Anda di halaman 1dari 10

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Biomedik III.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin , 26 Januari 2017

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................1
Daftar isi ....................................................................................................2

Bab I pendahuluan ....................................................................................3


A. Latar belakang .........................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................4

Bab II pembahasan/isi ...............................................................................5


A. Definisi Spina Bifida ..............................................................................5
B. Klasifikasi ..............................................................................................4
C. Etiologi ....................................................................................................6
D. Tanda dan Gejala ....................................................................................6
E. Diagnosis .................................................................................................7
F. Penatalaksanaan .......................................................................................7
G. Prognosis .................................................................................................8
H. Pencegaham ............................................................................................8
I. Defini Asam Folat ....................................................................................8

Bab III Penutup..........................................................................................9


A. Kesimpulan .............................................................................................9
B. Saran ........................................................................................................9

Daftar pustaka .........................................................................................10


Lampiran Jurnal Spina Bifida................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal
ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan
sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya.
Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam
minggu pertama kehidupannya.
Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose
kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan
kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi,
pemeriksaan air ketuban dan darah janin. Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali
sukar diketahui. Pertumbuhan embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. Banyak kelainan
kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan faktor lingkungan
hidup janin diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau
hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai
tidak diketahui. Salah satu kelainan congenital yang sering terjadi adalah meningokel.
Angka kejadiannya adalah 3 di antara 1000 kelahiran. Terjadi karena adanya
defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal korda
spinalis atau penutupnya. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di
daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan
korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf).
B. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum

3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guided imagery pada anak dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman paska pembedahan.
b) Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah gangguan rasa nyaman pada anak paska
pembedahan.
2) Mahasiswa mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan yang tepat pada anak paska
pembedahan.
3) Mahasiswa mampu mengaplikasikan guided imagery dalam mengurangi gangguan rasa
nyaman pada anak paska pembedahan.
4) Mahasiswa mampu menganalisis keefektifan guided imagery dalam mengurangi gangguan
rasa nyaman pada anak spina bifida paska pembedahan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Masyarakat
Karya ilmiah ini dapat menambah pengetahuan keluarga pasien tentang spina bifida dan dapat
menerapkan konsep guided imagery dalam melakukan perawatan kepada anak dengan spina
bifida.
Manfaat Bagi Perawat
Karya ilmiah ini bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk
menangani masalah pada anak dengan spina bifida.
Manfaat Bagi Pendidikan
Karya ilmiah ini berguna sebagai bahan pengajaran dan pengembangan ilmu yang dapat
memperkaya wawasan dan pengetahuan terkait konsep guided imagery yang dapat digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan spina bifida.

4
BAB II
PEMBAHASAN/ISI

A. Definisi Spina Bifida

Spina bifida adalah defek kongenital yang ditandai dengan penutupan kanal neuralis yang
tidak komplet dan biasanya di region lumbosakralis (Brooker,208).
Spina Bifida atau Sumbing Tulang Belakang adalah termasuk dalam kelompok defek neural
tube/neural tube defect yaitu suatu celah pada tulang belakang (vertebra) yang terjadi karena
bagian dari suatu atau beberapa vertebra gagal membentuk atau gagal secara utuh.
B. Klasifikasi / Jenis Spina Bifida
Spina Bifida dibagi menurut jenisnya :
a. Spina Bifida Occulta (tertutup/tersembunyi)
Spina Bifida jenis ini merupakan spina bifida yang paling ringan. Gejala spina bifida occulta
dapat dilihat dari tumbuhnya rambut dibagian bawah punggung,meskipun tidak selalu demikan.
Pada umumnya tidak tampak tanda dan gejala apa-apa. Bayi/anak dapat tumbuh dan hidup
normal tanpa gangguan dan tanpa harus mengkhawatirkan makanan dan minuman yang akan
dikonsumsi.
b. Spina Bifida Aperta (terbuka)
Pada Spina Bifida jenis ini tampak tulang belakang yang menonjol. Benjolan tersebut dapat
berisi air atau dapat juga disertai oleh akar syaraf atau sumsum tulang belakang. Benjolan dapat
berbentuk kecil maupun besar.
Benjolan bisa pecah. Bila pecah dapat menimbulkan infeksi dan syaraf-syaraf pusat yang
terdapat dalam sumsum tulang yang ada dalam benjolan tersebut akan langsung berhubungan
dengan dunia luar. Keadaan ini dapat memudahkan terkena infeksi, yang akhirnya dapat
menyebabkan bayi meninggal.
Isi benjolan yang disertai dengan syaraf atau sumsum tulang dapat mengakibatkan
kelumpuhan pada kaki, tidak dapat buang air kecil dan buang air besar serata kemaluan tidak
berfungsi.
Spina bifida aperta yang terdapat pada tulang bagian leher dapat mengakibatkan bagian
tangan dan kaki tidak berfungsi. Sementara itu, spina bifida aperta yang terjadi dibagian
pinggang dapat mengganggu pada bagian kaki.
c. Meningocele
Jenis spina bifida diman meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba
sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit.
d. Spina Bifida Cystica (Myelomeningengocele)
Jensi spina bifida yang kompleks dan paling berat, diman korda spinalis menonjol dan keluar
dari tubuh, kulit diatasnya tampak kasar dan merah.

5
C. Etiologi

Penyebab terjadinya spida bifida sebenarnya tidak diketaui. Namun, telah diketahui bahwa
resiko melahirkan bayi dengan spina bifida berhubungan berta dengan kekurangan asam folat,
terutama yang terjadi pada masa awal kehamilan. Telah diketahui bahwa asam folat sangat
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan putih. Disamping itu, asam folat juga dapat
mencegah anemia dan mencegah terjadinya defek neural tube seperti anensefalus (tidak
terbentuknya batok kepala) dan spina bifida (penonjolan kearah luar tubuh sumsum dan tulang
belakang yang dapat mengakibatkan kelumpuhan). Kekurangan asam folat juga dapat
menimbulkan terjadinya gangguan diginjal dan hepar janin, timbulnya Sindrom Down, dan
gangguan disaluran kemih.

D. Tanda dan Gejala

Berikut adalah gejala yang timbul disebabkan oleh komplikasi spina bifida, antara lain :
1. Penonjolan seperti kantung dipunggun tengah sampai bawah pada bayi baru lahir.
2. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
3. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul,tungkai atau pada kaki.
4. Penurunan sensasi.
5. Inkontinensia urine (beser/ngompol) maupun inkontinensia alvi/tinja karena ketidakmampuan
bladder dan bowel untuk merelaksasikan otot (spingter) secara volunteer.
6. Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi.
7. Bayi/anak denganmeningomyelocele banyak mengalami tethered spinal cord. Spinal cord
melekat pada jaringan sekitarnya dan tidak dapat bergerak naik ataupun turun secara
normal,sehingga dapat menyebabkan deformitas kaki, dislokasi panggul atau scoliosis.
8. Pada bayi/anak dengan spina bifida okulta tamoak seberkas rambut pada daerah sacrum (panggul
bagian belakang)
9. Lekukan pada daerah sacrum.
10. Hidrosefalus dapat mengenai 90% bayi dengan spina bifida. Bila Hidrosefalus dilakukan terapi
dengan cepat, maka inteligen bayi/anak dapat normal.
11. Farktur patologis dapat mengenai 25% bayi/anak dengan spina bifida disebabkan karena
kelemahan atau penyakit pada tulang.
12. Obesitas oleh karen ketidakaktivitas.
13. Gangguan pembelajaran.
14. Masalah psikologis, sosial dan seksual.
15. Alergi karet alami (latex)

E. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama,
wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut tripe screen, yang terdiri dari
pemeriksaan AFP (Alpha-fetoprotein), ultrasonografi dan cairan amnion. Tes ini merupakan tes
6
penyaringan spina bifida, Sindrom Down dan kelainan konginetal lainnya. 85% wanita yang
mengandung bayi dengan spina bifida akan memiliki serum alpha fetoprotein yang tinggi. Tes ini
memiliki angka positif palsu yang tinggi, artinya jika hasilnya positif, maka perlu dilakukan
pemeriksaan lanjut untuk memperkuat diagnosis. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) biasanya
dapat menemukan adanya spina bifida. Terkadang juga dilakukan amniosentesis (analisis cairan
ketuban).
Setelah bayi lahir, mka dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan
2. USG tulang belakang yang dapat menunjukan adanya kelainan pada korda spinalis maupun
vertebra/tulang belakang
3. CT scan atau MRI tulang belakang terkadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya
kelainan.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada bayi denga spina bifida memerlukan koordinasi tim yang terdiri dari
spesialis anak,saraf,bedah saraf,rehabilitasi medic,ortopedi,endokrin,urologi dan tim terapi
fisik,ortotik,okupasi,psikolog,perawat,bidan,ahli gizi,pekerja sosial,dan lain-lain.
Koordinasi tim bertujuan untuk melakukan penatalaksanaan awal sebagai berikut :
a. Mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida
b. Meminimalkan komplikasi seperti infeksi
c. Membantu keluarga dalam menghadapi kelainan konginetal ini

Penatalaksanaan dapat dilanjutkan dengan melakukan tindakan-tindakan berikut :


a. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus,
kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina
bifida.
b. Penekanan lembut di atas kandung kemih untuk membantu memperlancar aliran air kemih.
c. Pemasangan kateter dilakukan pada kasus berat yaitu inkintinensia urine yang tidak terkontrol.
d. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot dan
untuk mencegah deformitas muskuluskeletal pada bayi baru lahir.
e. Antibiotic diberikan untuk mengobati dan mencegah meningitis, ISK dan infeksi lainnya.
f. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar untuk memperbaiki saluran pencernaan.
g. Ahli bedah tulang (ortopedi) dan terapi fisik dilakukan untuk mengatasi gejala muskuluskeletal.
h. Pembedahan shunting kadang diperlakukan untuk memperbaiki hidrosefalus yang dapat
mengurangi mielomeningokel secara spontan.
i.
G. Prognosis

Prognosis spina bifida tergantung pada berat ringannya kelainan konginetal. Hidronefrosis
total/paralisis komplit dan defek konginetal lainnya merupakan prognosis yang buruk. Namun,

7
dengan penanganan yang baik, sebagian besar bayi-bayi dengan spina bifida dapat hidup sampai
dewasa.
H. Pencegahan

Resiko terjadinya spina bifida pada bayi dapat dikurangi apabila wanita yang akan hamil
mengkonsumsi asam folat yang cukup. Kekurangan asam folat pada wanita dapat dikoreksi
terlebih dahulu sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Bidan/perawat sebaiknya menyarankan agar wanita hamil rajin memerikasakan kehamilannya
pada trimester pertama dan mengkonsumsi asam folat sebanyak 400 mcg/hari. Kebutuhan asam
folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari. Asam folat banyak terdapat dalam sayuran hijau daun
(bayam,brokoli,buah avokat,pisang,jeruk,berry,telur,ragi,silver beet,serta makanan lain yang
diperkaya asam folat seperti nasi,pasta,kedelai,cereal.

DEFINISI ASAM FOLAT

Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan terjadinya defek
tubaneural seperti spina bifida dan anesefalia yang sangan berbahaya bagi perkembangan
selanjutnya.dari survey mengatakan bahwa kebanyakan wanita mengkonsumsi fotal lebih sedikit
dari kebutuhan yaitu 0.2 mg perhari dengan peningkatan 33% RDA folat untuk wanita hamil
yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadinya peningkatan sebanyak 10% dari sebelumnya.
Makanan yang kaya akan asam folat dapat di jumpai pada sayuran hijau,jus jeruk,asparagus,dan
brokoli.asam folat merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan karena
dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube defect) sperti spina bifida. Ibu hamil harus
meningkatkan asupan folat hingga 0,4-0,5 mg per hari. Mengkonsumsi folat sebelum dan pada
awal kehamilan dapat mencgah dari 10 kasus cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk
perkembangan tulang ,jringan tisu dan darah,karna ketiadan amino cuka mencegh bayi
mengalami kelainan. Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan hasil olahanya,seperti
daging,hati,telur,keju,susu,kacang-kacangan dan sayur-sayur.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat.
Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di
garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas.
Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter
tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal
sesudah operasi.
B. Saran
Deteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan dianjurkan untuk semua ibu yang telah
melahirkan anak dengan gangguan ini dan dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua wanita
hamil.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani Anik, & Nurhayati. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyakit Pada Neonatus.
Jak-Tim: CV Trans Info Media.

Proverawati Atikah, & Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.Yogyakarta:
NuMed.

Eka Purnamaningrum Yuliasti. 2010. Penyakit pada Neonatus,Bayi dan


Balita.Yogyakarta: Fitramaya.

10

Anda mungkin juga menyukai