Anda di halaman 1dari 22

PENUGASAN KELOMPOK MATA KULIAH

FISIOTERAPI NEUROMUSCULAR
( PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
VERTIGO DAN MIGREN )

Dosen Pengampu : Bernadus Sadu S.Tr. Ftr., M.Fis., AIFO

Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Fitri Gunawati (113063C2121002)
2. Veronika Boniti. M (113063C2121005)
3. Wahdina Husna (113063C2121006)

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA VERTIGO
DAN MIGREN”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari bapak Bernadus Sadu S.Tr.
Ftr., M. Fis., AIFO selaku dosen mata kuliah Patologi Neuromuscular. Selain itu,
makalah ini dibuat bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Bernadus Sadu
S.Tr. Ftr., M. Fis., AIFO selaku dosen mata kuliah Patologi Neuromuscular.
Berkat tugas yang telah di berikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan banyak
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis berharap
adanya kritik dan saran dari pembaca jika menemukan kesalahan dalam makalah
ini. Kami ucapkan terimakasih.

Banjarmasin , 2 April 2023

Penulis

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page ii


DAFTAR ISI

Halaman
COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. PENGERTIAN VERTIGO DAN MIGREN ..................................... 3
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI........................................................... 4
C. ETIOLOGI......................................................................................... 6
D. TANDA DAN GEJALA.................................................................... 6
E. PATOFISIOLOGI.............................................................................. 8
BAB III PROSES FISIOTERAPI .............................................................. 10
A. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI....................................................... 10
B. DIOGNASA FISIOTERAPI.............................................................. 11
C. RENCANA INTERVENSI FISIOTERAPI ...................................... 11
D. PELAKSANAAN INTERVENSI FISIOTERAPI............................. 11
E. EVALUASI – RE EVALUASI.......................................................... 13
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 15
A. KESIMPULAN.................................................................................. 15
B. SARAN............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo adalah kasus yang sering dijumpai , yang secara tidak langsung
kitapun pernah mengalami vertigo. Kata vertigo merupakan kata yang berasal
dari yunani yaitu “vertere” yang berarti memutar. Vertigo termasuk dalam
gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pening, pusing,
sempoyangan dan rasa seperti melayang atau diartikan vertigo merupakan
suatu perasaan / ilusi berputar pada penderita atau disekeliling penderita
sehingga menggangu aktvitas penderita.
Migren merupakan salah satu gangguan neurologis yang sangat umum.
Migren diartikan sebagai gangguan periodik yang ditandai dengan rasa nyeri
kepala pada unilateral namun terkadang juga pada sisi bilateral yang disertai
dengan muntah dan gangguan visual. Migrain juga didefinisikan dengan rasa
pusing yang berdenyut, dan dimulai pada masa kanak- kanak, remaja, atau
dewasa awal dan berulang dengan frekuensi yang semakin berkurang selama
tahun- tahun berikutnya
Oleh karena itu , pembelajaran mengenai vertigo dan migren ini sangatlah
penting. Pada makalah ini akan dibahas bagaimana penatalksaan fisioterapi
dalam kasus vertigo dan migren, sehingga pembaca maupun masyarakat
dapat menambah pengetahuan mengenai vertigo dan migren, maupun
penalataksaan yang benar dan tepat.
B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan vertigo dan migren ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada kasus vertigo dan migren ?
3. Bagaimana etiologi pada kasus vertigo dan migren ?
4. Apa tanda gejala pada kasus vertigo dan migren ?
5. Bagaimana patofisiologi pada kasus vertigo dan migren ?
6. Bagaimana pemeriksaan fisioterapi pada kasus vertigo dan migren ?
7. Apa diagnosis fisioterapi pada kasus vertigo dan migren ?
8. Apa rencana intervensi fisioterapi pada kasus vertigo dan migren ?
9. Bagaimana pelaksanaan intervensi fisioterapi pada kasus vertigo dan
migren ?
10. Bagaiamana evaluasi dan re evaluasi pada kasus vertigo dan migren ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vertigo dan migren.
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi kasus vertigo dan
migren.
3. Mengetahui dan memahami etiologi pada kasus vertigo dan migren
4. Mengetahui tanda dan gejala dari vertigo dan migren.
5. Mengetahui dan memahami patofisiologi vertigo dan migren
6. Mengetahui pemeriksaan fisioterapi pada kasus vertigo dan migren.
7. Mengetahui diagnosis pada kasus vertigo dan migren.
8. Mengetahui rencana intervensi yang akan dilaksanakan pada kasus
vertigo dan migren.
9. Mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan intervensi
fisioterapi pada kasus vertigo dan migren.
10. Mengetahui dan dapat menerapkan evaluasi dan re evaluasi pada kasus
vertigo dan migren.

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Vertigo secara umum merupakan persepsi yang salah dari gerakan
seseorang atau lingkungan sekitarnya. Persepsi bisa diartikan berupa rasa
berputar, vertigo vestibular/ central yang berarti terdapat gangguan
vestibular, atau rasa goyang melayang mengambang disebut vertigo non-
vestibular/ periferal yang berarti terdapat gangguan pada sistem
propioseptif atau sistem visual. Keluhan ini menimbulkan juga dapat disertai
dengan gangguan vegetatif (mual, muntah, berkeringat) atau gejala
pendengaran (gangguan pendengaran, tinitus, perasaan penuh pada
telinga). Berikut ini terdapat juga penjelasan vertigo menurut beberapa ahli
yaitu :

a. Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,


atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar,
yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan
vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saatatau bisa berlanjut
sampai beberapa jam bahkan hart. Penderita kadang merasa lebih baik
jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun
penderita tidak bergerak sama sekali ( Yayan A. Israr, 2016 )
b. Vertigo merupakan keluhan yang sering sdijumpai dalam praktek,
sering digambarkan sebagai sensasi berputar, rasa oleng, tidak stabil
(giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness).Deskripsi
keluhan vertigo tersebut penting karena seringkali kalangan awam
mengkacaukan istilah pusing dan nyeri kepala secara bergantian
Reksoatmodjo, 2010).
c. Vertigo merupakan perasaan yang abnormal mengenai adanya
gerakan penderita terhadap sekitarnya atau sekitarnya terhadap
penderita, tiba-tiba semuanya terasa berputar atau bergerak naik turun
di hadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah,
berkeringat dan kolaps, tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran dan

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 3


seringkali disertai dengan gejala-gejala penyakit telinga lainnya
(Irianto, 2015).

Sedangkan Migren secara umum diartikan sebagai penyebab terjadinya


nyeri kepala primer yang ditandai dengan timbulnya rasa nyeri di bagian
unilateral, serta gejala penyerta seperti gangguan visual, mual, bahkan
muntah.

Migren sendiri merupakan nyeri kepala rekuren, berdurasi 4-72 jam,


sifatnya unilateral, pulsatil, memiliki intensitas sedang hingga berat,
diperburuk dengan aktivitas fisik, dan berhubungan dengan mual dan/atau
fotofobia dan fonofobia. Migrain klasik memiliki beberapa subtype seperti
migrain dengan aura tipikal, migrain dengan aura batang otak, migrain
hemiplegik, dan migrain retinal.
Berikut ini terdapat juga beberapa pendapat menurut para ahli yaitu :
a. Migren atau nyeri kepala ini diakibatkan pembuluh darah yang
menuju otak mengalami vasokontriksi yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar serotonin dan kemudian mengalami
vasodilatasi
(Karmilawati, 2013).
b. Migraine merupakan gangguan sakit kepala primer, yang bersifat
berat dan sering kambuh (recurrent) terkadang dapat mempengaruhi
fungsi normal tubuh, prevalensinya tinggi dan cukup berdampak pada
masalah sosial ekonomi (Zullies Ikawati, 2011).
c. Menurut The Research Group on Migraine and Headache of the
World Federation of Neurology, migren adalah gangguan yang
bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang
terjadi berulang-ulang, dengan intensitas, frekuensi dan lamanya
sangat
bervariasi.

B. Anatomi dan fisiologi


a. Anatomi dan fisiologi vertigo

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 4


Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses
transduksi yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
 Reseptor mekanis divestibulum
 Reseptor cahaya diretina
 Reseptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)

2. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke


pusat keseimbangan di otak:
 Saraf vestibularis
 Saraf optikus
 Saraf spinovestibulosrebelaris

3. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi,


komprasi, integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis,
serebelum, kortex serebri, hypothalamus, inti akulomotorius
formarsio retikularis

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 5


Gambar 2.1 Anatomi telinga

C. Etiologi
Berikut ini etiologi vertigo dan migren :
a. Etiologi vertigo
Etiologi dari vertigo sentral adalah adanya lesi atau penyakit di
sistem saraf pusat. Penyakit ini meliputi migren vestibular, stroke iskemik
vertebrobasilar, TIA (Transient Ischemic Attack), sklerosis multipel, dan
adanya massa pada sudut serebelopontin seperti neuroma akustik dan
tumor. Selain itu, vertigo sentral juga bisa disebabkan oleh penyakit
kongenital seperti Dandy Walker Syndrome yang merupakan kelainan
berupa hipoplasi vermis serebelum, dilatasi kistik ventrikel ke empat, dan
pembesaran fossa posterior baik disertai ataupun tanpa disertai
hidrosefalus.
b. Etiologi migren
Pada penderita migren, terjadi peningkatan sensitivitas otak yang
berlebihan, yaitu peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, suara, Gerakan,
penciuman, atau stimuli sensori lainnya selama periode tanpa nyeri.
Hipersensitivitas ini dipercaya diinduksi oleh respon korteks dan
brainstem, menyebabkan terjadinya habituasi defektif . Migren dapat
dipicu oleh beberapa factor: stres emosional (80%), hormon pada
perempuan (65%), tidak makan (57%), cuaca (53%), gangguan tidur
(50%), bau-bauan (44%), nyeri leher (38%), cahaya (38%), alkohol (38%),
asap rokok (36%), tidur larut (32%), panas (30%), makanan (27%),
olahraga (22%), aktivitas seksual (5%).

D. Tanda dan gejala


a. Tanda dan gejala vertigo
Tanda dan gejala ini terbagi lagi menjadi yaitu sebagai berikut :

N Vertigo central Vertigo periferal

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 6


O
1 Onset bertahap Onset tiba-tiba
Konstan dengan gejala yang Intermiten dengan gejala yang
2
lebih ringan parah

Tidak terpengaruh oleh Dipengaruhi oleh posisi dan


3
posisi dan Gerakan kepala Gerakan kepala

Mual dan muntah kurang Mual dan muntah lebih sering dan
4
bisa diperdiksi parah
Fungsi motorik,
ketidakstabilan gaya Fungsi motorik kiprah dan
5
berjalan, dan kehilangan koordinasi biasanya utuh
koordinasi sering terjadi.

b. Tanda dan gejala migren


Berikut ini tanda dan gejala pada migren :
MIGREN TANPA
No MIGREN DENGAN AURA
AURA
1 Masalah penglihatan
2 Kekakuan pada leher
Diketahui Ketika pasien
3 Kesemutan pada anggota tubuh
memiliki Riwayat
Merasa mual ketika diserang nyeri
migren selama 5 kali
4 dan sebagian orang disertai dengan
muntah - muntah
Tanda dan gejala pada migren juga ditandai dengan nyeri dirasakan
di bagian frontal dan temporal dan tidak jarang juga di dalam orbita, nyeri
dapat meluas sampai seluruh wajah, oksiput, kuduk dan bahu, bahkan
seluruh kepala kedua sisi. Nyerinya bersifat berdenyut- denyut atau
berdentum-dentum. Setiap serangan berlangsung beberapa menit sampai
satu hari dan sebulannya dapat timbul 1 sampai 4 kali serangan. Pada
waktu serangan berlangsung, vena-vena di dahi dan pelipis tampak de-
ngan jelas, tangan dan kaki terasa dingin. Hampir semua penderita

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 7


migraine merasakan mual ketika diserang nyeri dan sebagian disertai
dengan muntah- muntah juga.

E. Patofisiologi
Berikut ini patofisiologi vertigo dan migren
a. Patofisiologi vertigo
Patofisiologi pada vertigo adalah terjadinya sindroma vestibular
sebagai konsekuensi dari ketidakseimbangan tonus. Ada dua macam
sindrom klinis yang relevan yaitu spatial hemineglect dan the pusher
syndrome yang terjadi apabila lesi terdapat di daerah thalamus atau di
hemisfer otak. Sindroma ini biasanya didapati pada pasien stroke.
Spatial hemineglect terjadi apabila terdapat gangguan atau
kerusakan di bagian otak yang bertanggung jawab atas orientasi ruang. Hal
ini akan menyebabkan pasien tidak dapat mempersepsikan objek di salah
satu sisi. The pusher syndrome adalah sebuah gejala yang biasanya
ditemui pada pasien post-stroke di mana pasien akan cenderung
memposisikan badannya ke arah tubuh yang mengalami kelemahan. Pada
sindroma ini terjadi salah persepsi pada impuls yang disalurkan. Pasien
dengan sindroma ini juga memiliki gangguan pada persepsi visual,
proprioseptif dan pergerakan motorik sehingga menyulitkan mereka untuk
memahami postur dan keseimbangan tubuhnya. Kondisi ini merefleksikan
disfungsi dari orientasi ruang, atensi dan kontrol postur tubuh. Penyakit
yang melibatkan fungsi vestibular sentral ini tidak hanya melibatkan
konvergensi input multisensor tetapi juga integrasi sensorimotor dengan
memori spasial, orientasi, atensi, navigasi dan interaksi tubuh dan
lingkungan ketika bergerak . Ketika ada kerusakan atau gangguan pada
otak yang berfungsi mempersepsikan impuls terkait keseimbangan ini,
maka respon yang terbentuk tentu tidak akan normal. Perubahan posisi dan
gerak kepala yang diinformasikan melalui sistem vestibular normalnya
akan membuat mata tetap stabil ketika memandang. Hal ini yang mana
telah disebutkan sebelumnya yaitu dengan mekanisme VOR. Apabila
terdapat gangguan pada salah satu komponen VOR misalnya batang otak
maka impuls yang diteruskan akan salah dipersepsikan. Akibatnya pasien

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 8


akan mengalami vertigo yang disertai dengan nistagmus dan
ketidakseimbangan postur tubuh.

Spatial spatial
Penyakit pada hemineglect dan VOR
hemineglect dan
SSP the pusher terganggu
the pusher
syndrome syndrome

Salah persepsi
Vertigo impuls
keseimbangan

b. Patofisiologi migren
Migrain disebabkan oleh gangguan jaringan otak yang kompleks
dengan riwayat genetik yang kuat melibatkan bagian korteks,
subkorteks, dan brainstem yang mempengaruhi terjadinya nyeri dan
gejala lainnya. Organ otak umumnya tidak dapat merasakan sensasi,
namun terdapat beberapa struktur otak yang sangat sensitive terhadap
nyeri, seperti duramater, bagian intracranial trigeminal, saraf vagus
dan glossofaringeal, dan bagian proksimal dari pembuluh intracranial
yaitu cabang basilar, vertebral, dan carotid. Pada Sebagian besar
kasus, migrain terjadi diawali pada bagian sentral otak pada area otak
yang dapat menyebabkan timbulnya gejala prodromal neurologis
klasik dan aura, kemudian nyeri kepala akan terjadi setelah aktivasi
dari nosiseptor meningeal pada sistem trigeminofaskular .

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 9


BAB III
PROSES FISIOTERAPI

A. Pemeriksaan Fisioterapi Vertigo


a. Test vestibular dan non vestibular
1. Test romberg

Gambar 3.1 Tes Romberg


Cara pelaksanaan (A):
1) Pasien berdiri tegak dengan mata terbuka.
2) Tangan pasien bisa di samping atau disilangkan didepan dada
3) Kaki sejajar.
4) Tahan posisi tersebut selama 30 detik dan lihat apakah pasien

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 10


dapat mempertahankan posisi tersebut atau tidak, jika tidak
maka pasien dinyatakan positif.
5) Terapis berjaga di samping/depan/belakang
6) Pasien Kembali ke posisi semula jika sudah selesai.
(TES INI BISA DI LAKUKAN DENGAN MATA
TERTUTUP/ TERBUKA)
Cara pelaksanaan (B) :
1) Pasien berdiri tegak dengan mata terbuka.
2) Tangan pasien di samping atau di silangkan depan dada.
3) Kaki segaris (salah satu kaki didepan kaki yang
satunya ,seperti gambar B).
4) Tahan posisi tersebut selama 30 detik , terapis berjaga
disamping/didepan/dibelakang pasien agar menghindari resiko
jatuh karena pasien tidak seimbang.
5) Pasien dinyatakan positif jika pasien tidak dapat
mempertahankan keseimbangan.
6) Pasien kembali keposisi semula jika sudah selesai.
(TES INI BISA DI LAKUKAN DENGAN MATA
TERTUTUP/ TERBUKA)

2. Test tandem gait

Cara pelaksanaan :
Pasien diminta untuk berjalan pada satu garis lurus di atas lantai

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 11


dengan cara menempatkan satu tumit langsung di antara ujung jari
kaki yang berlawanan, baik dengan mata terbuka atau mata tertutup.
Gambar 3.2 Test tandem gait
3. Test posisi keseimbangan/ Balance

Gambar 3.3 Test balance


B. Diagnosis Fisioterapi
Kepala pusing dan seakan berputar akibat gangguan vestibular karena benign
Paroxsymal Positional vertigo
KODE : b240 (sensasi yang berhubungan dengan pendengaran dan fungsi vestibular)
KODE : b2403 (mual yang berhubungan dengan pusing atau vertigo)
C. Rencana Intervensi Fisioterapi
Intervensi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Jangka pendek
1. Mengurangi pusing yang berputar
2. Meningkatkan kemampuan keseimbangan pasien dengan mata
ditutup
3. Meningkatkan kemampuan koordinasi pasien dengan mata
tertutup
b. Jangka Panjang
1. Mengembalikan fungsi vestibular pasien sehingga kemampuan
keseimbangan dan koordinasnya pasien menjadi normal
D. Intervensi Fisioterapi
Intervensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Vestibular rehabilitation therapy (VRT) Memberikan VRT dengan


latihan menggunakan protokol Cawthorne & Cooksey yang berisi 4
tahapan yaitu berbaring,duduk, berdiri dan berjalan disertai dengan

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 12


gerakan mata, kepala serta trunk dengan diberikan intruksi buka dan
tutup mata, sesuai toleransi pasien bila pasien tidak bisa lagi mentolerir
keluhan yang dirasakan makan VRT akan di hentikan dan dilanjutkan
pada sesi selanjutnya.

Gambar 3.4 Vestibular Rehabilitation Therapy

b. Brandt-Daroff exercise
Latihan ini merupakan Gerakan yang dapat menyembuhkan
gejala vertigo yang melibatkan Gerakan dari posisi berbaring ke
posisi duduk . Gerakan ini dapat dilakukan di rumah tanpa
perlakatan.

Gambar 3.5 Brandt-Daroff exercise

Tujuan : untuk meningkatkan kemampuan vestibular dalam


menerima rangsangan sikap tubuh.
Dosis :
F = 2 kali sehari

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 13


I =-
T = posisi di tahan selama 30 detik pada setaip posisi
T= mempertahankan posisi
R = 5 kali pengulangan

Cara pelaksanaan :
1) Duduklah di tepi tikar,sofa,atau tempat tidur
2) Putar kepala sekitar 45 derajat ke kanan
3) Turunkan ke bawah kesisi kiri tubuh, pertahankan kepala
anda pada posisi yang sama
4) Selipkan kaki sehingga bertumpu pada sofa/tempat
tidur/matras
5) Berbaring miring selama 30 detik.jika gejala vertigo
mulai muncul,tetap di sana sampai pusing berhenti, lalu
tunggu 30 detik lagi
6) Perlahan angkat kembali ke posisi duduk
7) Putar kepala kembali ke tengah
8) Ulangi langkah ini di sisi lain

b. Visual vestibuler exercise

Yang bertujuan : meningkatkan kempuan visual vestibular dalam


merespon perubahan posisi kepala dan penglihatan.

Gambar 3.6 visual vestibular exercise


Cara pelaksanaan :
1) Pandangan dan kepala lurus kedepan (mata melihat objek

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 14


atau benda)
2) Putar kepala 45 derajat dan pandangan tetap ke benda/objek
3) Putar kepala kearah sebaliknya 45 derajat dan mata tetap
pada objek/benda

Dosis :
F =2 kali sehari
T =30 menit
T = visual exercise
R = 3 kali repetisi

c. Gait Exercise
Tujuan Gait Exercise : meningkatkan kemampuan vestibular dan
melatih keseimbangan berjalan dengan mata tertutup
Dosis :
F = 2 kali sehari
I =-
T = 15 menit
T = aktif exercise
R =3 kali pengulangan
d. Manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning Maneuver (PRM)
Tujuan Manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning Maneuver
(PRM) : untuk mengembalikan posisi partikel ke macula utrikulus
(saluran didalam telinga)

Gambar 3.8 Particle Repositioning Maneuver (PRM)


Cara pelaksanaan:

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 15


1) pasien duduk dilihat dari sisi kanan
2) langkah pertama manuver reposisi partikel dan posisi yang
sama diasumsikan selama Dix-Hallpike normal. Posisi ini
dipertahankan selama 1-2 menit.
3) kepala pasien diputar ke arah sisi berlawanan sementara
leher tetap ekstensi.
4) dalam gerakan tetap, pasien digulingkan ke sisi yang
berlawanan. Posisi D dipertahankan selama 1-2 menit lagi
sebelum pasien duduk hingga posisi A
Dosisi :
F= 1 kali sehari
I=.
T= ditahan 15-30 detik setiap posisi
T=- Manuver Epley untuk kanal vertikal.
Manuver Lempert untuk tipe kanal lateral.
R= 1 kali pengulangan

E. Evaluasi – Re evaluasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi periodik
Kemampuan keseimbangan dan koordinasi pada saat mata tertutup
2. Evaluasi kumulatif
Hilangnya pusing yang memutar
Dari semua intervensi yang dilakukan diperoleh hasil pasien mengalami
penurunan gejala.

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 16


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Vertigo merupakan salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam


telinga bagian dalam, dan dengan adanya gangguan ini dapat
menyebabkan seseorang merasa pusing dlm keadaan atau ruang di
sekelilingnya menjadi seolah-olah berputar.
Migrain merupakan jenis sakit kepala yang terasa seperti berdenyut,
dan umumnya hanya terjadi pada satu sisi kepala. Migrain termasuk
penyakit saraf yang bisa memicu sederetan gejala seperti mual, muntah,
dan terasa sensitif terhadap suara atau cahaya. Migrain yang diikuti dengan
rasa nyeri yang sangat mengganggu bisa berlangsung selama beberapa jam
atau bahkan beberapa hari.
Meski gejala keduanya mirip namun ada perbedaan pasti di antara ke
duanya yaitu vertigo bukanlah nama suatu penyakit namun kumpulan dari
beberapa gejala yang terjadi secara tiba-tiba dalam satu waktu. Keduanya
tidak bisa dianggap sepele, karena bisa jadi pertanda kondisi medis
tertentu, dan jika dibiarkan dapat memicu komplikasi yang lebih serius.
Kedua jenis sakit kepala tersebut sama-sama perlu penanganan medis agar
tidak berkelanjutan, dan tentunya sama-sama mengganggu aktivitas harian.

B. Saran

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 17


1. Diharapkan pembaca dapat memahami makalah dengan mudah.
2. Penulis dapat mendapatkan lebih banyak sumber.
A.

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 18


DAFTAR PUSTAKA

Abyuda, K. P. P., & Kurniawan, S. N. (2021). Complicated migraine. Journal of


Pain, Headache and Vertigo, 2(2), 28-33.
Yogarajah, M. (2015). Crash Course Neurology Updated Edition-E-Book. Mosby.
Sidharta, P. (2005). Tatalaksana pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta:
Dian Rakyat. hlm, 115-6.
Bahrudin, M. (2013). Neurologi klinis. UMMPress.
Risa, A. N., & Fauziah, E. (2021). Penatalaksanaan Fisioterapi Untuk Mengurangi
Vertigo Pada Penderita Benign Paroxysmal Positional Vertigo (Bppv)
Dengan Teknik Semont Liberatory Maneuver Di Kelurahan Sungai Andai
Kota Banjarmasin. Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan Dan Teknologi, 3(1),
1-6.
Elviana, S. (2020). Manifestasi Klinis dan Tatalaksana Migrain. Jurnal
Kedokteran Nanggroe Medika, 3(2), 42-48.
Ross, R. T. (1997). PRINCIPLES OF NEUROLOGY. 1997. By Raymond D.
Adams, Maurice Victor, Allan H. Ropper. Published by McGraw Hill.
1618 pages. Canadian Journal of Neurological Sciences, 24(4), 363-363.
Weiner, H. L., & Levitt, L. P. (2000). Buku saku neurologi. Edisi, 5, 203-5.
Al‘Amali, M. K., Imandiri, A., & Sukardiman, S. (2019). Acupressure and
Aromatic Ginger Herb for a Migraine. Journal of Vocational Health
Studies, 2(2), 80-85.

Program Studi Sarjana Fisioterapi Page 19

Anda mungkin juga menyukai