Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PELAYANAN KEPERAWATAN BERBASIS SYARI’AH

TENTANG PERAWATAN JENAZAH

DOSEN PENGAMPU : H. MUHAMMAD DIMYATI, S.Pd., M.Pd.

OLEH
1. APRILIA DWI ANDRIYANI
2. BAIQ DWI FITRA SUISTYA
3. MITA YULIA RAHMAN
4. RISTIKA MARTHA DEWI
5. SOEHUDDIN FATHUL GANI
6. SYAEFATURRAHMAN
7. EKA KURNIATI
8. MARDIASEH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya yang telah diberikan

kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“TUGAS KEPERAWATAN PERAWATAN JENAZAH ” yang merupakan

tugas kami pada mata kuliah “PELAYANAN KEPERAWATAN BERBASIS

SYARI’AH ” guna memenuhi kegiatan belajar mengajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingannya dan teman – teman yang memberikan dukungan dan

masukannya kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini

dapat terselesaikan oleh kami sebagaimana mestinya.

Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan.

Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima

sebagai acuan untuk tugas-tugas kami selanjutnya.

Mataram, 14 April 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii

BAB I PERAWATAN JENAZAH

A. Pengertian Kematian ................................................................................. 1

B. Tanda-tanda Kematian .............................................................................. 1

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN JENAZAH

A. Pengkajian ................................................................................................. 3

B. Diagnosis Keperawatan ............................................................................. 5

C. Perencanaan dan tindakan keperawatan .................................................... 5

D. Evaluasi ................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 12

B. SARAN ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..13

ii
iii
BAB I

PERAWATAN JENAZAH

A. Pengertian Kematian
Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian.

Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, da tekanan

darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan

terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi

jantung dan paru secara menetap atau berhentinya kerja otak secara menetap.

Kematian terjadi bila:

1. Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah terhenti secara pasti

2. Penghentian ireversibel setiap fungsi otak telah terbukti

Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran

yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung

terhenti.jantung seseorang telah terhenti.

B. Tanda-tanda Kematian
Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya : rigor

mortis (kaku) dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor mortis

(dingin) suhu tubuh perlahan-lahan turun, dan post mortem decomposition ,

yaitu terjadi livormortis pada daerah yang tertekan serta melunaknya jaringan

yang dapat menimbulkan banyak bakteri.

1
1. Tanda Kematian Dini

a. Pernafasan terhenti , penilaian > 10 menit (inspeksi, palpasi dan

auskultasi)

b. Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi karotis tidak teraba

c. Kulit pucat

d. Tonus otot menghilang dan relaksasi

e. Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian

f. Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit

(hilang dengan penyiraman air)

2. Tanda pasti kematian

a. Lebam mayat (livor mortis)

b. Kaku mayat (rigor mortis)

c. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

d. Pembusukan (dekomposisi)

e. Adiposera (lilin mayat)

f. Mumifikasi

2
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN JENAZAH

A. Pengkajian
Pengkajian masalah ini antara lain adanya tanda klinis saat menghadapi

kematian (sekarat), seperti perlu dikaji adanya hilangnya tonus otot, relaksasi

otot wajah, kesulitan untuk berbicara, kesulitan menelan, penurunan altivitas

gastrointestinal, melemahnya tanda sirkulasi, melemahnya sensasi, terjadi

sianosis pada ekstremitas, kulit teraba dingin, terdapat perubahan tanda vital

seperti nadi melambat dan melemah, penurunan tekanan darah, pernafasan

tidak teratur melalui mulut, adanya kegagalan sensori seperti pandangan kabur

dan menurunnya tingkat kesadaran.

Pasien yang mendekati kematian ditandai dengan dilatasi pupil, tidak

mampu bergerak, refleks hilang, nadi naik kemudian turun, respirasi cheyne

stokes (nafas terdengar kasar), dan tekanan darah menurun. Kematian ditandai

dengan terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, hilangnya respons

terhadap stimulus eksternal, hilangnya pergerakan otot, dan terhentinya

aktivitas otak.

a. Fisik meliputi perubahan cardiovaskulair, gastro, perkemihan,

persyarafan, persepsi sensori, integritas kulit

b. Psikososial yaitu proses kehilangan

c. Spiritual tentang kebutuhan akan cinta dan perhatian

3
NO PERUBAHAN INTERVENSI YANG BERHUBUNGAN

1 Kekauan tubuh (rigor mortis) yang terjadi Sebelum terjadi rigor mortis, posisikan tubuh

2 sampai 4 jam sesudah kematian (yang dalam posisi anatomis, tutp mata dan mulut,

mencakup kontraksi skelet dan otot polos dan pasang gigi palsu dalam mulut

akibat tidak adanya adenosin trifosfat)

2 Penurunan suhu tubuh dengan kehilangan Lepaskan plester dan balutkan dengan perlahan

elastisiatas kulit (algor mortis) 4 – 12 jam untuk menghindari kerusakan jaringan. Hindari

menarik kulit atau bagian tubuh.

3 Perubahan warna kulit menjadi keunguna Tinggikan kepala untuk mencegah perubahan

(livor mortis) pada bagian dependen akibat warna pada

pecahnya sel darah merah (20-30 menit wajah

kemudian)

4 Pembusukan (dekomposisi): Pelunakan dan Simpan tubuh dalam tempat yang dingin di

pencairan jarinan tubuh oleh fermentasi kamar mayat rumah sakit atau di tempat lain

bakteri yang

(24 jam pasca mati) ditujukan.

5 Adipocere adalah proses terbentuknya

bahan yang berwarna keputihan, lunak dan

berminyak yang terjadi di dalam jaringan

lunak tubuh post mortem. Lemak akan

terhidrolisis menjadi asam lemak bebas

karena

kerja lipase endogen dan enzim bakteri.

4
6 Mummifikasi terjadi pada suhu panas dan

kering sehingga tubuh akan terdehidrasi

dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada

12-14 minggu. Jaringan akan berubah

menjadi keras,

kering, warna coklat gelap, berkeriput dan

tidak membusuk

B. Diagnosis Keperawatan
1. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian (proses sekarat)

2. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit terminal

3. Berduka berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai

C. Perencanaan dan tindakan keperawatan


Hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan tujuan keperawatan adalah

membantu mengurangi depresi dan ketakutan pasien, memperatahankan

harapan, membantu pasien menerima kenyataan, serta memberikan rasa

nyaman. Rencana yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,

antara lain :

1. Memberi dukungan dan mengembalikan kontrol diri pasien dengan cara

penggunaan sumber pelayanan kesehatan.

2. Membantu pasien mengatasi kesepian, depresi, dan rasa takut

3. Membantu pasien mempertahankan rasa aman, percaya diri, dan harga diri

4. Membantu pasien mempertahankan harapan yang dimiliki


5
5. Membantu pasien menerima kenyataan

6. Memenuhi kebutuhan fisiologis

7. Memberi dukungan spiritual dengan memfasilitasi kegiatan spiritual

pasien.

Pelaksanaan Perawatan Jenazah Biasa

Standar Operasional Prosedur

Kompetensi : Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

menjelang ajal Sub Kompetensi : Melaksanakan Perawatan Jenazah

1. Pengertian

Perawatan klien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk

diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah, dan

melakukan disposisi (penyerahan) barang – barang milik klien.

2. Indikasi

Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian klien. Jika

klien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat tindak kriminalitas,

perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui

autopsi.

3. Persiapan Alat

a. Kasa / perban gulung 3 helai @ 50 cm

b. Sarung tangan

c. Pengganjal dagu

d. Kapas sublimat

e. Kain penutup jenazah


6
f. Label identifikasi

g. Plester penahan untuk menutup luka atau pungsi

h. Tas plastik untuk tempat barang – barang klien

i. Air dalam baskom

j. Sabun

k. Handuk

l. Selimut mandi

m. Daftar barang berharga

n. Peniti

o. Sisir

4. Persiapan Perawat

a. Mencuci tangan

b. Mempersiapkan alat

c. Menggunakan sarung tangan

5. Prosedur Kerja

a. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam ruangan

b. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika kematian terjadi pada unit

multibed, jaga privasi klien yang lain, tutup pintu koridor, cuci tangan.

c. Pastikan pasien sudah dalam kondisi meninggal (pupil melebar, nadi

tidak teraba, henti nafas)

d. Atur posisi jenazah supinasi/posisi anatomis.

e. Lepaskan semua alat – alat invasif yang masih terpasang pada tubuh

jenazah
7
f. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area

tubuh dari kotoran, seperti darah, feses, atau muntahan. Jika kotoran

terdapat pada area rectum, uretra, atau vagina, letakkan kasa untuk

menutup setiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah

pengeluaran lebih lanjut.

g. Bila ada luka tutup luka dengan kassa. Ganti balutan bila ada.

