Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Cedera kepala
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien IRNA II Ruang 21 RSSAMalang
Tempat : Ruang tunggu rawat inap ruang 21, RS Saiful Anwar
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Waktu : 1 x 20 menit

I. LATAR BELAKANG
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibatadanya trauma
pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupunefek sekunder dari trauma
yang terjadi (sylvia anderson Price, 1985). Menurut Brain Injury Assosiation of
America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital
ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala bisa dikelompokkan sebagai cedera kepala
tertutup atau terbuka (penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala tertutup, kepala
menerima suatu dorongan tumpul karena membentur suatu benda. Pada cedera kepala
terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke
dalam otak.
Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang sering terjadi pada orang
dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala
terbentur bagian dari mobil karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan
lain sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang
mengendarai sepeda motor ketika kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan siapa saja
yang mengendarai sepeda untuk menggunakan helm sebagai pelindung kepala.
Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagai isyarat untuk
mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helm yang kurang memenuhi
syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas masih terjadi cedera kepala yang berat. Di Amerika Serikat,
kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari
jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah
sakit, 80%dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera
kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat(CKB). Insiden cedera kepala
terutama terjadi pada kelompok usiaproduktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu
lintas merupakan penyebab48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya
karena jatuh dan3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan
rekreasi.
Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagai syarat untuk
mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helm yang kurang memenuhi
syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas masih terjadi cedera kepala yang berat.. Di Amerika Serikat,
kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari
jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah
sakit, 80% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk cedera
kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat(CKB). Insiden cedera kepala
terutama terjadi pada kelompok usia produktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu
lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya
karena jatuh dan3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan
rekreasi
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, klien dan keluarga dapat mengetahui tentang cidera
kepala, penyebab, tanda gejala serta penangananya.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan klien dapat:
1. Menyebutkan pengertian dari cedera kepala.
2. Menyebutkan penyebab cedera kepala.
3. Menyebutkan macam-macam cidera kepala.
4. Menyebutkan tanda serta gejala cidera kepala.
5. Mengerti penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala.
IV. SASARAN
Pasien dan keluarga di Ruang 21 IRNA II RS. Saiful Anwar Malang.
V. MATERI
1. Pengertian dari cedera kepala.
2. Penyebab cedera kepala.
3. Macam-macam cidera kepala.
4. tanda dan gejala cidera kepala.
5. Penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala.
VI. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
VII. MEDIA
1. Leaflet.
2. LCD.
VIII. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Peserta hadir ditempat penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu keluarga pasien
Ruang 21 RSSA Malang.
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
- Klien dan keluarga mengetahui tentang cidera kepala, jenis cidera kepala,
penyebab, tanda dan gejala, serta penanganan pada cidera kepala.
XI. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 2 menit Pembukaan:
- Membuka kegiatan dengan - Menjawab salam.
mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri. - Mendengarkan.
- Menjelaskan tujuan dari - Memperhatikan.
penyuluhan.
- Menyebutkan materi yang - Memperhatikan.
akandiberikan
2. 15 menit

2. 15menit
Pelaksanaan
:

Menjelaskan tentang pengertiancidera kepala

Menjelaskan pengertian daricedera kepala

Menjelaskan penyebab cederakepala

Menjelaskan jenis-jenis ciderakepala

Menjelaskan tanda dan gejalacidera kepala

Menjelaskan Penanganan dankebutuhan nutrisi pada cederakepala.

Memberi kesempatan kepadapeserta untuk bertanya.

Memperhatikan

Memperhatikan
Bertanya danmenjawabpertanyaan yangdiajukan

Bertanya danmenjawabpertanyaan yangdiajukan3. 7menit


Evaluasi
:

Menanyakan kepada pesertatentang materi yang telahdiberikan.

Menjawabpertanyaan
MATERI PENYULUHAN1.

PENGERTIAN
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yangdisertai atau tanpa
disertai perdarahan interstisil dalam substansi otak tanpadiikuti terputusnya kontinuitas
otak.Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan(accelerasi

descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi olehperubahan peningkatan pada
percepatan factor dan penurunan percepatan,serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala
dirasakan juga oleh otak sebagaiakibat perputaran pada tindakan pencegahan.
2.

