Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CKR

DI RUANG 21 RSU Dr.Saiful Anwar

Disusun Guna Memenuhi Tugas Profesi DIII Keperawatan

Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Mahasiswa Stikes Kendedes Malang

(Kelompok II)

Rumah Sakit Umum Daerah DR.Saiful Anwar Malang

2019
Lembar Pengesahan

Susunan Acara Penyuluhan Di Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Telah
Di Setujui :

Pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 17 Oktober 2019

Jam : 10.00

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

NIDN NIP

Kepala Ruangan

NIP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CKR

Pokok Pembahasan : CKR

Sasaran : Seluruh Keluarga Pasien Di Ruang 21 RSUD Dr. Saiful


Anwar Malang

Tempat : Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Hari / Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dan Praktek

Penyuluh :

1. Doni Nurdiansyah
2. Evie Amilatusilmi
3. Fitra Eka Pratiwi

A. LATAR BELAKANG
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat
adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun
efek sekunder dari trauma yang terjadi (Price, 2005).
Menurut World Health Organization tahun (WHO) tahun 2004,
Case Rate (CFR) cedera akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi di jumpai di
beberapa Negara Amerika Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%) (Bunga,
2011). Dari seluruh kecelakaan yang ada WHO mencatat bahwa,
90% kecelakaan lalu lintas dengan cedera kepala banyak terjadi di negara
berkembang seperti Indonesia. Tercatat di data kepolisian Republik
Indonesia tahun 2011 mencapai 108.696 jumlah kecelakaan dengan 31.195
korban meninggal dan 35.285 mengalami luka berat, dan 55,1% dari data
tersebut mengalami cedera kepala, sedangkan kerugian lainnya seperti
kerugian material mencapai Rp286.099.076.289. Korban kecelakaan
ditinjau dari umur kebanyakan berada di rentang umur 21-30 tahun dengan
pengendara dalam keadaan mabuk, dengan presentase laki-laki lebih
banyak dari perempuan (Lumandung, 2012).
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu
lintas dengan cedera kepala penting diketahui, karena dapat
mengakibatkan kematian serta kerugian lainnya. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penyuluhan tentang cedera kepala.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan/atau keluarga pasien
yang dirawat di ruang 21 RSSA Malang mampu mengerti konsep cedera
kepala.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan klien dapat :

1. Menyebutkan pengertian dari cedera kepala


2. Menyebutkan penyebab cedera kepala
3. Menyebutkan klasifikasi cidera kepala
4. Menyebutkan tanda serta gejala cidera kepala
5. Mengerti penatalaksanaan cedera kepala
6. Mengerti pencegahan cedera kepala
7. Mengerti komplikasi cedera kepala
D. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah pasien dan/atau keluarga pasien yang
dirawat di ruang 21 Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

E. MATERI
(Terlampir)

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. MEDIA
Power point

F. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKT KEGIATAN
No. KEGIATAN PENYULUH MEDIA
U PESERTA
1. 2 Pembukaan : -

menit  Membuka kegiatan  Menjawab salam


dengan mengucapkan
salam.
 Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
 PPT
menit Menjelaskan pengertian dari  Memperhatikan
cedera kepala

Menjelaskan penyebab cedera


kepala

Menjelaskan klasifikasi cidera


kepala

Menjelaskan tanda serta


gejala cidera kepala

Menjelaskan pemeriksan
diagnostik cedera kepala

Menjelaskan penatalaksanaan
cedera kepala

Menjelaskan pencegahan
cedera kepala

Menjelaskan komplikasi
cedera kepala
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.

 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
3. 7 Evaluasi :

menit  Menanyakan kepada  Menjawab


peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan.
4. 2 Terminasi :

menit  Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan


 Mengucapkan salam  Menjawab
penutup salam

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma
pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari
trauma yang terjadi (Price, 2005).
Trauma atau cedera kepala adalah di kenal sebagai cedera otak gangguan
fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam.
Defisit neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia, dan pengaruh
masa karena hemoragik, serta edema serebral di sekitar jaringan otak. (Fransisca,
2008).
B. PENYEBAB CEDERA KEPALA
Cidera kepala dapat disebabkan karena (Fransisca, 2008):
1. Kecelakaan lalu lintas,
2. Terjatuh,
3. Kecelakaan industry,
4. Kecelakaan olahraga, dan
5. Persalinan.
C. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
 Klasifikasi cedera kepala menurut Brunner & Suddarth (2001):
a. Cedera kepala terbuka
Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan pecahnya tengkorak
atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini ditentukan oleh
velositas, masa dan bentuk dari benturan. Kerusakan otak juga dapat
terjadi jia tulang tengkorak menusuk dan masuk ke dalam jaringan otak
dan melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat benda tajam /
tembakan. Cedera kepala terbuka memungkinkan kuman pathogen
memiliki abses langsung ke otak.
b. Cedera kepala tertutup
Benturan cranium pada jaringan otak didalam tengkorak ialah goncangan
yang mendadak. Dampaknya mirip dengan sesuatu yang bergerak cepat,
kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan dalam otak cairan akan
tumpah. Cedar kepala tertutup meliputi: komusio (gegar otak), kontusio
(memar) dan laserasi.

 Berdasarkan mekanismenya cedera kepala dikelompokkan menjadi dua


yaitu (Hudack dan Gallo, 1996):
 Cedera kepala tumpul.
Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas,
jatuh/pukulan benda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan
decelerasi yang menyebabkan otak bergerak didalam rongga kranial dan
melakukan kontak pada protuberas tulang tengkorak.
 Cedera tembus. Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak atau
tusukan.

 Klasifikasi cedera kepala berdasarkan nilai GCS (Hudack dan Gallo,


1996):
1. Cedera kepala ringan
Nilai GCS: 13-15, kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit. Ditandai
dengan: nyeri kepala, muntah, vertigo dan tidak ada penyerta seperti pada
fraktur tengkorak, kontusio/hematoma.
2. Cedera kepala sedang
Nilai GCS: 9-12, kehilangan kesadaran antara 30 menit – 24 jam, dapat
mengalami fraktur tengkorak dan disorientasi ringan (bingung).
3. Cedera kepala berat
Nilai GCS: 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam, meliputi: kontusio
serebral, laserasi, hematoma dan edema serebral.
D. TANDA GEJALA CIDERA KEPALA
Menurut Mansjoer (2000) manifestasi klinis cedera kepala berdasarkan
beratnya cedera sesuai skor GCS yaitu:
a. Cedera kepala ringan (GCS 13 – 15)
- Pasien sadar, menuruti perintah tapi disorientasi
- Tidak ada kehilangan kesadaran
- Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang
- Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
- Pasien dapat menderita laserasi, hematoma kulit kepala
- Tidak adanya criteria cedera kepala sedang sampai berat
b. Cedera kepala sedang (GCS 9 - 12)
- Pasien bisa atau tidak bisa menuruti perintah, namun tidak memberi respon
yang sesuai dengan pernyataan yang di berikan
- Amnesia paska trauma
- Muntah
- Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda Battle, mata rabun,
hemotimpanum, otorea atau rinorea cairan serebro spinal)
- Kejang
c. Cedera kepala berat (GCS ≤ 8)
- Penurunan kesadaran sacara progresif
- Tanda neorologis fokal
- Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium
E. PENATALAKSANAAN
Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan cara
memberikan es atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk
membantu mengurangi bengkak. Jika terdapat luka, tutup dengan perban
bersih dan tekan selama 5 menit. Luka robek di kepala sering berdarah
banyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah timbulnya
komplikasi klinis lainnya (Lumandung, 2012).
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan
penderita cedera kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit
(Lumandung, 2012):
1. Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus dimiringkan
ke kiri dengan posisi log roll ( membatasi gerakan tulang belakang
penderita).
2. Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard. Batasi
gerakan leher dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi kepala.
3. Segera bawa ke rumah sakit terdekat atau telpon ambulan 118.
F. PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadaran
dari diri sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalam
melakukan suatu aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saat
di jalan raya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara (Lumandung, 2012):
a. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saat
mengemudi mobil.
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambil
mabuk.
e. Mencegah jatuh
f. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
G. KOMPLIKASI CEDERA KEPALA
Komplikasi yang sering dijumpai dan berbahaya menurut Markam (1999)
pada cedera kepala meliputi:
a. Koma
Penderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut koma. Pada situasi
ini secara khas berlangsung hanya beberapa hari atau minggu, setelah masa ini
penderita akan terbangun, sedangkan beberapa kasus lainnya memasuki
vegetatife state. Walaupun demikian penderita masih tidak sadar dan tidak
menyadari lingkungan sekitarnya. Penderita pada vegetatife state lebih dari
satu tahun jarang sembuh.
b. Kejang / Seizure
Penderita yang mengalami cedera kepala akan mengalami sekurang- kurangnya
sekali kejang pada masa minggu pertama setelah cedera. Meskipun demikian,
keadaan ini berkembang menjadi epilepsy.
c. Infeksi
Fraktur tulang tengkorak atau luka terbuka dapat merobekkan membran
(meningen) sehingga kuman dapat masuk infeksi meningen ini biasanya
berbahaya karena keadaan ini memiliki potensial untuk menyebar ke system
saraf yang lain.
d. Hilangnya kemampuan kognitif
Berfikir, akal sehat, penyelesaian masalah, proses informasi dan memori
merupakan kemampuan kognitif. Banyak penderita dengan cedera kepala
mengalami masalah kesadaran.
e. Penyakit Alzheimer dan Parkinson
Pada khasus cedera kepala resiko perkembangan terjadinya penyakit Alzheimer
tinggi dan sedikit terjadi Parkinson. Resiko akan semakin tinggi tergantung
frekuensi dan keparahan cedera.
- Hipovolemi, - Kejang, - Hiperthermi

MATERI CARA MEMBUANG SAMPAH DENGAN BENAR

2.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat ataupun cair yang sudah
tidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang sudah digunakan lagi dalam
suatu kegiatan manusia dan dibuang
2.2 Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan sifatnya (zat kimia yang terkandung di dalamnya), sampah dibagi


menjadi :

a) Sampah Organik

Sampah ini bersifat degradable atau dapat diurai yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

b) Sampah Anorganik

Sampah ini beersifat undegradable atau tidak terurai yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah
anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.

2.3 Sumber Sampah

a. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran

b. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat langsung


membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.

c. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun pusat-
pusat kegiatan dan pemukiman.
d. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto capy,
baterai dll.

e. Sampah Pertanian dan Perkebunan

f. Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen
dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.

g. Sampah Bangunan dan Gedung

h. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung


dapat berupa organik maupun anorganik. Sampah organik : kayu, bambu,
triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.

Sampah Khusus

Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus


untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini
meliputi

Sampah Rumah Sakit

merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan operasi,


botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini terkontaminasi
oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya.

2.4 Bahaya Sampah bagi Kesehatan

Menurut Soekidjo Nototmodjo (2003 : 168) sampah erat kaitannya dengan


kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit dan juga binatang serangga
sebagai pemindah atau penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus
dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin sehingga tidak mengganggu
kesehatan masyarakat
Sampah yang berserakan selain merusak estetika (keindahan) juga menjadi
tempat yang cocok untuk tumbuhnya organism penyebab timbulnya penyakit.
Selain itu, tempat tersebut juga menarik hewan perantara penyakit seperti lalat
dan nyamuk. Sampah yang membusuk juga menghasilkan gas-gas beraroma
tidak sedap yang juga mempengaruhi kesehatan. Beberapa penyakit yang bisa
ditimbulkan karena sampah yang dibuang sembarangan yaitu : diare, kolera,
tifus, malaria, demam berdarah, infeksi kulit.

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan, antara lain :

a. Dampak Terhadap Kesehatan : Pembuangan sampah yang tidak


terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti
lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya
yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare, kolera, tifus yang
dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat
juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai, demikian pula penyakit jamur
(misalnya jamur kulit).

b. Dampak Terhadap Lingkungan : Cairan terhadap rembesan


sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari
air, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis.

c. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi : Pengelolaan sampah yang


kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi

2.5 Perilaku Membuang Sampah yang Benar


 Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah
tersebut, jangan dibuang di sembarang tempat.

 Pisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik

 Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman

 Sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan kembali, misalnya kaleng


bekasdimanfaatkan sebagai pot bunga.

 Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan dibiarkan


menumpuk terlalul ama. Secara periodik buanglah ke TPS (Tempat
Pembuangan Sampah Sementara) agar diangkut oleh truk sampah ke
tempat pengelolaan sampah.

 Jangan membakar sampah sembarangan, karena selain menimbulkan asap


yang menyesakkan nafas, sampah-sampah tertentu dapat menghasilkan
yang menyebabkan penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet
bila dibakar menghasilkan gas yang dapat menyebabkan kanker). Selain
itu ada juga sampahyang dapat meledak bila terkena panas/dibakar (botol
aerosol)

Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah


antara lain :

Dalam pengelolaan sampah harus memperhatikan sifat sampahnya kemudian


dipilih tindakan atau langkah apa yang paling tepat untuk menangani sampah.
Tersediannya sarana pembuangan/penampungan sampah yang memenuhi syarat
kesehatan sehingga tidak menjadi sumber pengotoran/penularan penyakit. Prinsip-
prinsip pengelolaan pembuangan sampah sebagai berikut: 1). Adanya tempat
sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan tutup; 2). Memisahkan sampah
berdasarkan sifatnya (misalnya sampah kering dan sampah basah) agar mudah
memusnahkannya ;3). Menghindari mengisi tempat sampah yang melampaui
kapasitasnya;4) Kondisi kebersihan lingkungan tempat sampah harus baik
sehingga tidak ada kepadatan serangga/lalat penular penyakit lainnya yang
merugikan kesehatan; 5).Sampah tidak boleh ditampung di tempat sampah
melebihi 2 hari.
2.6 Peletakan tempat sampah.

1) Di dalam ruangan disediakan tempat sampah dalam bentuk kontainer yang


kedap air dan tertutup.

2) Tempat sampah tidak boleh diletakkan di atas/pingggiran saluran air.

3) Sampah dalam tempat pengumpulan sementara diperbolehkan tertimbun


paling lama 24 jam untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Tempat pengumpulan sampah sementara hendaknya diberikan tutup

2.7 Manfaat Perilaku Membuang Sampah yang Benar

a Mencegah terjadinya penyakit seperti diare, kolera, tifus, malaria, DBD,


dll.

b Menjaga nilai estetika lingkungan (keindahan)

c Sampah-sampah yang dimanfaatkan kembali dapat menghemat


pengeluaran,seperti kaleng bekas yang dimanfaatkan sebagai pot bunga
sehingga tidak diperlukan lagi uang untuk membeli pot bunga
MATERI CUCI TANGAN 6 LANGKAH

DAN 5 MOMEN MENCUCI TANGAN

1.1 Definisi cuci tangan

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-
benar hilang.

Cuci tangan adalah proses memindahkan kotoran dari kulit tangan dan kuku
menggunakan sabun dan air bersih atau antiseptic lainnya (WHO,2009). Cuci
tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).

1.2 Tujuan Mencuci Tangan

Menurut Annamma Jacob, dkk (2014), tujuan dari mencuci tangan adalah sebagai
berikut :

a. Mengangkat kotoran dan mikroorganisme sesaat dari tangan

b. Mengurangi jumlah mikroba dengan berjalannya waktu

c. Mencegah terjadinya infeksi silang.

1.3 Manfaat Cuci Tangan

1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.

2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).


3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.

4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang


lain

1.4 Kapan Waktu Cuci tangan

1. Menurut Handayani , dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah


sebagai berikut:

a. Sebelum dan setelah makan.

b. Setelah ganti pembalut.

c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum


dan setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan
ikan.

d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.

e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.

g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang


terluka.

h. Setelah menangani sampah.

i. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel,


dan lain – lain).

j. Pulang bepergian dan setelah bermain.

k. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

2. 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah sakit :


a. Sebelum menyentuh pasien

Indikasi ini bertujuan memutus kejadian kontak terakhir dengan


lingkungan petugas kesehatan serta kontak selanjutnya dengan pasien.
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mencegah transmisi kuman dari
tangan perawat atau tenaga kesehatan lain ke pasien.

b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril

Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk memutuskan kejadian kontak


dengan semua permukaan lingkungan petugas rumah sakit serta zona
pasien dan segala prosedur bersih/ aseptic termaksuk kontak langsung atau
tidak langsung dengan mukus membran, kulit yang tidak utuh atau
invasive. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah tranmisi kuman ke
pasien dan dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lain pada pasien yang
sama .

c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien

Cuci tangan dilakukan segera setelah selesai melakukan tindakan


keperawatan ataupun selesai tindakan yang mengenai risiko terkena cairan
tubuh ataupun setelah selesai melepai sarung tangan.Indikasi ini bertujuan
memutus kejadian kontak dengan darah pasien.Tindakan cuci setelah
kontak dengan cairan tubuh pasien bertujuan unutk melingdungi petugas
kesehatan dari infeksi dengan kuman pasien dan untuk melindungi
lingkungan disekitar petugas kesehatan dari potensi penyebaran kuman.

d. Setelah menyentuh pasien


Indikasi tindakan ini bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari
potensialnya terkena infeksi oleh kuman dari pasien dan untuk melindungi
lingkungan sekitar petugas kesehatan dari kontaminasi kuman dan
potensial penyebaran.

e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

Setelah menyentuh benda benda di lingkungan sekitar pasien untuk


sementara dan khusus disediakan untuk pasien.Tindakan ini dilakukan
untuk memutus kejadian terakhir dengan benda di sekitar pasien dan
kontak selanjutnya dengan lingkungan di sekitar petugas kesehatan.
Tindakan cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien dilakukan
untuk melindungi petugas kesehatan, melawan kolonial kuman pasien
yang mungkin terdapat pada permukaan / benda di lingkungan sekitar
pasien dan melindungi lingkungan disekitar petugas kesehatan dari
potensial penyebaran kuman.

1.5 Enam langkah cuci tangan

1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan

2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling


menjalin dan sebaliknya

3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin

4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling


mengunci

5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri
dan sebaliknya

6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan
kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Gambar: cuci tangan 6 langkah
MATERI BATUK EFEKTIF

1. Pengertian Batuk Efektif

Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana energy
dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal (Smeltzer, 2001).

2. Tujuan Batuk Efektif

a Mengurangi nyeri luka operasi saat batuk

b Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret

c Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat

d Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret

e Meningkatkan distribusi ventilasi.

f Meningkatkan volume paru

g Memfasilitasi pembersihan saluran napas

3. Teknik Batuk Efektif

a Tarik nafas dalam 4-5 kali

b Pada tarikan nafas dalam yang terakhir , nafas ditahan selama 1-2 detik

c Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan
spontan

d Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..”

e Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan


4. Alat dan Bahan yang disediakan

a Tissue/sapu tangan

b Gelas untuk penampungan dahak

c Gelas berisi air hangat


DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC,


Jakarta

Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2006, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta: EGC.

Banga. 2011. Gambaran Korban Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di


Manado yang Masuk dibagian Forensik BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado
Periode January 2008-Desember 2010. [Skripsi]. Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Lumandung. 2012. Gambaran Korban Meninggal Dengan Cedera Kepala Pada


Kecelakaan Lalu Lintas Di Bagian Forensik Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode Tahun 2011-2012. (Skripsi). Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai