Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUGAS KDM

"PERAWATAN KLIEN/PASIEN MENINGGAL DUNIA"

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai KDM

KELOMPOK 3
1)Rina al hidayati
2)Zahara
3)Dinda karenina
4)Angelica marya
5)Raveil franciska
6)Lusi rahmawati

XII C KEPERAWATAN

SMKK KESEHATAN HUSADA PRATAMA


KOTA SERANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadiat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Kdm dengan materi “ Perawatan
klien/pasien meninggal dunia".Dalam menyusun Materi ini, saya telah dibimbing
dengan baik oleh para guru pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terima kasih kepada :
Ns.yuyun wahyuni S.Kep sebagai guru mata pelajaran kdm yang juga dengan tekun
memberikan berbagai masukan secara ilmiah melalui pengarahan,sharing dan saran
yang di berikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................…..........................2
DAFTAR ISI..................................................................................…..............3
BAB I. PENDAHULUAN...................................………................................4
1.1 latar belakang.....................................................................…....................4
1.2 Rumusan masalah...............................................................…....................5
1.3 Tujuan umum……………………………………………………………..5
1.4 Tujuan khusus………………………………………………..……………5
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA......................................................….............6
2.1 Definisi kematian..................................................................…...................6
3.1Tanda tanda klinis menjelang kematian....................................................…7
3.2 Tanda tanda klinis saat meninggal ..............................................................7
4.1 Tanda tanda meninggal secara klinis...........................................................8
4.2 Makna kematian menurut agama............................….................................8
5.1 Bantuan yang di berikan pada klien atau pasien yang akan meninggal…...9
6.1 Asuhan keperawatan………………………………………………………11
7.1 Pelaksanaan……………………………………………………………….12
BAB IV PENUTUP..........................................................................................13
8.1.kesimpulan..................................................................................................13
8.2 Saran saran…………………………………………..……………………13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehilangan merupakan suatu peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual. Kehilangan dalam suatu situasi aktual maupun potensial dapat dialami oleh individu
ketika berpisah dari suatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Dalam kehidupan setiap individu
hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan meninggal dunia. Kematian merupakan
suatu hal yang alami. Saat terjadinya kematian merupakan saat-saat yang tidak diketahui waktunya.
Kematian dapat terjadi singkat dan tidak terduga seperti seorang anak yang meninggal akibat
kecelakaan, kematiaan dapat berlangsung mendadak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
misalnya seseorang yang pingsan dan dalam waktu 24 jam sudah meninggal, kematian dapat
diperkirakan sebelumnya melalui diagnosis medis tetapi saat kematian itu sendiri biasa terjadi
mendadak,atau pasien dapat mengalami dahulu stadium terminal penyakit dalam waktu yang
bervariasi mulai dari berapa hari hingga berbulan-bulan. Kematian dari masa lampau sampai saat
ini selalu dikhaskan dengan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya kerja otak secara
menetap. Namun demikian, kemajuan dalam teknologi kedokteran berlangsung sedemikian cepat
sehingga kalau satu atau lebih sistem tubuh tidak berfungsi, pasien mungkin masih dapat
dipertahankan "hidupnya" dengan bantuan mesin, tindakan ini dapat dilakukan sehubungan dengan
pengangkatan organ tubuh untuk bedah transplantasi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Konsep Kematian (meningal dunar)?

2. Apa saja bantuan yang dapat diberikan pada klien/pasien yang akan meninggal dunia?

3 Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien meninggal dunia?

1.3 Tujuan umum

1. Mengetahui Konsep Kematian (meningal dunai).

2. Mengetahui bantuan yang dapat diberikan pada klien/pasien yang akan meninggal dunia

3. Mengetahui Asuhan Keperawatan Pasien meninggal dunia,

1.4 Tujuan khusus


siswa mampu mengetahui materi tentang perawatan klien/pasien meninggal dunia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kematian

Kematian adalah kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya
respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat
juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak
secara menetap

a. Mati klinis, yaitu suatu kondisi pada manusia yang mengalami henti napas ditambah henti
jantung secara total dengan semua aktivitas otak terbenti, tetapi tidak ireversibel.

b. Mati biologis, yaitu suatu kondisi pada manusia yang mengikuti mati klinis apabila tidak
dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau jika upaya resusitasi dihentikan.

Dalam dunia medis, ahli anestesi menyatakan ada beberapa indikator seorang manusia dinyatakan
meninggal, di antaranya sebagai berikut.

a. Mati otak, yaitu suatu kondisi dalam diri seorang manusia apabila telah dilakukan RJP selama
15-30 menit pada seorang pasien dewasa, namun pikiran atau otak tidak segera sadar kembali.

b. mati otak, yaitu mati korteks, mati batang otak, dan mati seluruh otak. b. Mati jantung, yaitu
suatu kondisi dalam diri seorang manusia jika jantung tetap tidak berdetak meskipun telah
dilakukan RJP selama 30 menit selaku terapi optimal.

c. Koma (ambang kematian/dying), yaitu suatu kondisi dalam diri seorang manusia apabila tidak
ada reaksi terhadap rangsangan apapun, akan tetapi reseptor tubuh masih berfungsi baik.
3.1 Tanda tanda klinis menjelang kematian

a. Kehilangan Tomus Otot


Tanda-tandanya sebagai berikut.
1) sulit berbicara, proses menelan, dan hilangnya refleks menelan;
2) relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun;
3) menurunnya kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai dengan nausea, muntah, perut kembung,
obstipasi, dan lain sebagainya;
4) menurunnya control spinkter urinari dan rectal; serta
5) gerakan tubuh yang terbatas.

b. Kelambatan dalam Sirkulasi


Tanda-tandanya sebagai berikut.
1) mengalami kemunduran dalam sensasi;
2) cyanosis pada daerah ekstermitas; serta
3) kulit menjadi dingin, diawali dari daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung.

c. Perubahan dalam Tanda-Tanda Vital Tanda-tandanya sebagai berikut.


1) denyut nadi lambat dan lemah;
2) tekanan darah menurun, serta
3) pernapasan menjadi cepat, cepat dangkal, dan tidak teratur.

d. Gangguan Sensori
Tanda-tandanya sebagai berikut.
1) penglihatan menjadi kabur serta
2) mengalami gangguan penciuman dan perabaan.

3.2 Tanda-Tanda klinis saat meninggal

a. pupil mata menjadi lebar,


b. tidak dapat bergerak,
c. kehilangan refleks,
d. denyut nadi cepat dan kecil,
e. pernapasan chyene-stoke dan ngorok,
f. tekanan darah sangat rendah, dan
g. mata dapat tertutup atau agak terbuka.
4.1 Tanda tanda meninggal secara klinis

a. tidak terdapat respons rangsangan dari luar secara total.


b. sama sekali tidak ada gerak dari otot, khususnya pernapasan.
c. tidak ada refleks; dan d. gambaran mendatar pada EKG.

4.2 Makna kematian menurut agama

a. Agama Kristen dan Katolik


Agama Kristen dan Katolik memandang kematian sebagai hal alami dan sebagai akibat dosa.
Kematian ialah perpisahan antara tubuh dan roh.

b. Agama Islam
Dalam agama Islam dinyatakan bahwa kematian itu adalah terpisahnya roh dari zat, jiwa dari badan,
atau keluarnya roh dari badan atau jasmani.

c. Agama Buddha
Di dalam agama Buddha, kematian adalah akhir kehidupan dan manusia juga bisa mengalami
reinkarnasi dalam kehidupan selanjutnya.

d. Agama Hindu
Di dalam kepercayaan agama Hindu, kematian merupakan segala usaha dan kemeriahan yang
didapatkan selama hidup.

Semua agama di atas memiliki cara yang berbeda-beda dalan mengurus dan merawat jenazah orang
yang meninggal. Jadi, para perawa harus memahaminya.
5.1 B.bantuan yang dapat di berikan pada klien atau pasien yang akan meninggal

Bantuan yang Dapat Diberikan Pada Klien/Pasien yang akan Meninggal Seorang perawat
hendaknya mampu memberikan bantuan bagi klien/pasien yang sekarat dan akan meninggal.
Bantuan-bantuan tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Bantuan Emosional
Berikut ini beberapa bantuan secara emosional oleh seorang perawat pada pasien kondisi akan
meninggal. a. Fase Denial
Pada fase ini, seorang perawat hendaknya selalu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial
dengan cara menanyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat mengekspresikan
perasaan-perasaannya.
b. Fase Marah
Pada fase ini, seorang pasien umumnya akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannya
yang marah. Di sini seorang perawa perlu membantunya agar mengerti bahwa masih merupakan
hal yang normal dalam merespons perasaan kehilangan menjelang kamatian. Akan lebih baik jika
kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan rasa aman
dan akan menerima kemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien
dalam menumbuhkan rasa aman
c. Fase Menawar
Pada fase ini, seorang perawat hendaknya selalu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut yang tidak masak
akal.
d. Fase Depresi Pada fase ini, seorang perawat hendaknya selalu hadir di dekatnya dan
mendengarkan hal yang dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara
nonverbal, yaitu duduk dengan tenang di sampingnya dan mengamati reaksi-reaksi nonverbal dari
pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien. e. Fase Penerimaan
Pada fase ini, pasien biasanya sudah tenang dan damai. Kepada keluarga dan teman-temannya
dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal
mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas
kemampuannya.

2. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis


Berikut ini beberapa bantuan fisiologis oleh seorang perawat pada pasien dalam kondisi akan
meninggal. a. Kebersihan Diri Perawat harus memberikan kebutuhan kebersihan diri pasien, di
mana klien/pasien tersebut dilibatkan untuk mampu melakukan
kerbersihan diri sebatas kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dan
sebagainya.
b. Mengontrol Rasa Sakit Pada klien/pasien dengan sakit terminal atau sakit parah mendekati
kematian, hendaknya diberikan obat pengontrol rasa sakit seperti morphin, heroin, dan sebagainya.
Pemberian obat ini diberikan sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien.
Obat-obatan lebih baik diberikan secara intravena dibandingkan secara intramuskular/ subkutan
karena kondisi sistem sirkulasi sudah menurun.
c. Membebaskan Jalan Napas
Perawat harus membebaskan jalan napas. Caranya bagi pasien yang sadar penuh, posisi fowler
akan lebih baik dan pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan napas.
Sementara itu, pada klien yang tidak sadar, posisi yang baik adalah posisi sim dengan dipasang
drainase dari mulut dan pemberian oksigen.

d. Bergerak Perawat hendaknya bisa memberikan bantuan pada pasien/klien untuk bergerak, seperti
bergerak turun dari tempat tidur atau ganti posisi tidur. Apabila diperlukan dapat digunakan alat
untuk menyokong tubuh klien karena tonus otot sudah menurun.

e. Nutrisi Pada klien/pasien akan meninggal dunia biasanya tidak mau makan dan mengalami
anoreksia. Perawat dapat memberikan anti-ametik untuk mengurangi nausea dan merangsang nafsu
makan. Selain itu, dapat pula dilakukan pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin.
Apabila terindikasi mengalami gangguan menelan, klien/pasien dapat diberikan makanan cair atau
secara intravena/infus. f. Eliminasi

Para perawat harus bisa memberikan bantuan eliminasi karena biasanya terdapat penurunan atau
kehilangan tonus otot sehingga dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin, dan feses. Obat laxant
perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal,
pispot secara teratur, dipasang duk yang diganti setiap saat, atau dilakukan kateterisasi. Kebersihan
pada daerah sekitar perineum harus dijaga, berikan salep apabila terjadi lecet. g. Perubahan Sensori

Pada pasien yang dying/sekarat, penglihatan menjadi kabur. Pasien atau klien tersebut biasanya
menolak/menghadapkan kepala ke arah lampu/tempat terang. Klien masih dapat mendengar, tetapi
tidak dapat merespons. Perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.

3. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial

Bagi perawat yang dihadapkan pada pelayanan untuk pasien atau klien dying/sekarat biasanya akan
ditempatkan di ruang isolasi. Untuk memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat
melaksanakan hal hal berikut ini.

a. Bertanya pada pasien siapa saja orang yang ingin didatangkan untuk

bertemu dengan klien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya anak-anaknya, teman-teman
dekat, atau anggota keluarga lain.
b. Menggali perasaan-perasaan klien/pasien sehubungan dengan sakitnya dan perlu di isolasi
c. Menjaga penampilan klien/pasien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-teman
terdekatnya, yaitu dengan membersihkan diri dan merapikan diri klien/pasien.

d. Meminta saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang lain dan
membawa buku-buku bacaan apabila klien/pasien mampu membacanya.

4. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual

Pasien yang akan meninggal hendaknya dibantu supaya dekat dengan tuhannya sesuai agama dan
kepercayaan masing masing

Bantuan spiritual perawat dapat berwujud:


a. bertanya kepada klien/pasien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana rencana klien
selanjutnya menjelang kematian

b. bertanya kepada klien/pasien mau atau tidak didatangkan pemuka agama dalam hal untuk
memenuhi kebutuhan spritual

c. membantu dan mendorong klien/pasien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual

6.1 C.Asuhan keperawatan

Pada bab ini akan disajikan tentang pemberian asuhan keperawatan bagi klien/pasien yang
meninggal dunia oleh seorang perawat.
1. Pengertian
Berupa asuhan keperawatan khusus kepada pasien yang baru saja meninggal.
2. Tujuan
Tujuan asuhan keperawatan pasien atau klien meninggal, antara lain: a. membersihkan dan
merapikan jenazah serta
b. memberi rasa puas kepada keluarga pasien.
3. Persiapan Alat dan Bahan
Berikut ini alat dan bahan yang diperlukan dalam perawatan pasien meninggal dunia.
a. Pakaian khusus (barakschort)
b. Pembalut/verband
c. Bengkok
d. Pinset
c. Kapas lembap dan kain kasa secukupnya
f. Peralatan yang di perlukan untuk
g. Sprei/kain penutup jenazah h. Tempat pakaiaan kotor
i. Surat kematian sesuai ketentuan yang berlaku
7.1 Pelaksanaan
Berikut ini langkah-langkah asuhan keperawatan pada pasien meninggal dunia.Perawat
memberitahukan kepada keluarga pasien dengan bahwa jenazah akan dibersihkan
b. Petugas memakai pakaian khusus (barakschort).
c. Jenazah dibersihkan dan dirapikan sesuai kebutuhan (misalnya ada luka yang perlu dijahit.
d. Letak pasien diatur menurut agama/kepercayaannya.
e. Kelopak mata dirapatkan dan lubang-lubang pada tubuh ditutup kapas lembap pada bagian
hidung, telinga, dan lainnya.
f. Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dagu ke kepala dengan
verband.
g. Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki dan kedua ibu jari diikat dengan verband.
h. Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup.
i. Surat kematian harus diisi lengkap oleh dokter bersangkutan atau penanggung jawab ruangan,
visum et repertum diberikan sesuai peraturan yang berlaku jika perlu diperlukan.
j. Jenazah dibawa ke kamar mayat oleh petugas sesuai peraturan rumah sakit sekurang-kurangnya
dua jam setelah dinyatakan meninggal.

Jika ada kebutuhan forensik dan penelitian, jenazah bisa diteliti dan dianalisis dahulu. Jika tidak
ada, pasien yang meninggal dibawa ambulans setelah diberikan askep keperawatan jenazah.
Jenazah dibawa menuju rumah dan keluarganya untuk diberikan acara penghormatan terakhir
menuju ke pemakamannya.
BAB III

PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa kematian adalah realitas yang terjadi di lingkungan asuhan
keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang
mengalami, penting bagi perawat mengalami kematian. Sebagai perawat kita harus mampu
melakukan serta mengetahui tentang perawatan jenazah

8.2 Saran-saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca.
Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSAKA

1. Lestari, Yeni dkk. Tahun 2018 kebutuhan dasar manusia. Tempat Yogyakarta : penerbit ANDI
2. http://nursinghomesindonesia.blogspot.com/2016/09/makalah-perawatan-jenazah-baru.html

Anda mungkin juga menyukai