Balutan yang kotor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester

dihilangkan dengan bensin atau larutan yang lain sesuai dengan

peraturan RS.

h. Rapikan rambut dengan sisir rambut

i. Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang secara perlahan

ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup.

j. Luruskan badan, dengan lengan diletakkan menyilang tubuh pada

pergelangan tangan dan menyilang abdomen dan diikat dengan

perban.

k. Luruskan dan satukan kedua ibu jari kaki dan diikat dengan kassa

perban.

l. Ikat bagian kaki (lutut dan pergelangan kaki).

m. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Bila perlu lakukan

pengikatan dagu menggunakan tali perban dari dbawah dagu ke kepala

agar mulut tertutup.

n. Lepaskan perhiasan dan barang berharga di hadapan keluarga. Pada

umumnya semua cincin, anting, gelang, dll dilepas dan ditempatkan

8
pada tas plastic tempat barang berharga, termasuk kacamata, kartu,

surat, kunci, barang religi. Beri label identitas.

o. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk

barang berharga. Tempatkan di kantor perawat sampai dapat disimpan

di tempat yang lebih aman atau diserahkan kepada keluarga.

p. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas berisi nama,

umur dan jenis kelamin, tanggal, nomor RS, nomor kamar, dan

nomor dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatkan label identitas pada

pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada

depan klien.

q. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah.

r. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.

s. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (identitas pasien waktu

meninggal, barang berharga yang diserahkan pada keluarga).

Perawatan Jenazah Yang Akan Diotopsi

a. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan

b. Beri label pada pembungkus jenazah

c. Beri label pada alat protesa yang digunakan

d. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin

Perawatan terhadap Keluarga

a. Dengarkan ekspresi keluarga

b. Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah selama

beberapa saat
9
c. Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka

d. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah.

e. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka

D. Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah sekarat dan kematian secara umum dapat dinilai

dari kemampuan untuk menghadapi atau menerima makna kematian, reaksi

terhadap kematian, dan perubahan perilaku, yaitu menerima arti kematian.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perawatan jenazah adalah perawatan pada paien setelah meninggal, perawatan
termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke
kamar jenazah dan melakukan disposisi ( penyerahan ) barang-barang milik
klien. Dalam melakukan perawatan jenazah terdapat SOP yang harus diikuti baik
dokter, perawat, maupun bidan secra urut dan SOP menjadi standar ketetapan
tahap-tahap melakukan sesuatu yaitu perawatan jenazah. Saat menjelang
sakaratul maut perawat mampu memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Perawat
membantu pasien menghadapi sakaratul maut dengan membimbing berdoa dan
mengarahkan untuk berbaik sangka kepada Allah SWT. Dalam mensucikan
jenazah kemudian sampai jenazah siap untuk disolatkan perawat mampu
menjalankan tahap-tahap pelaksanaan secara berurutan dan sesuai kaidah
kebenaran.

B. SARAN
Kita sebagai perawat harus mampu dan bisa memperaktekkan serangkaian
prosedur perawatan pada jenazah, membimbing dan berdoa saat jenazah
mengalami sakaratul maut, serta mengurus jenazah mulai dari mensucikan hingga
jenazah siap untuk disolatkan. Maka dari itu mulai dari pembelajaran mengenai
perawatan jenazah ini sebagai modal pengetahuan serta keterampilan kita, dimana
seorang perawat dituntut harus mampu, handal, serta cekatan dalam menghadapi
tuntutan kerja sebagai seorang perawat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz.A. 2006. Pengantar Konsep Dasar Manusia Aplikasi Konsep

Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter & Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses dan

Praktik Edisi 4.Jakarta: EGC.

. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta III. 2009. Panduan Praktik KDM I. Jakarta :

Salemba Medika

13

Anda mungkin juga menyukai