ETIOLOGI
1.

Kecelakaan2.

Jatuh
3.

Trauma akibat persalinan

3.

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA


Cedera kepela dapat diklasifikan berdasarkan mekanisme, keparahan danmorfologi cedera.1.

Mekanisme: berdasarkan adanya penetrasi durameter-

Trauma tumpul: kecepatan tinggi (tabrakan)Biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas,
jatuh atau pukulanbenda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan deselerasiyang
cepat menyebabkan otak bergerak di dalam rongga cranial danmelakukan kontak pada
protuberans tulang tengkorak.-
Trauma tembus (luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya)

2.

Keparahan cideraa.

Ringan: GCS 14-15b.

Sedang: GCS 9-13c.

Berat: GCS 3-83.

Morfologi

Fraktur tengkorak: kranium: linar/stelatum; depresinon depresi;terbuka/tertutupFraktur


tengkorak dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak. Frakturdapat berupa garis/ linear,
mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen tulang
(kominutif). Frakturtengkorak dapat berupa fraktur tertutup yang secara normal
tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup yang memerlukanperlakuan untuk
memperbaiki tulang tengkorak.

Lesi intrakranial:-

fokal: epidural, subdural, epidural-

Difus: konkusi ringan, konkusi klasik, cedera aksonal difus


3.

TANDA GEJALA CIDERA KEPALA


a.
Cidera kepala ringan (kelompok resiko rendah)-

Sadar penuh, orientasi baik (GCS: 14-15)-

Tidak ada kehilangan kesadaran-

Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing-

Paseien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulitkepala-

Tidak ada kriteria sedang beratb.

Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang)-

GCS 9-13 (konfusi, letargi, atau stupor)-

Konkusi-

Amnesia pasca trauma-

Muntah-

Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle sign, mata

rabun, otore, rinorea cairan serebrospinal, hemotimpanum)-

Kejangc.

Cidera kepala berat (kelompok resiko berat)-

Cidera GCS 3-8 (koma)-

Penurunan derajat kesehatan secara progresif -


Tanda neurologis fokal-

Cedera kepala penetrasi, atau teraba fraktur depresi kranium


4.

PENATALAKSANAAN
Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan caramemberikan es atau handuk
dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk membantu mengurangi bengkak. Jika terdapat luka,
tutup dengan perbanbersih dan tekan selama 5 menit. Luka robek di kepala sering
berdarahbanyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke rumah sakituntuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah timbulnyakomplikasi klinis
lainnya.Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaanpenderita cedera
kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit :1.

Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus dimiringkanke kiri dengan
posisi log roll ( membatasi gerakan tulang belakangpenderita).2.

Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard. Batasigerakan leher
dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi kepala.3.

Segera bawa ke rumah sakit terdekat atau telpon ambulan 118.


5.

NUTRISI PADA CEDERA KEPALA


Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kalinormal dan akan
mengakibatkan katabolisme protein. Proses ini terjadi antaralain oleh karena meningkatnya
kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darahdan akan bertambah bila ada demam. Setelah 3-
4 hari dengan cairan perenteralpemberian cairan nutrisi peroral melalui pipa nasograstrik bisa
dimulai,sebanyak 2000-3000 kalori/hari.

6.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadarandari diri sendiri untuk
menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalammelakukan suatu aktivitas. Selain itu
perlu diperhatikan keselamatan kita saatdi jalan raya, karena dari epidemiologi di atas,
kecelakaan lalu lintasmerupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28%
lainnyakarena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatanolahraga dan
rekreasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :a.

Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.b.

Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saatmengemudi mobil.c.

Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.d.

Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambilmabuk.e.

Mencegah jatuhf.

Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.


DAFTAR PUSTAKA
Budiono.2010.Asuhan Keperawatan Pasien dengan gangguan systempersarafan.Instalasi
Rawat Inap II. RSSA MalangTIM IRD RSU dr Syaiful Anwar Malang.2008.Basic Trauma
Life Support

Anda mungkin juga menyukai