dengan kecelakaan jatuh. Lebih dari 421.000
diantaranya dirawat di rumah sakit (CDC,2006 a) risiko jatuh lebih tinggi pada lansia. Selain
usia, riwayat jatuh sebelumnya, gangguan gaya berjalan, gangguan keseimbangan dan
mobilitas, hipotensi postural, gangguan sensorik, disfungsi kandung kemih dan salurannya,
diagnosis medis tertentu (kanker dan kardiovaskular, penyakit neurologis, dan
serebrovaskular) meningkatkan resiko ini.
Salah satu faktor resifitasi jatuh adalah usaha klien untuk bangkit dari tempat tidur
menuju toilet. Penggunaan obat dan interaksinya juga merupakan faktor penyumbang. Fraktur
pinggul merupakan salah satu akibat cedera jatuh yang paling serius. Setengah dari lansia
yang mengalami frakur pinggul tidak lagi memiliki fungsi yang sama dengan sebelumnya dan
banyak dari mereka yang tidak mampu hidup mandiri setelah mengalami cedera ini (National
Center For Injury Prevention and Control, 2002). Kecelakaan yang terjadi akiba cedera akan
memperpanjang masa rawa klien di lingkungan pelayanan kesehatan sehngga mereka
memiliki peningkatan resikounuk mengalami komplikasi lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian jatuh dan risiko jatuh ?
2. Apa saja komplikasi pasien jatuh ?
3. Apa saja faktor penyebab jatuh ?
4. Bagaimana cara meminimalkan risiko jatuh pada pasien ?
5. Bagaimana pengkajian pada pasien risiko jatuh ?
6. Apa saja klasifikasi risiko jatuh berdasarkan skor keparahan ?
7. Bagaimana peran perawat dalam mengurangi risiko jatuh ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian jatuh dan risiko jatuh
2. Untuk mengetahui komplikasi pasien jatuh
3. Untuk mengetahui faktor penyebab jatuh
4. Untuk mengetahui cara meminimalkan risiko jatuh pada pasien
5. Untuk mengetahui pengkajian pada pasien risiko jatuh
6. Untuk mengetahui klasifikasi risiko jatuh berdasarkan skor keparahan
7. Untuk mengetahui peran perawat dalam mengurangi risiko jatuh

D. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa, hasil penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai
pengetahuan yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami tentang risiko jatuh.
2. Bagi masyarakat, hasil penulisan makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang risiko
jatuh.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Jatuh adalah kejadian saat seseorang terlepas atau turun atau meluncur ke bawah
dengan cepat karena gravitasi bumi baik ketika masih dalam gerakan turun maupun sesudah
sampai ke tanah (KBBI).
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan
dirumah sakit. Risiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia. Selain usia riwayat jatuh
terdahulu, masalah pada sikap, berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan
sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan beberapa kategori diagnosa medis
tertentu seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan serebrovaskuler dapat
meningkatkan resiko. Penggunaan obat-obatan dan interaksi obat juga menyebabkan jatuh
(Brady dan Chaster, 1993).

B. KOMPLIKASI
Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2004), komplikasi-komplikasi
jatuh meliputi :
1. Perlukaan (injury), mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit
berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau
fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus lengan bawah dan tungkai atas
2. Disabilitas, mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan
fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan
pembatasan gerak.

C. FAKTOR PENYABAB RISIKO JATUH


Cedera yang terjadi di rumah sakit seringkali disebabkan oleh berbagai benda,
termasuk keset yang ada di tangga dan lantai dan noda basah di lantai. Risiko jatuh karena
berbagai penghalang ini dapat dialami oleh seluruh kelompok usia, tetapi risiko terbesar
dialami oleh lansia. Jatuh biasanya diakibatkan oleh kombinasi antara faktor risiko intrinsik,
seperti penyakit, terapi obat dan penggunaan alkohol, dengan faktor ekstrinsik atau
lingkungan. Pada beberapa kasus, faktor ekstrinsik atau penghalang fisik dapat menjadi satu-
satunya penyebab jatuh. Faktor intrinsik sulit untuk dimodifikasi atau dieliminasi, tetapi
biasanya faktor ekstrinsik tidak sulit untuk dimodifikasi atau dieliminasi.

D. MEMINIMALKAN RISIKO JATUH


Bahaya fisik di lingkangan dapat menimbulkan risiko cedera kecelakaan dan
kematian bagi klien. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC)(2006a),
cedera yang tidak disengaja merupakan penyabab kematian kelima bagi warga Amerika di
tiap kelompok usia. Kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab utama, diikuti
keracunan dan kecelakaan jatuh. Pada lansia usia 65 tahun ke atas, kecelakaan jatuh
merupakan trauma penyabab utama masuknya lansia ke rumah sakit. Fraktur merupakan
konsekuensi jatuh yang paling serius (CDC 2006a).
Bahaya fisik terutama yang berhubungan dengan kecelakaan jatuh dapat
diminimalkan dengan cara :

1. Mengurangi Penghalang Fisik


Untuk mengurangi risiko cedera, seluruh penghalang fisik harus dipindahkan dari
gang dan tempat lalu lalang lainnya. Benda-benda yang dibutuhkan, misalnya seperti
jam, kacamata, tisu atau obat-obatan harus tetap diletakkan di meja samping tempat tidur
dalam jangkauan klien tetapi tidak dapat dijangkau anak-anak di rumah. Perawatan juga
harus dilakukan unutk memastikan bahwa unung meja telah aman dan meja mempunyai
kaki meja yang stabil dan lurus. Benda-benda yang tidak penting harus diletakkan dalam
laci untuk mengeliminasi kekacauan.
Jika menggunakan keset, maka keset itu harus dilindingu dengan alas yang tidak licin
atau bahan perekat yang tahan licin. Keset dan alasnya tidak boleh digunakan di tangga.
Penggunaan karpet di tangga harus dilindingu oleh paku karpet.

2. Mengontrol Bahaya Yang Ada Di Kamar Mandi


Kecelakaan seperti jatuh seringkali terjadi di kamar mandi. Pegangan yang mudah
terlihat dan aman serta perekat yang berwarna dan tidak licin yang ada di dasar bak
mandi berguna untuk mengurangi risisko jatuh dalam bak mandi. Tempat duduk toilet
yang diitnggikan dengan tangan dan alas yang tidak licin pada lantai depan toilet juga
sangat berguna untuk mengurangi bahaya yang ada di kamar mandi (Tideiksaar,1989).
3. Mengontrol Bahaya Di Tempat Tidur
Pembatas tepi dapat meningkatkan mobilitas klien dan/kestabilan saat berada di
tempat tidur atau saat bangkit dari tempat tidur ke kursi. Pembatas tepi juga mencegah
jatuhnya klien yang tidak sadar. Pembatas tepi yang seluruhnya ditinggikan dianggap
sebagai pembatas yang mengganggu kebebasan pergerakan klien untuk naik dan turun
tempat tidur (CMV,2006). Bagi klien yang disorientasi, penggunaan pembatas tepi saja
akan menyebabkan kebingungan lebih lanjut dan cedera. Klien akan berusaha keluar dari
tempat tidur dengan memanjat pembatas. Ini dapat menyebabkan cedera atau jatuh.
Intervensi keperawatan untuk mengurangi kebingungan klien akan berfokus pada
penyebab timbulnya kebingungan. Perawat sering menyangka usaha klien untuk
menjelajahi lingkungannya atau ke kamar mandi sebagai suatu kebingungan. Disini
dibutuhkan pengkajian yang bersifat menyeluruh. Jika pembatas tepi sedang digunakan,
pastikan bahwa tempat tidur berada di posisi terendahnya.

E. PENGKAJIAN PASIEN RISIKO JATUH


Pengkajian resiko jatuh sangat penting untuk menentukan kebutuhan spesifik dan
menyusun intervensi penegahan. Perawat memulai dengan bertanya adanya riwayat jatuh
membantu mendeteksi resiko potensial sebelum kecelakaan dan cidera terjadi (Farmer,2000).
Alat ini menaruh nilai unuk tiap faktor risiko. Pengkajian awal dan harian untuk risiko jatuh
sangat penting untuk idenifikasi klien yang bersiko jatuh. Pada banyak kasus, keluarga
merupakan sumber penting dalam mengkaji risiko jatuh. Keluarga mampu melaporkan tingkat
kebingungan dan kemampuan ambulasi klien.
1. Yang harus diperhatikan
a. Usia
b. Riwayat jatuh
c. Aktivitas
d. Defisit (Penglihatan, Pendengaran)
e. Kognitif
f. Pola BAB dan BAK
g. Mobilitas/ motorik
h. Pengobatan, seperti : Antihipertensi, Hiploglikemik, Antidepresan, Neurotropik,
Sedatif dll.
2. Assesmen risiko jatuh
a. Memonitor pasien sejak masuk
b. Memonitor dengan ketat pada pasien yang mempunyai risiko tinggi : memberi
tanda/alert (sesuai warna universal)
c. Libatkan pasien atau keluarga dalam upaya pencegahan risiko jatuh
d. Laporan pristiwa jatuh.

F. KLASIFIKASI TINDAKAN SESUAI SKOR KEPARAHAN


1. Risiko rendah (skor 0-5)
a. Pastikan bel mudah dijangkau oleh pasien
b. Roda tempat tidur dalam keadaan terkunci
c. Posisikan tempat tidur pada posisi terendah
d. Tepi pengaman tempat tidur dinaikkan
2. Risiko sedang (skor 6-13)
a. Lakukan semua pedoman pencegahan untuk risiko rendah
b. Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda pasien risiko jatuh
c. Tempatkan tanda pasien jatuh pada datar nama pasien (warna kuning)
d. Beri tanda risiko pasien jauh pada pint kamar pasien
3. Risiko tinggi (skor>=14)
a. Lakukan semua pedoman pencegahan untuk resiko rendah dan sedang
b. Kunjungi dan monitor pasien setiap satu jam
c. Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan nurse station jika
memungkinkan

G. PERAN PERAWAT DALAM MENGURANGI RESIKO JATUH


Perawat harus melakukan pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien
jatuh, termasuk resiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian oabt serta
mengambil tindakan untuk mengurangi semua resiko yang telah diidentifikasikan.
Berdasarkan hasil penelitian faktor resiko terjadinya jatuh adalah usia, jenis kelamin, efek
obat-obatan tertentu, status mental, penyakit kronis, dan faktor lingkungan, keseimbangan,
kekuatan dan mobilitas, ketinggian tempat tidur (Geoene, Moro, Thomson & Saez,
2007;Kerzman, Cherit, Brin & Torin 2004; Tzeng & Yin 2007).
Perawat melakukan pedoman pencegahan pasien risiko jatuh untuk mengursngi
insiden jatuh yaitu dengan : memastikan bel mudah dijangkau, roda tempat tidur pada
posisiterkunci, memposisikan tempat tidur pada posisi terendah, pagar pengaman tempat tidur
dinaikkan. Monitoring ketat pasien risiko tinggi (kunjungi dan monitor pasien per 1 jam,
tempatkan pasien di kamar yang paling dekat dengan nurse station jika memungkinkan).
Upaya menurunkan risiko jatuh ( sedatif, analgatik, antihipertensi,diuretik, lazatif dan
psychotropika). Menggunakan protokol pemindahan pasien secara aman (brankar, kursi roda,
tempat tidur), lamanya respon staf terhadap panggilan pasien, gunakan instrumen untuk
memprediksi risiko pasien jatuh. Menurut Potter & Perry (2009) beberapa intervensi yang
dapat dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya jatuh pada pasien yaitu :
mengorientasikan pasien pada saat masuk rumah sakit dan mnejelaskan sistem komunikasi
yang ada, bersikap hati-hati saat mengkaji pasien dengan keterbatasan gerak, melakukan
supervisi ketat pada awal pasien dirawat terutama malam hari, manganjurkan menggunakan
bel bila membutuhkan bantuan, memberikan alas kaki yang tidak licin, memberikan
pencahayaan yang adekuat, memasang pengaman tempat tidur terutama pada pasien dengan
penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas, dan menjaga lantai kamar mandi agar tidak
licin. Perawat perlu memperhatikan lingkungan yang mendukung keselamatn pasien. Faktor
lingkungan mempengaruhi risiko jatuh menurut Badan Nasional Keselamatan Pasien (NPSA)
dalam Dhatt, Damirl, Matarelli, Krishned & James (2011) adalah permukaan lantai termasuk
kerapatan, kemilau dan pola yang dapat menimbulkan ilusi atau gangguan penglihatan;
pencahayaan; kebisingan; lonceng pengubung termasuk visibilitas dan jangkaun; desain
pintu; jarak antara tangan dengan pegangan rel tangaan, tempat tidur, kursi dan toilet;
stabilitas furnitur.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan
dirumah sakit. Risiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia. Selain usia riwayat jatuh
terdahulu, masalah pada sikap, berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan
sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan beberapa kategori diagnosa medis
tertentu seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan serebrovaskuler dapat
meningkatkan resiko. Penggunaan obat-obatan dan interaksi obat juga menyebabkan
jatuh. Komplikasi-komplikasi jatuh meliputi Perlukaan (injury) dan disabilitas.
Jatuh biasanya diakibatkan oleh kombinasi antara faktor risiko intrinsik, seperti
penyakit, terapi obat dan penggunaan alkohol, dengan faktor ekstrinsik atau lingkungan.
Pada beberapa kasus, faktor ekstrinsik atau penghalang fisik dapat menjadi satu-satunya
penyebab jatuh. Faktor intrinsik sulit untuk dimodifikasi atau dieliminasi, tetapi biasanya
faktor ekstrinsik tidak sulit untuk dimodifikasi atau dieliminasi.
Bahaya fisik terutama yang berhubungan dengan kecelakaan jatuh dapat
diminimalkan dengan cara mengurangi penghalang fisik, mengontrol bahaya yang ada di
kamar mandi dan mengontrol bahaya di tempat tidur.

B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan masyarakat baik dari masyarakat
menengah keatas dan khususnya masyarakat menengah ke bawah. Oleh karena itu
diharapkan seluruh elemen masyarakat menyadari tentang risko jatuh.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik vol.
2, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Potter & Perry.(2006). Fundamental Keperawatan, Buku 2, Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Hadi, Irwan.(2016). Manajemen Keselamatan Pasien. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai