Anda di halaman 1dari 8

Nola J.

Pender
(Model Promosi Kesehatan)

Pengalaman pertama Pender dengan keperawatan profesional terjadi ketika dia


berusia 7 tahun, saat dia menyaksikan perawatan keperawatan yang diberikan kepada
bibinya yang dirawat di rumah sakit. "Pengalaman menonton para perawat merawat bibi
saya dalam sakitnya menciptakan dalam diri saya sebuah ketertarikan dengan pekerjaan
keperawatan," catat Pender (wawancara pribadi, 6 Mei 2004). Pengalaman ini dan
pendidikan berikutnya mengilhami dalam dirinya keinginan untuk merawat orang lain
dan memengaruhi keyakinannya bahwa tujuan keperawatan adalah untuk membantu
orang merawat diri mereka sendiri. Pender berkontribusi pada pengetahuan keperawatan
tentang promosi kesehatan melalui penelitiannya, pengajaran, presentasi, dan tulisannya.

Pender lahir pada 16 Agustus 1941, di Lansing, Michigan. Dia adalah satu-
satunya anak dari orang tua yang menjadi advokat pendidikan bagi wanita. Dorongan
keluarga untuk tujuannya menjadi seorang perawat terdaftar mengantarkannya untuk
menghadiri Sekolah Keperawatan di Rumah Sakit Suburban Barat di Oak Park, Illinois.
Sekolah ini dipilih karena keterkaitannya dengan Wheaton College dan landasannya yang
kuat dalam agama Kristen. Dia menerima diploma keperawatan pada tahun 1962 dan
mulai bekerja di unit medis-bedah dan selanjutnya di unit pediatrik di sebuah rumah sakit
di Michigan (wawancara pribadi, 6 Mei 2004). Pada tahun 1964, Pender menyelesaikan
gelar sarjana keperawatan di Universitas Michigan di East Lansing. Dia mengakui Helen
Penhale, asisten dekan, atas bantuannya dalam menyusun programnya dan merangsang
pilihan-pilihan pendidikannya. Seperti lazimnya pada tahun 1960-an, Pender mengubah
jurusannya dari keperawatan saat ia mengejar gelar-gelar pascasarjana. Dia meraih gelar
magister dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia di Universitas Michigan pada
tahun 1965. "Magister dalam pertumbuhan dan perkembangan memengaruhi minat saya
dalam kesehatan sepanjang rentang hidup manusia. Latar belakang ini berkontribusi pada
pembentukan program penelitian untuk anak-anak dan remaja," ujar Pender. Dia
menyelesaikan gelar doktornya dalam psikologi dan pendidikan pada tahun 1969 di
Universitas Northwestern di Evanston, Illinois. Disertasinya (Pender, 1970) menyelidiki
perubahan perkembangan dalam proses enkoding memori jangka pendek pada anak-anak.
Dr. Pender memberikan penghargaan kepada Dr. James Hall, penasihat program doktoral,
atas "mengenalkan saya pada pertimbangan tentang bagaimana orang berpikir dan
bagaimana pikiran seseorang memotivasi perilaku." Beberapa tahun kemudian, dia
menyelesaikan pekerjaan tingkat magister dalam keperawatan kesehatan masyarakat di
Universitas Rush di Chicago (wawancara pribadi, 6 Mei 2004).

Pada tahun 1988, Pender dan rekan-rekannya melakukan studi yang didanai oleh
National Institutes of Health di Northern Illinois University, menguji validitas model
HPM. Mereka mengembangkan instrumen Profil Gaya Hidup yang Mendorong
Kesehatan untuk mempelajari perilaku yang mendorong kesehatan pada berbagai
kelompok. Studi ini dan lebih dari 40 studi lainnya mendukung model tersebut.

Pender mendapat penghargaan dan gelar kehormatan atas kontribusinya dalam


bidang keperawatan dan psikologi kesehatan. Dia memimpin banyak inisiatif penelitian
di Universitas Michigan, termasuk pembentukan pusat penelitian perilaku kesehatan anak
dan remaja. Program penelitiannya saat ini berfokus pada memahami dan meningkatkan
aktivitas fisik remaja perempuan melalui pendekatan interaktif.

Pender dikenal sebagai pakar, pembicara, dan konsultan dalam topik promosi
kesehatan. Dia telah memberikan konsultasi kepada ilmuwan keperawatan di berbagai
negara seperti Jepang, Korea, Meksiko, Thailand, Republik Dominika, Jamaika, Inggris,
Selandia Baru, dan Chile. Buku karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang
dan Korea. Sebagai Profesor Emeritus di Sekolah Keperawatan Universitas Michigan,
Pender terlibat dalam mempengaruhi profesi keperawatan dengan memberikan
kepemimpinan sebagai konsultan untuk pusat penelitian dan memberikan konsultasi awal
kepada para sarjana. Dia juga berkolaborasi dengan Dr. Michael O'Donnell, editor
American Journal of Health Promotion, untuk mendorong legislasi yang membiayai
penelitian promosi kesehatan. Rencana masa depannya termasuk terus melakukan
perjalanan untuk memberikan konsultasi dan berbicara di berbagai kesempatan. Dia juga
berencana untuk mengajar di universitas Loyola di Chicago serta melanjutkan mentoring
aktif melalui pertukaran email dengan para sarjana yang memulai program penelitian.

Latar belakang Pender dalam beragam bidang seperti keperawatan, psikologi, dan
pendidikan membawanya pada pengembangan HPM. HPM mengintegrasikan teori
pembelajaran sosial dan model nilai harapan motivasi manusia. Berbeda dengan model
kepercayaan kesehatan, HPM tidak bergantung pada rasa takut atau ancaman sebagai
motivasi. Sebaliknya, HPM mencakup berbagai perilaku untuk meningkatkan kesehatan
sepanjang hidup.

PRIOR RELATED BEHAVIOR

Frekuensi perilaku serupa di masa lalu mempengaruhi kemungkinan perilaku kesehatan


di masa depan.

FAKTOR-FAKTOR PERSONAL

Biologis, psikologis, dan sosial-budaya memengaruhi perilaku kesehatan, termasuk usia,


jenis kelamin, harga diri, dan faktor lingkungan sosial.

PERSEPSI TINDAKAN

Manfaat yang diantisipasi dari perilaku kesehatan dan hambatan yang mungkin dihadapi
memengaruhi kemungkinan perilaku tersebut.

PENGARUH INTERPERSONAL

Norma sosial, dukungan dari orang lain, dan pemodelan perilaku mempengaruhi
keputusan kesehatan.

PENGARUH SITUASIONAL

Persepsi tentang situasi tertentu dapat mempengaruhi kemungkinan perilaku kesehatan.

PENGGUNAAN BUKTI EMPIRIS

HPM digunakan sebagai dasar untuk penelitian tentang perilaku kesehatan, seperti
olahraga dan penggunaan pelindung pendengaran.
Model Keyakinan Kesehatan

(Charles Abraham dan Paschal Sheeran)

 Latar Belakang
Pada tahun 1950-an, peneliti kesehatan masyarakat AS mulai
mengembangkan model psikologis untuk meningkatkan efektivitas program-
program pendidikan kesehatan. Karakteristik demografis seperti status sosial
ekonomi, jenis kelamin, etnis, dan usia diketahui berhubungan dengan pola
perilaku kesehatan preventif serta penggunaan layanan kesehatan. Meskipun
demikian, karakteristik demografis dan sosial ekonomi tidak dapat dimodifikasi
melalui pendidikan kesehatan. Namun, diperkirakan bahwa karakteristik individu
lain yang berpotensi dapat dimodifikasi yang terkait dengan pola perilaku
kesehatan dapat diubah melalui intervensi pendidikan. Kepercayaan memainkan
peran krusial dalam menghubungkan sosialisasi dengan perilaku.
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model) pertama kali
dikembangkan oleh Hochbaum pada tahun 1958, yang menunjukkan bahwa
kepercayaan terhadap penyakit dan manfaat pencegahan berpengaruh pada
perilaku kesehatan. Model ini telah diuji dalam berbagai studi dan terbukti
bermanfaat untuk memahami perbedaan individu dalam pola perilaku kesehatan
serta merancang intervensi perilaku. Model ini memungkinkan untuk aplikasi
yang luas dalam berbagai perilaku kesehatan dan membantu pelatihan profesional
kesehatan untuk memahami persepsi subjektif pasien tentang penyakit dan
pengobatan.

 Deskripsi Model
Model Keyakinan Kesehatan (HBM) berfokus pada dua aspek
representasi individu tentang kesehatan dan perilaku kesehatan: persepsi ancaman
dan evaluasi perilaku. Persepsi ancaman dianggap sebagai dua keyakinan utama:
persepsi rentan terhadap penyakit atau masalah kesehatan, dan antisipasi tingkat
keparahan konsekuensi dari penyakit. Evaluasi perilaku juga terdiri dari dua set
keyakinan yang berbeda: yang berkaitan dengan manfaat atau efikasi perilaku
kesehatan yang direkomendasikan, dan yang berkaitan dengan biaya atau
hambatan dalam melakukan perilaku tersebut. Selain itu, model ini mengusulkan
bahwa rangsangan tindakan dapat mengaktifkan perilaku kesehatan ketika
keyakinan yang tepat dipegang. Ini termasuk berbagai pemicu, seperti persepsi
individu terhadap gejala, pengaruh sosial, dan kampanye pendidikan kesehatan.
Akhirnya, motivasi kesehatan umum individu, atau 'keterbukaan untuk
peduli tentang masalah kesehatan', dimasukkan dalam versi selanjutnya dari
model tersebut. Oleh karena itu, terdapat enam konstruk yang berbeda yang
ditentukan oleh HBM. Meskipun demikian, model ini sering dioperasikan sebagai
serangkaian hingga enam variabel independen yang berpotensi menjelaskan
variasi dalam perilaku kesehatan. Meskipun demikian, sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa berbagai operasionalisasi ini memungkinkan identifikasi
keyakinan yang berkorelasi dengan perilaku kesehatan.

 Ringkasan Penelitian
Model Keyakinan Kesehatan (HBM) telah diterapkan untuk memprediksi
berbagai perilaku kesehatan yang luas di kalangan berbagai populasi. Terdapat
tiga area utama: (1) perilaku kesehatan preventif, (2) perilaku dalam menghadapi
penyakit, dan (3) penggunaan klinik. Studi awal HBM difokuskan pada prediksi
perilaku kesehatan preventif. Berbagai perilaku tersebut meliputi pemeriksaan
kesehatan, vaksinasi, praktik kontrasepsi, hingga kebiasaan mengunjungi dokter.
Sebagian besar studi menggunakan desain potong lintang, meskipun beberapa
studi prospektif juga dilakukan. Sebagian besar studi menggunakan metode self-
report, namun ada juga yang menggunakan pengukuran fisiologis atau catatan
medis sebagai ukuran hasil. Beberapa temuan penelitian menunjukkan bahwa
keyakinan tentang manfaat, hambatan, serta persepsi terhadap keparahan dan
kerentanan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku kesehatan.
Meskipun demikian, efek dari keyakinan ini terhadap perilaku masih tergolong
kecil, dengan kisaran antara 0,5% hingga 4% dalam variasi perilaku.
'Cues to action' dan motivasi kesehatan jarang diperhatikan dalam Model
Keyakinan Kesehatan (HBM) karena definisi yang tidak jelas. Studi menunjukkan
efek yang beragam terhadap perilaku kesehatan, namun tidak semua signifikan.
Kegagalan dalam mengoperasionalisasikan HBM secara menyeluruh
mungkin sebagian karena saran awal untuk menggabungkan kerentanan dan
keparahan serta manfaat dan hambatan. Namun, penggabungan ini memunculkan
masalah teoritis dan empiris yang membutuhkan pendekatan analisis lebih lanjut.

 Pengambangan
Pengembangan Health Belief Model (HBM) mencoba mengatasi
keterbatasan model tersebut. Usulan dari Rosenstock (1974) dan King (1982)
menyertakan faktor-faktor tambahan seperti pemahaman kausal dan kontrol diri.
Meskipun beberapa penelitian mengonfirmasi pentingnya self-efficacy sebagai
prediktor tambahan, masih diperlukan penyesuaian teoritis yang lebih mendalam.
Terdapat upaya untuk menggabungkan elemen-elemen kunci dari berbagai model
dalam kerangka kerja yang lebih luas, tetapi tetap penting untuk
memperhitungkan dan mengukur keyakinan kesehatan karena kontribusinya
terhadap niat individu.

 Operasionalisasi Model Health Belief (HBM)


Operasionalisasi Model Health Belief (HBM) melibatkan beberapa
langkah dalam pengembangan kuesioner. Para peneliti perlu merumuskan
hipotesis atau pertanyaan penelitian yang jelas agar dapat diterjemahkan menjadi
hubungan antar variabel, mendefinisikan sampel yang tepat, mengakses sampel
tersebut, dan memutuskan mode pengumpulan data. Terdapat dua cara untuk
menentukan konten dari item kuesioner, yaitu dengan melakukan pencarian
literatur untuk studi HBM sebelumnya di area yang sama atau mengembangkan
item sendiri jika tidak ada yang sesuai. Setelah itu, dilakukan studi pilot untuk
memvalidasi kuesioner yang telah dikembangkan. Analisis reliabilitas dan
validitas dilakukan untuk memastikan kuesioner memiliki kualitas yang baik.
Namun, terdapat beberapa masalah metodologis dan konseptual dalam
operasionalisasi komponen HBM, termasuk dalam konsep kerentanan. Faktor-
faktor kognitif dan motivasional, serta interpretasi hubungan antara persepsi
kerentanan dan perilaku kesehatan, perlu diperhatikan dengan cermat untuk
memahami dampaknya secara lebih mendalam.
 Studi Intervensi
Hal ini melibatkan penerapan Model Health Belief (HBM) sebagai model
determinan kognitif yang dapat dimodifikasi dari perilaku terkait kesehatan dan
mengevaluasi kegunaannya sebagai model prediktif perilaku. HBM
mengidentifikasi sejumlah keyakinan yang dapat dimodifikasi, seperti persepsi
kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan, dan efikasi diri. Perubahan dalam
keyakinan ini dapat mempengaruhi pola perilaku kesehatan. Namun demikian,
efektivitas intervensi bergantung pada target audiens dan perilaku yang dituju.
Setelah keyakinan yang dapat dimodifikasi diidentifikasi, perancang
intervensi perlu menentukan teknik perubahan tertentu yang efektif untuk
mengubah keyakinan tersebut. Ada banyak pilihan desain dan implementasi yang
harus dipertimbangkan, termasuk penggunaan media dan teknik komunikasi yang
berbeda.
Penelitian intervensi berdasarkan HBM menunjukkan beragam hasil.
Beberapa intervensi menggunakan pendekatan edukatif kelompok atau
individual, sementara yang lain menggabungkan pendekatan dari berbagai model
kognisi sosial. Intervensi dapat berupa penyuluhan, distribusi materi informatif,
atau konseling individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi
informasi dan perubahan keyakinan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
perilaku kesehatan tertentu, seperti melakukan mamografi secara teratur.
Studi-studi ini juga menunjukkan bahwa peningkatan persepsi kerentanan
dan keparahan dapat menghasilkan perubahan perilaku yang lebih besar jika juga
disertai dengan peningkatan manfaat dan efikasi diri. Namun demikian,
efektivitas intervensi dapat bervariasi tergantung pada karakteristik target
populasi dan pengiriman intervensi itu sendiri. Kesimpulannya, HBM memiliki
potensi yang besar sebagai dasar perancangan intervensi perilaku kesehatan,
meskipun kemampuannya dalam memprediksi perilaku masih terbatas.

 Tujuan Masa Depan


Model Health Belief (HBM) telah memberikan kerangka teoritis yang
berguna untuk mengidentifikasi keyakinan yang dapat dimodifikasi dalam
perilaku kesehatan selama lebih dari 50 tahun. Namun, diperlukan penelitian lebih
lanjut, terutama studi eksperimental, untuk memahami lebih jelas dampak kausal
dari perubahan keyakinan yang ditentukan oleh HBM pada berbagai perilaku
kesehatan. Penelitian juga perlu memperjelas bagaimana faktor sosial ekonomi
mempengaruhi perilaku kesehatan melalui keyakinan kesehatan.
Pengembangan lebih lanjut dari HBM mungkin perlu untuk memasukkan
faktor-faktor penting seperti pembentukan niat dan pengaruh sosial terhadap
perilaku. Meskipun model-model perilaku kesehatan yang lebih baru menawarkan
pendekatan yang lebih kompleks, HBM masih dapat digunakan sebagai dasar
untuk merancang intervensi perubahan perilaku kesehatan.
Studi evaluasi lebih lanjut tentang intervensi yang terinspirasi oleh HBM
dapat membantu mengidentifikasi teknik-teknik yang efektif dalam mengubah
perilaku kesehatan tertentu. Meskipun masih ada banyak yang perlu dilakukan,
penelitian ini menunjukkan bahwa HBM tetap relevan sebagai alat untuk
merancang intervensi perubahan perilaku kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai