Topik :
Pokok Bahasan :
Sasaran :
Tempat; :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Keterangan :
: Pembimbing : Moderator
: Pemateri : Fasilitator
: Peserta : Observer
D. Materi
(terlampir)
E. Materi
(Terlampir)
F. Media
Leflet
G. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
H. Kegiatan Penyuluhan
1. Evaluasi Struktur
A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan oleh kekuatan eksternal yang
menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas otak. Cedera dapat terjadi di
tempat benturan maupun pada dasar tengkorak.
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak
atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001).
Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma fungsi yang disertai/tanpa disertai
perdarahan intertitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(Syamsuhidayat dan De Jong, 1997).
Cedera kepala merupakan adaya pukulan/benturan mendadak pada kepala dengan atau
tanpa kehilangan kesadaran (Susan Martin, 1999).
Dari beberapa pengertian diatas, bahwa akibat dari cedera kepala adalah :
1. Gangguan kesadaran
2. Injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
3. Gangguan fungsi otak
4. Perdarahan di dalam otak
Dari beberapa sumber didapatkan bahwa penyebab dari cedera kepala, antara lain :
1. Gangguan kesadaran
2. Konfusi
3. Abnormalitas pupil
4. Awitan tiba-tiba defisit neurologis
5. Perubahan TTV
6. Gangguan pergerakan
7. Gangguan penglihatan dan pendengaran
8. Disfungsi sensori
9. Kejang otot
10. Sakit kepala
11. Vertigo
12. Kejang
13. pucat
14. Mual, muntah
15. Iritabel
16. Terdapat hematom
17. Kecemasan
18. Sukar dibangunkan
19. Bila ada fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinnorrohea) dan telinga (otorrohea) bila fraktur tulang temporal.
a. Hemorrhagi
b. Infeksi
c. Edema pulmonal
d. Hernisiasi
e. Bocornya LCS
f. Gangguan mobilisasi
g. Hipovolemi
h. Kejang
i. Hiperthermi
Penatalaksanaan Umum
a. Airway
Pertahankan kepatenan jalan napas
Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah penekanan
/bendungan pada vena jugularis.
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga, dan mulut.
Pengisapan secret (dibatasi bila peningkatan TIK)
b. Breathing
Kaji pola nafas, frekuensi, irama napas, kedalaman
Monitoring ventilasi : pemeriksaan AGD, saturasi O2 , distress pernapasan
Perawatan trakeostomi
c. Circulation
Kaji keadaan perfusi jaringan perifer (akral, nadi, capillary refill, sianosis pada kuku,
bibir)
Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, refleksi terhadap cahaya.
Monitor TTV
Pemberian cairan dan elektrolit
Monitoring intake dan output
Monitoring EKG
d. Memaksimalkan fungsi serebral / perfusi
Pengaturan posisi anatomis
Mengatasi demam
Meningkatkan sirkulasi serebral
Pembatasan aktivitas
Mengurangi stimulasi eksternal
e. Meminimalkan komplikasi
f. Mengoptimalkan fungsi otak
g. Menyokong proses pemulihan dan koping
Penatalaksanaan Khusus