Mata Ajar Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Topik Sasaran Hari/Tanggal Waktu Penyuluh Tempat
:Keperawatan Medikal bedah I :Gagguan Sistem Neurologi : Head Injuri :Penyakit Head Injuri sedang : Klien dan keluarga : Kamis 1 november 2012 : 10.00 WIB sampai selesai : Mustika Sariy : Ruang Soehoed
A. Tujuan Institusional (TI) Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tn.A dan keluarga dapat memahami tentang gangguan sistem Neurologi akibat penyakit head injuri sedang.
B. Tujuan Instruksional (TIU) Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga klien dapat memahami tentang penyakit head injuri sedang
C. Karakteristik Peserta Penyuluhan Pasien Tn.A dan keluarga klien yang dirawat di ruang Soehoeh ruang kamar II bed 4 rumah sakit Rajawali Bandung.
D. Analisa Tugas 1. Know a. Pengertian dari cedera kepala b. Penyebab cedera kepala.. c. Macam-macam cidera kepala d. tanda dan gejala cidera kepala e. Penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala. 2. Do Memberi tanggapan/pertanyaan pada saat brainstorming dan penyuluhan
E. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan dapat : a. Menyebutkan pengertian dari cedera kepala b. Menyebutkan penyebab cedera kepala c. Menyebutkan macam-macam cidera kepala
d. Menyebutkan tanda serta gejala cidera kepala e. Mengerti penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala. F. Pokok Bahasan Gangguan sistem Neurologi
H. Mater dan Penyuluhan (Dilampirkan) I. Lokasi Waktu 1. Apersepsi 2. Kegiatan membuka 3. Penjelasan/urayan materi 4. Evaluasi dan penutup J. Strategi Instruksional 1. Menjelaskan materi penyuluhan. 2. Menggunakan penyuluhan. 3. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta penyuluhan. 4. Mengadakan evaluasi. K. Media Penyuluhan Leaflet L. Sumber 1. Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi ed.3. Jakarta : EGC. 2. American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala. Dalam:Advanced Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah Indonesia,penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI, 2004; 168-193. 3. Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selelkta Kedokteran; jilid2. Media Aesculapius: FKUI. Jakarta media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta : 5 menit : 5 menit : 10 menit : 10 menit
M. Metode Pengajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab/diskusi N. Variasi Pengajaran 1. Suara : intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan atau pertanyaan. 2. Menggunakan mimik, gerak tangan dan lengan, anggukan kepala dan sikap tubuh. 3. Kontak mata. 4. Menggunaka waktu hening sejenak. 5. Menggunakan variasi media pengajaran seperti leaflet O. Evaluasi Klien dan keluarga mengetahui tentang cidera kepala, jenis cidera kepala, penyebab, tanda dan gejala, serta penanganan pada cidera kepala P. Proses Belajar No Tahap Kegiatan Penyuluhan - Menyiapkan 1 Pra perlengkapan - Set ruangan - Mengucapkan salam 2 Pembukaan - Menyampaikan tujuan penyuluhan Menjawab salam Menyetujui tujuan penyuluhan - Menanyakan kepada tentang pengalamanya 3 Uraian Materi tentang - Memberi reinforcemen kemauan atas penyakit peserta Menceritakan pengalaman penyakit Head Injuri sedang - Tanya jawab Leaflet Kegiatan Peserta Penyuluhan Metode Media
peserta
penyakit head injuri sedang - Memberikan kesempatan peserta bertanya hal yang pada untuk tentang belum Menyimak - Ceramah
dipahaminya. - Menjawab pertanyaan peserta. - Melakukan evaluasi. - Menyimpulkan 4 Penutup materi penyuluhan - Menjawab pertanyaan - Menyimak kesimpulan - Menjawab salam - Tanya jawab - Ceramah
MATERI PENYULUHAN A. PENGERTIAN Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yangdisertai atau tanpa disertai perdarahan interstisil dalam substansi otak tanpadiikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan
bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan(accelerasi - descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi olehperubahan peningkatan pada percepatan factor dan penurunan percepatan,serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagaiakibat perputaran pada tindakan pencegahan. B. ETIOLOGI 1. Kecelakaan 2. Jatuh 3. Trauma akibat persalinan C. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA Cedera kepela dapat diklasifikan berdasarkan mekanisme, keparahan
danmorfologi cedera. 1. Mekanisme: berdasarkan adanya penetrasi durameter a. Trauma tumpul: kecepatan tinggi (tabrakan) Biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh atau
pukulanbenda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan deselerasiyang cepat menyebabkan otak bergerak di dalam rongga cranial danmelakukan kontak pada protuberans tulang tengkorak. b. Trauma tembus (luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya) 2. Keparahan cideraa. a. Ringan: GCS 14-15 b. Sedang: GCS 9-13 c. Berat: GCS 3-83.
depresi;terbuka/tertutup Fraktur tengkorak dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak. Frakturdapat berupa garis/ linear, mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen tulang (kominutif).
Frakturtengkorak dapat berupa fraktur tertutup yang secara normal tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup yang
memerlukanperlakuan untuk memperbaiki tulang tengkorak. b. Lesi intrakranial fokal: epidural, subdural, epidural Difus: konkusi ringan, konkusi klasik, cedera aksonal difus
D. TANDA GEJALA CIDERA KEPALA 1. Cidera kepala ringan (kelompok resiko rendah) a. Sadar penuh, orientasi baik (GCS: 14-15) b. Tidak ada kehilangan kesadaran c. Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
d. Paseien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulitkepala e. Tidak ada kriteria sedang beratb 2. Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang) a. GCS 9-13 (konfusi, letargi, atau stupor) b. Konkusi c. Amnesia pasca trauma
d. Muntah e. Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle sign, mata rabun, otore, rinorea cairan serebrospinal, hemotimpanum) f. Kejang
3. Cidera kepala berat (kelompok resiko berat) a. Cidera GCS 3-8 (koma) b. Penurunan derajat kesehatan secara progresif c. Tanda neurologis fokal
d. Cedera kepala penetrasi, atau teraba fraktur depresi kranium E. PENATALAKSANAAN Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan caramemberikan es atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk membantu mengurangi bengkak. Jika terdapat luka, tutup dengan perbanbersih dan tekan selama 5 menit. Luka robek di kepala sering berdarahbanyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke rumah sakituntuk mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah
timbulnyakomplikasi klinis lainnya. Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan penderita cedera kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit:
1.
Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus dimiringkanke kiri dengan posisi log roll ( membatasi gerakan tulang belakangpenderita).
2.
Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard. Batasigerakan leher dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi kepala.
3.
F. NUTRISI PADA CEDERA KEPALA Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan akan mengakibatkan katabolisme protein. Proses ini terjadi antaralain oleh karena meningkatnya kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darahdan akan bertambah bila ada demam. Setelah 3-4 hari dengan cairan perenteral pemberian cairan nutrisi peroral melalui pipa nasograstrik bisa dimulai,sebanyak 2000-3000 kalori/hari. G. PENCEGAHAN Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan
kesadarandari diri sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalammelakukan suatu aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saatdi jalan raya, karena dari epidemiologi di atas, kecelakaan lalu
lintasmerupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnyakarena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan,
kegiatanolahraga dan rekreasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a. b. c. d. e. f. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saatmengemudi mobil Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambilmabuk Mencegah jatuhf. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
persarafan.Instalasi Rawat Inap II. RSSA Malang TIM IRD RSU dr Syaiful Anwar Malang.2008.Basic Trauma Life Support